Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 1

PRESENTAN :
REI SYA GI NA NURFAJRI
EVA HANI FAH
RI VA ARI RA

SMF BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI SBA
RSUD AL- I HSAN
BANDUNG
201 4
CASE REPORT SESSION
ACUTE APPENDICITIS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AS
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 44 tahun
Alamat : Cikalong
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 18 Juli 2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama: nyeri perut kanan bawah sejak 6 hari SMRS.

Anamnesis Khusus:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 6 SMRS. Nyeri langsung terasa di daerah perut
kanan bawah dan tembus ke bagian punggung. Titik
maksimum nyeri terasa di perut kanan bawah. Nyeri terasa
secara tiba-tiba, nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri
berkurang dengan pemberian obat tetapi nyeri kembali
terasa.
Keluhan disertai dengan mual, pusing, dan berkeringat
dingin. Pasien juga mengalami sulit BAB sejak 9 hari SMRS.

Pasien menyangkal mengalami benturan pada daerah
perut kanan bawah. Pasien menyangkal mengalami demam,
BAB cair, muntah. Pasien menyangkal BAB berdarah,
penurunan berat badan. Pasien menyangkal adanya
gangguan berkemih seperti gangguan BAK yang sering, BAB
berdarah, BAK yang tidak bisa ditahan dan juga sakit saat
BAK, ataupun keluar batu saat berkemih. Pasien menyangkal
adanya benjolan yang menetap ataupun hilang timbul pada
daerah perut kanan bawah.
Keluhan ini adalah keluhan yang pertama dialami oleh
pasien. Pasien sudah berobat ke dokter sebelumnya dan
diberi obat penghilang nyeri, tetapi keluhan kembali
berulang.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos Mentis
Pasien Terlihat : Sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Suhu : 37,2
o
C
Respirasi : 20x/menit
Status Generalis
Kepala : sclera anicteric; konjunctiva tidak anemis
Leher : normal
Thorax : normal
Abdomen : lihat status lokalis
Ekstremitas : normal

STATUS LOKALIS
a/r right lower quadrant (RLQ)
Inspeksi
Perut datar
Tidak tampak kemerahan/luka/bekas operasi
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : pekak pindah (-), pekak samping (-)
Palpasi
NT dan NL (+) di McBurney
DM (-)
Rovsings sign (+); psoas sign (-); obturator sign (-)

ALVARADO SCORE
Apendicitiss point pain 2
Leukositosis 2
Vomitus 1
Anorexia 1
Rebound tenderness 1
Abdominal migrated pain 1
Degree of celcius >37 1
Observation of hemogram (segment>74%) 1
DIAGNOSIS BANDING
Appendisitis
Limfadenitis mesenterik
Nefrolitiasis
IBD

DIAGNOSIS KERJA
Appendisitis

USULAN PEMERIKSAAN
Lab darah rutin
Foto Thoraks
USG abdomen
USG Ginjal

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Klinik
Hematologi
Hemoglobin : 14 g/dL
Leukosit : 10.800/L ( )
Eritrosit : 4.64
Hematokrit : 40%
Trombosit : 212.000/L
Kimia Klinik
SGOT : 2 ( )
SGPT : 12
Ureum : 20
Kreatinin : 1.64
Glukosa Sewaktu Rapid : 98 mg/dL


Eletrolit
Na : 137
K : 4.2
Ca : 1.24
DIAGNOSIS AKHIR
Appendisitis

PENATALAKSANAAN
Appendectomy



PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

REFERAT
ANATOMY
2.2 ANATOMI, DAN FISIOLOGI ,APPENDIX
Panjang Appendix pada orang dewasa bervariasi
antara 2-22 cm, dengan rata-rata panjang 6-9 cm.
Meskipun dasar Appendix berhubungan dengan
Taenia caealis pada dasar Caecum, ujung Appendix
memiliki variasi lokasi seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini. Variasi lokasi ini yang akan
mempengaruhi lokasi nyeri perut yang terjadi
apabila Appendix mengalami peradangan.
1,2


Appendix, sebagai organ imunologi yang secara aktif
sekresikan Imunoglobulin terutama Imunoglobulin
A (IgA). Walaupun Appendix merupakan komponen
integral dari sistem Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT), fungsinya tidak penting dan Appendectomy
tidak akan menjadi suatu predisposisi sepsis atau
penyakit imunodefisiensi lainnya.
2

ACUTE APPENDICITIS
DEFINISI
Appendicitis adalah peradangan apendiks.

ETIOLOGI
Obstruksi pada lumen faktor penyebab yang
paling dominan
Penyebab yang paling umum fecalith
Appendiceal ulceration
Infeksi organisme Yersinia


EPIDEMIOLOGI
Terjadi pada 12% laki-laki dan 25% perempuan.
Peak incidence 20-40 tahun atau 20-30 tahun.
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan
terkena appendicitis yang sama. Namun pada usia
pubertas dan sekitar umur 25 tahun, rasio
pria:wanita=3:2 atau 1,2-1,3:1.

PATOGENESIS

MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis:
Abdominal pain: Awalnya di epigastrium atau di area umbilicus
menyebar ke daerah right lower quadrant setelah 4-6 jam.
Anorexia, nause, vomit (self-limited/1x-2x).
Obstipasi
Pemeriksaan Fisik
NT, NL
Psoas sign (+), obturator sign (+) Rovsings sign (+).
Temperature normal atau sedikit naik (hanya meningkat 1
o
C) sampai
38
o
C
Muscular rigidity jika appendix yang mengalami inflammasi dekat
dengan parietal peritoneum.


Lab:
Mild leucocytosis (10.000-18.000/L
Urine: sedikit eritrosit dan lekosit tanpa ditemukan
bakteri jika appendix terletak dekat dengan right
ureter atau bladder.
Radiography:
Plain abdominal films fecalith in RLQ.
USG enlarged and thick-walled appendix. USG
berguna untuk mengeksklusi ovarian cyst, ectopic
pregnancy atau tuboovarian abscess.
CT-scan defect on medical wall of cecum or calcified
fecalith.

PATOLOGI ANATOMI


Early acute
appendicitis:
earliest stage.
Terdapat eksudat netrofil yang jarang pada lapisan mukosa, submukosa dan muscularis
propria.
Reaksi inflammasi merubah lapisan serosa menjadi dull, granular, dan memiliki membran
berwarna merah.
Acute
suppurative
appendicitis:
latter stage.
Banyak terdapat eksudat netrofilik yang menghasilkan reaksi fibrinopurulent di sepanjang
lapisan serosa.
Terbentuk abses pada dinding serta ulceration dan foci of suppurative necrosis pada
mukosa.
Acute
gangrenous
appendicitis:
kerusakan appendix yang berkelanjutan menyebabkan large areas of hemorrhagic green
ulceration pada mukosa ditambah dengan green-black gangrenous necrosis yang melewati
dinding appendix sampai ke lapisan serosa.
Jika dibiarkan: rupture + suppurative peritonitis.

Laki-laki Perempuan
Nyeri di kuadran kanan
bawah
1. Limfadenitis
mesenterik
2. Inflamatorry bowel
disease
3. Nefrolitiasis
4. Hernia ingunalis
5. Tumor kolon


1. Pelvic inflamatory
disease
2. KET
3. Kista ovarium
4. salfingitis
DIAGNOSIS BANDING
Karakteristik Acute Chronic
Pain

Lokasi
Vomit
Fever
Leukocytes
Histopathology
Severe, steady, 4-6
jam
RLQ
++
+

Makroskopik:
appendix is swolen.
Mikroskopik: 3 phase
Last longer dan less
intense
RLQ
+
-
Normal
Makroskopik: mirip
appendix normal.
Mikroskopik:
- lumen fibrosis
- wall thickened
- submucosa
edema +
lymphocyte
MANAJEMEN
Setelah diputuskan untuk operasi, pasien harus
dipersiapkan dulu segala sesuatunya, yaitu sebagai
berikut :
Adekuat hidrasi
Memperbaiki atau memantau elektrolit
Memantau kondisi jantung, pulmonary, dan renal
Antibiotik : untuk non-perforasi appendicitis
diberikan 24-48 jam, sedangkan untuk yang
perforasi diberikan 7-10 hari sebelum operasi.
Open Appendectomy
KOMPLIKASI
Sepsis
Gangrenous appendicitis
Intraabdominal abcess
Perforated appendicitis
Periappendicullar plegmon (mass)
Periappendicular abcess
Local/ diffuse peritonitis
PROGNOSIS
Mortalitas: 0,1% pada appendisitis akut, 3% bila
ruptur, 15% bila ruptur pada geriatric. Penyebab
kematian: sepsis tidak terkontrol, peritonitis, abses
intraabdomen atau gram-negatif sepitecemia,
aspirasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai