Oleh :
Pembimbing :
dr. Iwan Darma Putra, Sp.OG, Subsp. FER
Halaman
JUDUL........................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 42
BAB V PENUTUP................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 48
LAMPIRAN................................................................................................ 50
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kehamilan................................................................................ 44
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dengan jumlah kasus 1.066 setelah, pendarahan (1.280 kasus) dan di
ikuti dengan infeksi (207 kasus) di peringkat ketiga pada tahun 2009. 1 Menurut
usia kehamilan diatas 20 minggu dengan tanda utama adanya hipertensi dan
Pada ibu hamil primigravida terutama dengan usia muda lebih sering menderita
suatu negara. Tahun 2020 menunjukkan 4.627 kasus kematian ibu hamil di
sekitar 810 wanita setiap harinya meninggal karena penyebab yang dapat dicegah
1
2
pada ibu berupa sindroma Hemolysis Elevated Liver Enzymes Low Platelet
kematian pada ibu. Sedangkan komplikasi pada bayi dapat berupa kelahiran
prematur, gawat janin, bayi berat lahir rendah, dan Intrauterine Fetal Death
(IUFD). Oleh karena itu, pencegahan dan diagnosis dini secara tepat sangat
Berdasarkan uraian diatas, pada laporan ini akan disajikan kasus seorang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Preeklampsia
1. Definisi
minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria meningkat
pertumbuhan janin).7
2. Klasifikasi
Preeklamsi dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 5 gram/24 jam. Dibagi
menjadi:
3
4
a. Tekanan sistole 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastole 110 mmHg atau
lebih dan tidak turun walaupun sudah menjalani perawatan di RS dan tirah
baring
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per jumlah urin selama 24 jam atau +4 dipstik
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
e. Gangguan visus dan serebral; penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma, dan
pandangan kabur
f. Nyeri di daerah epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen karena
h. Hemolisis mikroangiopatik
cepat
l. Sindroma Hellp.9
5
3. Etiologi
Penyebab pasti etiologi dan predisposisi hingga saat ini belum di ketahui
1. Usia
pada wanita hamil berusia 40 tahun atau lebih baik pada primipara maupun
primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens >
3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi
2. Nulipara
Kehamilan pertama oleh pasangan yang baru dianggap sebagai faktor risiko,
walaupun bukan nulipara karena risiko meningkat pada wanita yang memiliki
7. Kehamilan multipel
terjadi pada kehamilan ganda dari 105 kasus kembar dua didapat 28,6%
preeklampsia dan satu kematian ibu karena eklampsia. Dari hasil pada
Kehamilan setelah inseminasi donor sperma, donor oosit atau donor embrio
juga dikatakan sebagai faktor risiko. Satu hipotesis yang populer penyebab
oosit, frekuensi preeklampsia yang tinggi pada kehamilan remaja, serta makin
pasangan yang sama dalam jangka waktu yang lebih lama. Walaupun
pada wanita dengan pasangan yang pernah memiliki istri dengan riwayat
preeklampsia.
9. Obesitas sebelum hamil dan Indeks Massa Tubuh saat pertama kali ANC.
wanita dengan IMT sebelum hamil > 35 dibandingkan dengan IMT 19-27
wanita hamil dengan resiko terjadinya preeklampsia jelas ada, dimana terjadi
8
peningkatan insiden dari 4,3% pada wanita dengan Body Mass Index (BMI) <
20 kg/m2 manjadi 13,3% pada wanita dengan Body Mass Index (BMI) > 35
kg/m2.
Dari 2 studi kasus kontrol yang diulas oleh Duckitt menunjukkan adanya
13. Paritas
Angka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua, primigravida tua
Jika ada riwayat preeklampsia atau eklampsia pada ibu atau nenek penderita,
faktor risiko meningkat sampai 25%. Diduga adanya suatu sifat resesif
(recessive trait), yang ditentukan genotip ibu dan janin. Terdapat bukti bahwa
15. Diet
Tidak ada hubungan bermakna antara menu atau pola diet tertentu. Penelitian
Angka kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil dengan obesitas atau
overweight.
