Anda di halaman 1dari 17

TORSIO TESTIS

Adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus


yang berakibat terjadinya gangguan aliran
darah pada testis ipsilateral. Keadaan ini
merupakan kondisi darurat.
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI

- 1 diantara 4000 pria yang berumur <25 tahun


- Paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun)
ETIOLOGI

1. Trauma (4-8%)
2. Kelainan sistem penyangga testis (anomali bell-clapper)
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

1. Akut skrotum
- nyeri hebat daerah skrotum ipsilateral
- mendadak
- pembengkakan pada testis
2. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah
3. Demam (-)
PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi: testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal


daripada testis sisi kontralateral, testis tampak lebih besar.
2. Palpasi: kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi, teraba
adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
3. Refleks kremaster menurun atau menghilang.
4. Phren’s Sign negatif: jika testis yang terkena dinaikkan, maka nyeri akan
tetap ada
Alur Pendekatan Klinis Nyeri Skrotum
Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Sesuai torsio dan <6 jam: Diagnosis masih meragukan atau


eksplorasi bedah segera nyeri>6 jam: USG Doppler

Aliran darah normal/meningkat Aliran darah absen/turun pada


pada testis yang dikeluhkan testis yang dikeluhkan

Inflamasi (orkitis) atau torsio Torsio testis


apendiks testis
Bedah
segera
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG Doppler adalah alat imaging yang efektif untuk mengevaluasi akut
skrotum tanpa menunda surgical exploration.
DIAGNOSIS KERJA DAN DIFFERENTIAL DIAGNOSE

1. Epididimitis akut
2. Hernia skrotalis inkarserata
3. Hidrokel terinfeksi
4. Tumor testis
5. Edema skrotum
TATALAKSANA

1. Detorsi manual
adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu dengan jalan
memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Karena arah torsio
biasanya ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral dulu,
kemudian jika tidak ada perubahan dicoba detorsi ke arah medial.
Metode tersebut dikenal dengan metode ‘open book’ (untuk testis kanan),
karena gerakannya seperti membuka buku. Jika detorsi berhasil maka nyeri
akan menghilang.
2. Surgery
Jika testis masih viable, dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika
dartos kemudian disusul pada testis kontralateral. Orkidopeksi dilakukan
dengan menggunakan benang yang tidak diserap pada tiga tempat
untuk mencegah agar testis tidak terpuntir kembali. Sedangkan pada testis
yang sudah mengalami nekrosis, dilakukan pengangkatan testis
(orkidektomi) dan kemudian disusul orkidopeksi kontralateral. Testis yang
telah mengalami nekrosis jika tetap berada di scrotum dapat merangsang
terbentuknya antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan
fertilitas di kemudian hari.
REFERENSI

1. Purnomo, BB. 2007. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: CV Sagung


Seto
2. Tanagho EA., Mc Annich JW. 2004. Smith’s General Urology 16th ed. Mc
Graw Hill

Anda mungkin juga menyukai