Anda di halaman 1dari 21

SINDROM MATA

KERING
(DRY EYE SYNDROME)

OLEH : KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


JUDO DARFIN - 112020007 RS BAYUKARTA
MARIA AGUSTINA DEE - 112020008 PERIODE
VIRIYA - 112021098 13 SEPTEMBER 2021 – 16 OKTOBER 2021
ANATOMI

Kompleks lakrimalis terdiri atas :


 Glandula lakrimalis
 Glandulae lakrimalis aksesori
 Kanalikuli
 Sakus lakrimalis
 Duktus nasolakrimalis.
ANATOMI

Glandula lakrimalis terdiri atas :


 Bagian orbita
 Bagian palpebra
 Pembuluh darah limfe
 Persarafan
ANATOMI

 Pasokan darah glandula lakrimalis asalnya dari a. lakrimalis


 Vena dari kelenjar bergabung dgn v. oftalmika
 Drainase limfe menyatu dgn pembuluh limfe konjungtiva mengalir

ke limfonodus pra-aurikula
ANATOMI

Pasokan saraf ke glandula lakrimalis adalah


melalui:
 Nervus lakrimalis (sensoris)
 Nervus petrosus superfisialis magna (sekretoris)
 Nervus simpatis yang menyertai arteria
lakrimalis dan nervus lakrimalis.
DEFINISI DRY EYE

 Terjemahan dari "keratoconjunctivitis sicca" dari


bahasa Latin adalah "kekeringan kornea dan
konjungtiva

 Dry Eye Syndrome (Sindrom Mata Kering) atau Keratoconjunctivitis Sicca (KCS) adalah penyakit mata
dimana jumlah atau kualitas produksi air mata berkurang atau penguapan air mata film meningkat.
ETIOLOGI
 Kondisi ditandai hipofungsi Penyakit sistemik
kelenjar lakrimal

Kongenital Didapat Infeksi

Cedera
Dysautonomia familier
(sindrom Riley-Day)
Aplasia kelenjar lakrimal Medikasi
(alakrima kongenital)
Aplasia nervus trigeminus
Dysplasia ektodermal Neurogenik-
neuroparalitik
ETIOLOGI

Kondisi ditandai defisiensi musin :


 Avitaminosis A Kondisi ditandai defisiensi lipid

 Sindrom steven-johnson 1) Parut tepian palpebra

 Pemfigoid okuler 2) Blepharitis


 Konjungtivitis menahun, Luka bakar
kimiawi
 Medikasi-antihistamin, agen muskarin, agen
Beta-adregenic blocker
ETIOLOGI

Penyebaran defektif
film air mata
disebabkan :
 Kelainan palpebra

Defek, coloboma
Ektropion atau entropion Kelainan konjungtiva
Keratinasi tepian palpebra a) Pterygium
Berkedip berkurang atau b) Symblepharon
tidak ada
Lagophthalmus Proptosis
EPIDEMIOLOGI

 Mata kering merupakan salah satu gangguan yang sering pada mata,
persentase insidenisanya sekitar 10-30% dari populasi, terutama
pada orang yang usianya lebih dari 40 tahun dan 90% terjadi pada
wanita. Frekuensi insidensia sindrom mata kering lebih banyak
terjadi pada ras Hispanic dan Asia dibandingkan dengan ras
kaukasius.
FISIOLOGI

1. Sistem Sekresi Air mata


1) Lapisan Superficial (lipid monomokuler yang
berasal dari kelenjar meibom)
2. Lapisan Tear Film Menghambat penguapan dan membentuk sawar kedap
air saat palpebra ditutup

2) Lapisan akueosa (kelenjar lakrimal utama


(mayor) dan aksesorius (minor))
Mengandung oksigen, elektrolit dan banyak protein
seperti growth factors, yang berfungsi sebagai sumber
nutrisi dan menyediakan lingkungan yang cocok untuk
epitel permukaan.

3) Lapisan musinosa (sekresi kelenjar Meibomian,


Zeis, dan Moll)
sebagai surfaktan yang membantu air mata membasahi
epitel kornea yang bersifat hidrofobik. Lapisan ini juga
berfungsi dalam mempertahankan kejernihan
penglihatan dan kekuatan refraksi.
Disfungsi Tear film:
1) Perubahan jumlah tear film. defisiensi aqueous, difisiensi musin atau sebaliknya kelebihan aqueous dan
musin dan /atau abnormalitas lipid (disfungsi kelenjar meibom)
2) Perubahan komposisi tear film.
permukaan kornea atau limbus yang tidak rata (inflamasi,
3) Penyebaran tear film yang tidak merata akibat permukaan kornea yang irregular.
jaringan parut, perubahan distropi) atau penggunaan lensa
kontak yang tidak benar, serta disfungsi dari palpebra
FAKTOR RISIKO
MANIFESTASI KLINIS

 Sensasi tergores atau berpasir


 Gatal
 Sekresi mucus berlebih
 Ketidakmampuan menghasilkan air mata
 Sensasi terbakar
 Fotosensitivitas
 Kemerahan
 Sakit
 Sulit menggerakkan palpebra.
PATOFISIOLOGI

Mata kering

Produksi Produksi musin


Produksi lipid <
aqueous < <

Perlekatan air
Proteksi air Mata kering, O2
mata dgn epitel
mata < <
kornea <

Air mudah
menguap

Kompensasi:
lakrimasi >>
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tes Schirmer Tes ini dilakukan dengan mengeringkan film air mata dan memasukkan strip Schirmer (kertas saring
Whatman No. 41) kedalam cul de sac konjungtiva inferior pada batas sepertiga tengah dan temporal dari palpebra inferior.
 Tes Break up Time Pengukuran tear film break-up time kadang-kadang berguna untuk memperkirakan kandungan musin
dalam cairan air mata. Kekurangan musin mungkin tidak mempengaruhi tes Schirmer namun dapat berakibat tidak
stabilnya film air mata.
 Tes Ferning Mata Sebuah tes sederhana dan murah untuk meneliti mukus konjungtiva dilakukan dengan mengeringkan
kerokan konjungtiva di atas kaca obyek bersih. Pada pasien konjungtivitis yang meninggakan parut (pemphigoid mata,
sindrom stevens johnson, parut konjungtiva difus), arborisasi berkurang atau hilang.
 Pemulasan Flourescin Menyentuh konjungtiva dengan secarik kertas kering berflourescein adalah indikator baik untuk
derajat basahnya mata, dan meniskus air mata mudah terlihat. Flourescein akan memulas daerah-daerah tererosi dan terluka
selain defek mikroskopik pada epitel kornea.
 Pemulasan Rose Bengal

Bengal rose lebih sensitif dari flourescein. Pewarna ini akan memulas semua sel epitel non-vital yang mengering dari kornea
konjungtiva.
PENATALAKSANAAN

 Air mata buatan (tetes dan salep)

 Retinoid topikal baru-baru ini dilaporkan bermanfaat menunda perubahan selular (metaplasia skuamosa) yang
terjadi di konjungtiva pada pasien mata kering.
 Siklosporin topikal (0,05%, 0,1%) dilaporkan sebagai obat yang sangat efektif untuk mata kering di banyak studi
terbaru. Ini membantu mengurangi inflamasi cell-mediated pada jaringan lakrimal.
 Mukolitik, seperti acetylcystine 5% dipakai 4 kali sehari membantu menyebarkan mukus dan menurunkan
viskositas air mata.
 Tetrasiklin sistemik dapat diberikan untuk mengatasi blepharitis dan mengurangi mediator inflamasi di air mata.
 Pelembap, kacamata pelembap, kacamata renang
KOMPLIKASI PROGNOSIS

 Ulkus kornea
 Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual
 Penipisan kornea
pada pasien dengan sindrom mata kering baik.
 Perforasi
 Infeksi bakteri sekunder
KESIMPULAN

Sindrom mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan ketidakstabilan produksi
dan fungsi dari lapisan air mata. Angka kejadian Sindroma Mata Kering ini lebih banyak pada wanita dan cenderung
meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Pasien dengan mata kering paling sering mengeluh tentang sensasi gatal
atau berpasir (benda asing). Pada kebanyakan pasien, ciri paling luar biasa pada pemeriksaan mata adalah tampilan
yang nyata-nyata normal. Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom mata kering
baik. Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan kornea, dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi
bakteri sekunder, dan berakibat parut dan vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan penglihatan. Terapi dini
dapat mencegah komplikasi-komplikasi ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai