Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS CIDAHU

Disusun oleh:
dr. Doddy Eko Prayitno

Pembimbing Puskesmas

dr. Dessy Andrianitha

1
DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN .........................................................................................................................3

A.LatarBelakang................................................................................................................................3

B. TujuanPenulisan............................................................................................................................4

C. Manfaat..........................................................................................................................................4

II.ANALISISSITUASI.....................................................................................................................6

III.ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISUSTRATEGIS...........................................11

IV PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHANMASALAH......19

A.Pembahasan IsuStrategis..............................................................................................................19

B.Alternatif PemecahanMasalah......................................................................................................20

V.KESIMPULAN DANSARAN....................................................................................................22

A.Kesimpulan...................................................................................................................................22

B.Saran.............................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................24

2
I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11gr% pada trimeser I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.
Penyebab anemia adalah sebagai berikut: kurang gizi (malnutrisi), kurang zat
besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah dalam persalinan yang lalu,
haid dan lain lain, serta penyakit kronis seperti TB paru, cacing usus, malaria,
dan lain lain.
Anemia merupakan masalah yang dialami oleh 38,2% ibu hamil di dunia
pada tahun 2011. Sekitar setengah dari kejadian anemia tersebut disebabkan
karena defisiensi besi (WHO 2015). Anemia defisiensi besi menjadi penyebab
115.000 kematian ibu per tahun, sehingga program penanggulangan anemia
defisiensi besi merupakan langkah yang tepat dalam membantu menurunkan
angka kematian ibu (Sanghvi et al. 2010). Anemia pada ibu hamil berhubungan
dengan meningkatnya risiko kelahiran prematur, kematian ibu dan bayi, serta
penyakit infeksi (WHO 2010). Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan angka anemia pada ibu hamil sebesar
37,1% (Kemenkes 2013), yang menunjukkan bahwa anemia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat (WHO 2010).
Rekomendasi WHO untuk mengurangi risiko berat bayi lahir rendah
(BBLR), anemia pada ibu hamil dan defisiensi besi adalah dengan
suplementasi besi-folat harian sebagai bagian dari pelayanan antenatal care
(ANC). Suplemen-tasi besi dan asam folat efektif untuk mencegah anemia dan
defisiensi besi (Peña-Rosas & Viteri 2009), dimana ibu hamil yang menerima
suple-men besi harian memiliki risiko yang lebih rendah terhadap anemia
(Peña-Rosas et al.2012).
Di Indonesia dosis suplemen besi yang diberikan adalah sebesar 60 mg
besi elemental dan 0,25 mg asam folat per hari atau 1 butir tablet tambah darah
(TTD) melalui kegiatan ANC (Depkes RI 1995) dan pemerintah berencana
untuk mening-katkan kandungan asam folat pada suplemen tersebut sehingga
menjadi 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat dalam 1 butir TTD
(Kemenkes RI 2015). Selama ini pemerintah menilai keberhasilan program
3
suplementasi dengan indikator cakupan distribusi suplemen besi. Padahal,
cakupan suplementasi belum tentu menggambarkan keberhasilan program bila
dilihat dari masih tingginya angka anemia saat ini. Selain ketersediaan tablet
besi dan akses terhadap pelayanan, terdapat dua hal lain-nya yang dapat
memengaruhikeefektifanprogramsuplementasibesiyaitudarisisipenyedia

layanan, yang mencakup kualitas konseling tentang suplemen besi, serta dari
sisi ibu hamil yaitu kemauan ibu untuk mengonsumsi suplemen besi (WHO,
2012).
Pada wilayah kerja Puskesmas Cidahu periode Bulan Januari-Sepember
tahun 2021 kasus anemia pada ibu hamil sebesar 31,98%. Sasaran ibu hamil
tahun 2021 sebanyak 750 orang namun hanya 469 orang yang diperiksa kadar
Hb nya, 150 orang di antaranya menderita anemia, dan 2 orang menderita
anemia berat. Pemberian suplemen besi di Puskesmas Cidahu sudah mencapai
82,27% pada Fe I dan 66,93% pada Fe III sehingga sudah melebihi standar
pelayanan minimal yaitu 90% pada tahun 2020. Walaupun pemberian
suplemen besi sudah melebihi standar pelayanan minimal namun angka
kejadian anemia masih belum mencapai target.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu dilakukan evaluasi
mengenai faktor-faktor risiko terjadinya kasus anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Cidahu. Oleh karena itu diperlukan evaluasi penanggulangan
anemia pada ibu hamil agar angka kejadiannya terus menurun setiap tahunnya.

B. Definisi Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu hamil dengan
kadar hemoglobin (HB) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (eritrosit)dalam
produksinya untuk mempertahankan HB pada tingkat normal (WHO 2014).
C. Gejala Anemia pada ibu hamil
Berkurangnya konsentrasi HB selama kehamilan mengakibatkan suplai
oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan gejala
anemia. Pada umunya gejala yang dialami ibu hamil antara lain : lemah, letih,
lesu, pusing, pandangan mata berkunang kunang, tenaga berkurang. Selain itu
melalui pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda tanda pada ibu hamil seperti :

4
pada konjungtiva mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat.bahkan pada
penderita anemia yang berat dapat berakibat sesak nafas.
Untuk menentukan batas HB seorang wanita maka adapun criteria
anemia bergantung pada usia,jenis kelamin, dan tempat tinggal. Kadar
hemoglomin seseorang memang sulit ditentukan karna dipengaruhi oleh ras,
suku bangsa, jenis kelamin serta umur (WHO1968) Kadar hemoglobin normal
yaitu :
-wanita dewasa tidak hami : <12g/dl
-wanita hamil : <11 g/dl

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO (2002) yaitu :


1. Anemia ringan sekali :Hb 10 gr/dl – batas normal
2. Anemia ringan : hb 8gr/dl -9,9g/dl
3. Anemia sedang : hb 6 d/dl -7,9 g/dl
4. Anemia berat : hb< 6 g/dl

D. Patofisiologi Anemia pada Ibu Hamil


Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia).
Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit
(sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak
seimbang yaitu peningkatan volume plasma peningkatanya jauh lebih besar
sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/dl
Pada kehamilan relative terjadi anemia karna ibu hamil mengalami
hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah
18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19% . bila HB ibu hamil 11gr% maka
dengan terjadinya hemodelusi akab mengakibatkan anemia dalam kehamilan dan
hb ibu akan menjadi 9,5 – 10 gr%.

B. TujuanPenulisan

1. TujuanUmum
Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan program pokok di
PuskesmasCidahu.

5
2. TujuanKhusus
a. Mengetahui faktor-faktor yang memiliki hubungan terhadap
permasalahan anemia pada ibu hamil di PuskesmasCidahu.
b. Melakukan analisis pemecahan permasalahan di Puskesmas Cidahu
dalam melakukan intervensi pencegahan anemia pada ibuhamil.
C. Manfaat

1. Manfaat bagiDokter Internship


Menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan tentang anemia pada ibu
hamil.

2. Manfaat bagi PuskesmasCidahu


a. Bahan pertimbangan bagi Puskesmas Cidahu dalam melakukan evaluasi
lebih lanjut terkait anemia pada ibuhamil.

b. Bahan pertimbangan bagiPuskesmasCidahudalam melakukan


peningkatan mutu pelayanan anemia pada ibuhamil.

6
II. ANALISISSITUASI

A. GAMBARAN UMUM
UPTD Puskesmas DTP Cidahu merupakan salah satu puskesmas yang ada di
Kabupaten Kuningan. Tepatnya berada di Wilayah Desa Cidahu Kecamatan Cidahu,
letaknya berada di sebelah Timur Kabupaten Kuningan.
Kondisi jalan hampir 100% baik dan beraspal, dapat dilalui oleh kendaraan
roda 2 maupun roda 4. Keadaan wilayah 75% perbukitan dengan keadaan tanah
sekitar 75% pasir dan batu. Wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Cidahu
merupakan Puskesmas Daerah Tempat Perawatan, yang beroperasi melayani
kesehatan selama 24 jam.
Geografi dan Demografi
Peta Wilayah
Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Cidahu

7
a. Luas Wilayah dan Batas-batas
Luas Wilayah
La
kebun Pen Huta Huta Per Lai
da
saw Pekar / gan n n keb Kol n- Jumla
No Desa ng/
ah angan Tegal gon Raky Nega una am Lai h
Hu
an an at ra n n
ma
Cihideunggi 39.88 19.90 5.78 12885
46 5 0 3.1 0 12 1.2
1 rang 1 4 2 7
Cihideung 131.3 6.59 21473
22 69.74 6 0 5.2 0 10 1
2 hilir 38 8 3
7.85 17956
56 28.11 89.29 4 0 7.2 0 5 1
3 Nanggela 3 9
24.59 29.81 2.18 18600
41 5 0 2.45 0 22 0.5
4 Cidahu 6 2 7 0
Kertawinan 14.0 15268
25 17.44 4.192 5 0 0 36.4 0.5 4.97
5 gun 5 0
21.0 21728
54 21.5 65.69 5 5.05 4 0 30 1
6 Datar 89 5
187.6 11268
30 7.261 4 1.5 6.25 0 6 0 2.24
7 Bunder 39 3
37.90 271.9 23.8 47748
104 5 21 32.1 0 64 0
8 Cieurih 8 31 76 8
46.32 1500 68712
108 38.47 7 20 8.6 75 0 18.6
9 Cibulan 9 0 4
45.30 18.5 84.1 10.6 40656
101 101 8 2.75 0 0
10 Legok 8 5 35 27 5
16.83 81.14 18926
29 1 0 6 0 24 0 11
11 Cikeusik 1 5 0
32.54 48.7 313. 47096
40 24.5 8 0 6 0 5.15
12 Jatimulya 8 5 185 5
Jumlah Kec. 371.5 1405. 156. 463. 400. 173. 34.23.
656 63 50.3 5.2
Cidahu 45 79 25 185 4 15 220

