Anda di halaman 1dari 51

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Kartika Maria Wowor


17014101077
Masa KKM : 08 Januari – 18 Maret 2018

1
Supervisor Pembimbing :
Prof. dr. Hermie M. M. Tendean, Sp.OG-K
2 PENDAHULUAN

 Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang


menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang
lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas. Sampai saat ini kehamilan risiko tinggi masih
menjadi masalah pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang obstetri karena dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun
perinatal yang masih tinggi.
3

Berikut ini akan dilaporkan laporan kasus


kehamilan risiko tinggi dari perempuan berumur
39 tahun yang dirawat di Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
4

LAPORAN KASUS
5 IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny N.R
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tanggal lahir / Usia : 24 Agustus 1978 / 39 tahun
 BB / TB : 40 kg / 150 cm
 Alamat : Ranomea Ling IX Kec. Amurang Timur
 Agama : Kristen Protestan
 Bangsa / Suku : Indonesia / Minahasa
 Pekerjaan : IRT
6 ANAMNESIS

Keluhan Utama
Pasien datang dengan membawa pengantar dari RS
Kalooran dengan diagnosis G4P3A0 39 tahun hamil 39-40
minggu + bekas SC + HRP + primisekundi.
7 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dirujuk dari Amurang dengan diagnosa


G4P3A0 39 tahun hamil 39-40 minggu belum inpartu +
bekas SC + HRP,
Janin Intrauterin tunggal hidup letak kepala.
Keluhan nyeri perut ingin melahirkan (-),
pelepasan lendir campur darah (-),
pelepasan air dari jalan lahir (-)
8 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Penyakit hipertensi (-)


penyakit diabetes melitus (-)
penyakit jantung (-)
penyakit paru (-)
penyakit ginjal (-)
penyakit hati (-)
9 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Penyakit hipertensi (-)


penyakit diabetes melitus (-)
penyakit jantung (-)
penyakit paru (-)
penyakit ginjal (-)
penyakit hati (-)
10 RIWAYAT KEBIASAAN

Merokok (-)
minum alkohol (-)
minum obat-obatan (-)
jamu (-).
11 RIWAYAT HAID

Menarche : 12 tahun
Siklus : teratur
Lamanya haid : 3-4 hari
Banyaknya haid : 2-3 pembalut/hari
Tanggal HPHT : 04 November 2017
Tafsiran Partus : 11 Agustus 2018
12 RIWAYAT PERKAWINAN

Menikah 1x selama 21 tahun


13 RIWAYAT KEHAMILAN
 P1 : 1998/Perempuan/RS Kandou/Ekstraksi vakum
/2400gr/dokter/Sehat
 P2 : 2001/Laki-laki/RS Kandou/Spontan bracht
/4000gr/dokter/meninggal
 P3 : 2003/Perempuan/RS Kalooran/SCTP
/3800gr/dokter/Sehat
14 RIWAYAT KB

Pasien menggunakan pil KB, terakhir November


2017

RIWAYAT ANC

Dokter spesialis 7x
15 PEMERIKSAAN FISIK (Status Praesens)
 Keadaan Umum : Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
 Respirasi : 20 x/menit. regular
 Suhu badan : 36,5 oC
 Berat badan : 58 kg
 Tinggi badan : 157 cm
 IMT : 23.5
16

KEPALA

• Mata : conjungtiva anemis (-/-


), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : sekret (-)
• Gigi & Mulut : semua gigi lengkap
• Tenggorokan : T1/T1
• Telinga : sekret (-)
• Leher : pembesaran KGB (-)
17

THORAX

•Jantung : Suara jantung I-II


normal, gallop (-), murmur (-),
bising(-)
•Paru-paru : Suara pernapasan
bronkovesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
18
ABDOMEN • GRAVIDA (+)

GENITALIA
• Perempuan normal, oedem (-)
EKSTERNA

EKSTREMITAS • Edema (-)

• Refleks fisiologis +/+


REFLEKS
• Refleks patologis -/-
19 PEMERIKSAAN OBSTETRIK
 Inspeksi : perut tampak cembung
 Palpasi :
 Leopold I : presentasi bokong. TFU 32 cm.
 Leopold II : punggung kanan
 Leopold III : presentasi kepala, belum masuk
PAP
 Auskultasi : BJJ 145-150x/menit
 TBJ : 2977 gram
20
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (03 Agustus 2018 jam 16.12 WITA)

Darah Urinalisa
Leukosit : 18100 /µL Makroskopis:
Eritrosit : 3.89 x 106/µL Warna : Kuning
Hemoglobin: 12.6 g/dL Kekeruhan : Agak keruh
Hematokrit : 38.9 % Mikroskopis:
Trombosit : 234x103µL Eritrosit : 10-15/LPB
MCH : 32.4 pg Leukosit : 10-20/LPB
MCHC : 32.5 g/dL Epitel : 8-12/lpk
MCV : 99.9 fL Bakteri : Negatif
SGOT : 17 U/L Jamur : Negatif
SGPT : 11 U/L Amoeba : Negatif
21 Pemeriksaan Penunjang (lanjutan)
Laboratorium (03 Agustus 2018 jam 16.12 WITA)

Darah Urinalisa
Ureum : 12 mg/Dl Kimia:
Creatinin : 0.5 mg/Dl Berat Jenis : 1025
GDS : 73 mg/dL pH :5
Chlorida : 101.0 mEq/L Leukosit : 3+
Kalium : 3.80 mEq/L Nitrit : negatif
Natrium : lisis mEq/L Protein : 1+
Glukosa : negatif
Keton : 4+
Urobilinogen : negatif
Bilirubin : negatif
Darah/eritrosit : 2+
22
Pemeriksaan Penunjang
USG (03 Agustus 2018 jam 16.12 WITA)

Janin Intra Uterine Tunggal Hidup Letak Kepala


FM (+), FHM (+)
BPD: 9,21 cm
AC: 32,39 cm
FC: 7,31 cm
EFW: 2900-3000 gr
Plasenta implantasi di Corpus Anterior gr. II
AFC > 2mm
Kesan: Hamil aterm letak kepala
23 RESUME MASUK

 Pasien perempuan 39 tahun dirujuk dari Amurang


dengan diagnosa G4P3A0 39 tahun hamil 39-40 minggu
belum inpartu + bekas SC + HRP, Janin Intrauterin
tunggal hidup letak kepala. Keluhan nyeri perut ingin
melahirkan (-), pelepasan lendir campur darah (-),
pelepasan air dari jalan lahir (-). Keadaan umum pasien
tampak cukup, tekanan darah 130/90 mmH, nadi
88x/mnt, respirasi 20x/mnt, suhu badan 36,5oC.
24 RESUME MASUK
 Pemeriksaan obstetrik didapatkan perut terlihat
cembung. Pada pemeriksaan Leopold I didapatkan
presentasi kepala, TFU 32 cm. Leopold II kesan
punggung kanan. Leopold III presentasi kepala dan
belum masuk PAP.
Belum didapatkan adanya his. BJJ: 145-150x/menit. TBJ :
2977 gram. Pemeriksaan USG pada pasien didapatkan
kesan hamil aterm letak kepala.
25

DIAGNOSIS

•G4P3A0 39 tahun hamil 39-40


minggu belum inpartu + bekas SC
+ HRP
•Janin intra uterin tunggal hidup
letak kepala
26

SIKAP

•SC Elektif
•Sterilisasi Pomeroy
•USG & NST
•Observasi TNRS, his, BJJ, tanda
inpartu
27 FOLLOW UP

Poliklinik Rawat Jalan


 07 Agustus 2018
Ruangan IRINA D Bawah
 07 Agustus – 11 Agustus 2018
 Lama perawatan
 5 hari
28 07 Agustus 2018 (Hari ke-1)
S Nyeri perut (-)

