Anda di halaman 1dari 63

PEB DAN GEMELLI PADA MULTIGRAVIDA HAMIL PRETERM

INPARTU DENGAN RIWAYAT SC

Pembimbing:
dr. Sutiyono Sp.OG (K)

Diajukan Oleh:
Risda Aulia Putri, S. Ked
J510165047

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
PENDAHULUAN

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan


yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
disertai proteinuria pada wanita hamil yang
sebelumnya tidak mengalami hipertensi. Biasanya
sindroma ini muncul pada akhir trimester kedua
sampai ketiga kehamilan
Preeklampsia terjadi pada 3,9% dari semua
wanita hamil di seluruh dunia. Angka
kejadiannya di beberapa rumah sakit di
Indonesia juga cenderung meningkat, yaitu
1,0% - 1,5% pada sekitar 1970-2000
Ada banyak faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
preeklampsia, seperti primigravida, hiperplasentosis, usia
ibu yang ekstrem (kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun), riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia,
penyakit ginjal, diabetes mellitus, hipertensi kronik yang
sudah diderita sebelum hamil (preeklampsia
superimposed) dan obesitas.
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tasikmadu, karanganyar
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Nomor RM : 37.1x.xx
Masuk RS : 29 Agustus 2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan kenceng-kenceng

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke RSUD Karanganyar dengan keluhan kenceng-
kenceng. Kenceng kenceng dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk
RS. Kenceng-kenceng semakin lama semakin bertambah hingga
pasien tidak dapat beraktivitas. air kawah belum dirasakan keluar
dan gerak janin aktif. Pasien juga mengeluhkan adanya bengkak
pada kedua kaki sejak 1 bulan yang lalu. Selain itu pasien
mengeluhkan nyeri kepala (+) serta pandangan kabur (+).
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sesak nafas : Disangkal


Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Penyakit Jantung :Disangkal


Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi Obat/makanan :Disangkal
Riwayat menstruasi

HPMT : 15-01-2016
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 6-7 hari
Riwayat obstetrik
G3P2A0
I. Laki-laki, 8 tahun, BBL 2700 spontan
II. Laki-laki, 4 tahun, BBL 2500 SC atas indikasi presbo
III. Sekarang

Operasi yang pernah dialami : SC


Riwayat keluarga berncana sebelum
kehamilan ini : IUD
ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal : Nyeri kepala (+), kejang (-)
Sistem Cardiovascular : Nyeri dada (-)dada berdebar-debar (-)
Sistem Respirasi : Sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
Sistem Gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-), kembung (-)
Sistem Urogenital : BAK (+)
Sistem Reproduksi : Tidak Ada Keluhan
Sistem Integumen : Gatal gatal (-)
Sistem Musculoskeletal : oedema (+), nyeri otot (-) dan nyeri
tulang (-)
RESUME ANAMNESIS
Seorang wanita, usia 38 tahun G3P2A0 datang ke
RSUD Karanganyar dengan keluhan kenceng-
kenceng. . Keluhan kenceng-kenceng dirasakan
sejak 2 hari sebelum masuk RS dan kedua kaki
bengkak serta adanya riwayat SC atas indikasi
presbo pada anak kedua. Selain itu, pasien
mengeluhkan nyeri kepala (+) dan pandangan
mata kabur (+).
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : compos mentis

Vital sign :
Tekanan Darah : 200/100 mmHg
Nadi : 92 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 36,50C
Status Generalis

Kepala : Mesocephal
Mata : Conjuctiva anemis (+/+), Sklera
Ikterik (-/-)
THT : Tonsil tidak membesar, Pharinx
hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax : Normochest, retraksi (-)
Cor :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak
melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas
normal, reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki
basah kasar (-/-)
Abdomen:
Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria
gravidarum (+)
Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak
membesar
Perkusi : Tympani pada bawah processus
xiphoideus, redup pada daerah uterus
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas :
Superior : Akral dingin (-), edema (-/-)
Inferior : Akral dingin (-), edema (+/+)
Status Obstetri
Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (+)
Palpasi : Pemeriksaan Leopold
I : TFU 4 jari dibawah processus xiphoideus (35cm), Teraba
bagian bokong di kanan dan bagian kepala bagian kiri
II : Teraba dua bagian yang memanjang di kanan dan kiri,
kesan puka-puki
III : Teraba bagian keras janin di perut bagian bawah di
kanan dan bagian yang lebih lunak di perut bawah ibu
bagian kiri, kesan preskep-presbo
IV : Konvergen
HIS (+) 1x/10 menit, DJJ I (+) 143x/menit, DJJ II (+)
152x/menit
Pemeriksaan Dalam :
Vaginal Toucher : portio tebal, pembukaan
1 cm, kepala belum masuk panggul, UUK
belum bisa dinilai, kulit ketuban (+), STLD (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hemoglobin : 12.8 g/dl


Hematokrit : 39.4 %
Antal Eritrosit :3,48x106/Ul (H)
Antal Leukosit : 16.81/Ul (H)
Antal Trombosit : 234.000/uL
GDS : 85 mg/dL
Creatinin : 0,69 mg/dL
SGOT : 19 u/l
SGPT : 7 u/l
Albumin : 3,1 g/dl
Protein Urin : (++) / positif 2
HbS Ag : negatif
DAFTAR MASALAH

Pasien mengalami PEB dengan impending


eclampsia
Kehamilan preterm dan gemelli
Adanya his dan pembukaan 1 cm
DIAGNOSA KERJA
PEB dan gemelli pada multigravida hamil
preterm inpartu dengan riwayat SC.

PENATALAKSANAAN
Infus RL
O2
MgSO4 4 gr/10 cc IV
Operasi SC

PROGNOSIS
Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PRE-EKLAMPSIA BERAT

Definisi
Preeklampsia didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah dan proteinuria
yang muncul setelah usia kehamilan 20
minggu.
Epidemiologi

Sekitar 10-15% kematian ibu dikaitkan dengan


preeklampsia dan eklamsia. Faktor
preeklampsia meningkat 2-5 kali pada wanita
hamil yang memiliki riwayat preeklampsia.
Insiden preeklampsia pada nullipara sekitar 3-
7% sedangkan pada multipara 1-3%
Etiologi

Implantasi plasenta
Toleransi imunologis
Maladaptasi maternal
Faktor-faktor genetik
Faktor resiko
Primigravida
Usia ibu yang ekstrem
Riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia
Diabetes mellitus
Kehamilan ganda
Obesitas
Patofisiologi
Diagnosa preeklampsia
Kriteria diagnostik preeklampsia yaitu :
Preeklampsia ringan
Tekanan darah : sistolik 140 mmHg atau
diastolic 90 mmHg setelah kehamilan 20
minggu yang sebelumnya memiliki tekanan
darah yang normal.
Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1+ pada
carik celup (Cunningham et al, 2012).
Preeklampsia berat
Tekanan darah : sistolik 160 mmHg atau diastolic 110
mmHg
Proteinuria : 2,0 g/24 jam atau 2+ pada pemeriksaan carik
celup
Kreatinin serum > 1,2 mg/dL
Trombosit < 100.000/L
Hemolisis mikroangiopatik - peningkatan LDH
Peningakatan kadar transiminase seru ALT atau AST
Nyeri kepala persisten atau gangguan serebral atau visual
lainnya
Nyeri epigastrik persisten
Penatalaksanaan
INDIKASI TERMINASI KEHAMILAN PADA PEB
Antihipertensi
Antihipertensi direkomendasikan pada
preeklampsia berat yaitu tekanan darah
sistolik 160 mmHg atau diastolik 110
mmHg.
Pemberian MgSO4 untuk mencegah kejang
Guideline RCOG merekomendasikan dosis
loading magnesium sulfat 4 g selama 5 10
menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan
1-2 g/jam selama 24 jam post partum atau
setelah kejang terakhir, kecuali terdapat
alasan tertentu untuk melanjutkan pemberian
magnesium sulfat.
KOMPLIKASI
HELLP syndrom
Perdarahan otak
Gagal ginjal
Edema paru
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
intrauterin
Kehamilan gemelli
Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan multipel dapat berupa
kehamilan ganda/gemelli (2 janin), triplet ( 3
janin ), kuadruplet ( 4 janin ), quintiplet ( 5
janin )
Jenis Gemelli
Kembar Monozigotik
Kembar Dizigot
Conjoined twins dan superfekundasi
Etiologi dan Faktor yang mempengaruhi pembentukan
gemelli

Hereditas
Usia dan paritas ibu
Faktor gizi
Gonadotropin Hipofisis
Terapi infertilitas
Assisted Reproductive Technology (ART)
Letak dan Presentasi Janin
a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala
(44-47 %).
b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya
karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking)
Diagnosis gemelli
Anamnesis
Inspeksi dan palpasi
Auskultasi
USG
Komplikasi kehamilan gemelli
Abortus
Malformasi
Berat lahir rendah
Kelahiran preterm
Kembar siam
Kembar akardiak
Fetu-in-fetu
Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Penanganan dalam persalinan
Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi
seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi
mediolateralis
Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar. Periksa
dalam untuk menentukan kedaan anak kedua. Tunggu,
sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak
kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan
supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Tunggu dan
pimpin persalinan anak kedua seperti biasa
Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya
melintang atau prolaps tali pusat dan solusio plasenta,
maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik
Indikasi sectio caesarea
Janin pertama letak lintang
Bila terjadi prolaps tali pusat
Plasenta previa
Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak
pertama letak sungsang dan anak kedua letak
kepala
Kehamilan dan persalinan preterm

Definisi
Kehamilan preterm adalah suatu kehamilan
yang terjadi pada seorang wanita dengan usia
kehamilan antara 20 minggu sampai 37
minggu, sedangkan Persalinan preterm adalah
persalinan yang terjadi kurang dari 37 minggu
masa kehamilan
Klasifikasi
Menurut kejadiannya
Idiopatik/Spontan
Iatrogenik /Elektif
Menurut usia kehamilan
Menurut berat badan lahir,
Etiologi
Pelahiran atas indikasi ibu atau janin sehingga
persalinan diinduksi atau bayi dilahirkan
dengan pelahiran secara sectio caesarea
Persalinan preterm spontan tak terjelaskan
dengan selaput ketuban utuh
Ketuban pecah dini preterm (PPROM)
idiopatik
Kelahiran kembar dan multijanin yang lebih
banyak
Faktor resiko
Idiopatik
Iatrogenik (elektif)
Faktor sosio-demografik
Faktor maternal
Infeksi
Genetik
Mekanisme persalinan preterm
Diagnosa
Anamnesis
Gejala
Tanda persalinan preterm
Peningkatan duh vagina
Perubahan serviks
USG abdominal, transvaginal
Perdarahan (bercak, bercampur lendir/show)
Pemeriksaan fibronektin fetus
Penatalaksanaan persalinan preterm
Konfirmasi persalinan preterm
Pada kehamilan < 34 minggu pada wanita tanpa indikasi
maternal atau janin untuk pelahiran, dianjurkan observasi
ketat dengan pemantauan kontraksi rahim dan detak
jantung janin.
Pada kehamilan < 34 minggu, diberikan kortikosteroid
untuk pematangan paru janin.
Pertimbangan pemberian infus magnesium sulfat pada ibu
selama 12 24 jam untuk memberikan neuroproteksi pada
janin.
Pada kehamilan < 34 minggu pada wanita yang tidak dalam
proses persalinan diberikan terapi kortikosteroid dan
profilaksis streptokokkus grup B.
Pada kehamilan 34 minggu, wanita dengan persalinan
preterm dipantau kemajuan persalinan dan kesejahteraan
janinnya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Ny. L datang ke RSUD Karanganyar
dengan keluhan kenceng-kenceng dan kedua
kaki bengkak. Berdasarkan anamnesis pasien
merasakan kenceng-kenceng sejak 2 hari yang
lalu. Selain itu pasien mengeluhkan kedua kaki
bengkak sejak 1 bulan yang lalu, pasien juga
merasakan nyeri kepala (+) serta pandangan
mata kabur (+) sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada pasien didapatkan
diagnosis PEB dan gemelli pada multigravida hamil
