Anda di halaman 1dari 33

DIVERTIKEL BULI

Desyta Peronica
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Manusia memiliki organ saluran kemih yang


berguna dalam pengeluaran urine keluar
tubuh. Organ-organ tersebut mencakup
dua ginjal, dua ureter, buli-buli, dua
otot sfingter, dan uretra. Secara garis
besar sistem tersebut terletak di rongga
retroperitoneal dan terlindung oleh
organ lain yang mengelilinginya.
Urine dari ginjal dialirkan ke buli-buli melalui sebuah tabung
kecil bernama ureter. Pada dinding ureter terdapat otot polos
yang dapat melakukan gerakan peristaltik untuk
mendorong urine ke buli-buli. Jika terjadi sumbatan urin
maka terjadi kontraksi otot yang berlebih untuk mendorong
sumbatan tersebut dari saluran ureter. Kontraksi berlebih
tersebut dirasakan sebagai nyeri kolik, datangnya hilang
timbul sesuai irama gerakan peristaltik ureter.

Saat mencapai buli-buli, posisi ureter miring agar mencegah


terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter saat buli-
buli berkontraksi.
Buli (vesica urinaria) merupakan
organ yang berbentuk seperi
balon yang menampung urine,
yang di produksi oleh ginjal.
Buli terletak di antara otot
pelvic diperut bagian bawah.
Ketika buli belum terisi penuh,
buli akan berada dalam masa
tenang (relax). Ketika buli
terisi penuh, akan mengirim
sinyal ke otak, yang akan
muncul respon merasa untuk
berkemih. Otak akan
mengirimkan sinyal kembali ke
otot buli untuk berkontraksi
lalu akan mengeluarkan urin
keluar dari tubuh melalui
uretra.
DIVERTIKULUM BULI
Divertikulum vesika urinaria
adalah penonjolan dinding
kandung kemih yang
berbentuk kantong diantara
berkas-berkas serabut otot
dapat timbul kongenital
(divertikulum bawaan atau
primer), divertikel kandung
kemih yang diperoleh
(divertikulum sekunder)
penyebab paling sering
yaitu peningkatan tekanan
kandung kemih, benign
prostatic hyperplasia,
striktur uretra.
KLASIFIKASI DIVERTIKULUM
Divertikulum buli didapat
Divertikulum buli kongenital
(sekunder)

Divertikulum buli kongenital (biasanya lebih dari 1


dibentul ketika beberapa batas dari diverticle), sering diakibatkan oleh
buli menyentuh bagian buli yang karena adanya sumbatan yang terjadi
lemah. Divertikulum buli kongenital pada permukaan buli (seperti
sering ditemukan ketika masih anak- pembengkakan prostat atau luka di
anak, dan paling sering hanya 1 uretra), buli tidak bekerja dengan baik
kantong. Pada divertikulum buli dikarenakan ada gangguan persarafan
kongenital biasanya tidak diperlukan atau dari pembedahan pada buli
pengobatan lebih lanjut. (jarang). Pada divertikulum buli yang
didapat, biasanya lebih dari 1 kantong
yang dibentuk. Divertikulum buli yang
didapat ini umumnya terjadi pada
dewasa (umumnya lansia) yang sering
disebabkan oleh sumbatan pada buli.
EPIDEMIOLOGI
Divertikulum buli
paling banyak ditemukan
pada dewasa 60-70 tahun
dikarenakan proses
fisiologis yang menurun
dan beberapa faktor
patologis yang mendukung
sehingga terjadinya
divertikulum buli sebagai
manifestasinya.
PATOLOGI
Divertikel bisa kongenital (primer) atau
didapat (sekunder). Divertikula yang didapat
lebih sering ditemukan, biasanya merupakan
hasil dari hasil obstruksi pada permukaan buli.
GEJALA DIVERTIKULUM BULI
Divertikula kandung kemih (divertikulum buli) sering tidak
menimbulkan gejala spesifik tetapi mungkin berhubungan dengan
infeksi saluran kencing, kesulitan berkemih atau penuhnya vesika
urinaria, terutama jika divertikulum menjadi besar menyebabkan
pengosongan kandung kemih menjadi tidak optimal.

Beberapa gejala lainnya yang dapat ditemukan pada divertikel buli


(kandung kemih) adalah:
 Infeksi saluran kemih
 Batu saluran kemih
 Batu buli
 Urin yang kembali ke ginjal (refluks)
 Tumor pada buli
 Masalah buang air kecil
 Nyeri saat memulai kemih
DIAGNOSA

 Intravenous Urography: Technique


CYSTOGRAFI
Cystografi merupakan salah
satu pemeriksaan traktus
urinarius yang dikhususkan
untuk memeriksa bagian
vesica urinaria (kandung
kemih) dan uretra, dengan
cara memasukan suatu
bahan kontras yang
dimasukan melalui uretra,
dengan mengunakan kateter
atau langsung menggunakan
spuit.
USG
CT SCAN ABDOMEN
TERAPI
Divertikula bawaan atau diperoleh tidak selalu
membutuhkan pengobatan, terutama jika diventrikula
tidak terkait dengan infeksi kemih, batu kandung kemih,
aliran mundur dari urin ke ginjal (refluks), tumor kandung
kemih atau kesulitan buang air kecil.

