Anda di halaman 1dari 11

Adhesive Small Bowel Obstruction

(ASBO) – an update
Mentor : dr. Clement Dewanto Sp.B

Presentan : dr. M. Fadhil Oktavian Emirzon


Small Bowel Obstruction

• 12–16% dari kasus bedah dan 20 % dari kasus emergensi bedah

• Memiliki resiko iskemik dan perforasi yang menyebabkan terjadinya sepsis sampai dengan kematian

• Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang  Tindakan bedah emergensi

• 65% kasus SBO di sebab kan oleh : hernia, neoplasma, dan Crohn disease

• Riw. Operasi : abdominopelvic (open midline laparotomi) resiko tinggi ASBO

• 91%-97% pasien dengan ASBO memiliki Riwayat pembedahan daerah abdomen

• Colorectal 24 %

• Operasi dibidang genikologi 22%

• Hernia repair 15%

• Appedektomi 14%

• Resiko untuk terjadinya ASBO bisa di kurangi dengan Teknik pembedahan laparoskopi
Definition (ASBO)

Abdominal Adhisen : kondisi dimana terdapat jaringan ikat fibrosa yang abnormal di intraperitoneal
 

Perlengketan paling sering terjadi pada usus kecil (duodenum, jejenum, ileum)
 

Diagnosistik ASBO : riw. Pembedahan (+) dan memiliki tanda dan gejala cardinal
 

•Nyeri perut

•Mual dan muntah

•Distensi abdmoent

•Gangguan konstipasi
Type of ASBO

 
kongenital Akut
 


Perlengketan terjadi sejak masa perkembangan (during organeogenesis) •
Inflamasi lokas : respon dari cedera pada peritonium


Angka kejadian 3% •
Cth : pembedahan abdomenpelvic 85%, peritonitis, endometriosis, radiasi


Tanpa gejala dan dapat di temukan pasa seluruh usia •
ASBO : persial / komplit

• Parsial : letak rendah, masih bisa di lewati cairan atau gas

• Komplet : letak tinggi, tidak bisa di lewati cairan dan gas


Patogenesis ASBO

Pathogenesis of acquired adhesions in the small


bowel.
• MMP, matrix metalloproteinase;
• PAI, plasminogen activator inhibitor;
• TGF-b transforming growth factor-b;
• TIMP, tissue inhibitor of metalloproteinase;
• tPA, tissue plasminogen activator
Patofisiologi
manajement ASBO

• Initial management :
• Koreksi kebutuhan cairan ( Renger Lactat, NaCL)
• Dekompresi (NGT)
• Kateter urin  kecukuran kebutuhan cairan dengan target 0,5-1cc/kgbb/jam

• Non-operative management
• CT abdomen dan pemberian gastrografin (GGF) dengan follow up radiologi abdomen (6-
24 jam)  dalam fase ini tetap dipersiapkan untuk di lakuka Tindakan pembedahan, bila
dalam waktu krang dari 72 jam kondisi memburuk atau tidak ada perubahan

• Surgical management
• Ditemukan tanda-tanda iskemik, (stangulasi, iskemia, peritonitis)
Rekurensi ( kekambuhan)

Relaps bersifat universal pasa pasien ASBO,


sekali adhesi maka selalu adhesi,

• Pasien dengan Riwayat pengobatan non-


operatif dan operatif tetap mememilik
peluang resiko untuk adhesi berulang yang
hamper sama.

• Pasien dengan perawatan konservatif


cenderung kekambuhan lebih awal dari pada
yang di lakukan tindakkan pembedahan

• Studi menunjukkan, 21% dari 5.060 kasus


bedah dengan adheni mengalami
pengulangan setalh 4 tahun
Kesimpulan

 
ASBO :

• Komplikasi yang umum terjadi pada kasus pasca operasi abdomen dan pelvik

• Ada efek perawatan jangka Panjang yang mempengaruhi mortilitas dan morbilitas

• Evaluasi kondisi pasien menjadi konsen utama : iskemia, strangulasi, perforasi, peritonitis,
dan sepsis sistemik

• Identifikasi awal, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat berpengaruh dalam
keputusan Tindakan pembedahan atau non-pembedahan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai