Anda di halaman 1dari 37

CASE

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


BLUD RSUD SEKARWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. D
• Usia : 58 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Nyomplong Kulon RT 6/7
Benteng Warudoyong
• Tgl Pemeriksaan : 30/8/2019
ANAMNESIS
Autoanamnesis (30/8/2019)

KELUHAN UTAMA

Penglihatan berbayang sejak ± 2 minggu


yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RS dengan keluhan penglihatan berbayang sejak ± 2 minggu
yang lalu. Keluhan dirasakan tiba-tiba dan timbul secara perlahan-lahan dengan
ditandai penglihatan berbayang saat melihat tulisan jarak dekat maupun benda
dalam jarak jauh. Sebelumnya, pasien mengaku penglihatannya buram (kabur) dan
sulit melihat dengan jelas saat malam hari atau dalam keadaan gelap. Pasien
mengaku sering tersandung/menabrak benda saat berjalan dimalam hari. Keluhan
tersebut dirasakan sudah lama dan saat ini dirasakan semakin memburuk. Pasien
juga mengeluhkan matanya sering terasa pegal dan kadang-kadang timbul rasa
gatal. Keluhan mata merah, nyeri, pusing maupun sensitif terhadap cahaya matahari
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. DM
(+), Hipertensi (+), Asma (-), Alergi (-), trauma mata (-), riwayat operasi
mata (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama dengan
pasien.

Riwayat Alergi :
Alergi makanan, obat, udara dingin dan debu disangkal.

Riwayat Pengobatan :
Pasien mengaku sudah pernah berobat ke dokter dan diberi tetes mata
dan disarankan untuk foto OCT.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36.5 o C
Pernafasan : 18 x/menit
Pemeriksaan Laboratorium (GDS)
16/8/2019  213 mg/dL
23/8/2019  116 mg/dL
30/8/2019  59 mg/dL
STATUS OPTHALMOLOGY
OD PEMERIKSAAN OS
50/15 Visus 40/12
+ 0,50 Koreksi +1,00
Add +3,00 Add +3,00
Ptosis (-), Hiperemis (-), Palpebra Ptosis (-), Hiperemis (-),
Udem (-) Udem (-)
Hiperemi (-), Folikel (-), Conjuctiva palpebra Hiperemi (-), Folikel (-)
Papil (-) Papil (-)
Hiperemi (-) Conjunctiva fornices Hiperemi (-)
Jernih, Injeksi siliar (-), Conjunctiva bulbi Jernih, Injeksi siliar (-),
Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Putih Sklera Putih


Jernih, licin Kornea Jernih, licin
Normal COA Normal
Warna cokelat tua, Bulat, Iris Warna cokela tua, Bulat,
Sinekia(-) Sinekia (-)
Bulat, isokor, RCL (+), Pupil Bulat, isokor, RCL (+),
sentral sentral
Jernih Lensa Jernih
Jernih Kornea Jernih
Normal COA Normal
Gerakan Bola Mata

50◦ Lapang Pandang 50◦

80◦ 50◦ 50◦ 80◦

70◦
70◦
18,7 mmHg Tekanan Intra Okuler 16,7 mmHg
STATUS OPTHALMOLOGY
STATUS OPTHALMOLOGY
STATUS OPTHALMOLOGY
STATUS OPTHALMOLOGY
RESUME
Tn. D, laki-laki, usia 58 tahun datang ke RS dengan keluhan penglihatan
berbayang sejak ± 2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan tiba-tiba dan timbul
secara perlahan-lahan dengan ditandai penglihatan berbayang saat melihat
tulisan jarak dekat maupun benda dalam jarak jauh. Sebelumnya, pasien
mengaku penglihatannya buram (kabur) dan sulit melihat dengan jelas saat
malam hari atau dalam keadaan gelap. Pasien mengaku sering
tersandung/menabrak benda saat berjalan dimalam hari. Keluhan tersebut
dirasakan sudah lama dan saat ini dirasakan semakin memburuk. Pasien juga
mengeluhkan matanya sering terasa pegal dan kadang-kadang timbul rasa
gatal.
RESUME

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, visus OD 6/12
OS 6/9 , tekanan bola mata dengan NCT OD 18,7 mmHg OS 16,7 mmHg, koreksi
OD +0,50 OS +1,00 ADD +3,00, terdapat penurunan lapang pandang pada kedua
mata arah temporal, nasal, dan superior, hasil foto OCT terdapat “bone spicule”
(bintik kehitaman pada retina) dan perdarahan retina.
DIAGNOSA
RETINITIS PIGMENTOSA ODS
dengan
SUBMACULAR HEMORRHAGE
PENATALAKSANAAN

 Koreksi dengan kacamata


 C. lyteers ED fls No. I 6 dd gtt I ODS
 Vitamin A palmitat 15.000 IU/d
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad malam
Quo ad sanationam : ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
RETINITIS PIGMENTOSA
RETINITIS PIGMENTOSA

DEFINISI
Retinitis pigmentosa merupakan
sekelompok degenerasi retina herediter
yang ditandai oleh disfungsi progresif
fotoreseptor dan disertai oleh hilangnya
sel secara progresif dan akhirnya atrofi
beberapa lapisan retina
INSIDENSI

3 :2 Muncul masa kanak-


5/1000 kanak dan
berkembang lambat,
Terjadi pada 5 dan sering terjadi
orang/1000 kebutaan setelah
populasi dunia dewasa.

Penyakit ini hampir terjadi


secara bilateral.
ETIOLOGI
Penyakit genetik yang
diturunkan secara herediter

Retinitis pigmentosa terjadi sebagai gangguan


isolated sporadic, atau kelainan genetik
autosomal dominant (AD), autosomal recessive
(AR), atau Xlinked recessive (XL).

mutasi DNA mitokondria


(beberapa kasus)
BENTUK-BENTUK
 Rod-cone dystrophy
 Leber’s amaurosis
(RP klasik) (terjadi pada early
childhood )
 Cone-rod dystrophy
 Sectoral retinitis  Retinopathy punctata
pigmentosa albescens
(punctate retinitis)
 Retinitis pigmentosa
sine pigmento  Kombinasi dengan
gangguan sindrome
 Unilateral retinitis yang lain dan
pigmentosa ganguan metabolik
PATOFISIOLOGI

Mekanisme pasti dari degenerasi fotoreseptor belum


diketahui
Defek genetik  apoptosis pada fotoreseptor (terutama sel

batang)  apoptosis sel kerucut (tingkat lanjut)  fotoreseptor

atrofi  terjadi proliferasi kedalam retina (sebagai respon) 

sel-sel pigmen berkumpul disekitar pembuluh darah retina yg


atrofi disebut “bone spicule”
TANDA DAN GEJALA
 Pengelihatan di ruang gelap/malam hari menurun.
 Riwayat keluarga dengan RP
1. Simptom visual
 Nyctalopia  penurunan penglihatan perifer  penurunan penglihatan
sentral.
 Secara umum dapat terjadi miopia

2. Perubahan lapang pandang penglihatan


Akibat  annular/ring-shaped scotoma yaitu gambaran adanya
degenerasi pada bagian equator pada retina.

3. Perubahan pada fundus


 Perubahan pigmen retina “bone spicule formation”
 Arteriol retina berkurang.
 Optic disc menjadi pucat dan dapat terjadi atrofi.
A C
Perubahan Awal Perubahan Lanjut

Bone spicule Peningkatan


(perubahan pigmen) & densitas pigmen
RPE atrofi yg dengan penyebaran
berhubungan dengan anterior & posterior
penyempitan arteriol & choroidal vessels

D
B Tahap Akhir
Perubahan Awal Penyakit
Perubahan
pigmentasi perifer
berat dengan ditandai
penyempitan
arteriolar dan optic
disc pudar
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Ophtalmoskopi
Mata/Temuan klinis
Adanya gambaran klasik
Simptom visual, dasar “bone spicule” yang
02
perubahan lapang merupakan proliferasi
pandang penglihatan epithelium retina (RPE).
Text Here
01
Simple
Electrorethinography PowerPoint OCT (Optical coherence
Presentation
03
tomography)
Ditandai dengan
berkurangnya scotopic Untuk identifikasi adanya
rod 04 CMO ( Cystoid macular
oedema)
TATALAKSANA
MEDICAL CARE
Belum ada
 Vitamin A/betakaroten
pengobatan yang
(vit A palmitat 15.000
efektif untuk RP
U/d
 Docosahexaenoic
 Follow up rutin acid (DHA)
 Sunglasses  Acetazolamide
 Katarak ekstraksi  Calcium channel
 Prostesis retina blocker
 Terapi gen  Lutein/zeaxanthin
 Asam valproik
TINJAUAN PUSTAKA

SUBMACULAR HEMORRHAGE
SUBMACULAR HEMORRHAGE

DEFINISI
Submacular hemorrhage (SMH) adalah
keadaan komplikasi yang abnormal dari
koroidal atau vaskularisasi retina termasuk
choroidal neovascularization (CNV),
polypoidal choroidal vasculopathy (PCV), dan
retinal macroaneurysm.

Submacular hemorrhage (SMH) didefinisikan


sebagai keberadaan darah di ruang potensial
antara epitel pigmen retina (RPE) dan retina
neurosensori di makula.
INSIDENSI
20% - 63%

PCV merupakan kondisi yang paling


banyak berhubungan dengan SMH
ETIOLOGI
Neovaskularisasi choroid, misalnya karena AMD
(age-related macular degeneration), infeksi,
miopia tinggi, trauma

Riwayat operasi mata

Trauma/cedera tembus mata

Anurisma pada pembuluh darah dalam mata,


tumor, sumbatan pembuluh darah
DIAGNOSIS
Penurunan visus Pemeriksaan OCT

Untuk membedakan
Penurunan visus hingga tingkat perdarahan
20/200 02 subretinal atau sub-RPE
Darah subretinal (tampak
Pencitraan Fundus merah terang) dan darah
Text Here
Dilakukan bila media 01 sub-RPE (tampak lebih
Simple
okuler cukup jelas PowerPoint gelap)
Presentation
04
dengan dilakukan
fluorescein angiography
(FA) & indocyanine
green angiography 03
(ICGA) untuk memandu
pengobatan.
PATOFISIOLOGI

Perdarahan subretinal merusak jaringan melalui berbagai


mekanisme: Kehadiran zat besi, hemosiderin dan fibrin
dalam darah memiliki efek toksik pada fotoreseptor di
atasnya; pengangkatan gumpalan dapat melemahkan dan
merusak fotoreseptor; dan akhirnya, pemisahan fisik
fotoreseptor dari RPE menyebabkan atrofi dan dapat
menyebabkan pembentukan jaringan parut. Karena
mekanisme kerusakan tergantung pada waktu, intervensi
awal umumnya lebih baik.
GEJALA
 Penglihatan kabur/buram secara tiba-tiba.
 Scotoma
 Metamorphopsia
TEMUAN TERKAIT
 Drusen
 CNVM
 Bekas luka
 Retinopati hipertensif
 Arteri retina makroaneurisma
TATALAKSANA
Anti-vascular endothelial growth factor
(anti VEGF) yang disuntikkan kedalam
mata

Pneumatic displacement (penyuntikan


suatu gas kedalam mata untuk
menyingkirikan perdarahan yang terjadi
disekitar makula)

Recombiant tissue plasminogen activator


(rtPA) yang disuntikan ke dalam mata
MONOTERAPI / KOMBINASI
Vitrektomi (pengangkatan sebagian
cairan bolamata)
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai