Dokter Pembimbing:
dr. Danny Irawan, Sp.PD
• Riwayat Kebiasaan
• Kurang aktivitas dan sering stres
• Riwayat pengobatan
• Glibenclamide 1-0-0
• Metformin 3x1
Pemeriksaan Fisik
Thorax PARU
Keadaan umum Lemah Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi intercostal (-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba sama simetris
Kesadaran GCS: 4-5-6 / Compos Mentis Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Tekanan darah 90/50 JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Nadi 100x/menit Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line kanan ics 4, batas kiri jantung di miclavicula
Suhu 36,3 line kiri ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Frekuensi napas 20x/menit
Abdomen Inspeksi : meteorismus (-), spider nevi (-)
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
• Irama sinus 93x/menit, Axis frontal normal, axis horizontal normal, normal ECG.
PLANNING
TPL PPL ASSESSMENT DIAGNOSIS TERAPI MONITOR EDUKASI
Nyeri pada jempol kanan Nyeri pada jempol Ulkus diabetikum Foto pedis Rawat luka 1x/24 jam Luka / Selalu menjaga kaki
kanan AP/Lateral ulkus dalam keadaan bersih dan
Post ekstraksi kuku klasifikasi Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
kering
Post ekstraksi kuku wagner 3
Riwayat DM 2 tahun Inj. Santagesik 1x1
Potong kuku secara
Riwayat DM Edmonds stage
Riwayat pengobatan DM teratur
dengan obat Febris
3 dan kriteria
Liverpool Gunakan kaos kaki dan
glibenclamide dan
Menggigil dengan alas kaki
metformin
Leukositosis klasifikasi Gunakan alas kaki yang
Demam
sekunder longgar
Ulkus diabetikum di
Menggigil
digiti 1 pedis kanan
Dysuria
Kencing keruh Riwayat Diabetes Diabetes GD2JPP Novorapid pump 72 unit GDA Makan teratur dengan
mellitus 2 tahun dalam 24 cc PZ jalan 1 memperhatikan prinsip 3J
Leukosit : 24,14 ribu/Ul mellitus tipe 2 HbA1C GDP
terakhir cc/jam
Minum obat teratur
BUN : 38,7 mg/dl GD2JPP
Riwayat pengobatan sesuai jadwal
Creatinin : 1,32 mg/dl DM (glibenclamid dan
Olahraga teratur
metformin)
Kalium : 5,56 mEq/L Maintenance : novorapide
Hindari stres
Glukosuria
GDA (IGD) : High 3 X 12 UI Subcutan
GDA : High
GDA (ruangan) : 436 Sansulin 0-0-12
mg/dL GDA : 436 mg/dl
Diet DM B1 1800
GDA (07.00 WIB) : 334 GDA (07.00 WIB) : 334 kal/hari
mg/dL mg/dL
Dysuria Susp. ISK Kultur Urine Ciprofloxacin 1x500 tab Urine lengkap Edukasi pasien untuk minum
cukup 2 L per hari
Kencing keruh
Edukasi pasien untuk tidak
Leukositosis menahan kencing
Kalium : 5,56 Hyperkalemia Ca glukonas 10 % 3x 1 amp Serum elektrolit (Na, K,Cl) Hindari makanan tinggi kalium
seperti buah dan sayur
Kalitake 3x1 tab
THORAKS
- PARU
Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi intercostal
(-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba sama
simetris
Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-
/-)
- JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line kanan
ics 4, batas kiri jantung di miclavicula line kiri ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
TANGGAL SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLANNING
Rabu, ABDOMEN
06/11/19 Inspeksi : meteorismus(-), spider nevi (-)
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-), splenomegaly
(-)
EKSTREMITAS
Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas
CRT <2 detik
Edema -/-
Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra
Pemeriksaan penunjang :
