Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

Pre-Eklampsia

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi


PJJ Periode 3 – 15 Mei 2021
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
Identitas Pasien
• Nama : Ny. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tgl Lahir : 12/03/1986
• Usia : 35 tahun
• Alamat : Tanah Abang
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan terakhir : S1
• Status Perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
Anamnesis
Tanggal : 5/5/21 jam: 09.00
Keluhan Utama : Nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Seorang perempuan berusia 35 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan.
• Pemeriksaan ANC rutin dilakukan ke bidan dan pasien tidak memiliki keluhan
terkait kehamilannya.
• Pasien memiliki keluhan sakit kepala, adanya gangguan penglihatan, tidak terdapat
mual dan muntah, nyeri perut, sesak, maupun kelainan BAB dan BAK.
• Pada pemeriksaan ANC di bidan terdapat tekanan darah tinggi pada saat
memasuki trimester ke 2.
Riwayat Obstetri
• Gravida : G1P0A0
Riwayat Hamil Sekarang
• HPHT: 26 Agustus 2020
• Umur Kehamilan: 36 minggu
• HPL: 2 Mei 2021
• Pasien rutin ANC di bidan.
• Tidak terdapat riwayat perdarahan selama kehamilan, tidak ada
keluar ketuban, gerak janin aktif
• Selama kehamilan belum pernah didiagnosis pre-eklampsia.
Riwayat Pengobatan:
• Pasien rutin mengonsumsi suplementasi tablet zat besi dan asam folat sesuai anjuran
dokter.
• Pasien tidak mengkonsummsi obat lain
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, kencing manis, penyakit ginjal, penyakit
autoimun, alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Diketahui bahwa Ibu pasien memiliki riwayat kejang pada kehamilan kakak pasien.
• Tidak ada riwayat DM maupun HT dalam keluarga pasien.
Riwayat Asupan Nutrisi
Porsi makan cukup, makan 4x sehari 2 makan besar 2 selingan. Makan nasi, dengan
lauk pauk yang beragam, beberapa minggu terakhir sering mengonsumsi makanan
bersantan.
Riwayat Lingkungan & Sosial
• Hubungan pasien dengan keluarga baik.
• Pasien memiliki status perekonomian yang baik.
• Pasien tidak merokok maupun minum alkohol.
Riwayat Menstruasi
• Pasien mengalami menarche saat usia 14 tahun.
• Siklus menstruasi teratur setiap 28 hari, dengan durasi haid 3-5 hari,
dan jumlah darah sekitar 2-3 kali ganti pembalut sehari
Pemeriksaan fisis
•Keadaan Umum : Tampak sehat
•Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
•Tekanan Darah : 170/100 mmHg
•Nadi : 90x/menit, reguler, isi cukup
•Pernafasan: 20x/menit, teratur
•Suhu : 36 ̊C
Antropometri:
• TB : 155 cm
• BB sebelum hamil : 74 kg
• BB sekarang : 82 kg
• IMT sebelum hamil : 30,80 (Obesitas 2)
Kepala : tidak ada rambut rontok, tidak ada benjolan
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema wajah (-)
Hidung : bentuk normal, sekret (-/-), massa (-/-)
Telinga : normal, sekret (-/-), lapang
Leher : tidak teraba pembesaran KGB, pembesaran tiroid (-).
Payudara : simetris, payudara besar dan berat, puting susu dan areola
berwarna gelap, kolustrum (-)
Thoraks
Inspeksi : simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : stem fremitus dalam batas normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
• Inspeksi : tampak perut membuncit sesuai usia kehamilan, pusat tampak
datar dengan perut, linea nigra (+) , striae (+), bekas luka (-)
• Auskultasi : Bising usus (-), DJJ 140x/menit regular
• Palpasi : TFU setinggi pertengahan pusat - proc.xiphoideus, TFU 29 cm, his
reguler, teraba pergerakan janin
• TBJ (Johnson – Toshack) = (TFU – N) x 155.
TBJ = (29-11) X 155 = 2790 gram
Leopold
I : Terasa lunak, bulat dan tidak melenting
II : Presentasi punggung kiri
III : Presentasi kepala (keras, bulat, dan melenting)
IV : Divergen
Anus : tampak normal, perineum tidak menonjol, fissura ani (-), benjolan (-)
Vulva/vagina : tampak tenang, tidak ada benjolan, flour (-), fluksus (-), cairan
ketuban (-)
Ekstremitas : akral hangat, varises (-), edema tungkai (-), luka (-)
Kulit : turgor kulit kembali cepat, kloasma gravidarum (-), striae (+), linea nigra (-)
KGB : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan Dalam
- Dilatasi servik 2
- Effecement 100 %
- Station -2
- Konsistensi lunak
- Posisi di tengan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah
• Hb : 13 g/dl Kimia urine
• Ht : 48%
•Protein : +3
• Eritrosit : 4 juta/µl
(Proteinuria)
• Leukosit : 11.000/µl
• Trombosit : 120.000/µl
(Trombositopenia < 150.000/µl )

