Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus:

Apendisitis akut
DR. FARIZKY ANKA ADZANI
PENDAMPING: DR. SUPRIYATI RAHAYU
Identitas Pasien
Nama: Sopiyan
Jenis Kelamin: Laki-laki
Tanggal Lahir/Usia: 10-12-1989/30 tahun
Alamat: Kp. Balong Asem, Kec. Cikarang Barat, Bekasi
Pekerjaan: Buruh
Agama: Islam
Rekam Medis: 104680
Tanggal Masuk IGD: 25-06-2020
DPJP: dr. Nanang Sp.B
Subjektif
Nyeri di perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS, nyeri
berpindah tidak dirasakan, mual (+), muntah (+) tidak ada
darah maupun hitam, penurunan nafsu makan (+), demam
(+) 1 hari, flatus (+), BAB sedikit, BAK tidak ada keluhan.
keluhan batuk (-), pilek (-), sesak (-), nyeri tenggorok (-),
riwayat kontak covid disangkal. riwayat HT (-) DM (-)
Objektif
Kes CM KU sedang Thoraks
◦ TD: 115/78 ◦ VBS ka=ki, ro -/- wh
◦ N 102 -/-
◦ R 20 ◦ BJ I-II reg, murmur
◦ S 37.6 (-)
Kepala Abdomen
◦ mata CA -/- SI -/- ◦ datar, halus, nyeri
tekan (+) kanan
bawah, rebound
tenderness (+), BU
(+), psoas sign (-),
rovsing sign (-),
defans muskular (-)
Hasil Laboratorium
Tanggal: 25-05-2020
Hb 15.4 Mon *1*
Ht 44 LED *17*
Eri 5.60 Ur 34
Tro 205 Cr 0.9
Leu *13.2* eGFR 114.2

Bas 0 Na *135*
Eos *0* K *3.2*
Neu *96* Cl 103
Lim *3* GDS 119
Skor Alvarado
Gejala Skor
Nyeri berpindah - 0
Anoreksia V 1
Mual V 1
Nyeri perut kanan bawah V 2
Nyeri rebound V 1
Peningkatan suhu V 1
Leukositosis V 2
Pergeseran sel darah putih ke kiri V 1
Total 9
Hasil Radiologi

Rontgen Toraks AP
Cor: CTR <50%, Aorta baik
Pulmo: Corakan bronkovaskuler dan
parenkim paru baik, hilus baik,
diafragma, sinus dan tulang baik

Kesan
◦ Cor dan pulmo dalam batas normal
Diagnosis
Diagnosis kerja
◦ Kolik abdomen e.c. susp apendisitis akut

Diagnosis banding
◦ Peritonitis
◦ Kolesistitis
◦ Pielonefritis
Tatalaksana
Terapi di IGD
◦ IVFD Asering 500cc/8 jam
◦ Ranitidine 50mg IV
◦ Ondansentron 4mg IV
◦ Paracetamol 500mg IV

Terapi lanjutan
◦ Rawat inap
◦ IVFD Asering 500cc/24 jam
◦ Ceftriaxone 1x2gr IV
◦ Ketorolac 3x30mg IV
◦ Ranitidine 2x50mg IV
Laporan operasi
27-05-2020, Pukul 10.35 – 11.10
Diagnosa prabedah: apendisitis akut
Tindakan pembedahan: apendektomi
Diagnosis post bedah: sesuai
Uraian pembedahan:
Apendiks letak antesekal, hiperemis, edematus. Panjang 10cm diameter
1.5cm
Kontrol perdarahan
Jaringan tidak dikirim ke patologi anatomi
Rawat inap
27-05-2020 28-05-2020 29-05-2020

Advis dr. Nanang, SpB Visite dr. Nanang, SpB Visite dr. Nanang, SpB
post-op
- Mobilisasi Boleh pulang
- Puasa sampai sadar - Diet bubur - Cefixime 2x100mg
penuh - Aff DC - Asam mefenamat
- IVFD Asering 20tpm 3x500mg
- Ceftriaxone 1x2g - Lansoprazole 2x20mg
- Tramadol 3x1 amp
- Ranitidine 2x1 amp
Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Pembahasan
Definisi
Appendisitis merupakan inflamasi / peradangan
pada appendiks, yang merupakan organ kantung
berbentuk seperti cacing (vermiform) pada sekum,
bagian awal dari usus besar. (Gale Encyclopedia of
Medicine. 2008)
Epidemiologi
Insidensi Apendisitis akut terjadi pada 5.7-50 pasien per 100.000 orang
dalam populasi
Usia kejadian tertinggi pada rentang usia 10 hingga 30 tahun
Risiko seumur hidup 8.6% pada pria dan 6.7% pada wanita
Kejadian perforasi bervariasi, 16% hingga 40%, paling sering di usia
muda dan >50 tahun
Risiko morbiditas perforasi 0.1%, meningkat menjadi 0.6% pada
apendisitis akut gangren
Patofisiologi
Patofisiologi apendisitis kemungkinan berasal dari obstruksi lubang appendiceal. Hal ini
menyebabkan peradangan, iskemia lokal, perforasi, dan perkembangan abses yang terkandung atau
perforasi terus terang dengan peritonitis yang dihasilkan.
Obstruksi ini dapat disebabkan oleh hiperplasia limfoid, infeksi (parasit), fecaliths, atau tumor jinak
atau ganas.
Ketika obstruksi menyebabkan apendisitis, hal itu mengarah pada peningkatan tekanan intraluminal
dan intramural, yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah kecil dan stasis limfatik.
Setelah terhambat, usus buntu terisi lendir dan membengkak, dan ketika limfatik dan vaskular
berkompromi, dinding apendiks menjadi iskemik dan nekrotik.
Pertumbuhan bakteri yang berlebihan kemudian terjadi pada usus buntu yang terhambat, dengan
organisme aerob mendominasi pada usus buntu awal dan
ampuran aerob dan anaerob di kemudian hari. Organisme umum termasuk Escherichia coli,
Peptostreptococcus, Bacteroides, dan Pseudomonas.
Setelah peradangan dan nekrosis yang signifikan terjadi, usus buntu beresiko perforasi,
menyebabkan abses terlokalisasi dan kadang-kadang peritonitis yang jelas.
Manifestasi Klinis
Nyeri perut kanan bawah
Nyeri berpindah
Nyeri saat terhentak/batuk/perkusi
Demam
Guarding
Rebound tenderness
Anoreksia
Mual
Muntah
Nyeri rektal/obstipasi
Manifestasi Klinis
McBurney’s point : Nyeri pada 1/3 jarak SIAS dengan
umbilikus.
Rovsing’s sign : Nyeri pada kuadran kanan bawah ketika
diberikan tekanan pada kuadran kiri bawah
Dunphy’s sign : Nyeri saat batuk (Apendiks retrosekal)
Obturator sign : Nyeri saat panggul mengalami rotasi
internal (Apendiks pelvis)
Obturator sign
Iliopsoas sign : Nyeri saat fleksi panggul (Apendiks
retrosekal).
Digital Rectal Examination : Nyeri pada arah jam 10-11.

Psoas sign
Diagnosis

Klinis – sistem skoring


◦ Alvarado score
◦ Appendicitis
Inflammatory Response
◦ Pediatric Appendicitis
Scoring

<4 kemungkinan rendah


4-6 kemungkinan sedang
>6 kemungkinan tinggi
Diagnosis
Appendicitis
Inflammatory
response 0-4 kemungkinan rendah
5-8 kemungkinan sedang
9-12 kemungkinan tinggi
Diagnosis
Penunjang
◦ Laboratorium
◦ Ultrasonografi
◦ CT-scan abdomen
◦ Konfirmasi patologi anatomi
Diagnosis
Laboratorium
◦ Leukosit ≥ 10.000 sel/mcL
◦ Neutrofil ≥ 75%
◦ C-Reactive Protein (CRP) ≥ 10mcg/mL
◦ Calprotectin ≥ 0.5ng/mL

◦ Enzim hati dan pankreas dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan


penyakit tersebut

◦ Tes kehamilan dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan KET pada wanita

◦ Urinalisis dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan nefrolitiasis dan


pielonefritis
Diagnosis
Ultrasonografi

(Atas) Gambar ultrasonik transversal dari


kuadran kanan bawah perut (tampilan kiri,
tanpa kompresi; tampilan kanan,
terkompresi) menampilkan struktur tubular
berdinding tebal, tidak terkompresi dengan
usus buntu yang berbayang (panah), dan
(bawah) Gambar USG longitudinal
mengungkapkan apendiks dan
appendicolith meradang berdinding tebal
(panah) dan kumpulan cairan
periappendiceal kecil.
Diagnosis
CT-scan abdomen
◦ Sensitivitas tinggi, namun spesifisitas USG lebih baik pada
skor Alvarado rendah

Penampang aksial CT-scan menampilkan Penampang aksial CT-scan menunjukkan


apendiks yang meradang dan apendicolith peradangan perisekal dan sedikit cairan
bebas pada ruptur apendiks
Diagnosis
Histopatologi
◦ Pada tahap awal apendisitis, pada pemeriksaan mikroskopik
ditemukan infiltrat neutrofil pada lapisan mukosa dan muskular yang
mencapai lumen. Seiring perjalanan penyakit, dinding apendiks
menebal, lumen dilatasi dan eksudat serosa tampak sebagai
penebalan granular. Nekrosis mukosa juga dapat ditemukan.
◦ Pada tahap lanjut, secara makroskopis terdapat jaringan gangren dan
pus, sedangkan secara mikroskopis terdapat mikroabses multipel
pada dinding apendiks dan nekrosis luas pada seluruh lapisan.
Diagnosis Banding
Kolik Abdomen + Pada Wanita
◦ Nefrolitiasis ◦ KET
◦ Pyelonefritis ◦ Torsio ovarium
◦ IBD ◦ Massa ovarium
◦ IBS ◦ PID
Tatalaksana
Medis
◦ Analgetik
◦ Antibiotika spektrum luas
◦ Mengurangi komplikasi, mengurangi disabilitas, dan mengurangi
kebutuhan obat nyeri

Bedah
◦ Laparotomi apendektomi
◦ Open apendektomi

◦ Pada kasus tanpa komplikasi, penundaan dapat dilakukan hingga 24 jam


Komplikasi
Peritonitis
Abses
Sepsis
Terima Kasih
Daftar pustaka
Brunicardi FC, Schwartz’s principles of surgery 10 th edition
https://wjes.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13017-020-00309-0
https://www.semanticscholar.org/paper/Appendicitis-inflammatory-response-score%3A-a-
novel-Patil-Harwal/67d798d28445e8c3e47e8da38fde35f0185791f4
Viniol A, Keunecke C, Biroga T, et al. Studies of the symptom abdominal pain--a systematic
review and meta-analysis. Fam Pract. 2014;31:517–29.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/
Livingston EH, Woodward WA, Sarosi GA, et al. Disconnect between incidence of
nonperforated and perforated appendicitis: implications for pathophysiology and
management. Ann Surg. 2007;245:886–92.
https://www.aafp.org/afp/2018/0701/p25.html
Benito, J., Fernandez, S., Gendive, M., Santiago, P., Perez-Garay, R., Arana-Arri, E., & Mintegi, S.
(2020). A new clinical score to identify children at low risk for appendicitis. The American
Journal of Emergency Medicine, 38(3), 554–561. https://doi.org/10.1016/j.ajem.2019.05.050

Anda mungkin juga menyukai