preterm dengan riwayat SC.
Kemudian dilakukan tindakan yaitu pemberian MgSO4
4 gr/10 cc secara iv selama 5 10 menit dan operasi
sectio caesaria.Faktor resiko terjadinya PEB pada
pasien ini yaitu karena kehamilan gemelli. Berdasarkan
Studi yang melibatkan 53.028 wanita hamil
menunjukkan bahwa kehamilan kembar meningkatkan
risiko preeklampsia hampir 3 kali lipat dibandingkan
kehamilan normal.
Preeklampsia berat dengan impending
eclampsia mempunyai gejala seperti nyeri
kepala serta pandangan mata kabur. Gejala ini
muncul dikarenakan adanya disfungsi endotel.
Disfungsi endotel menyebabkan gangguan
metabolisme prostaglandin, agregasi
trombosit pada sisi endotel rusak,
peningkatan endotelin dan penurunan oksida
Nitrat (NO).
Proses ini menyebabkan pembuluh darah
vasokontriksi kemudian terjadi hipertensi yang
menyebabkan peregangan selaput meningen,
serta terjadinya iskemik jaringan pada otak
dan menimbulkan gejala klinis yaitu nyeri
kepala. Sedangkan pandangan mata kabur
dikarenakan adanya spasme pada arteri
retina.
Pada pasien ini diberikan MgSO4 untuk
mencegah terjadinya kejang eklamptik yang
merupakan komplikasi utama dari preeclampsia
berat.
Mekanisme kerja dari magnesium sulfat adalah
menekan pengeluaran asetilkolin pada motor end
plate. Magnesium sebagai kompetisi antagonis
kalium juga memberikan efek yang baik untuk
otot skelet. Magnesium sulfat dikeluarkan secara
eksklusif oleh ginjal dan mempunyai efek
antihipertensi.
Selain pemberian MgSO4 pada pasien ini juga
dilakukan operasi Sectio Caesarea, Sectio
caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan
janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi
untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Pada
pasien dilakukan terminasi kehamilan secara
sectio caesarea dikarenakan adanya PEB dengan
impending eclampsia, jika dilakukan secara
pervaginam dikhawatirkan pada saat proses
berlangsung akan terjadi eklampsia.
Daftar pustaka
Richard E., et al. 2007. Preterm Birth: Causes,
Consequences, and Prevention. United states : the National
Academy of Sciences
Manuaba. (2007). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.
POGI. 2011. panduan pengelolaan persalinan preterm
nasional. Diakses melalui
http://kalogisma.com/kepustakaan/pengelolaan%20persali
nan%20preterm.pdf/
POGI. 2016. Diagnosis dan Tata laksana preeklampsia.
Diakses melalui http://pogi.or.id/
Lambert G., et al. 2014. Preeclampsia: an update. Acta
Anaesth Belg. 65: 137-149
Shamsi., et al. 2013. Epidemiology and risk factors of preeclampsia;
an overview of
observational studies. Al Am een J Med Sci. 6(4):292-300.
Edrin V.L., Ariadi., Irawati L. 2014. Gambaran Karakteristik Ibu
Hamil pada Persalinan Preterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 3 (3): 312-317
ACOG. 2016. Hypertension in pregnancy. Diakses melalui
https://www.acog.org/~/media/Task%20Force%20and%20Work%2
0Group%20Reports/public/HypertensioninPregnancy.pdf
Cunningham FG, et all. 2012. Obstetri Williams. Edisi 23.
Jakarta, EGC
Mochtar R. 2015. Sinopsis Obstentri Fisiologi dan Obstentri
Patofisiologi. Edisi 3 Jilid I. Jakarta. EGC
Denantika et al. 2015. Hubungan Status Gravida dan Usia Ibu
terhadap Kejadian
Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2012-2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(1) : 2012-2017
Dharma et al., 2005. Disfungsi Endotel Pada
Preeklampsia. Makara, Kesehatan. 9(2): 63-69
Naljayan M.V., Karumanchi A.S. 2013. New
Developments In The Pathogenesis Of Preeclampsia.
Adv Chronic Kidney Dis. 20(3): 265270
Uzan et al. 2011. Pre-eclampsia: pathophysiology,
diagnosis, and management. Vascular Health and Risk
Management 7: 467474

Anda mungkin juga menyukai