8
Sumber data : UPT BP3K Cidahu 2020
Batas-batas
1. Sebelah utara : Kab. Cirebon
2. Sebelah Timur : Kab. Cirebon
3. Sebelah Barat: Kec.Kalimanggis
4. Sebelah Selatan : Kecamatan Luragung
Jumlah desa/kelurahan dan Wilayah Administrasi
Jumlah Desa pada wilayah kerja Puskesmas Cidahu berjumlah 12 desa yang terdiri dari :
- Desa Cihidenggirang - Desa Datar
- Desa Cihideunghilir - Desa Bunder
- Desa Nanggela - Desa Cieurih
- Desa Cidahu - Desa Cibulan
- Desa Kertawinangun - Desa Legok
- Desa Cikeusik - Desa Jatimulya
Kependudukan/Demografi
1) Komposisi dan Jumlah penduduk
Kecamatan Cidahu pada tahun 2020 mempunyai Jumlah penduduk sebanyak
46.491 orang, terdiri dari 23.745laki-laki dan22.746orang perempuan, dengan jumlah
KK sebanyak 13.498KK. kepadatan penduduk di kecamatan Cidahu 0,014 jiwa/Km2.
Jumlah Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

9
2) Kepadatan Penduduk
Dibahas kepadatan penduduk dan persebarannya serta akibat/dampak dari
kepadatan persebaran tersebut.
Luas Wilayah, Jumlah dan Persebaran Penduduk
Di Wilayah UPTD Puskesmas Cidahu Tahun 2020

JUMLAH JUMLA RATA- KEPAD


LUAS PENDUDUK H RATA ATAN
No WILAY
DESA/ KEL LAKI PERE RUMAH JIWA/RU PENDU
. AH
- MPU JML TANGG MAH DUK
(KM2)
LAKI AN A (KK) TANGGA (KM2)
Cihideung
1 128.867 2189 2116 4305 1,215 3.51 0.03
Girang
2 Cihideung Hilir 214.733 4070 3646 7716 2,168 3.56 0.04
3 Nanggela 179.569 2123 1951 4074 1,354 3.02 0.02
4 Cidahu 186.000 1894 1851 3745 1,124 3.33 0.02
5 Kertawinangun 152.680 1351 1253 2604 780 3.34 0.02
6 Datar 217.285 1793 1899 3692 832 4.85 0.02
7 Bunder 112.683 802 1210 2012 495 3.02 0.01
8 Cieurih 477.488 2331 2294 4625 1,500 3.08 0.01
9 Cibulan 687.124 1528 1508 3036 1,004 3.02 0.00
10 Legok 406.566 1805 1766 3571 892 4.28 0.01
11 Cikeusik 189.260 1546 1376 2922 854 3.43 0.02
12 Jatimulya 470.965 2077 2073 4150 1,280 3.22 0.01
3,423,27 23.50 22.94 46.49
JUMLAH 13.498 3.44 0.014
0.0 9 3 1
Sumber Data :, Bides PKM Cidahu tahun 2020

Jumlah Penduduk Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan


Di UPTD Puskesmas Cidahu Tahun2020

JUMLAH PENDUDUK
PEREMPUAN
NO DESA/ KEL
PRA
SD SLTP SLTA DIPLOMA AKADEMI PT JML
SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Cihideunggirang 54 188 224 163 8 6 29 672
2 Cihideunghilir 90 340 1394 468 48 12 33 2385
3 Nanggela 48 120 73 223 3 5 5 477
4 Cidahu 62 570 399 325 5 7 39 1407
5 Kertawinangun 20 606 51 21 0 2 13 713
6 Datar 30 673 426 308 0 9 12 1458
7 Bunder 20 520 142 41 2 4 13 742
8 Cieurih 12 13 38 2099 0 5 28 2195
9 Cibulan 42 625 179 61 5 0 5 917