Kalium : 5,12
GDP : 300 MG/DL
GD1JPP : 428 mg/dl
GDA : 272 mg/dl
GD malam : 169 mg/dl
URINE LENGKAP
Kejernihan : agak keruh
Glukosa : 4+
Protein : +1
Leukosit : +1
SEDIMEN URINE
Leukosit : 4-6 lp
Epitel : 6-8 lp
Bakteri : positif
Jamur : positif
Follow up 2
Kamis, Nyeri pada jempol KU : Baik - Ulkus diabetikum - Infus PZ 1500cc/24 jam
07/11/19 kanan (+) sedikit Kesadaran : Compos mentis - DM Type 2 - Debridement
(KRS) Mual GCS : 456 - ISK - Novorapid 20 U x 3 subcutan
TD : 110/80 - Sansulin 0-0-12
Nadi : 88x/menit - Ceftriaxone 3 x 1 gr
RR : 18x/menit - Ciproflocaxin tab 500 mgx 1
T : 36 C - Ca gluconas 3 x 1 amp
- Kalitake 3x1 Tab
Pemeriksaan Fisik - Antrain 3 x 1 gr
KEPALA LEHER - Sucralfat 3x1 cth
A/I/C/D : -/-/-/- - Metoclopramide inj 10 mg x 3
Pembesaran KGB dan tiroid (-) - Ondancentrone inj 4 mg x 3
Trachea letak tengah
Peningkatan JVP (-)
THORAKS
PARU
Inspeksi: pergerakan dada simetris, retraksi
intercostal (-), deformitas (-)
Palpasi : pergerakan napas simetris, fremitus raba
sama simetris
Perkusi : sonor/sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler/vesikuler, wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
JANTUNG
Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung di parasternal line
kanan ics 4, batas kiri jantung di miclavicula line kiri
ics 5
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop
(-)
Kamis, ABDOMEN
07/11/19 Inspeksi : meteorismus (-), spider nevi (-)
(KRS) Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi: Nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani/timpani, hepatomegaly (-),
splenomegaly (-)
EKSTREMITAS
Akral hangat kering merah di keempat ekstremitas
CRT <2 detik
Edema -/-
Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra
Pemeriksaan penunjang :
GDP : 118 mg/dl
GD1JPP : 135 mg/dl
Resume pasien
• Anamnesis : Nyeri pada jempol kanan
• Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes mellitus sejak tahun 2017
• Diagnosis Masuk : DM hiperglikemi + ulcus pedis
• Indikasi Pasien Dirawat : Amputasi digiti 1 pedis
• Hasil Pemeriksaan
• Fisik : Keadaan umum : lemah ,TD : 90/50 mmHg N: 100x/menit,Temp :36,3 C, RR :20x/menit, K/L :
A/I/C/D-/-/-/- ,
• Thorax :Pulmo : ves/ves, Rh : -/- , wh : -/-, Cor : S1S2 tunggal, Mur-mur : (-), Gallop : (-)
• Abdomen :NT : tidak ada, BU : (+) normal
• Ekstremitas : Hangat kering merah disemua ekstremitas,Edema- ,CRT < 2 sec, Ulkus (+) digiti 1 pedis dekstra
Cont…
• Laboratorium : Leukosit : 24,14 ribu/U
• BUN : 38,7 mg/dl
• Creatinin : 1,32 mg/dl
Kalium : 5,56 mEq/L
GDA (IGD) : High
GDA (ruangan) : 436 mg/dL
GDA (07.00 WIB) : 334 mg/dL
• GDA : 189
• Radiologi : foto thoraks dalam batas normal
• Lain-Lain : Ekg normal ECG
• Diagnose Akhir :
• Utama : Ulcus Pedis diabetikum
• Sekunder : DM tipe 2 Uncontrolled
• Pengobatan / Tindakan : amputasi digiti 1 pedis, koreksi hiponatremi dan hipokalemi
• Keadaan Waktu Keluar RS : membaik
• Prognosis : dubia ad bonam
• Terapi Pulang : ciprofloxacin 2x500mg
• Analtran 3x 1 tab
DISKUSI KASUS
Diabetes Melitus
Definisi
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya.
Patofisiologi
Diabetes
Melitus
Tipe 2
Klasifikasi
Pada pasien ini mengalami diabetes mellitus tipe 2 sejak 2 tahun terakhir yang ditandai dengan
gejala klinis polidipsi,polifagi,poliuri, dan GDA awal pasien saat pertama kali di diagnosis DM
tipe 2 yaitu 300 mg/dl.
Kriteria Diagnosis DM:
Pada pasien ini di dapatkan Gula Darah Acak awal saat di IGD yaitu high ( tidak
terdeteksi) kemudian setelah di terapi dengan insulin pump 72 unit dan maintanace
insulin novorapid, 3 jam kemudian di cek GDA ulang dan di dapatkan 436 mg/dl, pada
pemeriksaan GDA pagi di dapatkan 336 mg/dl dan setelah 3 jam di cek ulang di dapatkan
GDA 189 mg/dl.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
• Riwayat Penyakit
• Pemeriksaan Fisik
Langkah-langkah • Evaluasi Laboratorium
Penatalaksanaan Umum • Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap
penderita yang baru terdiagnosis DMT2
• Edukasi
• Terapi Farmakologis
Langkah-langkah
Penatalaksanaan Khusus
1. Obat Antihiperglikemia Oral
Pada pasien ini pertama kali didiagnosis diabetes mellitus tipe 2 sejak 2
tahun terakhir, pasien diterapi dengan OAD kombinasi 2 obat yaitu menggunakan
obat golongan insulin secretagok yaitu glibenclamid dengan dosis 5 mg dengan
pemberian 1 kali saat malam dan obat golongan insulin sensinitizer yaitu metformin
3 kali dalam sehari.
Gula darah pasien terkontrol tetapi sejak 4 bulan terakhir gula darah
pasien tidak terkontrol. Hal ini dapat disebabkan pola hidup pasien seperti menjaga
makan dan melakukan aktivitas fisik serta keteraturan minum obat tidak perhatikan
dengan baik oleh pasien
2. Obat Antihiperglikemia Suntik
Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
a. HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
b. Penurunan berat badan yang cepat
c. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
d. Krisis Hiperglikemia
e. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
f. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
g. Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan
makan
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
i. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
j. Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu Kerja (Time Course of Action)
pada pasien ini gula darah awal sangat tinggi maka diberikan terapi awal insulin novorapid
pump 72 unit dalam 24 cc PZ / 24 jam dengan maintanace injeksi novorapid 3x12 unit
subcutan. Dan diberikan insulin basal yaitu sansulin 1x 12 unit diberikan saat malam.
Komplikasi
Komplikasi dari DM sendiri dapat di golongkan menjadi komplikasi akut dan komlikasi kronik. Beberapa
contoh dari komplikasi akut adalah :
mikrovaskuler
Akut Retinopati diabetik
• Ketoasidosis diabetik KAD Neuropati diabetik
Nefropati diabetik
• Koma Hiperosmolar Non Ketotik
• Hipoglikemia
makrovaskular
kronik
Penyakit pembuluh darah jantung atau otak
• Mikrovaskuler
Penyakit pembuluh darah tepi, cth: ulkus iskemik kaki
• Makrovaskuler
Cont…
Pada pasien ini terjadi komplikasi makrovaskuler, pada kaki pasien terdapat ulkus
yang disebabkan karena trauma saat pasien memotong kuku terlalu dalam dan
terjadi luka sehingga harus dilakukan ekstraksi kuku. Pada saat di IGD ulkus pada
kaki pasien sudah terjadi pembengkakan dan terdapat pus. Kemudian dilakukan
debridement dan dilakukan amputasi pada digiti 1 pedis pasien. Selain terjadi
komplikasi makrovaskuler, pada pasien ini juga sudah terjadi komplikasi
mikrovakuler yaitu adanya gejala dyspepsia yang kemungkinan dapat
disebabkan karena gastropati diabetik. Pada pemeriksaan laboratorium juga
didapatkan peningkan BUN dan kreatinin dimana menunjukkan adanya
gangguan pada ginjal akut
Kaki Diabetes
Definisi
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Hasil
pengelolaan kaki diabetes sering mengecewakan baik bagi dokter pengelola maupun penyandang
DM dan keluarganya. Sering kaki diabetes berakhir dengan kecacatan dan kematian.
Di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, masalah kaki diabetes masih merupakan masalah
besar. Sebagian besar perawatan penyandang DM selalu menyangkut kaki diabetes. Angka kematian
dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16% dan 25%
Klasifikasi Kaki Diabetes Klasifikasi Liverpool
Klasifikasi primer:
1. Vaskular
klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah 2. Neuropati
kaki diabetes (Edmonds, 2005) :
3. Neuroiskemik
1. Stage 1: Normal Foot
Klasifikasi sekunder:
2. Stage 2: High Risk Foot
1. Tukak sederhana, tanpa komplikasi
3. Stage 3: Ulcerated Foot
2. Tukak dengan komplikasi
4. Stage 4: Infected Foot
5. Stage 5: Necrotic Foot • Klasifikasi Wagner
6. Stage 6: Unsalvable Foot • Wagner 0: Kulit intak/utuh
• Wagner 1: Tukak superfisial
• Wagner 2: Tukak dalam (sampai tendo, tulang)
• Wagner 3: Tukak dalam dengan infeksi
• Wagner 4: Tukak dengan gangren terlokalisasi
• Wagner 5: Tukak dengan gangren luas seluruh kaki.
