Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

APPENDISITIS AKUT

Oleh :
dr. Kasriana kasman
Pembimbing :
1 Dr. H. Amiruddin M. Kes
Supervisor :
dr. Ismail Daif Sp.M

Dibawakan Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Dokter Internsip


Di RSU Nene Mallomo, Kabupaten Sidenreng Rappang,
Sulawesi Selatan
2019-2020
2 LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
 Nama : NY. S

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Umur : 47 Tahun

 Alamat : Rappang

 Pekerjaan : IRT

 Agama : Islam

 Status Perkawinan : menikah

 Tgl. Masuk : 5-9-2019


3 ANAMNESIS
 Keluhan Utama:

Nyeri perut kanan

 Riwayat Penyakit Sekarang:


- Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Nene Mallomo
dengan mengeluhkan penglihatan mata sebelah kiri kabur
sejak ± 1 bulan yang lalu. Penglihatan kabur dirasakan
berangsur-angsur. Pasien merasakan pada mata sebelah kiri
tersebut seperti ada yang mengganjal.
- Pasien menyadari ada seperti lemak berwarna putih pada
mata sejak ± 2 tahun yang lalu. Namun sebulan yang lalu ini,
penglihatan mata sebelah kiri pasien semakin kabur.
4

Riwayat demam (+) sejak 2 hari yang lalu, demam tinggi lalu
turun jika minum obat antidemam, mual (+), muntah (+) berisi
makanan dan air. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
dan nyeri lepas di titik McBurney, Rovsing sign (+), Blumberg sign
(+), Obturator sign (+). Pada pemeriksaan rectal toucher
ditemukan nyeri tekan pada arah jam 10 dan 11. BAB terakhir 2
hari yang lalu. BAK tidak ada kelainan.
5

 Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat dirawat dengan keluhan yang sama (-).

 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga memiliki keluhan yang sama dengan


pasien.
 Riwayat pengobatan
Parasetamol 500mg 3x1 tab
Asam mefenamat 500mg 3x1 tab
Antasida 200mg syr 3x1 cth (jika maag kambuh)
6 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Composmentis / Sakit sedang / Gizi cukup
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit, reguler
RR : 18x/menit
Suhu : 36,8° C
 Tinggi badan : 157 cm
 Berat badan : 48 kg
 IMT : 48kg/(1,57)m2 = 19,47 kg/m2
 Status Gizi : Gizi cukup
7 STATUS GENERALIS
KEPALA
 Bentuk : Normal, simetris
 Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-), Sclera tidak iktrerik
edema palpebra (-), pupil isokor kanan =
kiri, Refleksi cahaya (+)
 Telinga : Bentuk normal, simetris, membran timpani
intak
 Hidung : Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasi
 Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tidak
hiperemis, tidak ada nyeri menelan.
8 LEHER
 Bentuk normal, deviasi trakhea (-), Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan KGB , JVP tidak meningkat.
THORAKS
 Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri simetris, Iktus kordis tidak
tampak, Jejas (-)
 Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri, Nyeri tekan (-),
massa tumor (-), krepitasi (-)
 Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Batas paru hepar : sela iga IV garis midklavikula
kanan
 Auskultasi : Pernapasan vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/- ,
bunyi jantung I-II murni, reguler
9 ABDOMEN

 Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, warna kulit sama sekitarnya

 Auskultasi : Peristaltik (+) kesan menurun

 Palpasi : Nyeri tekan (+) pada regio Mc.Burney, tidak teraba

massa, defans muskular (+), rovsing sign (+),

blumberg sign (+), obturatur sign (+)

 Perkusi : Nyeri ketok (+), tympani (+)

EKSTREMITAS

 Superior-Inferior :

Hangat, edema (-/-), Sianosis (-/-), krepitasi (-/-) , fraktur (-/-)


10 Alvarado Score
Clinical score
Appendicitis Point Pain 2
Leucositosis (>10.000/mm3) 2
Vomitus/Nausea 1
Anorexia -
Rebound Tenderness Phenomen 1
Abdominal Migrate Pain 1
Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1
Observation of Hemogram (segmen >75%) / Left -
Shift
Total Skor 8
11 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (27-05-2019)


Darah Rutin
 Leukosit : 14,83 103/μl (Meningkat)
 Hemoglobin : 12,6 g/dl
 Limfosit : 1,59 103/μl
 Neutrofil : 12,77 103/μl (Meningkat)
 Hematokrit : 39,1 %
 MCV : 80,6 fL
 MCH : 26 pg
 MCHC : 32,2 g/dl
 Trombosit : 391 103/μl
USG Abdomen
12
13 USG Abdomen

- Area Mc. Burney : Tampak target sign (+)


- Hepar : Bentuk, ukuran dan echo normal. Bile
duct dan vaskular tidak dilatasi. SOL (-)
- Kandung empedu : Dinding reguler, Batu (-).
- Pankreas : Bentuk dan echo normal. Duktus
pankreatikus tidak melebar
- Limpa : Dinding reguler, Batu (-).
- Kedua ginjal : Bentuk, ukuran dan echo
normal. Batu (-), Bendungan (-)
- Vesika urinaria : Dinding reguler, Batu (-).

Kesan :
- Tampak target sign (+) di area Mc.Burney
14 RESUME
Seorang anak perempuan yang diantar keluarganya berusia 13 tahun
datang ke RS dengan abdominal pain dirasakan kurang lebih 1 hari SMRS.
Awalnya nyeri dirasakan di daerah epigastrium dan kemudian berpindah ke
daerah Mc.Burney. Terdapat keluhan Vomitus dan Nausea yang disertai
Anoreksia. Febris ada.

Dari pemeriksaan fisis abdomen di temukan adanya defans muscular dan


penurunan bising usus. rovsing sign (+), blumberg sign (+), obturatur sign
(+). Dari pemeriksaan Rectal Touche di temukan spinchter mencekik dan
adanya nyeri di arah jam 10-11 yang umumnya merupakan daerah appendix.
Pemeriksaan penunjang di dapatkan adanya peningkatan jumlah leukosit
yakni 14.000/mm3. Sehingga dari anamnesis, pemfis dan pemeriksaan
penunjang, pasien ini dapat di diagnosis sebagai Appendicitis Acute.
15 DIAGNOSIS KERJA
 Appendicitis Acute

DIAGNOSIS BANDING
 Infeksi Saluran Kemih
 Kehamilan Ektopik Terganggu

PROGNOSIS : Dubia at bonam


16
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa :
 NonMedikamentosa IVFD RL 20 gtt/menit
Istirahat Inj. Fosmicin 1g/12jam/IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8j/IV
Diet tinggi serat
Inj. Ranitidin 50 mg/12j/IV
Defekasi yang teratur
Stop Intake Oral
Pasang NGT
Pasang kateter urin

 Diagnosa post op :

Post Appendektomy et causa appendicitis acute +


adhesiolisis
17 PEMERIKSAAN ANJURAN
18 TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

• Peradangan pada apendiks vermiformis


• Apendisitis akut adalah penyebab paling umum untuk bedah
abdomen darurat

EPIDEMIOLOGI

• Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur namun <1


tahun jarang dilaporkan
• Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun
• Insidens laki-laki dan perempuan sebanding, utk kelompok
usia 20-30 tahun lebih sering pada laki-laki
19 ETIOLOGI

Infeksi bakteri : Bacteroides fragilis,


bakteri anaerob, gram negatif dan
Escherichia coli, bakteri gram negatif,
facultative anaerob. Sedangkan Erosi mukosa
bakteri lainnya yaitu: apendiks
Peptostreptococcus, Pseudomonas,
Klebsiela, dan Klostridium,
Lactobacillus, dan B.splanchnicus.

Benda asing Diet rendah


Fekalit yang tertelan serat
20 FAKTOR PREDISPOSISI

Sumbatan
lumen
apendiks

Asupan serat dalam


makanan yang rendah

Hiperplasia
jaringan limfoid

Tumor
apendiks

Cacing
askaris
21 KLASIFIKASI
22 Appendicitis Akut Sederhana
(Cataral Appendicitis)
 Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan
obstruksi. Sekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan
terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran
limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan.
Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah,
anoreksia, malaise, dan demam ringan
23 Appendicitis Akut Purulenta
(Supurative Appendicitis)
 Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan
terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis.
Keadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada
di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga
serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin.
 Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc
Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler
dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.
24 Appendicitis Akut Gangrenosa
 Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai
terganggu sehingga terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan
tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami gangren pada bagian
tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau
merah kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat
mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang purulen.
25 MANIFESTASI KLINIS

Gejala Tanda
• Nyeri samar-samar dan • Demam
tumpul di daerah epigastrium
di sekitar umbilikus • Kembung
• Mual muntah • Mc. Burney sign
• Nafsu makan berkurang • Obturator sign
• Dalam beberapa jam nyeri • Rovsing sign
akan berpindah ke titik
Mc.Burney • Psoas sign
• Konstipas
26
Lokasi Nyeri
27

Dengan palpasi
Mc Burney sign :
▫ Nyeri tekan
▫ Nyeri lepas
▫ Defans muskular
lokal, defans
muscular
menunjukkan
adanya
rangsangan
peritoneum parietal
28

Rovsing sign :
perut kiri bawah
ditekan , akan
terasa nyeri pd
perut kanan
bawah
29

Obturator sign:
fleksi dan
endorotasi sendi
panggul
30

Psoas sign:
Rangsangan
m.psoas penderita
dlm keadaan
terlentang ,
tungkai kanan
ditahan pemeriksa
pasien diminta
hiperekstensi atau
fleksi aktif
31

Nyeri
abdomen
kanan bawah
pada jam 9-12
32 Pemeriksaan Penunjang

Penunjang
•Leukositosis lain
• Appendicogram
(foto barium usus
buntu)
• USG
• CT scan
Laboratorium
33 Alvarado Score
• Skor 1-4: tidak
dipertimbangkan
mengalami apendisitis
akut
• Skor 5-6:
dipertimbangkan
kemungkinan dx
apendisitis akut tetapi
tidak membutuhkan
operasi segera atau
dinilai ulang
• Skor 7-8:
dipertimbangkan dx
apendisitis akut
• Skor 9-10: hampir
definitif mengalami dx
apendisitis akut dan
dibutukan tindakan
bedah
34
Diagnosis Banding

 Gastroenteritis  Divertikulitis Meckel


 Demam dengue  Perforasi tukak
 Kelainan ovulasi duodenum

 Infeksi panggul  Kolesistitis akut

 Kehamilan ektopik  Pankreatitis

 Kista ovarium terpuntir  Perforasi kolon

 Endometriosis ovarium  Karsinoid


externa  Mucocele apendik
 Urolitiasis
35 PENATALAKSANAAN

Open appendectomy
• Gridiron insisi
• Rocky-Davis insisi

Antibiotik
• Pada apendisitis gangrenosa/perforata
• Preoperatif, antibiotik broad spectrum intravena
diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca bedah
• Post operatif, diteruskan selama 24 jam tanpa komplikasi,
diteruskan selama 5-7 hari kasus apendisitis ruptur/dengan
abses, diteruskan sampai 7-10 hari kasus apendisitis ruptur
dengan peritonitis difus

Pencegahan
• Diet tinggi serat
• Defekasi yang teratur
36
37

Perforasi

Komplikasi

Masa Peritonitis
periependikuler
38
PROGNOSIS
Apendiktomi yang
dilakukan sebelum
perforasi prognosisinya
baik.

Setelah operasi masih


dapat terinfeksi pada 30%
kasus apendiks
perforasi/gangrenosa

Serangan berulang dapat


terjadi bila apendiks tidak
diangka

TERIMA KASIH

39 ”

Anda mungkin juga menyukai