VULNUS LACERATUM
LATAR BELAKANG Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh trauma beda tajam atau tumpul,
perubahan suhu, zat kimia, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Vulnus laceratum sering disertai dengan luka excoriasi, yakni luka
atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan dengan benda
keras. Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian
peristiwa yang kompleks yang terjadi secara simultan pada jaringan
epidermis, dermis dan subkutis, itu suatu yang mudah membedakan
penyembuhan pada epidermis dengan penyembuhan pada dermis
dan perlu diingat bahwa peristiwa itu terjadi pada saat yang
bersamaan.
PERMASALAHAN IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Baula
Tanggal Periksa : 05 Oktober 2019
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Nyeri pada lengan kanan atas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengalami kecelakaan motor karena mengelak batu di
jalan 20 menit sebelum ke Puskesmas Pangkalan Susu. Pasien
tetap sadar, pusing (-), mual (-), muntah (-), tidak ada
keterbatasan dalam menggerakkan anggota tubuhnya. Pasien
juga mengalami luka pada kedua lutut kakinya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada penyakit lain. Alergi Obat
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Vital Sign :
Sensorium : Compos Mentis, GCS E4V5M6
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 18 x / menit
Temp. : 36,8 oC
Status Generalis :
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Paru : SN Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II murni regular, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : Soepel, Nyeri Tekan (-), Bising Usus (+)N
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada keterbatasan ROM
Status Lokalis :
1. Tampak luka robek pada daerah lengan kanan atas, berukuraan
4,5 x 0,5 cm, tepi tidak rata.
2. Tampak luka lecet pada lutut kaki kanan, berukuran 5 x 3 cm dan
pada lutut kiri dengan ukuran 4 x 3 cm.
PERENCANAAN DAN Pemeriksaan Penunjang :
PEMILIHAN Tidak dilakukan
INTERVENSI
Intervensi diberikan secara farmakologi dan non farmakologi
PELAKSANAAN Diagnosis Kerja :
Vulnus Laceratum o/t regio branchii dextra + Vulnus excoriatum o/t
patella dextra - sinistra
Terapi Farmakologi :
Wound toilet
Hecting
Amoxicillin 3 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Bufacetin zalf
MONITORING DAN Pasien diminta untuk datang mengkontrol luka jahitannya per 3 hari.
EVALUASI
Komplikasi herpes zoster dapat terjadi seperti Neuralgia pasca herpetic, Sindrom
Ramshayhunt, kelainan pada mata, Infeksi sekunder dan Paralisis Motorik.
Tujuan Penatalaksanaan dari herpes Zoster adalah untuk mencegah infesksi
sekundern NPH dan mengatasi nyeri akut akibat virus Zooster ini.
PERMASALAHAN Identitas pasien
Nama : Tn B.
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : NTT (pekerja pabrik)
Anamnesis :
Keluhan Utama : Timbul melenting diatas mata kiri.
RPS : Mulai Timbul sejak 2 hari yang lalu semakin banyak dan hanya pada bagian
atas mata kiri, terasa sangat nyeri. Badan tidak panas.
RPD : -
R. Sosial : Penderita merupakan seorang pekerja pabrik.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Compos Mentis, GCS E4V5M6, kesan gizi normal
Status Generalis :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 23 x / menit
Temp. : 36,3 oC
Kepala dan Leher : Anemis (-), Icterus (-), Cyanosis (-), Dyspneu (-), Bull Neck (-)
Thorax
Cor
I : ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas jantung normal
A : dalam batas normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
I: bentuk dada simetris, sela iga normal, retraksi (-)
P : pergerakan nafas simetris
P : Timpani
A : Vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
I : Flat simetris
A: Bising Usus Normal
P: Supel, nyeri tekan tidak ditemukan, massa (-)
P: Timpani di seluruh lapangan abdomen
Terapi Farmakologis :
Tab Acyclovir 5 x 800 (7-10 hari)
Tab. Asam Mefenamat 3 x 500mg
Rujuk ke poli mata
MONITORING DAN Setelah mendapat diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter
EVALUASI dapat memantau kondisi pasien dan efek obat yang diberikan pada pasien. Serta
menganjurkan pasien untuk melakukan kontrol begitu obat habis
B. Permasalahan di Masyarakat
Pada tanggal 14 Juni 2019, Tn S (55 tahun), datang dengan keluhan sering
kencing pada malam hari dan badan terasa cepat letih. Tn S juga mengeluhkan kesemutan
pada jari-jari kaki dan tangan. Keluhan ini dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Tiga bulan
yang lalu pasien pernah memeriksakan diri ke mantri dengan keluhan serupa disertai
dengan rasa haus terus menerus dan nafsu makan yang meningkat namun berat badan
turun.Pasien menyangkal adanya riwayat keluarga DM pada orangtua pasien. Dilakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu dan didapatkan hasil gula darah diatas normal namun
pasien lupa tepatnya berapa. Sejak saat itu pasien mengonsumsi obat DM yang dibelinya
sendiri di apotek (Glibenklamid) dan ini adalah pertama kalinya pasien memeriksakan
diri ke dokter karena merasa keluhannya tidak berkurang.Pada saat dilakukan
pemeriksaan tekanan darah 130/ 80, gula darah sewaktu 300 mg/dl. Dengan adanya trias
hiperglikemia (poliuria, polidipsia, dan polifagia) dan pada pemeriksaan gula darah
sewaktu >200mg/dl, maka Tn S didiagnosis dengan diabetes mellitus.
Pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya masih rendah. Oleh
karena itu, selain pemberian terapi obat-obatan perlu dilakukan tatalaksana non
medikamentosa berupa edukasi mengenai penyakit, dan yang paling utama adalah
membiasakan gaya hidup sehat.