Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

CHONDROSARCOMA
M. BAYHAQI RACHMAN
PEMBIMBING
DR. ABDUL WARIS SP. RAD
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU RADIOLOGI
RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE SEPTEMBER – 5 OKTOBER 2019
DEFINISI
• Chondrosarcoma dapat diartikan sebagai tumor atau neoplasma yang
bersifat malignan yang melibatkan jaringan tulang rawan atau
kartilago. Sel-sel tumor akan membuat jaringan tulang rawan tersebut
tumbuh tidak normal.4
ANATOMI
KLASIFIKASI
1. Primary of osteochondroma
2. Secondary – terbentuk karena 3. Juxtacortical – Permukaan
lesi kartilago yang mendasarinya tulang
seperti enchondroma or berdasarkanhistologisnya
osteochondroma.
1. Central/ intrameduler
2. Clear cell CS
Berdasrakan letak lesi
3. Mesenchymal
1. Central – dalam medullary cavity
4. Dedifferentiated
2. Peripheral - in the cartilage cap
Tulang panjang dari bagian innominate bone
appendicular skeleton adalah lokasi • 8% tulang rusuk
paling umum pada chondrosarcoma
sentral (45% kasus) • 5% tulang belikat
• femur (20-35%) • 2% tulang dada.
• tibia (5%) • Namun, hampir semua tulang dapat
terlibat, termasuk tulangtulang-
• extremitas atas (10-20%) tulang kecil tangan dan kaki.
• dimana tulang humerus adalah Dalam tulang panjang,
kasus paling sering ditemui, tulang
axial juga secara relative ditemukan • 50% metafisis.
dimana 25% tumor terkait • 36% diafisis.
ETIOLOGI
• Sampai saat ini, etiologi atau penyebab pasti terjadinya
chondrosarcoma belum diketahui dengan jelas. Namun, Batsakis JG
dkk (1980) menyatakan bahwa chondrosarcoma sering dihubungkan
dengan pasien dengan riwayat enchondroma atau osteosarcoma.
Sedangkan, faktor-faktor predisposisi terjadinya chondrosarcoma
diantaranya eksostosis herediter, Ollier's disease, Maffucci's
syndrome, Paget's disease, chondromyxoid fibroma, dan radiasi.1
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri, tergantung pada predileksi serta ukuran tumor.
• Pembengkakan lokal biasa ditemukan.
• Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.
• Frekuensi miksi meningkat Manifestasi klinis ini ditemukan pada
chondrosarcoma di pelvis.
PATOFISIOLOGI
• Secara fisiologis, kondrosit yang mati dibersihkan oleh osteoklas ->
diinvasi oleh osteoblast-osteoblas yang melakukan proses osifikasi ->
diafisis bertambah panjang dan lempeng epifisis kembali ke ketebalan
semula.
• Namun pada chondrosarcoma proses osteogenesis tidak terjadi, sel-
sel kartilago menjadi ganas dan menyebabkan abnormalitas
penonjolan tulang, dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• Foto radiografi
• CT SCAN
• MRI
Chondrosarcoma sentral low grade
• Radiograf knee joint anteroposterior (AP)
menunjukkan suatu lesi sklerotik pada
proximal tibia yang menampilkan gambaran
ring-and-arc chondral type mineralization.
• Axial CT menggambarkan endosteal
scalloping di cortex, dimana gambaran ini
tidak dapat dilihat melalui foto konvensional
• Coronal T1W FSE MRI menunjukkan classic
lobular appeareance dimana terdapat lesi
signal void yang menggambarkan mineralisasi
matrix dan area hiperintensitas yang
menggambarkan tulang rawan
• Axial fatsuppressed T2W FSE MRI
menunjukkan kedalaman dan perluasan
endosteal scalloping
• Chondrosarcoma sentral grade 2
• Radiograf Left proximal humerus AP menunjukkan lesi ill-defined lytic dengan
mineralisasi matrix , yang menggambarkan permeative bone destruction atau
moth eaten
• Sagittal T2W FSE dan c axial PDW FSE MRI menunjukkan extensive cortical
destruction dengan soft tissue extension dari lesi
• Chondrosarcoma Sentral high grade
• Radiograf knee joint AP menggambarkan
lesi litik destruktif dari distal lateral femur,
yang menyebabkan penebalan cortical,
reaksi periosteal dan marginal sclerosis
• Coronal T1W FSE MRI menunjukkan lesi
intermediate SI dengan reak si periosteal
dan marginal skelorisis
• Sagittal T2W FSE MRI menunjukkan lesi
hiperintense dengan hypointense internal
septa dan posterior extraosseous extension
• Axial fat suppressed T2W FSE MRI
menunjukkan destruksi kortikal, soft tissue
extension dan peri lesional marrow edema
like SI
• Clear cell chondrosarcoma
• Radiograf left hip AP menunjukkan lesi
lytic di caput femoris dengan poorly-
defined, thin sclerotic margin
• CT left hip menggambarkan
mineralisasi matrix dan sclerotic
margin lesi
• Coronal T1W SE dan d coronal
fatsuppressed T2W FSE MRI
menunjukkan lesi low-intermediate SI
note batas sclerosis halus (panah) dan
tidak adanya edema meduler reaktiv
dan synovitis.
• Mesenchymal Chondrosarcoma
• Foto knee AP dan b. lateral
menunjukan lesi litik
predominan, lesi lobular di
proximal tibia (panah) dengan
internal tuberkulasi
• Dedifferentiated chondrosarcoma.
• Radiograf Femur AP menunjukkan
lesi extensive, tidak tervisualisasi
baik campuran litik dan sklerotik di
proximal femur, dimana
mengambarkan endosteal scalloping
(panah)
• Lateral radiograf proximal femur
menunjukan chondral-type
mineralization di komponen lesi
intramedullary (panah) dan
mineralisasi osteoblastic dari
dedifferentiated component
(arrowheads).
• c Axial CT femur mengambarkan
osteoblastic posterior soft-tissue
mass (arrows)
• Periosteal xhondrosarcoma
• Lateral radiograf knee
menunjukkan lesi lytic
predominan dengan chondral-
type matrix mineralization
(panah) dari permukaan
posterior distal femur. Dengan
penebalan kortikal
• Sagittal T2W FSE MR image
menggambarkan lesi peningktan
SI predominan dengan morfologi
lobular
• secondary chondrosarcoma pada tibia
• lateral radiograf menggambarkan massa soft tissue dengan extensive chondral-
type matrix mineralisation di posterior proximal tibial cortex.
• Sagittal T2W FSE MR image menunjukkan hiperintense cartilage cap (panah)
dengan area signal void karena mineralisasi matrix
• Axial PDW FSE MR image menggambarkan batang dari osteochondroma (panah
hitam), lobular appearance pada cartilage cap (panah putih), cartilage cap
menebal dengan mineralisasi matrix.

Anda mungkin juga menyukai