Urinalisis
Makroskopis
•Warna : kuning
•Kejernihan : keruh
Resume
• Telah diperiksa pasien perempuan berusia 35 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu
datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu.
Dari Anamnesis didapati:
• Beberapa minggu terakhir sering mengonsumsi makanan bersantan
• Pasien mengeluhkan pandangan kabur saat ini
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
• TD : 170/100 mmHg
• IMT : 30,80 (Obesitas 2)
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
• Proteinuria
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :
• Trombositopenia
• Proteinurian
Diagnosis
Ibu Ny. A, 35 thn, G1P0A0, hamil 36 minggu, inpartu kala 2, tunggal,
preeklamsia dengan gejala berat

Diagnosis Janin
Presentasi kepala, letak posterior, kepala floating.
DJJ 140x/mnt, gerak aktif, TBJ 2790 gram

DD/ : Hipertensi Gestasional


Tatalaksana Rencana Terapi Non-farmakologi untuk
ibu
Rencana Terapi Farmakologi • Pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal
1. Rawat inap dan pemeriksaan elektrolit
2. Wajib injeksi MgSO4 4 gr IV Bolus (MgSO4
20%) selama 5 menit, lanjutkan dengan
pemberian MgSO4 1g/ jam dan berikan selama 6 Rencana Terapi Non-farmakologi untuk
jam janin
3. Rencanakan perlahiran pervaginal • USG Obstetri dan doppler velocimetry
4. Antihipertensi
• Pemeriksaan CTG
- Nifedipin
- Metildopa 150 gr

 
Edukasi
• Edukasi tentang Pre-Eklampsia
• Edukasi evaluasi gejala maternal dan gerakan janin
• Edukasi apabila terjadi perburukan pada ibu dan janin maka akan
dilakukan SC emergency
Evaluasi
1. Evaluasi tanda-tanda keracunan MgSO4
cek reflek patella, RR, urine output
2. Evaluasi kemajuan persalinan dalam tiap 4 jam
3. Follow up dari pemeriksaan lab (Hasil pemeriksaan darah, Fungsi Hati
(SGOT, SGPT), Fungsi Ginjal)
4. Evaluasi DJJ tiap 30 menit
Prognosis
• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
PRE-EKLAMPSIA
Definisi
• Hipertensi onset baru yang berkembang setelah 20 minggu kehamilan
dan disertai dengan proteinuria atau bukti end organ disfunction.
• End organ disfunction  trombositopenia, gangguan hati atau ginjal,
edema paru, dan disfungsi neurologis atau visual
• Proteinuria  ≥ 300 mg/24-h urine protein / protein dipstick urine
>+1

Wilkerson RG, Ogunbodede AC. Hypertensive


Disorders of Pregnancy. Emerg Med Clin North Am.
2019 May;37(2):301–16.
Epidemiologi
• Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak à perdarahan
(1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207
kasus). Menurut WHO, kasus pre-eklampsia 7x lebih tinggi di negara
berkembang. Pre-eklampsia menjadi komplikasi pada 2-8% kehamilan
secara global. Di Afrika dan Asia 9% kematian ibu disebabkan oleh
pre-eklampsia.

Sumber : Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019.


Jakarta: Kemenkes RI. 2019.,Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran: Diagnosis dan Tata Laksana Hipertensi Dalam
Kehamilan. 2016., Machano MM, Joho AA. Prevalence and risk
factors associated with severe pre-eclampsia among postpartum
women in Zanzibar: A Cross-secMonal Study. BMC Public Health.
Faktor Resiko • Hipertensi kronik
• Penyakit ginjal
Anamnesis • Sindrom antifosfolipid (aps)
• Umur > 40 tahun • Kehamilan dengan inseminasi donor
sperma, oosit atau embrio
• Nulipara
• Obesitas sebelum hamil
• Multipara dengan riwayat preeklampsia
sebelumnya
Pemeriksaan fisik
• Multipara dengan kehamilan oleh
pasangan baru • Indeks masa tubuh > 35
• Multipara yang jarak kehamilan
• Tekanan darah diastolik > 80 mmhg
sebelumnya 10 tahun atau lebih • Proteinuria (dipstick >+l pada 2 kali
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara
saudara perempuan kuantitatif 300 mg/24 jam
• Kehamilan multipel
• Iddm (insulin dependent diabetes melitus)
POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:
Diagnosis dan Tata Laksana Hipertensi Dalam
Kehamilan. (2016)
Patofisiologi

• Cunningham FG. Williams obstetrics. 25th edition. New York: McGraw-Hill;


2018.
Klasifikasi
Pre-eklamsia tanpa gejala berat Jika tidak didapatkan protein urin,
• TD sekurangnya 140/90 mmHg hipertensi diikui dengan salah satu dari:
• Trombosistopenia
pada 2 kali pemeriksaan berjarak
• Serum kreatinin >1.1 mg/dl atau
15 menit menggunakan lengan
peningkatan kreatinin tanpa ada kelainan
yang sama ginjal lainnya
Dan • AST/ALT meningkat 2 kali lipat dan atau
• Protein urin melebihi 300 mg nyeri epigastric/kanan atas
dalam 24 jam atau urin dipstick +1 • Edem paru
• Gangguan neurologis
• Gangguan Sirkulas
Klasifikasi
Pemberatan preeklamsia atau • Serum kreatinin >1.1 mg/dl atau
preeklamsia berat (diagnosis peningkatan kreatinin tanpa ada
dipenuhi dan jika didapatkan salah kelainan ginjal lainnya
satu kondisi klinis dibawah ini) : • AST/ALT meningkat 2 kali lipat
• TD sekurang-kurangnya 160/110 dan atau nyeri epigastric/kanan
pada 2 kali pemeriksan berjaran atas
15 menit menggunakan lengan • Edema paru
sama
• Gangguan neurologis
• Trombosistopenia
• Gangguan Sirkulasi
Pemeriksaan Fisik
• Gejala ringan: edema pada kaki yang menetap saat bangun pagi.
Terkadang edema ini bisa sampai muka, dinding perut, vulva, bahkan
seluruh tubuh.
• Gejala yang membahayakan (alarming symptoms)
• Onset akut sakit kepala bagian occipital atau frontal
• Gangguan tidur
• Menurunnya urin output (400mL dalam 24 jam)
• Nyeri epigastric
• Gangguan mata (pandangan buram hingga buta total)
Pemeriksaan Penunjang
• USG Obstetri
• Pemeriksaan darah perifer lengkap
• Fungsi Hati (SGOT, SGPT)
• Fungsi Ginjal (Kreatinin, proteinuria, kadar asam urat plasma)
Tatalaksana Preeklampsia
tanpa Gejala Berat
• Ibu hamil dengan pre eklampsia ringan dapat
dirawat secara rawat jalan dan dianjurkan utk
istirahat (tidur miring). Kriteria pre eklampsia ringan
dirawat di RS :
-Tidak ada perbaikan tekanan darah dan kadar
proteinuria selama 2 minggu
- Gejala pre eclampsia berat
• Diet mengandung 2 gram natrium atau 4-6 gr
NaCl cukup protein, rendah karbohidrat, lemak,
garam secukupnya
• Tidak diberikan obat-obat diuretic, antihipertensi,
dan sedatif

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan


Tata Laksana Hipertensi Dalam Kehamilan. (2016)
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo 2008
Tatalaksana Preeklampsia
dengan Gejala Berat

• Pengelolaan cairan dan monitoring input serta


output cairan
• Pemberian MgSO4
• Pemberian obat anti hipertensi

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan


Tata Laksana Hipertensi Dalam Kehamilan. (2016)
MgSO4

Satgas Penakib Jawa Timur. Penatalaksanaan


Preeklampsia dan Perdarahan Pasca Persalinan.
2016
Pencegahan

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran:


Diagnosis dan Tata Laksana Hipertensi Dalam Kehamilan.
(2016)
Komplikasi
Pada Ibu:

Pada Janin:
Persalinan Preterm (15-60%), IUGR (10-25%), Kematian Perinatal (1-2%), Trauma
Hipoksemia-Neurologik (<1%), Morbiditas Kardiovaskuler Jangka Panjang (Tidak
Diketahui)
• Townsend R, O’Brien P, Khalil A. Current best practice in the
management of hypertensive disorders in pregnancy. Integr
Blood Press Control. 2016 Jul 27;9:79–94.
• Berghella V. Maternal-Fetal Eviddence Base Guidelines. 3 th ed.
2017
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai