Anda di halaman 1dari 46

CASE BASED DISCUSSION

Ulkus Pedis Diabetikum


OLEH DOKTER MUDA FK UNUSA:
Ainun Nufus
Putri Faiqotul Hikmah

Dokter Pembimbing:
dr. Danny Irawan, Sp.PD

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSI Jemursari Surabaya Kepaniteraan Klinik
2019
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh adanya hiperglikemia yang
disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.
komplikasi diabetes melitus kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa:
• kelainan pada retina mata
• glomerulus ginjal
• syaraf dan
• pada otot jantung (kardiomiopati).
Pada pembuluh darah besar (makrovaskular),dapat terjadi pada:
• pembuluh darah serebral
• jantung (penyakit jantung koroner)
• dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah).
Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi
saluran kemih, tuberkulosis paru dan infeksi kaki, yang Kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangrene
diabetes
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Ny. Wiwik Herniawati


No RM : 324195
Usia : 45 th
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Wonocolo, Surabaya
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Agama : Islam
MRS : 04 november 2019 pukul 23.15
KRS : 05 november 2019
Anamnesis (Subyektiv)
• Keluhan Utama: Nyeri pada jempol kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri pada jempol kanan sejak 2 hari sebelum dating ke IGD.
Awalnya nyeri dirasakan hilang timbul, tapi sejak pagi hari sebelum ke RS nyeri
dirasakan terus menerus dan semakin memberat. Nyeri dirasakan tambah berat saat
kaki digerakkan dan membaik setelah minum obat antinyeri (pasien lupa nama obatnya)
namun beberapa jam setelah minum obat nyeri akan muncul lagi.
Nyeri awalnya dirasakan 2 hari setelah pasien melakukan ekstraksi kuku pada
jempol kanannya di RS Bhayankara pada tanggal 29/10/19. Nyeri cekot-cekot pada
jempol kanan dan daerah sekitar jempol mulai bengkak dan kemerahan. Pasien juga
mengeluh panas tinggi dan menggigil di hari yg sama saat pasien mengeluh nyeri di
jempolnya. Demam sempat turun setelah pasien minum obat panadol tetapi hanya
bertahan 4 jam saja setelah itu demam lagi
Cont..
Pasien mengaku mulai muncul luka di jempol kanannya sekitar 4 bulan lalu.
Awalnya pasien merasa kakinya tidak merasakan apa-apa, dan luka timbul akibat
pasien memotong kuku terlalu dalam. Pasien juga menderita diabetes mellitus
sudah 2 tahun terakhir dan rutin control serta minum obat glibenklamid dan
metformin. Pasien juga mengaku sudah mengontrol makanan tetapi kurang
aktivitas dikarenakan pasien sering merasa lemas. Akhir-akhir ini pasien mengaku
sering kali stress dan tiap stress gula darahnya akan meningkat. Saat datang ke IGD
dan cek gula darahnya di dapatkan hasil GDAnya High (terlalu tinggi). Kemudian
dilakukan perawatan pada luka post ekstraksi kuku di jempol pasien dan
dijadwalkan amputasi pada hari selasa sore pukul 15.00 karena pada luka sudah
terjadi pembengkakan dan terdapat nanah.
Pasien juga mengeluh nyeri saat kencing, dan kencingnya sedikit keruh serta
keluarnya hanya sedikit-sedikit.
Anamnesis (Subyektif)
• Riwayat Penyakit dahulu
• Diabetes mellitus sejak tahun 2017
• HT disangkal
• Penyakit Jantung disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Ibu pasien DM + dan HT

• Riwayat Kebiasaan
• Kurang aktivitas dan sering stres

• Riwayat pengobatan
• Glibenclamide 1-0-0
• Metformin 3x1
Pemeriksaan Fisik

Kepala / Leher A/I/C/D : -/-/-/-


Pembesaran KGB dan tiroid (-)

Objective Trachea letak tengah


Peningkatan JVP (-)

Thorax PARU
Keadaan umum Lemah Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi intercostal (-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba sama simetris
Kesadaran GCS: 4-5-6 / Compos Mentis Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Tekanan darah 90/50 JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Nadi 100x/menit Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line kanan ics 4, batas kiri jantung di miclavicula
Suhu 36,3 line kiri ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Frekuensi napas 20x/menit
Abdomen Inspeksi : meteorismus (-), spider nevi (-)
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-), splenomegaly (-)

Ekstremitas Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas


CRT <2 detik
Edema -/-
Ulkus (+) di jempol kaki kanan
Pemeriksaan Penunjang ( IGD, 05/11/19)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Darah Lengkap Leukosit 24,14 ribu/Ul 3,80-10,6

Basofil 0,606 % 0-1


Neutrofil 85,63 % 39, 3-73,7
HbsAg Rapid Non
Limfosit 6,118 % 25-40 IMUNOSEROLOGI
Reaktif
Eosinofil 0,353 % 2-4
High mg/dL <200
Monosit 7,289 % 2-8 GULA DARAH GDA (IGD)
Eritrosit 3,9 juta/Ul 4,40-5,90
436 mg/dL <200
Hemoglobin 10,38 g/Dl 13,2-17,3 GDA Ruangan

Trombosit 348 ribu/Ul 150-440 <200


GDA Pagi 334 mg/dL
Indeks Eritrosit MCV 82,2 Fl 80-100
MCH 27,4 Pg 26,0-34,0
189 <200
GDA mg/dL
MCHC 33,3 % 32-36

Fungsi Ginjal BUN 38,7 mg/dlm 10-20


Creatinin 1,32 g/dL 0,62-1,10

Natrium 121,80 mEq/L 135-147


Kalium 5,56 mEq/L 3,5-5,0
Elektrolit
Chlorida 90,30 mEq/L 95-105
(06-11-2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan Sedimen Eritrosit 1-3 lp 0 – 1 lp
UL Warna kuning Kuning Urine
Leukosit 4-6 lp 0 – 1 lp
Kejernihan agak Jernih
keruh Epitel 6-8 lp 0 – 1 lp
Glukosa 4+ Negatif Kristal negative Negatif
Bakteri positif Negatif
Bilirubin negative Negatif
Cast negative Negatif
Keton negative Negatif Jamur positif Negatif
Parasit negative Negatif
Specific gravity 1,015

Blood negative Negatif Elektrolit Natrium 131,00 mEq/L 135-147

Kalium 5,12 mEq/L 3,5-5,0


Protein +1 Negatif
Chlorida 101,10 mEq/L 95-105
Urobilinogen 3,2 umol/l GDP 300 <126
mg/dL
Ph 5,0 GD1JPP 428 mg/dl <200

Leukosit +1 Negatif GDA 272 mg/dl <200

Nitrit negative Negatif GDA 169 mg/dl <200


malam
STATUS LOKALIS
Foto Thorax

Jantung : tidak bisa di katakan cardiomegaly karena


kurang inspirasi
Paru : tidak tampak infiltrate
Sudut sinus costophrenicus tajam
Tulang dan soft tissue normal

Kesimpulan : foto thoraks dalam batas normal


EKG

• Irama sinus 93x/menit, Axis frontal normal, axis horizontal normal, normal ECG.
PLANNING
TPL PPL ASSESSMENT DIAGNOSIS TERAPI MONITOR EDUKASI
 Nyeri pada jempol kanan  Nyeri pada jempol Ulkus diabetikum Foto pedis  Rawat luka 1x/24 jam  Luka / Selalu menjaga kaki
kanan AP/Lateral ulkus dalam keadaan bersih dan
 Post ekstraksi kuku klasifikasi  Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
kering
 Post ekstraksi kuku wagner 3
 Riwayat DM 2 tahun  Inj. Santagesik 1x1
 Potong kuku secara
 Riwayat DM Edmonds stage
 Riwayat pengobatan DM teratur
dengan obat  Febris
3 dan kriteria
Liverpool  Gunakan kaos kaki dan
glibenclamide dan
 Menggigil dengan alas kaki
metformin
 Leukositosis klasifikasi  Gunakan alas kaki yang
 Demam
sekunder longgar
 Ulkus diabetikum di
 Menggigil
digiti 1 pedis kanan
 Dysuria
 Kencing keruh  Riwayat Diabetes Diabetes GD2JPP Novorapid pump 72 unit  GDA  Makan teratur dengan
mellitus 2 tahun dalam 24 cc PZ jalan 1 memperhatikan prinsip 3J
 Leukosit : 24,14 ribu/Ul mellitus tipe 2 HbA1C  GDP
terakhir cc/jam
 Minum obat teratur
 BUN : 38,7 mg/dl  GD2JPP
 Riwayat pengobatan sesuai jadwal
 Creatinin : 1,32 mg/dl DM (glibenclamid dan
 Olahraga teratur
metformin)
 Kalium : 5,56 mEq/L Maintenance : novorapide
 Hindari stres
 Glukosuria
 GDA (IGD) : High 3 X 12 UI Subcutan
 GDA : High
 GDA (ruangan) : 436  Sansulin 0-0-12
mg/dL  GDA : 436 mg/dl
 Diet DM B1 1800
 GDA (07.00 WIB) : 334  GDA (07.00 WIB) : 334 kal/hari
mg/dL mg/dL

 GDA : 189 mg/dL  GDA : 189 mg/dL


Azotemia Acute Kidney Injury  Atasi penyebab (underlying Fungsi Ginjal :  Minum air secukupnya
disease)
BUN  Hindari obat-obatan
 Diet 20-30 kkal/kgbb/hari nefrotoksik
SK

 Dysuria Susp. ISK Kultur Urine Ciprofloxacin 1x500 tab  Urine lengkap Edukasi pasien untuk minum
cukup 2 L per hari
 Kencing keruh
Edukasi pasien untuk tidak
 Leukositosis menahan kencing

 Kalium : 5,56 Hyperkalemia Ca glukonas 10 % 3x 1 amp Serum elektrolit (Na, K,Cl) Hindari makanan tinggi kalium
seperti buah dan sayur
Kalitake 3x1 tab

 Natrium Hiponatremia Nacl 3 % 7 tpm Serum Elektrolit (Na, K, Cl)


Cabang infus PZ 1500 cc/24 jam
Follow Up 1
FOLLOW UP
TANGGAL SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLANNING
Rabu,  Nyeri pada jempol KU : Baik - Ulkus diabetikum - Infus Nacl 3 % 7 tpm
06/11/19 kanan (+) Kesadaran : Compos mentis - DM type 2 - Infus PZ 1500 cc/24 jam
 Mual GCS : 456 - ISK - Debridement
 Lemas TD : 100/70 - Hiperkalemia - Inj. Ceftriaxone 1 gr x 3
 Dysuria Nadi : 94x/menit - Novorapid pump 48 unit dalam 24 cc pz/24 jam
 Kencing sedikit keruh RR : 20x/menit - Novorapid 18 ui x 3 subcutan
 Demam T : 36,2 C - Sansulin log 0-0-12 unit
- Ciprofloxacin 500 mg tab x1
Pemeriksaan Fisik - Ca gluconas 10 % 3x1 amp
KEPALA LEHER - Kalitake 3x1 Tab
A/I/C/D : -/-/-/- - Antrain inj. 1 gr x3
Pembesaran KGB dan tiroid (-) - Sucralfat 3x1 cth
Trachea letak tengah - Metoclopramide inj 10 mg x 3
Peningkatan JVP (-) - Ondancentrone inj 4 mg x 3

THORAKS
- PARU
Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi intercostal
(-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba sama
simetris
Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-
/-)

- JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line kanan
ics 4, batas kiri jantung di miclavicula line kiri ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
TANGGAL SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLANNING

Rabu, ABDOMEN
06/11/19 Inspeksi : meteorismus(-), spider nevi (-)
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-), splenomegaly
(-)

EKSTREMITAS
Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas
CRT <2 detik
Edema -/-
Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra

Pemeriksaan penunjang :
Kalium : 5,12
GDP : 300 MG/DL
GD1JPP : 428 mg/dl
GDA : 272 mg/dl
GD malam : 169 mg/dl

URINE LENGKAP
Kejernihan : agak keruh
Glukosa : 4+
Protein : +1
Leukosit : +1
SEDIMEN URINE
Leukosit : 4-6 lp
Epitel : 6-8 lp
Bakteri : positif
Jamur : positif
Follow up 2
Kamis,  Nyeri pada jempol KU : Baik - Ulkus diabetikum - Infus PZ 1500cc/24 jam
07/11/19 kanan (+) sedikit Kesadaran : Compos mentis - DM Type 2 - Debridement
(KRS)  Mual GCS : 456 - ISK - Novorapid 20 U x 3 subcutan
TD : 110/80 - Sansulin 0-0-12
Nadi : 88x/menit - Ceftriaxone 3 x 1 gr
RR : 18x/menit - Ciproflocaxin tab 500 mgx 1
T : 36 C - Ca gluconas 3 x 1 amp
- Kalitake 3x1 Tab
Pemeriksaan Fisik - Antrain 3 x 1 gr
KEPALA LEHER - Sucralfat 3x1 cth
A/I/C/D : -/-/-/- - Metoclopramide inj 10 mg x 3
Pembesaran KGB dan tiroid (-) - Ondancentrone inj 4 mg x 3
Trachea letak tengah
Peningkatan JVP (-)
THORAKS
PARU
Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi
intercostal (-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba
sama simetris
Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)

JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line
kanan ics 4, batas kiri jantung di miclavicula line kiri
ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop
(-)
Kamis, ABDOMEN
07/11/19 Inspeksi : meteorismus (-), spider nevi (-)
(KRS) Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-),
splenomegaly (-)

EKSTREMITAS
Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas
CRT <2 detik
Edema -/-
Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra

Pemeriksaan penunjang :
GDP : 118 mg/dl
GD1JPP : 135 mg/dl
Resume pasien
• Anamnesis : Nyeri pada jempol kanan
• Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes mellitus sejak tahun 2017
• Diagnosis Masuk : DM hiperglikemi + ulcus pedis
• Indikasi Pasien Dirawat : Amputasi digiti 1 pedis
• Hasil Pemeriksaan
• Fisik : Keadaan umum : lemah ,TD : 90/50 mmHg N: 100x/menit,Temp :36,3 C, RR :20x/menit, K/L :
A/I/C/D-/-/-/- ,
• Thorax :Pulmo : ves/ves, Rh : -/- , wh : -/-, Cor : S1S2 tunggal, Mur-mur : (-), Gallop : (-)
• Abdomen :NT : tidak ada, BU : (+) normal
• Ekstremitas : Hangat kering merah disemua ekstremitas,Edema- ,CRT < 2 sec, Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra
Cont…
• Laboratorium : Leukosit : 24,14 ribu/U
• BUN : 38,7 mg/dl
• Creatinin : 1,32 mg/dl
Kalium : 5,56 mEq/L
GDA (IGD) : High
GDA (ruangan) : 436 mg/dL
GDA (07.00 WIB) : 334 mg/dL
• GDA : 189
• Radiologi : foto thoraks dalam batas normal
• Lain-Lain : Ekg  normal ECG
• Diagnose Akhir :
• Utama : Ulcus Pedis diabetikum
• Sekunder : DM tipe 2 Uncontrolled
• Pengobatan / Tindakan : amputasi digiti 1 pedis, koreksi hiponatremi dan hipokalemi
• Keadaan Waktu Keluar RS : membaik
• Prognosis : dubia ad bonam
• Terapi Pulang : ciprofloxacin 2x500mg
• Analtran 3x 1 tab
DISKUSI KASUS

Diabetes Melitus

Definisi
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.
Patofisiologi
Diabetes
Melitus
Tipe 2
Klasifikasi

Pada pasien ini mengalami diabetes


mellitus tipe 2 sejak 2 tahun terakhir yang
ditandai dengan gejala klinis
polidipsi,polifagi,poliuri, dan GDA awal
pasien saat pertama kali di diagnosis DM
tipe 2 yaitu 300 mg/dl.
Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah
yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti :

• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan


penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
1 sebabnya.

• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata


kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
2 vulva pada wanita.

Pada pasien ini mengalami diabetes mellitus tipe 2 sejak 2 tahun terakhir yang ditandai dengan
gejala klinis polidipsi,polifagi,poliuri, dan GDA awal pasien saat pertama kali di diagnosis DM
tipe 2 yaitu 300 mg/dl.
Kriteria Diagnosis DM:

Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes:


Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis
DM (mg/dl)

Pada pasien ini di dapatkan Gula Darah Acak awal saat di IGD yaitu high ( tidak
terdeteksi) kemudian setelah di terapi dengan insulin pump 72 unit dan maintanace
insulin novorapid, 3 jam kemudian di cek GDA ulang dan di dapatkan 436 mg/dl, pada
pemeriksaan GDA pagi di dapatkan 336 mg/dl dan setelah 3 jam di cek ulang di dapatkan
GDA 189 mg/dl.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

• Riwayat Penyakit
• Pemeriksaan Fisik
Langkah-langkah • Evaluasi Laboratorium
Penatalaksanaan Umum • Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap
penderita yang baru terdiagnosis DMT2

• Edukasi
• Terapi Farmakologis
Langkah-langkah
Penatalaksanaan Khusus
1. Obat Antihiperglikemia Oral
Pada pasien ini pertama kali didiagnosis diabetes mellitus tipe 2 sejak 2
tahun terakhir, pasien diterapi dengan OAD kombinasi 2 obat yaitu menggunakan
obat golongan insulin secretagok yaitu glibenclamid dengan dosis 5 mg dengan
pemberian 1 kali saat malam dan obat golongan insulin sensinitizer yaitu metformin
3 kali dalam sehari.
Gula darah pasien terkontrol tetapi sejak 4 bulan terakhir gula darah
pasien tidak terkontrol. Hal ini dapat disebabkan pola hidup pasien seperti menjaga
makan dan melakukan aktivitas fisik serta keteraturan minum obat tidak perhatikan
dengan baik oleh pasien
2. Obat Antihiperglikemia Suntik

Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
a. HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
b. Penurunan berat badan yang cepat
c. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
d. Krisis Hiperglikemia
e. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
f. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
g. Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan
makan
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
i. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
j. Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu Kerja (Time Course of Action)

pada pasien ini gula darah awal sangat tinggi maka diberikan terapi awal insulin novorapid
pump 72 unit dalam 24 cc PZ / 24 jam dengan maintanace injeksi novorapid 3x12 unit
subcutan. Dan diberikan insulin basal yaitu sansulin 1x 12 unit diberikan saat malam.
Komplikasi
Komplikasi dari DM sendiri dapat di golongkan menjadi komplikasi akut dan komlikasi kronik. Beberapa
contoh dari komplikasi akut adalah :
mikrovaskuler
Akut Retinopati diabetik
• Ketoasidosis diabetik KAD Neuropati diabetik
Nefropati diabetik
• Koma Hiperosmolar Non Ketotik
• Hipoglikemia
makrovaskular
kronik
Penyakit pembuluh darah jantung atau otak
• Mikrovaskuler
Penyakit pembuluh darah tepi, cth: ulkus iskemik kaki
• Makrovaskuler
Cont…