Klasifikasi PEDIS (International Working Group of
Diabetic Foot, 2003)
Pencegahan
• Penyuluhan
Primer
Pencegahan
• Pengelolaan Holistik Ulkus/Gangren Diabetik
Sekunder
Pada pasien ini perlu dilakukan pencegahan sekunder pada ulkus dengan cara control metabolic
yaitu mengontrol agar tidak terjadi peningkatan gula darah yang tinggi dengan kontrol pola makan,
mengkonsumsi obat sesuai jadwal,serta perlu dilakukan control vascular dan mengatasi factor resiko
seperti hipertensi,hiperglikemia, dan gaya hidup yang tidak sehat. Selain pencegahan tersebut juga
diperlukan perawatan pada luka/ulkus yaitu dengan wound control dan microbiological control
dimana hal ini mencegah terjadinya infeksi yang dapat memperparah kondisi ulkus. Pasien ini juga
diberikan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin serta terapi pembedahan dengan amputasi.
Penegakan diagnosis
Gejala klinis akibat neuropati perfier
Gejala-gejala yang diakibatkan oleh adanya neuropati perifer antara lain.
1. Hypesthesia
2. Hyperesthesia
3. Paraesthesia
4. Dysesthesia
5. Radicular pain
6. Anhydrosis
Gejala akibat insufisiensi arteri perifer
Gejala yang biasa dirasakan oleh pasien antara lain, nyeri iskemik pada saat istirahat, ulkus yang tidak
sembuh. Rasa kram atau kelelahan pada otot-otot besar pada salah satu atau kedua ekstremitas bawah.
Pada pemeriksaan fisis, dapat dilakukan penilaian klasifikasi kaki diabetik serta tes sensitivitas kaki.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah rutin (tanda-tanda infeksi),
pemeriksaan kadar GDP, GD2PP, TTGO, serta HbA1c, kimia darah, urinalisis, foto thoraks, serta foto pedis.
Penegakan diagnosis
Gejala klinis akibat neuropati perfier Gejala akibat insufisiensi arteri perifer
• Gejala yang biasa dirasakan oleh pasien antara lain, nyeri iskemik
Hypesthesia pada saat istirahat, ulkus yang tidak sembuh. Rasa kram atau
kelelahan pada otot-otot besar pada salah satu atau kedua
ekstremitas bawah
Hyperesthesia
• pemeriksaan fisis dapat dilakukan penilaian klasifikasi kaki
diabetik serta tes sensitivitas kaki
Paraesthesia • Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
pemeriksaan darah rutin (tanda-tanda infeksi
Dysesthesia • GDP
• GD2PP
Radicular pain
• TTGO
• HbA1c
Anhydrosis
• Urinalisis
• foto thoraks
• foto pedis
Cont…
penegakan diagnosis pada pasien ini yaitu berdasarkan anamnesis riwayat penyakit pasien serta
mencari penyebab timbulnya ulkus, dan pemeriksaan fisik dimana ditemukan ulkus pada digiti 1
pedis pasien serta berdasarkan pemeriksaan penunjang dimana didapatkan leukositosis yang
menunjukkan infeksi pada ulkus.serta dilakukan pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan lain
untuk menunjang diagnosis diabetes mellitus. Namun pada pasien ini tidak dilakukan foto pedis.
KESIMPULAN
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi tersering pada penyakit
diabetes melitus yang merupakan luka terbuka pada permukaan kuli tkarena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga vaskuler insufisiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering
tidak dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob. Pemeriksaan yang sistematis menjadi hal yang
perlu diutamakan dalam mendiagnosis ulkus mulai dari anamnesis yang
mencakup gejala-gejala klinis seperti kesemutan, luka yang tak kunjung sembuh,
dan adanya riwayat penyakit diabetes.
Selain itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti glukosa darah
untuk memastikan penyebab ulkus yang tidak kunjung sembuh merupakan
komplikasi dari diabetes melitus juga kultur kuman penyebab infeksi pada ulkus.
Penatalaksanaan pada kasus ini harus bersifat komprehensif atau menyeluruh
mulai dari perawatan luka sampai pemberian obat-obatan pengontrol
glukosa darah dengan harapan luka dapat sembuh dan mencegah komplikasi lain
dari diabetes melitus.
Terimakasih
Jazzakumullahu Khairon Katsiron