Kebiasaan merokok, insidens pada ibu perokok lebih rendah, namun merokok
terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifitas fisik selama hamil atau istirahat
17. Hiperplasentosis
kasus mola, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini/pada usia kehamilan
muda, dan ternyata hasil pemeriksaan patologi ginjal juga sesuai dengan pada
preeklampsia.
kali lipat pada ibu hamil dengan riwayat preeklampsia pada kehamilan
pertama.
10
Resiko terjadinya preeklamsia juga meningkat pada ibu hamil dengan riwayat
5. Patofisiologi11,12
preeklampsia sendiri masih belum diketahui secara pasti. Namun, sudah banyak
penelitian terkait perjalanan sindrom ini. Secara umum, setidaknya ada 4 faktor
terjadi dilatasi arteri spiralis (remodelling). Hal ini menyebabkan aliran darah
dan iskemia plasenta. Penyebab invasi sel trofoblas yang abnormal ini belum
ke rongga antar vili dengan tekanan dan kecepatan yang tinggi. Hal ini
inflamasi pada ibu. Oleh karenanya teori kegagalan plasentasi ini sangat
dilindungi oleh sintesis prostasiklin pada sel endotel pembuluh darah. Pada
Selanjutnya respon inflamasi ini akan mengaktivasi sel endotel (via IL-6), sel
yang seharusnya bersifat asing. Hal ini disebabkan karena adanya human
melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu. HLAG
juga mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Invasi
ini penting agar jaringan desidua menjadi lunak dan gembur sehingga
paternal (HLA-C), yang mana merupakan sesuatu yang asing bagi ibu
(dikenali oleh sel T dan sel NK). Oleh karenanya diperlukan regulasi sistem
imunitas yang baik agar kehamilan dapat tetap berlangsung. HLA-C yang
mulai dari proses apoptosis, siklus sel, pertumbuhan sel, adhesi sel, dan lain-
lain.14 Belum jelas gen mana saja yang memiliki andil besar dalam
patofisiologi preeklampsia.
6. Diagnosis7,8
Tekanan darah • Sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mm Hg atau lebih dari atau sama dengan diastolik 90
mm Hg pada dua kesempatan setidaknya 4 jam setelah 20 minggu kehamilan pada wanita dengan
tekanan darah normal sebelumnya
• Lebih dari atau sama dengan 160 mm Hg sistolik atau lebih dari atau sama dengan 110 mm Hg
diastolik, hipertensi dapat dipastikan dalam interval singkat (menit) untuk memfasilitasi terapi
antihipertensi tepat waktu
dan
Proteinuria • Lebih dari atau sama dengan 300 mg per pengumpulan urin 24 jam ( atau jumlah ini
diekstrapolasi dari pengumpulan berjangka waktu)
atau
• Rasio protein / kreatinin lebih besar dari atau sama dengan 0,3 *
• Pembacaan dipstick 1+ (hanya digunakan jika metode kuantitatif lain tidak tersedia)
Atau jika tidak ada proteinuria, hipertensi onset baru dengan yang baru timbulnya salah satu dari berikut:
Hipertensi gestasional
Eklampsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang wanita dengan
preeklampsi
Proteinuria awitan baru ≥300 mg/24 jam pada wanita pengidap hipertensi
Terjadi peningkatan proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit <
Hipertensi kronik
minggu
laboratorium.
Klinis:
Nyeri epigastrik
Gangguan penglihatan
Terdapat IUGR
Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau ≥ 110 mmHg untuk tekanan darah
Laboratorium:
Trombositopenia (<100.000/mm3)
sebelumnya
7 . Penanganan
kerusakan dari organ-organ vital dan melahirkan bayi dengan selamat. 14 Pada
preeklamsia sendiri bisa membunuh janin. PEB dirawat segera bersama dengan
Indikasi: Bila didapatkan satu atau lebih dari keadaan berikut ini
1). Ibu
16
2). Janin
3). Laboratorium
Pengobatan Medikamentosa
1). Infus D5% yang tiap liternya diselingi dengan larutan RL 500 cc (60-125
cc/jam)
b. Pengelolaan Konservatif
indikasi untuk kehamilan kurang bulan (< 37 minggu) tanpa disertai tanda-
Medikamentosa
dosis awal MgSO4 tidak diberikan i.v. cukup i.m. saja (MgSO4 40% 8 gr
i.m.).
eklampsia
17
preeklampsia berat
direkomendasikan
2. Obat antihipertensi.
kortikosteroid untuk maturitas dari paru janin sampai saat ini masih
hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥
110 mmHg. Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg
sakit kepala, flushing, dan edema tungkai akibat efek lokal mikrovaskular
hipoksia janin dan asidosis. Hal ini disebabkan akibat hipotensi relatif
Dosis awal nikardipin yang dianjurkan melalui infus yaitu 5 mg/jam, dan
dapat dititrasi 2.5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum 10 mg/jam atau
Efek penurunan tekanan darah pada hipertensi berat dan efek samping
Beta-blocker Atenolol
pada digunakan untuk jangka waktu yang lama selama kehamilan atau
Metildopa Metildopa,
Agonis reseptor alfa yang bekerja di sistem saraf pusat, adalah obat
terutama pada sistem saraf pusat, namun juga memiliki sedikit efek perifer
yang akan menurunkan tonus simpatis dan tekanan darah arteri. Frekuensi
nadi, cardiac output, dan aliran darah ginjal relatif tidak terpengaruh. Efek
samping pada ibu antara lain letargi, mulut kering, mengantuk, depresi,
Metildopa biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2 atau 3 kali
sehari, dengan dosis maksimum 3 g per hari. Efek obat maksimal dicapai
4-6 jam setelah obat masuk dan menetap selama 10-12 jam sebelum
intra vena 250-500 mg tiap 6 jam sampai maksimum 1 g tiap 6 jam untuk
janin, dalam kala I, dilakukan segera seksio sesarea; pada kala II dilakukan
8. Prognosis
Prognosis PEB dan eklampsia dikatakan jelek karena kematian ibu antara 9,8
– 20,5%, sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yaitu 42,2 – 48,9%.
cordis, oedem paru, payah ginjal dan aspirasi cairan lambung. Sebab kematian
9. Komplikasi
a. Proteinuria
b. Hipertensi
jantung.18
c. Eklampsia
selanjutnya konvulsi.19
d. Hemolisis
Preeklampsia yang cukup parah sering diikuti dengan hemolisis, yang mana
dapat dilihat dari jumlah lactate dehydrogenase (LDH) atau keberadaan sel
ekinosit pada darah tepi. Hal ini disebabkan karena hemolisis mikroangiopati
akibat disrupsi endotelial dengan adhesi platelet dan deposit fibrin, sehingga
e. Trombositopenia
Karena banyaknya cedera jaringan akibat proses inflamasi dan kerusakan sel
menyebabkan nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini
eklampsia).9
g. Gangguan neurologic
27
vasogenik edema. Akibat vasospasme arteri retina dan edema retina, terjadi
i. HELLP syndrome
pemecahan eritrosit yang akan ditandai dengan Hb yang turun < 12 g/dl, laktat
dehidrogenase > 600 ul/l dan bilirubin yang meningkat > 1.2 mg/dl, elevated
liver enzyms (liver function) nampak pada hasil SGOT dan SGPT yang juga
amniotransferase > 70 U/L, dan low platelets counts terlihat dari angka
trombosit yang menurun dibandingkan nilai normal, yaitu < 150.000 u/l.
laboratorium yang abnormal dari ketiga komponen di atas pada trismester III
di usia kehamilan 26-40 minggu. Jika hanya memenuhi 1 atau 2 dari 3 kriteria,
ditambahkan pemberian transfusi pada pasien jika didapatkan low platelet count.
dan tanda yang biasanya nampak berupa nyeri kepala, retensi cairan dengan
peningkatan berat badan, nyeri perut atas, dan pandangan kabur. Dari pemeriksaan
fisik biasa ditemukan adanya pembesaran hati dan peningkatan tekanan darah
28
melebihi nilai normal. Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien ini adalah
trombosit, SGOT, SGPT, LDH, tekanan darah arteri rata –rata dan produksi urin.
adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara keseluruhan
dapat dicegah.7-9
1. Pencegahan nonmedikal
Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di Indonesia tirah
baring masih diperlukan pada mereka yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh,
CoQro, N-Asetilsistein, asam lipoik, dan (c) elemen logam berat: zinc,
magnesium, kalsium.8
ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretik tidak terbukti mencegah
preeklampsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365
aspirin dosis rendah (60-80 mg) untuk mencegah preeklamsia telah diteliti dalam
meta-analisis lebih dari 30.000 wanita, dan tampaknya ada sedikit efek untuk
mengurangi preeklamsia dan hasil perinatal yang merugikan. Temuan ini tidak
relevan secara klinis untuk wanita berisiko rendah tetapi mungkin relevan dengan
populasi berisiko sangat tinggi di mana jumlah yang dirawat untuk mencapai hasil
yang diinginkan akan jauh lebih sedikit. Dapat juga diberikan obat-obat
asam lipoik.7
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
B. Anamnesis
PEB + ROJ + HSVB + BSC 3x (4 tahun yang lalu) + Obese Kelas III. Pasien
mengaku saat ini hamil 5 bulan. Keluhan yang dirasakan saat pertama kali datang
keluhan dirasakan hilang timbul dan pendek. keluar air-air(-), keluar lendir darah
30
31
Ansal dan diberikan terapi nifedipin karena disertai pusing tetapi keluhan tidak
Keluhan pandangan kabur, nyeri ulu hati, mual, dan muntah disangkal.
Selama kehamilan riwayat keputihan, gatal dan berbau di kemaluan, nyeri dan
tidak lampias saat buang air kecil disangkal. Tidak ada riwayat terbentur dan
Riwayat penyakit dahulu : HT (+) sejak hamil ke-2 tidak berobat, DM (-),
Riwayat haid : Menarche usia 12 tahun, siklus haid 28 hari, lama 5-7 hari
TP : 04 April 2023
II = 2020- sekarang
Riwayat KB : (-)
10 thn (Suami I)
<2hari
32
C. Pemeriksaan Fisik
Status Umum
Berat badan : 97 kg
Nadi : 88 kali/menit
RR : 20 kali/menit
T : 36,6 oC
Kepala/leher :
Kepala : Normocephali
cahaya (+/+)
Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
30
33
Thoraks :
Paru
Perkusi : Sonor
Jantung
Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+/+), pitting edema (-/-), gerak normal, nyeri
Status Obstetri
DJJ : 158x/menit
TBJ : 352 gr
VT : tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.2 12.0-16.0 g/dl
Lekosit 7.8 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 4.81 4.00-5.30 juta/ul
Hematokrit 37.0 37.0-47.0 %
Trombosit 239 150-450 ribu/ul
RDW-CV 16.0 12.1-14.0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 76.9 75.0-96.0 fl
MCH 25.4 28.0-32.0 pg
MCHC 33.0 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil% 0.4 0.0-1.0 %
Eosinofil% 5.1 1.0-3.0 %
Neutrofil% 85.5 50.0-81.0 %
Limfosit% 16.8 20.0-40.0 %
Monosit% 8.2 2.0-8.0 %
Basofil# 0.02 <1.00 ribu/ul
Eosinofil# 0.01 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 12.47 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit# 1.48 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit# 0.62 0.30-1.00 ribu/ul
HEMOSTASIS
Hasil PT 9.4 9.9-13.5 detik
INR 0.96
Control normal PT 10.8
Hasil APTT 25.6 22.2 – 37.0 detik
35
Hasil negatif
HC : 18,54 mm ~ 20mgg +6
AC : 15,11 mm ~ 20mgg +2
FL : 3,04 mm ~ 19 mgg +3
EFW : 352gram
Kesimpulan :
Janin, Tunggal, Hidup, Intra Uterine, Presentasi Kepala, sesuai usia gestasi 20-21
amnion cukup
Akselerasi : (-)
37
His : (+)
Kesimpulan : Kategori II
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.5 12.0-16.0 g/dl
Lekosit 7.9 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 4.50 4.00-5.30 juta/ul
Hematokrit 34.2 37.0-47.0 %
Trombosit 198 150-450 ribu/ul
RDW-CV 15.3 12.1-14.0 %
MCV, MCH, MCHC
MCV 76.0 75.0-96.0 fl
MCH 25.6 28.0-32.0 pg
MCHC 33.6 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil% 0.1 0.0-1.0 %
Eosinofil% 0.1 1.0-3.0 %
Neutrofil% 85.5 50.0-81.0 %
Limfosit% 10.1 20.0-40.0 %
Monosit% 4.2 2.0-8.0 %
Basofil# 0.02 <1.00 ribu/ul
Eosinofil# 0.01 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 12.47 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit# 1.48 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit# 0.62 0.30-1.00 ribu/ul
HEMOSTASIS
Hasil PT 9.7 9.9-13.5 detik
INR 0.96
Control normal PT 10.8
Hasil APTT 25.6 22.2 – 37.0 detik
Control normal APTT 24.8
KIMIA
DIABETES
Gula Darah Sewaktu 118 <200 mg/dl
FAAL LEMAK DAN JANTUNG
LDH 386 <480 U/L
HATI DAN PANKREAS
Albumin 4,0 3.5-5.2 g/dl
38
E. Diagnosis
PEB + Usia >35 tahun + ROJ + HSVB + BSC 3x + Obese Kelas III+ TBJ 352
gram
39
F. Penatalaksanaan
Tatalaksana awal:
• Bed rest
• PO Metildopa 3x500 mg
• PO Aspilet 1x8 mg
• PO Kalk 2x500 mg
• PO Zinc 1x20 mg
• PO Vit D 1x5000 IU
TS Cardio:
• PO Metildopa 3x500 mg
G. Follow Up
Tanggal
26 27 28 29
SOAP
Agustus 2022
40
Subjektif
- Kencang- + - - -
kencang
- Gerak - - - -
janin
- Mual - - - -
- Muntah - - - -
- Nyeri - - - -
Kepala
- Nyeri ulu + - - -
hati
- Pandanga - - - -
n kabur
- - - -
- Edema
tungkai
bawah
- - - -
- Nyeri luka
operasi
Objektif
- TD 150/90 130/80 130/80 135/80
(mmHg)
- Nadi 83 87 84 81
(x/menit)
- RR 20 20 18 19
(x/menit)
- Temperat 36,7 36,5 36,7 36,6
ur (oC)
G6P4A1 H G6P4A1 H G6P4A1 H G6P4A1 H 21-22
21-22 21-22 minggu 21-22 minggu minggu + JTHIU +
minggu + + JTHIU + + JTHIU + Preskep +
JTHIU + Preskep + Preskep + Hipertensi Kronis
Preskep + Hipertensi Hipertensi Super Imposed PEB
Hipertensi Kronis Super Kronis Super + Usia >35 tahun +
Kronis Imposed PEB Imposed PEB ROJ + HSVB +
Super + Usia >35 + Usia >35 BSC 3x + Obese
Assesment Imposed tahun + ROJ + tahun + ROJ + Kelas III+ TBJ 352
PEB + Usia HSVB + BSC HSVB + BSC gram
>35 tahun + 3x + Obese 3x + Obese
ROJ + Kelas III+ Kelas III+
HSVB + TBJ 352 gram TBJ 352 gram
BSC 3x +
Obese Kelas
III+ TBJ 352
gram
Penatalaksanaan
Tatalaksana awal:
• Bed rest
• PO Metildopa 3x500 mg
41
• PO Aspilet 1x8 mg
• PO Kalk 2x500 mg
• PO Zinc 1x20 mg
• PO Vit D 1x5000 IU
TS Cardio:
• PO Metildopa 3x500 mg
PEMBAHASAN
Super Imposed PEB + Usia >35 tahun + ROJ + HSVB + BSC 3x (4 tahun yang
lalu) + Obese Kelas III+ TBJ 352 gram. Penegakan diagnosis pada kasus ini
Pada pemeriksaan fisik didapatkan baik kepala, mata leher, thorak dan
dan terlihat perut tampak membesar simetris dengan striae gravidarum. Pada
pemeriksaan tinggi fudus uteri (TFU) didapatkan hasil setinggi pusat dan