10
10 Legok 59 783 220 229 6 10 37 1344
11 Cikeusik 40 618 32 49 0 36 16 791
12 Jatimulya 30 275 152 168 2 3 5 635
JUMLAH 235 13736
507 5331 3330 4155 79 99
Sumber Data : Bides PKM cdh Tahun 2020

3) Sosial Ekonomi
a). Penduduk Tercakup Jaminan Kesehatan Nasional
Jumlah Penduduk, Penduduk di Cakup BPJS
Di UPTD Puskesmas Cidahu Tahun 2020

Sasaran %
Jml Total Pendudu
No Desa/Kel Pendudu ASKE Pesert k di
Mandir
k PBI S/PBI a cakup
i
PPU BPJS
1 Cihideung
4305 3557 197
Girang 192 3946 91.66
2 Cihideung
7716 4698 203
Hilir 257 5158 66.85
3 Nanggela 4074 2168 161 144 2473 60.70
4 Cidahu 3745 2374 186 185 2745 73.30
5 Kertawinangun 2604 1425 171 100 1696 65.13
6 Datar 3692 1858 126 50 2034 55.09
7 Bunder 2012 647 121 44 812 40.36
8 Cieurih 4625 2344 171 154 2669 57.71
9 Cibulan 3036 1006 172 125 1303 42.92
10 Legok 3571 1937 176 156 2269 63.54
11 Cikeusik 2922 1875 168 170 2213 75.74
12 Jatimulya 4150 2976 161 164 3301 79.54
Jumlah 46.491 26865 2013 1741 30619 65,86
Sumber : Jumlah penduduk data riil Tahun 2020

11
III. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISUSTRATEGIS

1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas Cidahu tahun 2021
didapatkan jumlah tenaga kesehatan sebagai berikut:
1) Dokterumum
Dokter umum yang ada di Puskesmas Cidahu berjumlah 2 orang.
Menurut standar Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 rasio
tenaga medis per 100.000 penduduk adalah 40 tenaga medis, sehingga
jumlah tenaga medis masih kurang.
2) Perawat
Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas Cidahu sebanyak
17 orang dan perawat gigi 1 orang. Standar IIS tahun 2010 adalah
117,5 per 100.000 penduduk, oleh karena itu jumlah perawat belum
sesuaistandar.
3) Bidan
Tenaga kebidanan jumlahnya 25 orang. Standar IIS 2010
menyebutkan jumlah tenaga bidan 100 per 100.000, dengan demikian
jumlah bidan di wilayah Puskesmas Cidahu masih kurang.
4) Farmasi
Tenaga farmasi di Puskesmas Cidahu ada 4 orang. Menurut standar
Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010, rasio apotekerper
100.000 penduduk adalah 10, dengan demikian jumlah tenaga farmasi
di wilayah Puskesmas Cidahu juga masih kurang.
5) Ahligizi
Tenaga Gizi di Puskesmas Cidahu jumlahnya 1 orang. Standar IIS
2010 menyatakan 22 per 100.000 penduduk, dengan demikian jumlah
tenaga gizi di wilayah Puskesmas Cidahu masih kurang.Program
pengelolaan anemia pada ibu hamil Puskesmas Cidahu memiliki 1
orang penanggung jawab yang merupakan koordinator
penyelenggaraan program serta pelaksana program yaitu Alda
Ramdhanti, S.Gz yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana
Gizi.
12
6) Sanitasi
Tenaga Kesehatan Lingkungan ada 1 orang. Sesuai standar IIS tahun
2010, jumlah kebutuhan tenaga kesehatan 40 per 100.000 penduduk.
Oleh karena itu, jumlah tenaga kesehatan lingkungan di wilayah
Puskesmas Cidahu masih belum mencukupi.
7) PromosiKesehatan
Tenaga Promosi Kesehatan dari bidang kesehatan masyarakat
berjumlah 1 orang. Standar IIS tahun 2010 menyebutkan 40
per100.000 penduduk, sehingga jumlah tenaga kesehatan lingkungan
di wilayah Puskesmas Cidahu masih kurang.
b. Money
Sumber pembiayaan Puskesmas Cidahu yakni dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), , klaim dan kapitasi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS), serta klaim Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program
pengelolaan anemia pada ibu hamil Puskesmas Cidahu memiliki sumber
pembiayaan dari BOK untuk Pemberian suplementasi besi pada ibu
hamil dengan kadar Hb <11 gr/dl untuk pemeriksaan ibu hamil oleh
bidan dan kegiatan konseling gizi.
c. Material
Pelaksanaan pengelolaan anemia pada ibu hamil memiliki sarana
dan prasarana yang dibutuhkan seperti pengukuran Hb di Laboratorium
menggunakan Hb. Sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas
Cidahu meliputi meja, kursi, alat tulis, buku catatan kegiatan, alat peraga
untuk edukasi makanan bergizi, pentingnya patuh minum suplementasi
besi.