Pada pasien ini terjadi komplikasi makrovaskuler, pada kaki pasien terdapat ulkus
yang disebabkan karena trauma saat pasien memotong kuku terlalu dalam dan
terjadi luka sehingga harus dilakukan ekstraksi kuku. Pada saat di IGD ulkus pada
kaki pasien sudah terjadi pembengkakan dan terdapat pus. Kemudian dilakukan
debridement dan dilakukan amputasi pada digiti 1 pedis pasien. Selain terjadi
komplikasi makrovaskuler, pada pasien ini juga sudah terjadi komplikasi
mikrovakuler yaitu adanya gejala dyspepsia yang kemungkinan dapat
disebabkan karena gastropati diabetik. Pada pemeriksaan laboratorium juga
didapatkan peningkan BUN dan kreatinin dimana menunjukkan adanya
gangguan pada ginjal akut
Kaki Diabetes
Definisi
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Hasil
pengelolaan kaki diabetes sering mengecewakan baik bagi dokter pengelola maupun penyandang
DM dan keluarganya. Sering kaki diabetes berakhir dengan kecacatan dan kematian.
Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, masalah kaki diabetes masih merupakan masalah
besar. Sebagian besar perawatan penyandang DM selalu menyangkut kaki diabetes. Angka kematian
dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25%
Klasifikasi Kaki Diabetes Klasifikasi Liverpool
Klasifikasi primer:
1. Vaskular
klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah 2. Neuropati
kaki diabetes (Edmonds, 2005) :
3. Neuroiskemik
1. Stage 1: Normal Foot
Klasifikasi sekunder:
2. Stage 2: High Risk Foot
1. Tukak sederhana, tanpa komplikasi
3. Stage 3: Ulcerated Foot
2. Tukak dengan komplikasi
4. Stage 4: Infected Foot
5. Stage 5: Necrotic Foot • Klasifikasi Wagner
6. Stage 6: Unsalvable Foot • Wagner 0: Kulit intak/utuh
• Wagner 1: Tukak superfisial
• Wagner 2: Tukak dalam (sampai tendo, tulang)
• Wagner 3: Tukak dalam dengan infeksi
• Wagner 4: Tukak dengan gangren terlokalisasi
• Wagner 5: Tukak dengan gangren luas seluruh kaki.
Klasifikasi PEDIS (International Working Group of
Diabetic Foot, 2003)

Pada pasien ini ulkus pedis berdasarkan klasifikasi wagner


termasuk dalam wagner 3 yaitu tukak dalam dengan infeksi
yang ditandai dengan gejala klinis pasien yaitu adanya febris
dan terdapat leukositosis. Berdasarkan klasifikasi Edmonds
pada pasien ini termasuk dalam stage 3 yaitu ulcerated foot
yang mana pada stage 3 sudah harus dilakukan wound control
dan infection control serta atasi factor resiko, berdasarkan
klasikasi PEDIS termasuk dalam stage infection ditandai
dengan adanya lekositosis pada pasien, sedangkan
berdasarkan klasifikasi Liverpool termasuk dalam klasifikasi
sekunder yaitu adanya tukak dengan komplikasi.
Faktor yang memperlambat penyembuhan luka
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus
• Derajat luka.
diabetik pada pasien ini yaitu berdasarkan factor
• Perawatan luka. predisposisinya karena terjadi neuropati
• Pengendalian kadar gula darah sensorik,sehingga pada saat pasien memotong kuku
terlalu dalam sehingga terjadi trauma timbul luka
dan apabila tidak segera di obati akan terjadi ulkus
Dan dengan pengendalian kadar gula darah yang
tidak baik serta perawatan luka yang kurang tepat
dapat meningkatkan resiko terjadinya ulkus
diabetikum
Patogenesis
Pengelolaan Kaki Diabetes

Pencegahan
• Penyuluhan
Primer

Pencegahan
• Pengelolaan Holistik Ulkus/Gangren Diabetik
Sekunder

• Mechanical control-pressure control


• Wound control
Pengelolaan
• Microbiological control-infection
Holistik control
Ulkus/Gangren • Vascular control
• Metabolic control
Diabetik
• Educational control
Cont…

Pada pasien ini perlu dilakukan pencegahan sekunder pada ulkus dengan cara control metabolic
yaitu mengontrol agar tidak terjadi peningkatan gula darah yang tinggi dengan kontrol pola makan,
mengkonsumsi obat sesuai jadwal,serta perlu dilakukan control vascular dan mengatasi factor resiko
seperti hipertensi,hiperglikemia, dan gaya hidup yang tidak sehat. Selain pencegahan tersebut juga
diperlukan perawatan pada luka/ulkus yaitu dengan wound control dan microbiological control
dimana hal ini mencegah terjadinya infeksi yang dapat memperparah kondisi ulkus. Pasien ini juga
diberikan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin serta terapi pembedahan dengan amputasi.
Penegakan diagnosis
Gejala klinis akibat neuropati perfier
Gejala-gejala yang diakibatkan oleh adanya neuropati perifer antara lain.
1. Hypesthesia
2. Hyperesthesia
3. Paraesthesia
4. Dysesthesia
5. Radicular pain
6. Anhydrosis
Gejala akibat insufisiensi arteri perifer
Gejala yang biasa dirasakan oleh pasien antara lain, nyeri iskemik pada saat istirahat, ulkus yang tidak
sembuh. Rasa kram atau kelelahan pada otot-otot besar pada salah satu atau kedua ekstremitas bawah.
Pada pemeriksaan fisis, dapat dilakukan penilaian klasifikasi kaki diabetik serta tes sensitivitas kaki.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah rutin (tanda-tanda infeksi),
pemeriksaan kadar GDP, GD2PP, TTGO, serta HbA1c, kimia darah, urinalisis, foto thoraks, serta foto pedis.
Penegakan diagnosis
Gejala klinis akibat neuropati perfier Gejala akibat insufisiensi arteri perifer
• Gejala yang biasa dirasakan oleh pasien antara lain, nyeri iskemik
Hypesthesia pada saat istirahat, ulkus yang tidak sembuh. Rasa kram atau
kelelahan pada otot-otot besar pada salah satu atau kedua
ekstremitas bawah
Hyperesthesia
• pemeriksaan fisis dapat dilakukan penilaian klasifikasi kaki
diabetik serta tes sensitivitas kaki
Paraesthesia • Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
pemeriksaan darah rutin (tanda-tanda infeksi
Dysesthesia • GDP
• GD2PP
Radicular pain
• TTGO
• HbA1c
Anhydrosis
• Urinalisis
• foto thoraks
• foto pedis
Cont…

penegakan diagnosis pada pasien ini yaitu berdasarkan anamnesis riwayat penyakit pasien serta
mencari penyebab timbulnya ulkus, dan pemeriksaan fisik dimana ditemukan ulkus pada digiti 1
pedis pasien serta berdasarkan pemeriksaan penunjang dimana didapatkan leukositosis yang
menunjukkan infeksi pada ulkus.serta dilakukan pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan lain
untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Namun pada pasien ini tidak dilakukan foto pedis.
KESIMPULAN
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi tersering pada penyakit
diabetes melitus yang merupakan luka terbuka pada permukaan kuli tkarena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga vaskuler insufisiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering
tidak dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob. Pemeriksaan yang sistematis menjadi hal yang
perlu diutamakan dalam mendiagnosis ulkus mulai dari anamnesis yang
mencakup gejala-gejala klinis seperti kesemutan, luka yang tak kunjung sembuh,
dan adanya riwayat penyakit diabetes.
Selain itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti glukosa darah
untuk memastikan penyebab ulkus yang tidak kunjung sembuh merupakan
komplikasi dari diabetes melitus juga kultur kuman penyebab infeksi pada ulkus.
Penatalaksanaan pada kasus ini harus bersifat komprehensif atau menyeluruh
mulai dari perawatan luka sampai pemberian obat-obatan pengontrol
glukosa darah dengan harapan luka dapat sembuh dan mencegah komplikasi lain
dari diabetes melitus.
Terimakasih
Jazzakumullahu Khairon Katsiron

Anda mungkin juga menyukai