DEGENERASI
MAKULA
Keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
KATARAK lensa, denaturasi protein lensa akibat
terjadi kedua-duanya
KLASIFIKASI KONGENITAL DEGENERATIVA KOMPLIKATA TRAUMATIK
KATARAK
(ILYAS 2006)
PENYEBAB
KEKERUHAN
PRIMER: GANGGUAN
SEKUNDER: POST KOMPLIKASI PENYAKIT:
PERKEMBANGAN &
METABOLISME DASAR LENSA PEMBEDAHAN RUBELA, DM
USIA
Katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi masih < 1
tahun. Termasuk kekeruhan lensa yang timbil sebagai kejadian primer
atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin lokal atau umum.
PEMERIKSAAN :
●
RIWAYAT PERINATAL IBU: Rubela, Obat
●
DARAH: DM
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan pada pasien setelah PEMERIKSAAN KLINIS
menjalani operasi EKEK atau adanya trauma
mata yang mengakibatkan mata kabur, - Tampak gelembung gelembung kecil dan
Fotofobia debris pada kapsul posterior
- Pada tahap selanjutnya akan ditemukan
Jika dilakukan pemeriksaan oftalmoskop, kaca
gambaran “Mutiara Elsching” pada kapsul
pembesar atau slit lamp, akan tampak posterior
gelembung-gelembung kecil pada belakang - Ditemukan cincin soemmering daerah
lensa psoterior kapsul lensa
Tes tajam penglihatan visus menurun
TINDAKAN OPERASI
EXTRA CAPSULER CATARACT EXTRACTION ( ECCE )
INTRA CAPSULER CATARACTEXTRACTION ( ICCE )
SMALL INCISION CATARACT SURGERY ( SICS )
PHACOEMULCIFICATION
GLAUKOMA
Suatu neuropati
optik kronik
didapat yang
ditandai oleh
pencekungan
(cupping) diskus
optikus dan
pengecilan lapang
pandang, biasanya
disertai
peningkatan
tekanan intraokular
3 Faktor yang Mempengaruhi TIO
Tingkat produksi aqueous humor oleh korpus
siliaris
TRABEKULAR OUTFLOW
UVEOSCLERAL OUTFLOW
Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan
B. Glaukoma Kongenital
1. Glaukoma kongenital primer D. Glaukoma absolut
2. Glaukoma yang berkaitan dengan
kelainan perkembangan mata Hasil akhir semua glaukoma yang tidak
terkontrol adalah mata yang keras, tidak
3. Glaukoma yang berkaitan dengan
dapat melihat, dan sering nyeri.
kelainan perkembangan ekstraokular
GLAUKOMA PRIMER
TEMUAN KLINIS
• Terjadi
Pasien bila
tampak sakit berat
terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi COA oleh
• iris
Sakit kepala
perifer --> menghambat aliran keluar aqueous dan TIO meningkat
• dengan
Muntah-muntah
cepat, menimbulkan :
• Penglihatan
nyeri hebatsangat kabur
• Kelopak mata bengkak
kemerahan
• Konjungtiva bulbi sangat
dan penglihatan kabur hiperemis (Injeksi siliar)
• Kornea berkabut
• COA dangkal
• Pupil dilatasi
• Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari
GLAUKOMA KONGENITAL
Dibagi menjadi :
• Kelainan perkembangan yang terbatas pada sudut
Glaukoma Kongenital
Primer COA
• Sindrom Axenfeld-Reiger
Anomali • Anomali Peters
Perkembangan
• Keduanya disertai kelainan perkembangan iris
Segmen Anterior
dan kornea
• Aniridia
Berbagai Kelainan • Sindrom Sturege-Weber
Lain
• neurofibromatosis
Epif
ora
Fotof
obia
Blefaro
-
spasme
1. Perubahan Lensa
2. Kelainan Uvea
3. Trauma
4. Bedah
5. Rubeosis
6. Steroid dan lainnya
• Katarak stadium lanjut mengalami kebocoran kapsul lensa Fakolitik
anterior protein lensa mencair masuk COA jalinan trabekula Glaukoma
edema dan tersumbat peningkatan TIO mendadak
Lensa
• Lensa yang menyerap cukup banyak air sewaktu mengalami
perubahan katarak, sehingga ukuran membesar
Intumesensi
• Terjadi akibat trauma atau spontan (sindrom Marfan) Lensa
• Dislokasi anterior sumbatan pada bukaan pupil iris bombe Dislokasi
dan penutupan sudut
SEKUNDER: Glaukoma Akibat Tekanan Lensa
• Beberapa kelainan yang ditandai dengan endotelium Iridokorneoendotel
kornea yang abnormal yang menyebabkan derajat
variabel atrofi iris, galukoma sudut tertutup
Sindrom
sekunder, dan edema kornea.
• Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan
glaukoma akibat pergeseran korpus siliaris ke
Tumor
anterior penutupan sudut sekunder
• Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel Uveitis
radang dari COA disertai edema sekunder
SEKUNDER: Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis
GLAUKOMA SEKUNDER
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis TIO dengan Oftalmoskopi Perimetri
Gonioskopi
Tonometri
Untuk diagnosis sebelumnya harus menyingkirkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Episode peningkatan TIO sebelumnya, seperti yang disebabkan oleh uveitis
anterior, trauma, atau terapi steroid topikal.
2. Variasi diurnal yang besar pada TIO dengan peningkatan mencolok,
biasanya pada pagi hari.
3. TIO yang berubah sesuai postur, dengan peningkatan mencolok saat pasien
berbaring rata.
4. Peningkatan TIO intermiten, seperti pada penutupan sudut subakut.
5. Penaksiran TIO yang terlalu rendah akibat berkurangnya ketebalan kornea.
6. Penyebab kelainan diskus optikus dan lapangan pandang yang lain termasuk
kelainan diskus kongenital, neuropati optik herediter, dan atrofi optik
didapat akibat tumor atau penyakit vaskular.
GEJALA DAN TANDA
Cara :
Pasien tidur terlentang
Diberi anestesi topikal pada kedua
mata
Pasien menatap lurus ke depan
Kelopak mata ditahan pada tepian
tulang orbita
Tonometer diturunkan sampai
ujung cekung laras menyentuh
kornea
Gunakan kartu konversi untuk
mengetahui nilai pada skala ke
dalam mmHg
NORMAL GLAUKOMA
OFTALMOSKOPI
Policarpin
Carbachol
Adrenergik :
Diviprefine
TERAPI BEDAH dan LASER
1. Trabekulektomi 4. Non penetrating surgery
Membuat lubang yang viscocanalostomy deep sclerectomy
menghubungkan bilik depan mata & menghubungkan bilik depan mata tidak
subkonjungtiva langsung
Arteri Vena
• Arteri retina sentral: arteri akhir yang • Venula kecil: memiliki struktur yg
memasuki nervus opticus. sama dengan kapiler namun lebih
• Arteriol retina: berasal dari arteri besar
retina sentral yang mengandung otot • Venula besar: mengandung otot
polos polos
• Kapiler: terdiri atas sel endotel dan • Vena: otot polos dan jaringan elastis
perisit
Lapisan Retina
1. Fotoreseptor
2. Membran limitan eksterna
3. Nukleus luar
4. Pleksiform luar
5. Nukleus dalam
6. Pleksiform dalam
7. Sel ganglion
8. Serabut saraf
9. Limitan interna
Retinopati
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh radang.
Retinopati Diabetikum
Retinopati diabetik : penyebab utama
kebutaan pada usia produktif di negara barat
(20 – 65 tahun)
• Mikroaneurisma
• Perdarahan
• Dilatasi vena
• Hard exudate
• Soft exudate
• Neovaskularisasi
• Edema retina
• Hiperlipidemia
Gejala objektif pada retina
Mikroaneurisme - penonjolan dinding
kapiler terutama daerah vena dengan bentuk
berupa bintik merah kecil yang terletak
dekat pembuluh darah terutama polus
posterior
Dilatasi Vena
Perubahan pembuluh darah berupa dilatasi
–lumen ireguler dan berkelok kelok
Hard exudate merupakan
infiltrasi lipid ke dalam retina
Perdarahan Retina
Retinopati Proliferatif
Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus optikus (NVD) atau
bagian retina lainnya (NVE).
Tatalaksana
Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.
Arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina
dan perdarahan retina.
Dapat berupa:
- Perdarahan : Primer dan sekunder
- Eksudat : Cotton wool, eksudat pungtata, dan eksudat putih
BENTUK KELAINAN PEMBULUH DARAH
Penyempitan (spasme)
Percabangan arteriol yang tajam
Fenomena Crossing/sclerosis pembuluh darah
- Refleks copper wire
- Refleks silver wire
- Sheating
- Lumen pemb darah ireguler
- Fenomena crossing Elevasi, deviasi, dan kompresi
• Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan Stadium IV
penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
• Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol Stadium III
di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
• Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, kadang dengan penciutan setempat sampai Stadium II
seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang keras.
Stadium I
• Terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil.
Klasifikasi Menurut Scheie
Diagnosis dan tatalaksana
tonometri.
Pemeriksaan laboratorium menyingkirkan penyebab lain retinopati selain
dari hipertensi.
Tatalaksana mengatasi hipertensi perubahan gaya hidup dan kombinasi