d. Method
Program pengelolaan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Cidahu
merupakan lintas program yang bekerjasama dengan KIA dan
laboratorium. Kegiatannya meliputi pemeriksaan ibu hamil oleh bidan,
periksa Hb di Laboratorium, konseling gizi, pemberian suplementasi
besi, pencatatan ibu hamil dengan anemia untuk dilaporkan ke bidan
desa. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan

13
melaporkan ke koordinator program dan kepala puskesmas setiap bulan.
Kemudian pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas Cidahu
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan.
e. Minute
Program pengelolaan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Cidahu
meliputi pemeriksaan ibu hamil oleh bidan, periksa Hb di Laboratorium,
konseling gizi, pencatatan ibu hamil dengan anemia untuk dilaporkan ke
bidan desa lalu bidan Desa memantau dan mencatat perkembangan ibu
hamil tersebut yang dilakukan setiap 1 bulan sekali. Kegiatan pemberian
suplementasi besi juga diberikan dalam waktu 1 bulan sekali selama 3
bulan. Pemberian suplementasi besi diberikan oleh Ahli gizi di
Puskesmas.
f. Pelaksanaan dan Pengorganisasian(P2)
Tahap pengorganisasian program pengelolaan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Cidahu pada tahun 2021 terdiri dari:
1) Petugas melakukan koordinasi lintas program seperti kerja sama
dengan bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), petugas
laboratorium, dan bidan-bidandesa.
2) Petugas menyusun kesepakatan tentang program pengelolaan ibu
hamil dengananemia.
3) Petugas mempertimbangkan jumlah tenaga, dan sarana prasarana
yangdibutuhkan.
Tahap pelaksanaan program pengelolaan anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Cidahu pada tahun 2021 terdiri dari:
1) BidandesamerujukkebagianKIAPuskesmasuntukmelakukan
Antenatal Care (ANC)
2) Petugas Laboratorium memeriksa kadar Hb ibu hamil.
3) Petugas gizi melakukan konseling gizi dan pemberian suplementasi
besi pada ibu hamil dengananemia.
4) Petugas gizi melaporkan hasil kegiatan ke kepala puskesmas dan
Dinas Kesehatan KabupatenKuningan.
g. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Tahap pengawasan program pengelolaan anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Cidahu dilakukan oleh penanggung jawab dan pelaksana
14
kegiatan. Pengawasan anemia pada ibu hamil meliputi
pengawasanpadajumlah ibu hamil dengan anemia, angka kunjungan ibu
hamil dengan anemia dan jumlah ibu hamil dengan anemia yang
mendapat suplemen besi. Selama proses kegiatan penanggulangan
anemia, sistem pelaporannya dilakukan setiap bulan oleh bagian gizi.
Setiap bidan desa melaporkan jumlah ibu hamil dengan anemia setiap
minggu kepada bagian gizi, lalu gizi membuat rekapitulasinya pada akhir
bulan kemudian hasilnya dilaporkan kepada kepala puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kuningan.
2. Output
Output program pengelolaan anemia pada ibu hamil di Puskesmas
Cidahu dinilai dari data laporan kejadian anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan laporan data di Puskesmas Cidahu tahun 2021 Bulan
Januari sampai dengan September dari 750 ibu hamil yang mengikuti
pemeriksaan Hemoglobin terdapat 469 ibu hamil dengan anemia ringam
dengan Hb 8-11 mg/dl terdapat 150 orang, ibu hamil dengan anemia
berat dengan Hb dibawah 8 mg/dl terdapat 2 orang. Sasaran ibu hamil
tahun 2021 sebanyak 750 orang namun hanya 62,5% yang diperiksa
kadar Hb nya.
3. Outcome
Dampak program yang diharapkan adalah menurunnya angka
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Cidahu.
Identifikasi Isu Strategis (Analisis SWOT)

Analisis masalah pada program kesehatan puskesmas dilakukan


berdasarkan pendekatan sistem. Sistem terdiri dari input (masukan), proses
dan output (luaran). Analisis masalah pada program kesehatan puskesmas
dilakukan dengan mengetahui masalah pada output kemudian dilakukan
analisis penyebab masalah pada input dan proses program kesehatan
puskesmas tersebut.

15
1. Strength
a. Input
1) Man
Program pengelolaan anemia pada ibu hamilmerupakan
lintas program dimana bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya yang meliputi ahli gizi, bidan puskesmas, petugas
laboratorium, bidan desa yang memiliki kompetensi melakukan
pemeriksaan, penatalaksanaan, dan edukasi dalam penanganan
terhadap ibu hamil dengan anemia. Jumlah ahli gizi yang mampu
melakukan konseling gizi yaitu terdapat 1, bidan puskesmas
terdapat 25, petugas laboratorium terdapat 1, dan 12 bidan desa
sangat cukup untuk melakukan kegiatan penganggulangan ibu
hamil dengan anemia. Selain itu, Penanggung jawab program
pengelolaan anemia pada ibu hamil Puskesmas Cidahu memiliki
latar belakang pendidikan Sarjana Gizi yang memiliki
kompetensi dalam mengelola program pengelolaan anemia.
2) Material
Puskesmas Cidahu memiliki sarana seperti KIA, unit
farmasi, unit laboratorium serta klinik gizi untuk melaksanakan
pemeriksaan, penatalaksanaan, asuhan nutrisi pada ibu hamil
dengan anemia. Puskesmas Cidahu memiliki ruangan yang cukup
untuk melakukan pemeriksaan, penatalaksanaan dan edukasi
pada ibu hamil dengan anemia. Puskesmas Cidahu juga memiliki
alat-alat yang cukup memadai untuk melakukan pemeriksaan ibu
hamil dengan anemia seperti adanya pengadaan buku KIA untuk
memantau kesehatan ibu hamil, alat peraga untuk edukasi
makanan bergizi, alat laboratorium untuk periksa Hb
menggunakan metode Hb sahli ataufotometri.
3) Method
Pelaksanaan pengelolaan anemia pada ibu hamil sudah
cukup baik dengan susunan kegiatan berupa pemeriksaan ibu
hamil oleh bidan, periksa Hb di Laboratorium, konseling gizi,
pemberian suplementasi besi, pencatatan ibu hamil dengan
anemiauntukdilaporkan ke bidan desa. Pelaporan hasil
16
pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan ke
koordinator program dan kepala puskesmas setiapbulan.
4) Minute
Waktu pelaksanaan program pengelolaan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Cidahu mengikuti jadwal puskesmas yaitu
hari senin-sabtu dikarenakan pemeriksaan kadar Hb hanya dapat
dilakukan di Puskesmas. Kegiatan pemberian suplementasi besi
juga diberikan dalam waktu 3 bulan sekali. Untuk pemantauan
ibu hamil dengan anemia yang dilakukan oleh Bidan Desa setiap
1 bulansekali.
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan penangulangan anemia
pada ibu hamil sudah bekerja sama dengan sector lain seperti bidang
KIA, petugas laboratorium, bidan-bidan desa, maupun dengan dinas
kesehatan sehingga dapat menunjang kegiatan berjalan dengan baik.
Perencanaan dan Pengorganisasian dalam penanggulangan anemia
pada ibu hamil sudah cukup baik dimana telah direncanakan dan
dipersiapkan sudah cukup matang dan baik sebelum pelaksanaannya.
2. Weakness
a. Input
1) Market
Sasaran pemantauan evaluasi anemia pada ibu hamil di seluruh
desa Cidahu sering lost follow up oleh pihak Puskesmas sehingga
penanggulangan anemia pada ibu hamil belum bisa tertangani
dengan baik. Hal ini menyebabkan angka kejadian anemia pada
ibu hamil belum mencapai target yang diharapkan.
2) Material
Alat yang digunakan untuk mengukur Hb yaitu Hb Sahli dan
Fotometri dimana alat tersebut bukan merupakan standar WHO
sehingga kesalahan pada alat tersebut lebih besar. Kesalahan Hb
sahli sekitar 15 % sedangkan fotometri sebesar 5-10%.

b. Proses
Pada proses pelaksanaan kegiatan pemberian suplemen besi

17
untuk ibu hamil dengan anemia sudah berjalan dengan baik dengan
diberikan selama 3 bulan namun angka kejadian anemia pada ibu
hamil masih meningkat karena suplemen besi yang diberikan selama
3 bulan pada ibu hamil tidak selalu diminum setiap harinya.
Pemantauan perkembangan ibu hamil dengan anemia belum
sepenuhnya terlaksana dengan baik karena ibu hamil yang sudah
terdiagnosis anemia dan sudah mendapat suplemen besi, tidak semua
ibu hamil tersebut diperiksa kembali kadar Hb nya pada bulan-bulan
berikutnya. Evaluasi rutin tentang program penanggulangan anemia
maupun kejadian anemia setiap tahunnya juga belum berjalan di
Puskesmas Cidahu. Pelaporan hasil evaluasi rutin kadar Hb tidak
sepenuhnya dilaporkan oleh bidan desa kepada pihak ahli gizi
Puskesmas sehingga Ahli gizi tidak mengetahui perkembangan ibu
hamil dengan anemia apakah masih anemia atau tidak.
3. Opportunity
a. Pembiayaan untuk program pengelolaan anemia pada ibu hamil
Puskesmas Cidahu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Program
pengelolaan anemia pada ibu hamil Puskesmas Cidahu memiliki
sumber pembiayaan dari BOK untuk Pemberian suplementasi besi
pada ibu hamil dengan kadar Hb <11 gr/dl untuk pemeriksaan ibu
hamil oleh bidan dan kegiatan konselinggizi.
b. Patuhnya ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan pada antenatal
care (ANC) baik di bidan desa maupun dipuskesmas.
c. Dukungan dari setiap desa untuk menyediakan tempat bagi kegiatan
ibu hamil (kelas ibu hamil danpenyuluhan).
d. Antusiasme ibu hamil dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
PuskesmasCidahu.

e. Adanya kelas ibu hamil yang diselenggarakan setiap bulan oleh


bidan desa danpuskesmas.
4. Threat
a. Kurangnya kepatuhan ibu hamil dengan anemia dalam mengonsumsi
suplemen besi yang sudah diberikan.

18
b. Pola makan ibu hamil yang kurang memenuhiprotein.
c. Adanya mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat setempat jika
ibu hamil tidak boleh makan makanan yangamis.
d. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil dan calon
ibu hamil/wanita usia subur tentang asupan makanan bergizi sebelum
dan saathamil.
a. Kurangnya peran dan dukungan keluarga maupun masyarakat dalam
mengawasi ibu hamil di lingkungannya.

19
IV. PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF
PEMECAHANMASALAH
A. Pembahasan IsuStrategis
Berdasarkan laporan data di Puskesmas Cidahu tahun 2021 Bulan Januari
sampai dengan September dari 750 ibu hamil yang diperiksa HB terdapat 469
ibu hamil dengan anemia dan sudah mendapatkan suplemen besi. Sasaran ibu
hamil tahun 2021 sebanyak 750 orang namun hanya 469 orang yang diperiksa
kadar Hb nya. dan 150 orang di antaranya menderita anemia dengan HB 8-11
mg/dl atau sekitar 32,4%.Ibu hamil dengan Hb dibawah 8 terdapat 2 orang .
Berdasarkan hasil analisis SWOT, dalam praktik program
penanggulangan ibu hamil dengan anemia belum berjalan dengan baik. Hal ini
terlihat dari beberapa weakness dan threat yang mempengaruhi secara
langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan program.
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang program sudah
memadai termasuk unit laboratorium, ketersediaan buku KIA, dan
ketersediaan suplemen besi. Tidak ada masalah juga dalam hal anggaran yang
dialokasikan untuk pengelolaan program anemia pada ibu hamil. Penanggung
jawab program penanggulangan anemia dari bagian gizi merupakan seorang
Ahli Madya Gizi yang memiliki kompetensi dalam mengelola program
tersebut dan dibantu dengan tenaga kesehatan lain yang mempunyai
kompetensi pada bidangnya. Pemberian suplementasi besi pada ibu hamil
terutama ibu hamil yang anemia juga sudah dilaksanakan dengan baik dalam
waktu 1 bulansekali.
Pengelolaan anemia pada ibu hamil masih belum berjalan dengan
baik. Hal ini dikarenakan dari segi weakness, pemantauan evaluasi anemia
pada ibu hamil di seluruh desa Cidahu sering lost follow up oleh pihak
Puskesmas sehingga angka kejadian anemia pada ibu hamil terus meningkat.
Pendataan ibu hamil dengan risiko tinggi termasuk ibu hamil dengan anemia
juga tidak bisa lepas dari kerja sama antara pihak puskesmas dengan pihak
desasehinggaibuhamildengananemiadapatterdata.Namun,diPuskesmas

20
Cidahu pendataan monitoring ibu hamil dengan anemia belum berjalan
maksimal. Hal ini sangat penting karena dengan data yang lengkap, analisis
penyebab permasalahan dapat dilakukan dengan maksimal. Pengawasan dan
pelaporan masyarakat tentang adanya ibu hamil juga sangat penting untuk
melengkapi data. Alat yang digunakan untuk mengukur Hb yaitu Hb Sahli
dan Fotometri dimana alat tersebut bukan merupakan standar WHO sehingga
kesalahan pada alat tersebut dalam menginterpretasikan lebihbesar.
Patuhnya ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan pada antenatal
care (ANC) baik di bidan desa maupun di puskesmas.Dukungan dari setiap
desa untuk menyediakan tempat bagi kegiatan ibu hamil (kelas ibu hamil dan
penyuluhan) mendukung program dapat berjalan dengan baik.
Kurangnya kepatuhan ibu hamil dengan anemia dalam mengonsumsi
suplemen besi yang sudah diberikan. Pola makan ibu hamil yang kurang
memenuhi protein. Adanya mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat
setempat jika ibu hamil tidak boleh makan makanan yang amis. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang makanan bergizi yang
dikonsumsi pada ibu hamil.
B. Alternatif PemecahanMasalah

a. Melakukan pemantauan perkembangan ibu hamil dengan anemia yang


lebih komprehensif sehingga pendataannya lengkap dan mudahdianalisis.

b. Pengadaan suplemen besi dapat mencukupi untuk ibu hamil dan remaja
putri.

c. Meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan puskesmas lebih terarah


dan terpadu sehingga dapat memantau ibu hamil dengananemia.

d. Melakukan evaluasi program penanggulangan ibu hamil dengan anemia


secaraperiodik.

e. Memberikan edukasi kepada ibu hamil dengan anemia beserta suami


maupun keluarganya tentang pentingnya makanan bergizi dan suplemen
besi pada ibu hamil dengananemia.

f. Melibatkan ahli gizi dalam kelas ibuhamil.

g. Melakukan edukasi tentang pentingnya asupan makanan bergizi sebelum

21
dan saat hamil pada ibu hamil ataupun calon ibu hamil/wanita usia subur
yang dapat dilakukan dalam konseling calonpengantin.

h. Menguji validitas alat yang digunakan untuk mengukur Hb.

22
V. KESIMPULAN DANSARAN

A. Kesimpulan

1. Ketidakcapaian program Kesehatan Ibu dan Anak serta Gizi dalam


penanganan terhadap ibu hamil dengan anemia berdasarkan angka
kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 32% pada periode pemeriksaan
Bulan Januari sampai dengan September 2021.
2. Belum tercapainya target program penanggulangan ibu hamil dengan
anemia di Puskesmas Cidahu karena beberapa faktor,yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil dan calon
ibu hamil/wanita usia subur tentang asupan makanan bergizi sebelum
dan saathamil.
b. Ketidakdisiplinan ibu hamil dengan anemia dalam mengonsumsi
makanan yang bergizi dan suplemen besi.
c. Adanya mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat setempat jika
ibu hamil tidak boleh makan makanan yangamis.
d. Kurangnya peran dan dukungan keluarga maupun masyarakat dalam
mengawasi ibu hamil dilingkungannya.
e. Kurangnya monitoring dan evaluasi ibu hamil dengan anemia sesudah
pemberian suplemenbesi.
B. Saran

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil dan calon


ibu hamil/wanita usia subur tentang asupan makanan bergizi sebelum dan
saat hamil dengan melakukan penyuluhan atau konseling yang inovatif dan
menarik dalam kelas calon pengantin atau kegiatanlainnya.
2. Meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk mengonsumi makanan yang
bergizi kaya protein dan suplemenbesi
3. Melakukan monitoring secara komprehensif pada ibu hamil dengan
anemia
4. Melakukan evaluasi rutin terhadap program penanggulangan ibu hamil
dengananemia

23
5. Meningkatkan kerjasama antara bidan desa dan puskesmas lebih terarah
dan terpadu sehingga dapat memantau ibu hamil dengananemia.
6. Melibatkan ahli gizi dalam kelas ibuhamil.
7. Menguji validitas alat yang digunakan untuk mengukur Hb.

24
DAFTAR PUSTAKA

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Pedoman Pemberian


Besi Bagi Petugas. Jakarta (ID): Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Buku Acuan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2008. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada
Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Peña-Rosas JP, De-Regil LM, Dowswell T, Viteri FE. 2012. Daily oral iron
supplementation during pregnancy. Cochrane Database Syst Rev Dec
12:CD004736.
Sanghvi TG, Harvey VW, Wainwright E. 2010. Maternal iron-folic acid
supplementation programs: evidence of impact and implementation. Food
Nutr Bull 31(2 Suppl):S100-7
WHO. 2010. Nutrition Landscape Information System (NLIS), Country Profile
Indicators, Interpretation Guide. Geneva (CH): WHO.
WHO. 2011. Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anaemia and
Assessment of Severity. Geneva (CH): WHO.
WHO. 2012. Guideline: Daily Iron and Folic Acid Supplementation in Pregnant
Women. Geneva (CH): WHO. 2015. The Global Prevalence of Anaemia in
2011. Geneva (CH): WHO.

25

Anda mungkin juga menyukai