Anda di halaman 1dari 43

Kateterisasi

dr. Manggala Maharddhika

Definisi

Kateterisasi Urethra

Memasukkan kateter ke dalm buli-buli (VU)


melalui urethra

Kateterisasi supra pubis (cystostomy)

Memasukan kateter dengan membuat lubang


pada VU melalui insisi supra pubis untuk tujuan
diversi (pengeluaran) urine
Tindakan untuk membuat hubungan langsung dari
VU ke kulit supra pubis untuk tujuan drainage /
evakuasi / diversi urine dari VU

Tujuan Katetrisasi :

Dibagi menjadi 2 :
1. Tujuan Diagnostik
2. Tujuan Terapeutik

Bedanya :

Untuk tujuan diagnostik secepatnya dilepas


Untuk tujuan terapeutik dipertahankan sampai
tujuan tercapai

Tujuan Diagnostik

Untuk memperoleh sample urine untuk kultur urine (terutama


pada wanita)

Memasukkan kontras untuk pemeriksaan radiologi

Menilai tekanan intra vessica

Mengukur residual urine

Cystograf
(VCUG) Voiding Cysto-Urehro-graphy

Pemeriksaan urodinamik (cysto-tonograf)

Untuk mengurangi kontaminasi sample urine oleh bakteri komensal


yang ada pada vulva/vagina (mencegah hasil bakteri-uria positif palsu)

Dikerjakan setelah pasien miksi

Menilai produksi urine

Saat resusitasi cairan (menilai kecukupan cairan dan perfusi perifer


pada ginjal)
Saat dan setelah menjalani oprasi besar

Tujuan Terapeutik

Diversi urine (mengeluarkan urine dari VU pada :


1. Obstruksi infra vesicca yang menyumbat urethra

BPH
Benda asing (bekuan darah/blood clothing/stolsel)

2. Disfungsi VU
3. Post op.sistem urinarius bagian bawah

Splint post op. rekonstruksi urethra

Prostatektomi
Vesico-lithotomi

untuk tujuan stabilisasi urethra

Clean intermittent catheterization / Kateterisasi Bersih


Mandiri Berkala (KBMB)
Memasukkan obat-obatan intra vesicca

Antiseptik VU
Sitostatika

Macam-Macam Kateter
Kateter dibedakan berdasarkan :
Ukuran
Bahan
Bentuk
Sifat pemakaian
Sistem pengunci (retaining)
Jumlah percabangan

Ukuran Kateter

Skala Cherieres (French)


ukuran diameter terluar kateter
Kateter yang mempunyai ukuran sama
belum
tentu mempunyai diameter lumen
yang sama
karena perbedaan bahan
menyebabkan perbedaan
diameter lumen
kateter

1 Cheriere (Ch) = 1 French (Fr) = 0,33 mm


1 mm = 3 French

Bahan Kateter

Menentuykan biokompatibilitas kateter dalam


VU

Mempengaruhi daya tahan dan lama pemakaian


maksimal

Macam-macam bahan kateter :


1.
2.
3.
4.

Logam (Stainless)
Karet (lateks)
Lateks dengan lapisan silikon (Siliconized)
Silikon

Bentuk Kateter

Straight Catheter

Kateter terbuat dari karet (lateks)


Bentuk lurus tanpa ada percabangan
Contoh :

Kateter Robinson
Kateter Nelaton

Coude Catheter

Ujung lengkung dan ramping


Dipakai jika kateterisasi dengan straight catheter mengalami
hambatan/kesulitan :

Saat kateter masuk urethra pars bulbosa yang berbentuk huruf S


BPH yang sangat besar
Sclerosis / kontraktur neck bladder (leher VU)

Contoh :

Kateter Tiemann

Sifat Pemakaian dan Sistem Pengunci


(Retaining)

Self Retaining Catheter

Kateter yang dapat dipasang menetap (Indweling)


dan ditinggalkan di saluran kemih dalam jangka
waktu tertentu karena ujung kateter melebar
(sistem retaining)
Contoh :

Kateter
Kateter
Kateter
Kateter

Malecot 2 sayap
Malecot 4 sayap
Pezzer
Foley

Jumlah Percabangan

Kateter Foley berdasarkan jumlah cabangnya


dibagi menjadi :

2 cabang (2-ways catheter)

Cabang 1 : Untuk mengeluarkan urine


Cabang 2 : Untuk memasukan air guna
mengembangkan balon

3 cabang (3-ways catheter)

Cabang 1 : Untuk mengeluarkan urine


Cabang 2 : Untuk memasukan air guna
mengembangkan balon
Cabang 3 : Mengalirkan irigasi yang dihubungkan
dengan selang infus

Biasanya dipakai setelah op. prostat utk mencegah


timbulnya bekuan darah

Kateterisasi Urethra
dr. Manggala Maharddhika

Prinsip Kateterisasi Urethra


1. Informed consent
2. Tehnik aseptik
3. Disinfeksi Povidone Iodine / Povidon Yodium 10% (tidak boleh diencerkan)
4. Jika perlu boleh diberi antibiotik proflaksis sebelumnhya
5. Pakai kateter dengan ukuran terkecil yang masih cukup efektif untuk
drainase urine

Orang dewasa Indonesia 16 18 Fr


Laki laki dewasa no. 16 Fr
Wanita dewasa dapat sampai no. 20 Fr

6. Tidak boleh menggunakan kateter logam pada pria menimbulkan


kerusakan urethra
7. Jika dibutuhkan pemakaian kateter menetap, sebaiknya gunakan sistem
tertutup dengan menggunakan urine bag
8. Kateter menetap dipertahankan sesingkat mungkin sampai dilakukan
tindakan defnitif

Makin lama kateter dipasang resiko infeksi dan cedera urethra makin besar,
resiko terjadi enkrustasis

Persiapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Informed Consent
Povidone Iodine / Povidon Yodium 10%
Kassa steril 1 buah
Duk steril
Jelly (pelumas kateter)
Lidocaine HCl 2% (jika perlu) 2-4 ampul
Spuit steril 10 cc 1-2 buah
Plaster
Handscoon steril 1 buah
Handscoon on steril 1 buah
Kateter sesuai ukuran
Urine Bag

Kateterisasi pada Wanita

Jarang menemui kesulitan karena urethra


wanita pendek (hanya 3-5 cm) Kesulitan
didapat hanya saat mencari urethra jika
terjadi :

Stenosis muara urethra


Tertutupnya muara urethra oleh tumor
urethra/vagina/cervix

Pada kasus-kasus seperti di atas dapat


dilakukan dilatasi dengan busi (bougie)
a boule terlebih dahulu

Tehnik pemasangan kateter urethra pada wani


ta

Kateterisasi pada Pria


1. Disinfeksi pada penis dan daerah sekitarnya
2. Persempit dengan duk steril
3. Oleskan kateter dengan jelly (pelumas kateter)
4. Masukan kateter ke dalam orifsium urethra eksternum
5. Pada daerah bulbo-membranacea akan terasa tahanan suruh
pasien untuk mengambil nafas dalam supaya sphinchter urethra
eksterna rileks dorong hingga masuk VU ditandai keluarnya urine
dalam kateter
6. Dorong terus kateter hingga percabangan kateter menyentuh
meatus urethra eksterna
7. Kembangkan balon dengan aqua pro injeksi atau NaCl 0,9% 5-10 cc
8. Jika diperlukan kateter menetap sambung kateter dengan urine
bag
9. Kateter difksasi di daerah inguinal atau paha bagian proksimal

Tehnik pemasangan kateter urethra pada pria

Kesulitan dalam pemasangan kateter


urethra

Terdapat sumbatan organik pada urethra


1.
2.
3.
4.

Stricture urethra
Batu urethra
Tumor urethra
Kontraktur neck bladder

Kateter tertahan di urethra pars bulbosa yang bentuknya seperti


huruf S
Sphinchter urethra eksterna tegang karena pasien
kesakitan/ketakutan
Dapat diatasi dengan cara :
1. Pemberian anestesi topikal intra urethra sebelum memasukan kateter
dengan campuran lidocaine HCl 2% (4 ampul) ditambahkan jelly hingga 1020 cc dimasukan ke urethra melalui orifcium urethra eksterna secara
cepat. Tehnik ini disebut juga Hidro Pressure
2. Menekan sphincter urethra eksterna dengan kateter salama beberapa menit
sampai terjadi relaksasi sphinchter
3. Jika kedua cara tersebut tidak berhasil sedatif parenteral (Diazepam IM/IV)
sebelum kateterisasi

Komplikasi pemasangan kateter urethra

Lesi pada urethra

Balon yang dikembangkan sebelum masuk VU

dapat menimbulkan perdarahan atau stricture urethra


dapat menyababkna ruptur urethra

Kateter yang dipasang dalam jangka waktu lama dapat


menyebabkan :
1. Batu saluran kemih terutama batu VU (kateter yang
terpasang berperan sebagai inti batu karena dianggap
benda asing)
2. Menginduksi keganasan pada VU

Fiksasi kateter yang salah (mengarah ke caudal)

menyebabkan penekanan pada urethra bagian penoscrotal terjadi ischemi nekrosis selanjutnya dapat
timbul fstula, abcess, atau stricture urethra

Edukasi pasien
1. Banyak minum untuk menghindari terjadinya
enkrustasi pada kateter dan timbulnya debris/kotoran
pada VU
2. Selalu membersihkan sekret kelenjar peri urethra,
membersihkan sekret/darah/nanah yang menempel
pada meatus urethra eksternum/pada kateter dengan
kapas basah
3. Jangan mengangkat/meletakan urinebag lebih tinggi
dari VU karena dapat menyebabkan aliran balik urine ke
VU
4. Jangan sering-sering membuka urinebag karena akan
mempermudah masuknya kuman
5. Kontrol untuk ganti kateter dengan yang baru setiap
2 minggu sekali

Kateterisasi Supra Pubis


(Cystostomy)
dr. Manggala Maharddhika

Indikasi
1. Kegagalan pemasangan kateter urethra
2. Retensio urine yang tidak mungkin dipasang indwelling catheter
(DC) karena adanya obstruksi infra vessica
3. Terdapat kontra indikasi pemasangan kateter urethra misalnya
(suspek) ruptur urethra
4. Adanya ruptur urethra dengan tujuan agar urethra beristirahat
(tidak dilewati urine) untuk mempercepat penyembuhan
5. Ditakutkan terjadi kerusakan urethra pada pemakaian kateter
urethra dalam jangka waktu lama
6. Pada pembedahan VU karena dengan kateterisasi urethra saja
dikhawatirkan drainage tidak cukup adekuat
7. Untuk mengukur tekanan intra vesiica pada studi cystotonometri
8. Mengurangi kemungkinan komplikasi intoksikasi air pada saat
dilakukan TURP (Trans Urethra Resection Prostatectomy)

Cara

Pemasangan kateter cystostomy dapat


dikerjakan dengan 2 cara :

1. Perkutan (Trokar) cystostomy


2. Oprasi terbuka (Open cystostomy)

Menurut Prof. Rifki Muslim, Sp. B, Sp U


macam-macam cystostomy :

1. Cystostomy perkutan
2. Cystostomy standart = Open cystostomy
3. Cystostomy permanen

Komplikasi Cystostomy
Jika tusukan terlalu mengarah ke caudal
dapat melukai prostat
Cidera organ intra peritoneal s/d peritonitis
Perdarahan
Pemakaian kateter yang terlalu lama dan
perawatan yang kurang baik (hygine kurang
bersih) menyebabkan :

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.

Infeksi
Enkrustasi kateter
Reflux vesico-ureter
BSK
Degenerasi maligna mucosa VU

Trokar Cystostomy
dr. Manggala Maharddhika

Kontra Indikasi Trokar Cystostomy


1.
2.
3.
4.
5.

Hematuria yang belum jelas sebabnya


Tumor VU
Contracted Bladder (VU ukuran kecil)
Riwayat oprasi abdomen / pelvis
Menggunakan prostesis pada abdomen
bagian bawah

Persiapan
Informed consent
Kassa steril
Povidone Iodine / Povidon Yodium 10%
Duk steril
Spuit 3 cc 1 buah
Spuit 5 cc 2 buah
Lidocaine HCl 2%
Minor set surgery

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.

9.
10.
11.
12.

Scapel no.3
Bisturi no. 11
Needle holder
Jarum kulit
Benang Siede

Trokar Campbel / Trokar konvensional / Cystocath (Cystofks)


Kateter Foley (ukuran disesuaikan besarnya trokar)
Jika menggunakan trokar konvensional harus disediakan NGT no. 12
Urine bag

Tehnik Trokar (Campbel) Cystostomy (Video)


1. Disinfeksi lapangan oprasi dengan povidone iodine 10%
2. Persempit lapangan oprasi dengan duk steril
3. Infltrasi lidocaine HCl 2% dari cutis sucutis fascia
4. Incisi kulit supra pubis pada mid line pada tempat yang paling cembung
sepanjang 1 cm perdalam sampai fascia
5. Lakukan pungsi percobaan melalui tempat incisi dengan spuit 10 cc
6. Tusukan trokar pada tempat incisi hingga terasa hilangnya tahanan dari fascia
dan otot-otot detrusor VU
7. Buka obturator (bagian penusuk) pada trokar akan keluar urine memancar dari
sheath trokar
8. Obturator dan sheath trokat dikeluarkan hanya tertinggal slot kateter setengah
lingkaran pada trokar
9. Masukan kateter foley melalui penuntun slot
10. Kembangkan balon kateter dengan aqua pro injeksi/NaCl 0,9% 10 cc
11. Keluarkan slot dari VU
12. Hubungkan kateter dengan urine bag
13. Kateter difksasi pada kulit dengan benang siede
14. Tutup luka oprassi dengan kassa steril plester
15. Lakukan pemeriksaan RT

Tehnik Trokar (Konvensional) Cystostomy

Pada prinsipnya sama dengan menggunakan


trokar campbel, hanya trokar konvensional
tidak dilengkapi dengan slot kateter setengah
lingkaran
Jika menggunakan trokar konvensional, yang
digunakan bukanlah foley catheter, melainkan
NGT no. 12 F setelah dimasukan ke dalam
VU, pangkalnya harus dipotong untuk
mengeluarkan trokar dari VU

Tehnik Trokar (Cystocath / Cystofiks)


Cystostomy

Alat trokar sebagai penusuknya sudah


menempel langsung dengan urine bag
Disposable (hanya untuk sekali pemakaian)

Open Cystostomy
dr. Manggala Maharddhika

Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.

Tidak tersedia alat trokar


Teradapat kontra indikasi trokar cystostomy
Terdapat jaringan sikatriks / bekas oprasi
supra symphysis
Trauma daerah flank yang (curiga)
mencederai
urethra atau VU
Adanya bekuan darah (Stolsel / blood cloth)
pada VU yang tidak memungkinkan
dilakukan kateterisasi per-urethra

Tehnik Open Cystostomy (Video)


1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.

7.
8.
9.
10.

11.

Penderita tidur terlentang


Disinfeksi lapangan oprasi dengan povidone iodine 10%
Persempit lapangan oprasi dengan duk steril
Infltrasi lidocaine HCl 2% atau procaine 2 4% dari cutis sucutis fascia (Jika
tidak dapat menggunakan General Anestesi)
Incisi vertikal pada midline pertengahan antara symphysis dengan umbillicus
sepanjang 3-5 cm
Incisi diperdalam sampai lemak subcutis hingga terlihat linea alba
Musculi rectus abdominis dipisahkan (disisihkan) sehingga terlihat jaringan
lemak, peritoneum, dan VU VU dapat dikenali karena warnanya putih
(kebiruan) dan banyak pembuluh darah
Jaringan lemak dan peritoneum disisihkan ke cranial untuk memudahkan
memegang VU (sehingga cavum retzii bebas)
Fiksasi VU dengan benang pada 2 tempat
Lakukan pungsi percobaan pada VU diantara 2 benang fksator
Lakukan pungsi sekaligus incisi dinding VU dengan scapel selebar 1 cm hingga
keluar urine (jika perlu dapat diperlebar dengan cara dilatasi tumpul dengan
klem)
Suction urine yang keluar

Tehnik Open Cystostomy


12.
1.
2.
3.
4.
5.

13.
14.
15.
5.
6.

16.
17.
18.
19.
20.

Eksplorasi dinding dalam VU untuk melihat adanya :


Batu VU
Tumor VU
Perdarahan
Muara urethra
Penyempitan Neck Bladder

Pasang kateter Foley no 20 24 F (Prof. Rifki Muslim, Sp. B, Sp. U


menganjurkan kateter DC no 16 18 F)
Kembangkan balon dengan aqua pro injeksi atau NaCl 0,9% 5-10 cc (10
15 cc)
VU dijahit 2 lapis yaitu :
Muscularis Mucosa
Sero - Muscularis

Tinggalkan drain redon


Jahit luka oprasi lapis demi lapis dengan cutgut chromic
Fiksasi kateter Foley ke kulit dengan benang Siede
Hubungkan kateter dengan urine bag
Lakukan pemeriksaan RT

Cystostomy Perkutan
dr. Manggala Maharddhika

Kontra Indikasi
1.
2.

3.

VU tidak penuh (tidak menonjol di supra


pubis)
Pernah oprasi di daerah supra pubis
ditakutkan terjadi perubahan anatomi
(misalnya usus menonjol masuk ke organ
pelvis)
Gross hematuria dengan banyak bekual
darah (blood cloth / stolsel) cara ini tidak
bermanfaat karena cepat terjadi sumbatan
blood cloth pada IV catheter

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Povidone iodine 10%


Duk steril
Lidocaine 2% atau Procaine 2 4%
Spuit steril 3 cc 2 buah
IV catheter no. 14
Selang infus
Bottol infus bekas
Plaster

Tehnik Cystostomy Perkutan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.

Pasien tidur terlentang


Disinfeksi lapangan oprasi (daerah supra pubis)
Tutup dengan duk steril
Anestesi infltrasi dengan lidocaine 2% atau Procaine 2 4% pada linea
midiana 2 4 cm di cranial tepi atas symphisis pubis
Pungsi percobaan dengan jarum spuit untuk memastikan VU penuh
urine, bukan tumor
Coblos daerah tersebut dengan IV cathetter no. 14 di linea mediana 2
4 cm di cranial tepi atas symphisis pubis dengan arah miring 60
derajat ke arah postero-caudal
Lepaskan mandrin dari IV catheter yang tertinggal hanya bagian
plastiknya saja
Hubungkan dengan selang infus yang dimasukan ke dalam botol infus
bekas untuk membuat Closed Drainage System
Fiksasi bagian plastik IV catheter dengan plaster ke kulit sekitar
Dengan cara ini drainage / evakuasi / diversi urine bisa dipertahakan
2 x 24 jam

Komplikasi
1.

2.

3.

Perforasi usus peritonitis


karena usus tertusuk jarum IV catheter
Hematuria
karena pembuluh darah yang cukup besar
di dinding VU robek saat penusukan IV
catheter
Hematoma supra pubis
bila pembuluh darah di cavum Retzii
pecah

Cystostomy Permanen
dr. Manggala Maharddhika

Indikasi
Jika kita meninginkan drainase dalam jangka
waktu lama atau secara permanen, tanpa
harus mengganti kateter pada waktu-waktu
tertentu
Tidak memungkinkan memperbaiki sebab
primernya :

1.

2.
1.
2.

Stricture sepanjang urethra


Ca Urethra

Tehnik Cystostomy Permanen


1.
2.

Tehnik sederhana
Tehnik tube dinding VU

Tehnik Sederhana
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

10.

Pasien tidur terlentang


Disinfeksi lapangan oprasi (daerah supra pubis)
Tutup dengan duk steril
Anestesi infltrasi dengan lidocaine 2% atau Procaine 2 4%
pada linea midiana 2 4 cm di cranial tepi atas symphisis
pubis
Incisi transversal pertengahan antara symphysis dengan
umbillicus
Buat lubang berbentuk segitiga pada fascia dan linea alba
Sisihkan mm. Recti abdomini
Identifkasi dan bebaskan VU
Ambil puncak (dome) VU tarik ke lubang berbentuk segitiga
yang kita buat jahitkan pada kulit melalui lubang berbentuk
segitiga
Lubangi dome VU dengan bentuk segitiga juga

Tehnik Tube Dinding VU

Prinsipnya :

Dibuat tube dari dinding VU sebesar 4x4 cm


dengan basis di sebelah cranial ujung tube
dijahitkan ke kulit
Jika dinding abdomen tebal : Dapat dibuat tube
dari kulit yang diarahkan ke dalam tube kulit
dan tube dinding VU dianastomosiskan VU
terfksir ke dinding abdomen dan tidak terlalu
tegang

Anda mungkin juga menyukai