Anda di halaman 1dari 48

APENDISITIS

(Radang
Apendix)

Dr. Arif Kusno P


Dr. Heri Pratomo

DEFINISI

Apendisitis
peradangan yg tjd pd apendiks vermiformis
radang usus buntu
Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan
digunakan di masyarakat kurang tepat, karena usus
buntu sebenarnya adalah sekum (caecum).
Apendiks (umbai cacing)
organ tambahan pada usus buntu
bahasa Inggris: vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah ujung buntu tabung yang
menyambung dengan caecum.

Insidensi
Bisa menyerang semua usia, tetapi jarang di
bawah 2 tahun. Sering terjadi pada usia 10-30
tahun.

ANATOMI APENDIKS
organ berbentuk tabung panjang & sempit
panjang pd org dewasa kira-kira 10 cm
(kisaran 3-15cm)
lumen sempit di bag. proximal & melebar pd
bag. Distal
terdapat
3
tanea
coli
yg
menyatu
dipersambungan caecum & bisa berguna dlm
menandakan tempat untuk mendeteksi
apendiks (marker).

ANATOMI APENDIKS

Persarafan

parasimpatis: N. vagus
simpatis: N. thorakalis
X

Pendarahan

A. appendicularis (end
artery) cabang A.
ileocolica

ANATOMI APENDIKS

Positions: constant base, tip varies


(retroceacal, pelvic, subcaecal, preileal,
pericolic)

ANATOMI APENDIKS
Apendiks dibungkus oleh:
peritonium viseralis
Tidak peka sentuhan, tetapi bila
ditarik/teregang/otot organ yg dibungkus kontraksi
berlebihan nyeri tumpul jaras simpatis (ganglia
soeliakus dan n. splanikus) ganglia dorsalis
sampai setinggi vertebra thorakalis V s/d XII impuls
dihantarkan serabut spinothalamikus ke talamus
dan dihantarkan sesuai dermatoom pada dinding
abdomen (daerah epigastrium atau umbilikus)
peritonium parietalis
Dipersarafi nervus perifer

FUNGSI APENDIKS

Sbg organ imunologik & scr aktif berperan dlm


sekresi immunoglobulin u/ kekebalan tubuh
Immunoglobulin sekretoal mrpkn zat pelindung
yg efektif thdp infeksi (berperan dalam sistem
imun)
>> Ig-A
Adanya pengangkatan thdp apendiks tdk
mempengaruhi sistem imun tubuh krn jumlah
jar. limfe yg tdpt pd apendiks kecil sekali
dibandingkan dgn yg ada pd sal. cerna lain

Apendisitis Akut, dibagi atas :

1.
a.

b.

Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah


sembuh akan timbul striktur lokal.
Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk
nanah.

Apendisitis Kronis, dibagi atas :

2.
a.

b.

Apendisitis kronis fokalis atau parsial, yaitu setelah


sembuh akan timbul striktur lokal.
Apendisitis kronis obliteritiva, yaitu appendiks miring
dimana biasanya ditemukan pada usia tua.

Etiologi

Luminal obstruction

Lymphoid hyperplasia 60%


Faecolith 35%.
Inspissated barium.
Fruit seeds.
}<4%
Worms. < 1%
Extra-luminal obstruction eg Ca Cecum

Raised intra-luminal pressure

Mucus accumulation
Multiplication of bacteria ( E.Coli, Bacteroids,
peptostreptococcus, Psuedomonas)
Venous and lymphoid congestion

Patogenesis

Patologi dapat mulai dari lapisan mukosa


24-48 jam pertama meluas ke seluruh
lapisan dalam appendiks
Penyumbatan lumen appendiks
menyebabkan mukus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan.
Mukus >>elastisitas dinding appendiks
terbatastekanan intralumen meningkat

Patogenesis

Appendisitis akut fokal : ditandai nyeri


epigastrium yang disebabkan karena
meningginya tekanan intralumen sehingga
terjadi hambatan aliran limfe
edema,diapedesis bakteri, dan ulserasi
mukosa
Appendisitis supuratif akut : tekanan
obstruksi vena, edema bertambah, bakteri
menembus dinding peradangan meluas
mengenai peritonium

Patogenesis

Appendisitis gangrenosa : aliran arteri


terganggu infark dinding appendiks
diikuti gangren
Appendisitis perforasi : bila dinding yang
telah rapuh itu pecah
Infiltrat appendiks : usaha tubuh
membatasi proses radang dengan
menutup appendiks dengan omentum &
usus halus sehingga terbentuk massa
periapendikular

Patogenesis

Isinya dapat berupa nekrosis jaringan


yang bisa membentuk abses.
Bila tak terbentuk abses sembuh
massa periapendikular menguraikan diri
Appendiks yang pernah meradang
jaringan parut perlengketan dengan
jaringan sekitar keluhan berulang
eksaserbasi akut

Anamnesis
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang


beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan
bawah.
Muntah dan mual
Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat
Rasa sakit hilang timbul
Diare atau konstipasi
Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit jika
diluruskan, tdk mampu berjalan normal karena nyeri,

terutama ketika batuk atau melompat


7.
8.
9.

Perut kembung
Badan lemah
Kurang nafsu makan

1.

Pada anak-anak
Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak
mau makan. Seringkali anak tidak bisa menjelaskan
rasa nyerinya. Dan beberapa jam kemudian akan
terjadi muntah-muntah dan anak menjadi lemah.
Sering apendisitis diketahui setelah perforasi.

2.

Pada orang tua berusia lanjut


Gejala sering samar-samar saja dan tidak khas,
sehingga lebih dari separuh penderita baru dapat
didiagnosis setelah terjadi perforasi. Kanker
merupakan penyebab tersering

3.

Pada wanita
Gejala apendisitis sering dikacaukan dengan
adanya gangguan yang gejalanya serupa
dengan apendisitis, yaitu mulai dari alat genital
(proses ovulasi, menstruasi), radang panggul,
atau penyakit kandungan lainnya.

3.

Pada wanita hamil


1: 2000 Kehamilan, >> dua trimester pertama,
apendiks terdorong ke superolateral, WBC >
15, lahir prematur pada 10-15% dengan
pembedahan, perforasi apendiks menimbulkan
kematian janin (20%), memerlukan diagnosis
dan penanganan cepat.

Pemeriksaan Fisik
1.
a.
b.
c.
d.

2.
a.
b.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Radiologi

Pemeriksaan Fisik
1. KEADAAN UMUM & TANDA VITAL
Pasien tampak kesakitan
Demam ringan 37,5 - 38C ( bila suhu lebih tinggi,
mungkin telah mengalami perforasi )
2. INSPEKSI
Kembung sering terlihat pada penderita dengan
perforasi
3. AUSKULTASI
Peristaltis sering normal
Peristaltis sering hilang pada ileus paralitik pada
peritonitis generalisata karena appendisitis perforata

3. PALPASI
Nyeri tekan perut kanan bawah, bisa disertai nyeri
lepas (rebound tenderness)
Defans muskuler setempat di titik Mc Burney
Tanda Rovsing pada penekanan perut kiri bawah
akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah
Pada appendisitis retrosekal atau retroileal
palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri
RECTAL TOUCHER
Nyeri tekan pada kanan atas pasien, sekitar jam 912, t.u u/ apendiks yang letaknya pelvikal

Pemeriksaan Fisik
UJI PSOAS
Rangsangan otot psoas
Hiperekstensi sendi panggul kanan
Fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditekan
pemeriksa
Interpretasi : timbul nyeri apabila appendiks yang meradang
menempel di m.psoas mayor
UJI OBTURATOR
Fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang
Untuk mengetahui apakah appendiks yang meradang kontak
dengan m.obturator internus

Uji Psoas

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Terdapat leukositosis ( dengan predominansi PMN neutrofil)
Peningkatan kadar CRP dalam 6-12 jam setelah infeksi
Urinalisis digunakan untuk menyingkirkan diagnosis infeksi
saluran kemih
2. RADIOLOGI
Foto polos abdomen
Barium enema akurat, tetapi secara teknik sulit dan sering
postif palsu
CT scan
Ultrasonografi sensitivitas tinggi
3. Laparoscopy

USG

CT Scan

Symptoms

Signs

Manifestations

Value

Migration of pain

Anorexia

Nausea and/or
vomiting

Right lower quadrant


tenderness

Rebound

Elevated temperature 1
Laboratory values

Leukocytosis

Left shift in leukocyte 1


count
Total points 10

Alvarado Scale lists the eight specific indicators


identified.
Patients with scores of 9 or 10 are almost certain to
have appendicitis; there is little advantage in further
work-up, and they should go to the operating room.
Patients with scores of 7 or 8 have a high likelihood
of appendicitis,
whereas scores of 5 or 6 are compatible with, but not
diagnostic of, appendicitis

Diagnosa Banding

Gastroenteritis
Mual, muntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit
perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas.
Hiperperistaltik sering ditemukan,demam dan
leukositosis kurang menonjol jika dibandingkan
apendisitis akut

Infeksi panggul (salpingitis akut kanan)


Nyeri disertai keputihan, nyeri jika pada VT uterus diayunkan

Diagnosa Banding

Kehamilan di luar kandungan (KET)


Ada riwayat terlambat haid. Jika ada ruptur tuba
dengan perdarahan akan timbul nyeri mendadak
difuse di daerah pelvis

Batu ginjal kanan


Ada riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke
inguinal kanan, ditemukan eritrosituria.

Diagnosa Banding

Folikel ovarium yang pecah saat ovulasi


Nyeri perut kanan di tengah siklus menstruasi. Pada
anamnesis, nyeri yang sama pernah terjadi
sebelumnya, tidak ada tanda radang.

Komplikasi

Perforasi dengan pembentukan abses.


Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus ke
dalam perut, menyebabkan peritonitis
Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia)
Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada
saluran indung telur yang bisa menyebabkan
kemandulan.
Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang terjadi.

Appendisitis Kronik
1. Massa Appendikuler

Lokalisasi akibat edema, adherent omentum


dan lengkungan usus halus

Abses Appendicular
2. Tumor Appendiks

Carcinoid (berasal dari sel Kluchitsky, umur

20-40 th, F>M

Adenocarcinoma and Lymphoma.

PENATALAKSANAAN

Pra bedah
Bedah
Pasca bedah

Penatalaksanaan pra bedah

Interval dari perawatan di RS sampai operasi.


digunakan untuk pemeriksaan fisik dan
menilai keadaan umum pasien serta
kemungkinan adanya penyakit lain yang
bersamaan, kususnya DM, jantung dan paru
pada orang tua.

Penatalaksanaan Bedah

1.
2.
3.
4.

Bila diagnosis pra bedah apendisitis akut dan nyeri tekan


terlokalisasi dengan baik
Open Appendectomy
McBurney (oblique)
Rocky-Davis (transverse)
laterally placed incision (abcess)
a lower midline incision (extensive field view and
possible malignancy)
Laparoskopi
insisi obliq/transversa (memberi hasil kosmetik yg lebih
baik drpd insisi paramedian kanan)

Penatalaksanaan Bedah
Open Appendectomy
1. McBurney (oblique)
2. Rocky-Davis (transverse)
3. laterally placed incision (abcess)
4. a lower midline incision (extensive field view
and possible malignancy)

Penatalaksanaan bedah

Bila diagnosis tdk pasti, perlu pemaparan yg


lebih baik dan explorasi abdomen lebih
menyeluruh, baru diambil tindakan.
Pembedahan segera dilakukan, untuk
mencegah terjadinya ruptur (pecah),
terbentuknya abses atau peradangan pada
selaput rongga perut (peritonitis).

Appendisitis akut

Appendisitis akut

Laparoscopic Appendectomy
A. A window is
created in
the
mesoappend
ix close to
the base of
the
appendix.
B. The linear
stapler is
then used to
divide the
appendix at

Laparoscopic Appendectomy
C. Finally the
mesoappend
ix can be
easily
divided using
the linear
stapler.

Perawatan pasca bedah

Pada hari operasi penderita diberi infus menurut


kebutuhan sehari kurang lebih 2 sampai 3 liter
cairan Ringer laktat dan dekstrosa.
Pada appendicitis tanpa perforasi : Antibiotika
diberikan hanya 1 x 24 jam.
Pada appendicitis dengan Perforasi : Antibiotika
diberikan hingga jika gejala klinis infeksi reda dan
laboratorium normal. (sesuai Kultur kuman).
Mobilisasi secepatnya Penderita boleh jalan pada
hari pertama pasca bedah.

Anda mungkin juga menyukai