berdasarkan rumus Johnson, taksiran berat janin (TBJ) adalah 352 gram. Pada
pasien ini didapatkan tekanan darah sebesar 195/115 mmHg dan dilakukan
Pemeriksaan penunjang pada kasus ini berupa pemeriksaan darah rutin dan
USG. Pada urinalisis ditemukan pr3otein-albumin +2 dan darah samar +3. Pada
42
43
Kepala, sesuai usia gestasi 20-21 mgg, implantasi plasenta di corpus Posterior Gr
≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg, serta ditemukan protein
urin ≥5 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik ≥ +2. Pada pasien ini ditemukan
tekanan darah pasien 195/115 mmHg dan didapatkan +2 pada pemeriksaan dipstik
fungsi liver (SGOT/SGPT), nyeri perut bagian kanan atas, nyeri kepala, skotoma,
oliguria.13,21
ekstremitas, pusing, nyeri kepala, mual muntah, penglihatan kabur, dan riwayat
tekanan darah tinggi sebelumnya, serta pola makan. Lalu dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yaitu mengukur tekanan darah dan penunjang yaitu urinalisis
sederhana dengan dipstik. Sehingga pada pasien ini kami diagnosis dengan
PEB pada kasus ini dipengaruhi oleh indeks massa tubuh, penelitian
preeclampsia 2,5 kali lipat dan peningkatan IMT selama ANC meningkatkan
risiko preeclampsia sebesar 1,5 kali lipat. Sebuah studi lain membandingkan
risiko antara ibu dan IMT rendah dan normal menemukan bahwa risiko terjadinya
ibu miring kiri untuk menjaga agar sirkulasi utero-plasental tetap baik. Pasien
sudah diberikan profilaksis kejang dengan menggunakan dosis awal MgSO4 40%
4gr dilarutkan dalam RD5 100cc dalam 15 menit di RS Ansal sebelum dirujuk
lalu di RSUD Ulin dilanjutkan dosis rumatan MgSO4 40% 8gr dalam RD5 500cc
dalam 8 jam (1gr/jam), lalu diberikan obat antihipertensi yaitu Nifedipin per oral
1x30 mg dan metildopa 3x500 mg. Namun jika tekanan darah <160/110mmhg
nifedipin tidak diberikan, tapi metildopa tetap diberikan. Hal ini sesuai dengan
teori dimana pada pasien preeklampsia diberikan tatalaksana anti kejang dengan
menggunakan MgSO4 40% (4gr) dan dilarutkan dalam 10cc aquades diberikan
intravena bolus pelan selama 20 menit, atau jika akses intravena sulit didapat
maka dapat menggunakan 5gr MgSO4 (12,5 ml) disuntikkan secara intramuskular
pada bokong kanan dan kiri. Setelah itu diberikan dosis rumatan MgSO4 40% 6gr
dalam 500cc RL secara intravena selama 6 jam sebanyak 28 tpm dan diulang
Pada pasien ini didapatkan faktor risiko BSC 3x, usia >35 tahun, PEB,
sungsang, dan letak lintang. Terdapat tanda bahaya pada saat kehamilan, ada
keluhan tapi tidak darurat. Ibu AGO dengan FR yang kebanyakan timbul pada
umur kehamilan lebih lanjut, risiko terjadi komplikasi persalinan lebih besar,
Pasien dirawat selama 5 hari pasca bersalin dan mendapatkan perawatan pasca
KESIMPULAN
tahun masuk Ruang Nifas RSUD Ulin Banjarmasin dengan keluhan kencang-
SMKB disertai tekanan darah yang tinggi. Pasien merupakan rujukan Puskesmas
dengan diagnosis G6P4A1 H 21-22 minggu + JTHIU + Preskep + Hipertensi Kronis Super
Imposed PEB + Usia >35 tahun + ROJ + HSVB + BSC 3x + Obese Kelas III+ TBJ 352 gram .
5 hari pasca bersalin dan mendapatkan perawatan pasca salin. Pasien pulang
47
DAFTAR PUSTAKA
48
49