KU cukup, Kesadaran CM
TD : 130/80 mmHg N : 82x/mnt RR : 20x/mnt S : 36.7OC
O
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Abdomen : His (-), BJJ 135-140 dpm

G4P3A01 39 tahun hamil 39-40 minggu belum inpartu + bekas SC + HRP


A
Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala

MRS
P Rencana SC elektif + sterilisasi pomeroy tanggal 9/8-2018
Observasi TNRS, His, BJJ
29 08 Agustus 2018 (Hari ke-2)
S Nyeri perut (-)

KU cukup, Kesadaran CM
TD : 130/80 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt S : 36.7OC
O
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Abdomen : His (-), BJJ 150-155 dpm

G4P3A01 39 tahun hamil 39-40 minggu belum inpartu + bekas SC + HRP


A
Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala

Persiapan operasi 09/08/2018, jika inpartu  SC cito


P
Observasi TNRS, his, BJJ
30 09 Agustus 2018 (Hari ke-3)
S Nyeri perut (-)

KU cukup, Kesadaran CM
TD : 130/80 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt S : 36.7OC
O
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Abdomen : His (-), BJJ 145-150 dpm

G4P3A01 39 tahun hamil 39-40 minggu belum inpartu + bekas SC + HRP


A
Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala

Operasi hari ini

P Obs TNRS, his, BJJ


31 OBSERVASI PERSALINAN
TD : 130/80 mmHg Nadi : 80 kali/menit Respirasi : 20 kali/menit SB : 36,5 oC.
07.00
BJJ : (+) 145 - 150 His : 8’-9’ / 10’’-15’’

Pasien di dorong ke IBS


08.00
BJJ : (+) 140 - 145 His : 8’-9’ / 10’’-15’’

08.50 Operasi dimulai, dilakukan SCTP

Lahir Bayi laki – laki, BBL : 3400 gr, PBL : 49 cm, AS 7 – 9


09.00
Dilanjutkan dengan sterilisasi cara Pomeroy

09.56 Operasi Selesai


32 LAPORAN OPERASI
Tanggal Pembedahan : 09 Agustus 2018

Jam Mulai : 08.50


Jam Selesai : 09.56
Lama Pembedahan : 1 jam 6 m3nit
Diagnosa prabedah : G4P3A0 39 tahun hamil 39-40 minggu belum
inpartu + bekas SC + HRP

Tindakan : Low Segmen Caesarean Section


Pembedahan Sterilisaasi pomeroy

Diagnosis : P4A0 39 tahun post SCTP + sterilisasi pomeroy a.i


Pascabedah bekas SC + HRP
Lahir bayi laki-laki/BBL 3400gr/PBL 49cm/AS 7-9
33 URAIAN PEMBEDAHAN
 Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi.
Dilakukan tindakan general anestesi. Setelah itu,
dilakukan tindakan asepsis/antisepsis pada daerah
abdomen dan sekitarnya lalu ditutup dengan doek steril
kecuali lapangan operasi. Dilakukan insisi pfannensteil
kemudian diperdalam lapis demi lapis sampai fascia
kemudia fascia dijepit dengan 2 kocher digunting kecil
lalu diperlebar ke kiri dan ke kanan, otot disisihkan
secara tumpul ke lateral, peritoneum dijepit dengan 2
pinset lalu diangkat dan digunting setelah yakin tidak
ada jaringan usus dibawahnya lalu diperlebar secara
tumpul tampak perlengketan peritoneum dengan
dinding uterus.
34 URAIAN PEMBEDAHAN (lanjutan)
 Haag abdomen dipasang tampak uterus gravidarum,
identifikasi plika vesika uteri digunting ke kiri dan ke
kanan, dilakukan insisi semilunar pada segmen bawah
rahim diperdalam secara tumpul menembus plasenta
sampai mencapai kavuum uteri. Keluar cairan ketuban,
putih keruh, identifikasi janin, janin letak kepala, janin
dilahirkan dengan meluksir kepala. Jam 09.00 lahir bayi
laki-laki/BBL 3400gr/PBL 49 cm/ AS 7-9. Sementara jalan
napas dibersihkan, tali pusat diklem pada 2 tempat lalu
digunting diantaranya. Bayi lalu diserahkan ke sejawat
neonati. Identifikasi plasenta, plasenta dilahirkan
dengan cara tarikan pada tali pusat, dilakukan
pembersihan kavuum uteri dari sisa plasenta dan darah,
35 URAIAN PEMBEDAHAN (lanjutan)
 segmen bawah rahim dijahit 2 lapis dengan chromic
cutgut kontrol perdarahan (-), dilakukan sterilisasi
pomeroy, kemudian dilakukan reperitonialisasi, kontrol
perdarahan (-), dilakukan pembersihan kavuum
abdomen dasi sisa bekuan darah. Dinding abdomen
dijahit lapis demi lapis, peritoneum dijahit dengan
chromic cutgut secara jelujur, otot dijahat dengan
chromic cutgut secara interuptus, fascia dijahit dengan
safil secara jelujur, lemak dijahit simpul dengan plain
cutgut, kulit dijahit subkutikuler dengan chromic cutgut ,
luka operasi ditutup dengan kassa steril. Operasi selesai.
Perdarahan : ± 300cc, diuresis : ± 200cc
36 LAB POST OP (09/08/2018 jam 18.29 WITA)

Leukosit : 19100 /µL


Eritrosit : 3.51 x 106/µL
Hemoglobin : 10.5 g/dL
Hematokrit : 29.8 %
Trombosit : 199 x 103µL
MCH : 33.3 pg
MCHC : 35.2 g/dL
MCV : 94.6 fL
37 10 Agustus 2018 (Hari ke-4)
S Nyeri perut (-)

KU cukup, Kesadaran CM
TD : 120/80 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt S : 36.7OC
O
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Abdomen : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat
P4A01 39 tahun post SCTP H1 + sterilisasi pomeroy a.i bekas SC + HRP
A
Lahir bayi laki-laki/SCTP/3400gr/49cm/AS: 7-9
Rawat luka operasi
Aff infuse, aff kateter
P Terapi oral
Obs TNRS, perdarahan, kontraksi
38 11 Agustus 2018 (Hari ke-5)
S Nyeri luka operasi (+)

KU cukup, Kesadaran CM
TD : 130/80 mmHg N : 82x/mnt RR : 20x/mnt S : 36.7OC
O
Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi kuat

P4A01 39 tahun post SCTP H2 + sterilisasi pomeroy a.i + bekas SC + HRP


A
Lahir bayi laki-laki/SCTP/3400gr/49cm/AS: 7-9
Rawat luka operasi
P Terapi oral
Observasi TNRS, perdarahan, kontraksi
39

PEMBAHASAN
40  Pada anamnesis didapatkan pasien berumur 39 tahun
dengan kehamilan keempat, Belum ada keluhan nyeri perut
bagian bawah hendak melahirkan, belum ada pelepasan
lender campur darah, dan belum ada pelepasan air dari
jalan lahir. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 04 November
2017. Kehamilan sebelumnya sebanyak tiga kali dengan
persalinan melalui ekstraksi vakum pada tahun 1998,
persalinan letak sungsang pada tahun 2001 dan seksio
sesarea pada tahun 2003. Berdasarkan anamnesis
ditemukan bahwa usia kehamilan telah mencapai
kehamilan 39 – 40 minggu dengan taksiran tanggal partus 11
Agustus 2018.
41 PENENTUAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO

 PENENTUAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO


 Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil
 Faktor genetika
 Faktor lingkungan
 Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil
 Faktor keadaan umum menjelang kehamilan
 Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
42 PENENTUAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO

 PENENTUAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO


 Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan
 Faktor risiko yang bekerja saat persalinan
 Sebagai akibat mekanis dalam hubungan 3P.
 Factor nonmekanis
 Factor yang bekerja langsung pada neonates
 Sindrom distress pernafasan
 Faktor umu hamil yang mengganggu neonatus
 Penyakit ibu
43 PENENTUAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO

Melihat pengelompokkkan faktor kehamilan


dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan
faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan
pada pasien tidak didapatkan adanya faktor
risiko baik berupa kebiasan pasien maupun
penyakit yang diderita pasien.
44 PENILAIAN KELOMPOK FAKTOR RISIKO

 Puji Rochjati (2005)  Dengan melihat kriteria faktor


mengemukakan batasan faktor risiko diatas maka dapat
resiko pada ibu hamil ada 3 dikatakan pasien berada dalam
kelompok yaitu kriteria Kelompok Faktor Risiko I
 Kelompok Faktor Risiko I (Ada
(Ada Potensi Gawat Obstetri /
Potensi Gawat Obstetri / APGO), APGO) dengan faktor risiko yang
dimiliki pasien berupa hamil umur
 Kelompok Faktor Resiko II ( Ada 35 tahun atau lebih dan riwayat
Gawat Obstetri / AGO)
persalinan dengan tindakan (VE
 Kelompok Faktor Resiko III ( Ada pada tahun 1998, dan opersi S.C
Gawat Obstetri / AGO) pada tahun 2003)
45 ANTE NATAL CARE

 Pemeriksaan antenatal dilakukan  Pada anamnesis juga ditemukan


oleh tenaga kesehatan yang bahwa pasien melakukan
terlatih dan terdidik dalam pemeriksaan antenatal care
bidang kebidanan, yaitu bidan, sebanyak 7 kali yaitu di dokter
dokter dan perawat yang sudah spesialis Obstetri Ginekologi.
terlatih. Tujuannya adalah untuk Pada pasien ini pemeriksaan
menjaga agar ibu hamil dapat antenatal care sudah dilakukan
melalui masa kehamilan, sebanyak jumlah minimal yang
persalinan dan nifas dengan baik disarankan.
dan selamat. Pemeriksaan
antenatal dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan,
46

 .Khusus pada pasien dengan  Pada pasien ini juga dilakukan

bekas seksio, terutama bekas seksio sesarea elektif pada

seksio dua kali disarankan untuk tanggal 09 Agustus 2018.

pemeriksaan secara teratur di RS

karena resiko ancaman rupture

uteri yang lebih besar


47

 Komplikasi yang mungkin timbul setelah  Prognosis pada pasien ini adalah
dubia ad bonam dimana kondisi
operasi adalah infeksi puerperal (nifas), ibu dan bayi post operasi
perdarahan karena banyaknya menunjukkan keadaan yang
semakin membaik.
pembuluh darah yang terputus dan

terbuka, atonia uteri, perdarahan pada

placental bed, luka kandung kemih,

emboli paru, kemungkinan ruptur uteri

spontan pada kehamilan mendatang.


48

PENUTUP
49 KESIMPULAN

 Pasien G4P3A0, 39 tahun, hamil 39 – 40 minggu belum


inpartu + bekas SC + HRP, Janin intrauterin, tunggal,
hidup, letak kepala disikapi dengan SC Elektif + Sterilisasi
Pomeroy pada tanggal 09 Agustus 2018. Faktor risiko
yang didapatkan pada pasien adalah umur pasien,
dan riwayat operasi sesar sebelumnya. Perawatan post
operasi merupakan hal yang sangat penting untuk
mencegah komplikasi seperti infeksi atau perdarahan
post operasi. Lama perawatan pasien adalah 5 hari.
Pasien dan bayi pulang dalam keadaan sehat.
50 SARAN

 Pada saat kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan


antenatal yang baik. Secara khusus, pasien dengan
bekas seksio sebelumnya sebaiknya diedukasi untuk
melahirkan di RS dan jarak kehamilan yang lebih dari 2
tahun.
 Petugas kesehatan diminta untuk memberikan
pelayanan kesehatan (edukasi) tidak hanya melalui
penyuluhan tetapi juga melalui konseling supaya ibu
hamil dengan resiko tinggi dapat mendapatkan
pelayanan yang tepat waktu dan maksimal
51

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai