Anda di halaman 1dari 49

Referat Sub Bagian Bedah Anak

Randy Sebastian
Pertamakali ditemukan oleh Paul Barbette
(Amsterdam) pada tahun 1674

Intussusception
intus (within) berada
didalamnya dan suscipere (to receive)
menerima.

Invaginasi
atau masuknya satu bagian usus ke
dalam bagian usus lainnya

Keadaan lanjut strangulasi perforasi


usus
Swenson menyebutkan terdapatnya tiga silinder
dinding usus yang terlibat :
dinding usus terdalam (inner)
di tengah (middle) merupakan bagian usus yang
mengalami invaginasi / intususeptum
silinder dinding usus yang terluar (outer) yang
menerima invaginasi tersebut / intususepien
Amerika Serikat 1,9-4 per 1000 kelahiran hidup

Bayi dan anak 1 : 2000

Inggris dan Skotlandia 1,5-4 per 1000 kelahiran


hidup.

Predominan pada laki-laki dengan perbandingan


3:2 sampai 2:1.

Usia 2 tahun pertama 75%


Usia 3-9 bulan 40%
Invaginasi bagian usus proksimal

Peristaltik, invaginasi lebih dalam

Kompresi vena, kongesti, dan statis

Iskemik usus

Nekrosis dalam 72 jam


Tanpa pathologic lead point

95% ileocolic (ileocolic 85% dan ileoileocolic 10%)

Lead point, penebalan dinding usus oleh kelenjar


limpoid (Payers patches)

Bayi dan anak-anak kelenjar limpoid

Infeksi virus hipertropi kelenjar limpoid + peristaltik


lumen usus distal ileum menyempit intususepsi.
Insiden 1,5-12% rata-rata 8%

Meningkat dengan bertambahnya usia, 5%


tahun pertama, 60% usia 5-14 tahun.

Terdapat dua tipe PLP


lesi fokal (tunggal)
kelainan difus saluran cerna.

Pada kebanyakan literatur, divertikulum


Meckel penyebab PLP paling umum.
Faktor-faktor
yang membantu diagnosis :
(Navaro & Daneman)
adanya riwayat penyakit yg dapat mencetuskan
terjadi intususepsi
tipe intususepsi ileoileocolic
usia anak yang lebih tua
penyakit kronis
rekuren intususepsi
Kebanyakan usus halus (tipe ileoileocolic).
Tipikal post operatif intususepsi tidak memiliki PLP
namun pada 40% kasus didapatkan adanya PLP.
Dicurigai sebagai akibat dari peristaltik abnormal
akibat imbalans elektrolit, kemoterapi, radioterapi,
anestesi, obat-obatan, dan faktor neurogenik.
Operasi laparotomi mayor menjadi dasar diagnosis
dari true post operatif intususepsi.
85% tipe ileocolic (tipe anatomik utama
idiopatik intususepsi)
Tipe ileoileocolic (10%), sulit untuk direduksi.
Tipe ini dapat ditemukan pada idiopatik
intususepsi tetapi 40%nya memiliki PLP sebagai
penyebabnya.
Tipe Appendicocolic, cecocolic, dan colocolic
(2,5%). Biasanya berhubungan dengan PLP.
Tipe jejunojejunal dan ileoileal (2,5%), biasanya
mempunyai PLP kecuali jika ditemukan pada
post operatif intususepsi.
Tipe around tube
Nyeri perut (85%)
Tiba-tiba, kolik, intermiten, berlangsung beberapa
menit

Pada bayi sering kedua kakinya terangkat pada saat


berlangsungnya gejala. Setelah episode nyeri, bayi
akan kelihatan tenang, pucat, dan berkeringat.

Lebih umum pada anak yang berusia di atas 2 tahun.

Tidak didapatkannya nyeri perut tidak akan


mengesampingkan intususepsi
Muntah (80%)
Dapat melampaui gejala klasik nyeri perut.

Cenderung didapatkan pada bayi daripada anak


yang berusia lebih tua.

Tidak adanya muntah belum dapat menyingkirkan


intususepsi dari kemungkinan diagnosis
Massa abdomen (65%)
Sausage-like, teraba di kanan
atas abdomen, dapat
memanjang ke epigastrium
sepanjang colon transversum.
Teraba sedikit tegang bila bayi
atau anak berbaring terlentang
dan tenang di antara dua
periode nyeri.
Dikenal juga sebagai signe de
Dance tidak teraba usus di
kuadran kanan bawah
abdomen.
Bisa prolaps keluar rektum,
DD/ prolaps rekti.
Perdarahan perektal (60%)
95% pada bayi dan 65% pada anak yang berusia lebih
tua.
a currant jelly appearance yaitu BAB darah
bercampur lendir.
merupakan alasan utama bagi orang tua setelah
nyeri perut untuk datang ke RS.
Paling terakhir muncul dari suatu intususepsi
Tanpa tanda ini tidak menyingkirkan kemungkinan
terjadinya intususepsi.
2 Gejala dan 2 Tanda klasik
Akurasi 50%
Rata-rata diagnosis dalam 24 jam
4 gejala dan tanda 30% kasus
3 gejala dan tanda 40% kasus
2 gejala dan tanda 20% kasus
1 gejala dan tanda 10% kasus
Mula-mula diare 20% kasus
Bayi menolak makan & minum atau muntah selama
beberapa jam;
Bayi dengan keadaan demikian harus dicari ada
tidaknya perdarahan perektal atau massa pada
abdomen;
Adanya diare tidak menyingkirkan kemungkinan
intususepsi;
Anak yang berusia lebih tua dengan tanda-tanda
obstruksi intestinal dapat disebabkan oleh
intususepsi;
Intususepsi harus dipertimbangkan pada setiap bayi
dengan keluhan keluarnya darah melalui rektum.
Perlu ditambahkan tentang riwayat nyeri kolik
abdomen.
Tingkat akurasinya 25-
50%.
Tanda karakteristik
intususepsi meniscus
sign dan target
sign.
Melihat udara bebas
intraperitoneal
sebelum dilakukan
reduksi enema
Soft tissue mass density
Akurasi 100%
Karakteristik
gambaran massa
seperti donut atau
target berdiameter 3-
5cm di kanan
abdomen.
Non-invasif dan bebas
radiasi.
Operator dependent
Efektif menilai PLP.
Memperkirakan
reduksibilitas intususepsi
melalui enema dan adanya
nekrosis usus.
Tanda-tandanya:
penebalan peripheral
hypoechoic rim intususepsi
cairan bebas intraperitoneal,
cairan terperangkap dalam
intususeptum,
pembesaran KGB mesenterium
dalam intususepsi,
tidak adanya aliran darah
pada intususepsi pada
pemeriksaan dengan USG
Doppler.
Gold standar untuk
diagnosis sampai dengan
pertengahan 1980-an.
Akurasinya 100%
Prosedur diagnostik
sekaligus terapi.
Bersifat invasif dan
membutuhkan dosis kecil
radiasi.
Tidak dapat menunjukkan
ada tidaknya kelainan
intraperitoneal lainnya
ataupun keberadaan PLP.
Resusitasicairan
Pemasangan NGT
Pemberian antibiotik
Persiapan darah
Permintaan pemeriksaan radiologis harus
segera dikonfirmasi sekaligus untuk
keperluan reduksi radiologis.
Persiapan kamar operasi
Kontraindikasi dilakukannya reduksi enema bila
ditemukan adanya peritonitis dan udara bebas
dalam intraperitoneum.
Beberapa faktor yang dapat menjadi indikator
terjadinya perforasi dengan barium enema yaitu,
usia kurang dari 6 bulan,
riwayat gejala selama 72 jam, dan
obstruksi komplit usus halus.
Saatini dikenal empat teknik reduksi
radiologis non-operatif yang telah digunakan
secara luas yaitu:
reduksi pneumatic dengan bimbingan
fluoroscopic,
reduksi pneumatic dengan bimbingan USG,
reduksi hidrostatik dengan bimbingan
fluoroscopic, dan
reduksi hidrostatik dengan bimbingan USG.
Cairan dimasukkan
melalui rectum
menggunakan rectal
tube dari ketinggian
3 kaki (91,44 cm) di
atas meja radiologi
selama 3 menit
kemudian dapat
dicoba sampai
dengan 3 kali.
Mudah dan cepat dikerjakan
Paparan radiasi yang lebih sedikit
Angka perforasi yang lebih kecil
Kontaminasi peritoneal yang lebih sedikit.
Kekurangan: udara dapat memasuki terminal ileum
tanpa menghasilkan reduksi komplit.
Prosedur ini dimulai dengan memberikan tekanan
pneumatik rendah, 50 mmHg yang terkadang bisa
berhasil mereduksi, bila tidak tekanan dinaikkan
secara perlahan-lahan sesuai kebutuhan tetapi tidak
melebihi 110-120 mmHg.
Medikal
Steroid
Glukagon (relaxan otot polos)
Sedasi
Manipulasitransabdominal
Delayed repeat enema
Reduksi parsial dan interval waktu antara delayed
repeat enema memungkinkan penurunan kongesti
vena dan edema dinding usus
10% kasus
Insisi kulit:
Transverse supra umbilikal
Transverse infra umbilikal
Midline
Massa intususepsi dikeluarkan
dari tempat insisi.
Dilakukan reduksi manual,
pinching (menekan dengan
menggunakan ibu jari dan
telunjuk), squeezing (seperti
menekan tube untuk
mengeluarkan isinya), atau
milking ke arah proximal
secara konstan dan perlahan-
lahan tanpa interupsi.
Ini dapat dibantu oleh asisten
dengan menarik intususepsi
secara perlahan dan hati-hati
keluar dari intususepien.
Beberapa ahli bedah lainnya berpendapat adanya
serosal tear pada saat percobaan reduksi manual
merupakan indikasi dilakukannya reseksi karena
usus yang belum tereduksi telah mengalami
nekrosis.
Gross menulis bahwa tear yang berukuran kecil di
dalam lapisan serosa usus tidak berbahaya, tetapi
ini merupakan tanda peringatan bagi operator
bahwa lapisan muskularis dan mukosa tidak dapat
lagi bertahan jika diberikan tekanan.
Jika peritoneal tear terlihat panjang dan dalam, maka
penempatan beberapa jahitan segera akan cukup
untuk memperbaikinya.
Bila reduksi intususepsi masih berlangsung sekalipun
didapatkan serosal tear, operator harus tetap terus
melanjutkan reduksi manual.
Tetapi jika didapatkan serosal tear dan tidak ada
kemajuan dalam reduksi maka reseksi intususespsi
yang tidak tereduksi harus dilakukan biasanya
hemikolektomi kanan.
Pada intususepsi ileoileocolic yang berhasil tereduksi
bagian usus yang menjadi leading area intususeptum
dapat berwarna kebiruan, kongesti, dan viabilitasnya
mungkin meragukan.
Dengan kesabaran dan menempatkan kassa yang
dibasahi dengan larutan saline hangat untuk
membungkus bagian usus tersebut maka dalam waktu 5-
10 menit hampir selalu usus tersebut akan kembali
berwarna merah muda.
Namun jika viabilitas usus yang mengalami intususepsi
(biasanya distal ileum) tetap meragukan maka harus
direseksi.
Radiologik
Komplikasi utama : perforasi.
Angka kejadian sangat rendah jika dilakukan oleh ahli
yang berpengalaman <1%.
Pembedahan
Sepsis
Infeksi luka operasi
Wound dehiscence
Obstruksi usus halus akibat adhesi (late complication)
didapatkan pada sekitar 5% kasus, 2 tahun post
operasi adalah.

Anda mungkin juga menyukai