Bagi pasien dengan divertikula diakibat dari obstruksi


kandung kemih, pengobatan harus mencakup
menghilangkan obstruksi dan mengangkat
divertikulum. Pengangkatan divertikulum adalah melalui
operasi terbuka. Pembedahan ini mungkin agak sulit jika
ada peradangan dari divertikulum yang terinfeksi secara
kronis.
DIAGNOSIS BANDING
BENIGNA PROSTATE HYPERPLASIA
Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) merupakan
penyakit pembesaran prostat yang
disebabkan oleh proses penuaan, yang
biasa dialami oleh pria berusia 50 tahun
keatas, yang mengakibatkan obstruksi
leher kandung kemih, dapat menghambat
pengosongan kandung kemih dan
menyebabkan gangguan perkemihan.

Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul-


nodul fibroadenomatosa majemuk dalam
prostat, pertumbuhan tersebut dimulai
dari bagian periuretral sebagai proliferasi
yang terbatas dan tumbuh dengan
menekan kelenjar normal yang tersisa.
Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari
kelenjar dengan stroma fibrosa dan otot
polos yang jumlahnya berbeda-beda.
PATOFISIOLOGI
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga
perubahan pada saluran kemih juga terjadi perlahan.

Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada


leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor
menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau divertikel.

Fase penebalan destrusor disebut fase kompensasi, keadaan berlanjut,


maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami
dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi/terjadi
dekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien tidak bisa
mengosongkan vesika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi
statis urin. Urin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang
baik untuk pertumbuhan bakteri.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI BPH
 BNO-IVP
BNO-IVP adalah pemeriksaan
radiologi dengan menggunakan
kontras untuk menilai sistem
urinarius.

Pada BPH dengan BNO-IVP


ditemukan :
 Indentasi caudal buli-buli
 Elevasi pada intraureter
menghasilkan bentuk J-ureter
(fish-hook appearance)
 Divertikulasi dan trabekulasi
vesika urinaria
USG

Pada USG :
 Pembesaran
kelenjar pada zona
sentral
 Nodul hipoechoid
atau campuran
echogenic
 Kalsifikasi antara
zona sentral
 Volume prostat >30
ml
CT SCAN

CT Scan adalah salah satu peralatan


radiodiagnostik dengan menggunakan sinar-x.
Pada CT-Scan pada BPH ditemukan
gambaran ukuran prostat membesar di atas
ramus superior simfisis pubis.
CYSTITIS
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang
paling sering disebabkan oleh infeksi asenden
dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran
balik urine dari uretra kedalam kandung kemih.
Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau
sistoskop.
Cystitis primer Cystitis sekunder

merupakan radang yang merukan gejala yang timbul


mengenai kandung kemih kemudian sebagai akibat dari
radang ini dapat terjadi penyakit primer misalnya
karena penyakit lain seperti uretritis dan prostatitis.
batu pada kandung kemih,
divertikel, hipertropi prostat
dan striktura uretra.
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:

 Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria
sehingga lebih mudah

 Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih muda.

 Wanita hamil lebih mudah terkena oenyakit ini karena penaruh hormonal ketika
kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum
kehamilan.

 Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena
karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai
pelindung.

 Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi
antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya
pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.

 Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan
kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi.

 Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu.
Pyelonephritis akut. Pada tipe ini,
Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada
infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah
kandung kemih dapat dapat menyebabkan
meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung
rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan
kemih. Infeksi pada ginjal dapat
pada perut bagian bawah, rasa sakit pada
menyebabkan rasa salit pada punggung atas
saat urinasi, dan bau yang mnyengat dari
dan panggul, demam tinggi, gemetar akibat
urin.
kedinginan, serta mual atau muntah.

Setiap tipe dari infeksi saluran


kemih memilki tanda – tanda
Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra dan gejala yang spesifik,
menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi. tergantung bagian saluran
Pada pria, uretritis dapat menyebabkan kemih yang terkena infeksi:
gangguan pada penis.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
USG
 Untuk melihat adanya
tanda obstruksi/
hidronefrosis, scarring
process, ukuran dan
bentuk ginjal, permukaan
ginjal, masa, batu, dan
kista pada ginjal.
 vesikoureteral dan pada
infeksi saluran kemih
berulang untuk mencari
factor predisposisi infeksi
saluran kemih.
CT-scan
Pemeriksaan ini paling sensitif untuk
menilai adanya infeksi pada parenkim ginjal,
termasuk mikroabses ginjal dan abses
perinefrik. Pemeriksaan ini dapat membantu
untuk menunjukkan adanya kista terinfeksi
pada penyakit ginjal polikistik. Perlu
diperhatikan bahwa pemeriksaan in lebih baik
hasilnya jika memakai media kontras, yang
meningkatkan potensi nefrotoksisitas.
STRIKTUR URETRA

Striktur uretra adalah berkurangnya diameter atau


elastisitas uretra yang disebabkan oleh jaringan
uretra diganti jaringan ikat yang kemudian mengerut
menyebabkan jaringan lumen uretra mengecil.
GEJALA KLINIS
 Berkurangnya aliran urine. Ini merupakan gejala umum pertama yang sering
ditemukan. Ketegangan saat berkemih adalah hal yang biasa ditemukan, tetapi
kemacetan total atau lengkap jarang terjadi.

 Pancaran air kencing kecil dan bercabang.

 Perasaan tidak puas setelah berkemih.

 Frekuensi (buang air kecil lebih sering dari normal).

 Urgensi (tidak dapat menahan keinginan untuk berkemih).

 Sakit atau nyeri saat buang air kecil kadang-kadang dijumpai.

 Kadang-kadang dijumpai infiltrat, abses dan fistel.

 Gejala lanjut adalah retensio urine.


KESIMPULAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai