Anda di halaman 1dari 19

KATETERISASI VENA SENTRAL

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK FK UISU

PENDAHULUAN
Kateterisasi vena sentral merupakan salah satu akses pembuluh darah yang paling sering dilakukan sebagai penanganan penderita syok. Tempat terbaik untuk jalur intravena bagi orang dewasa adalah pembuluh darah lengan bawah (vena perifer). Kalau keadaan tidak memungkinkan penggunaan vena perifer, maka digunakan akses vena sentral.

PENDAHULUAN
Vena sentral adalah vena-vena utama yang dapat mengalirkan darah langsung ke jantung kanan, diantaranya vena femoralis, jugularis interna atau subclavia. Pemilihan akses pembuluh darah dan teknik yang dilakukan tergantung pada tempat cedera pada pasien, pertimbangan potensi komplikasi yang terjadi, serta tingkat keterampilan dan pengalaman dokter.

PENDAHULUAN
Seringkali akses vena sentral di dalam situasi yang darurat tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna ataupun tidak seratus persen steril, karena itu bila keadaan sudah memungkinkan, maka jalur vena sentral ini harus diubah atau diperbaiki. Selanjutnya pada modul ini akan hanya membahas tentang pemasangan kateterisasi vena sentral pada vena jugularis interna.

KATETERISASI VENA JUGULARIS INTERNA

ANATOMI
Vena jugularis interna berjalan ke bawah secara vertikal di bagian leher Vena jugularis interna terdapat masing-masing di sebelah kanan maupun kiri. Vena jugularis interna berada di sebelah lateral dari arteri carotis. Vena ini akan membentuk suatu segitiga dari kedua caput otot sternokleidomastoideus bagian sentral dan clavicula serta clavicula bagian inferior. Pada segitiga inilah biasanya kateterisasi vena sentral dilakukan.

ANATOMI
Vena yang ada di kepala seperti vena emisaria dan vena fasialis sebagian akan bermuara pada vena jugularis interna, sebagian lagi pada vena jugularis eksterna. Nantinya vena jugularis eksterna akan bermuara pada vena subclavia, dimana vena subclavia akan beranastomosis dengan vena jugu laris inter na membentuk vena brachiocephalica. Terdapat dua vena brachiocephalica, masing-masing dextra dan sinistra. Keduanya akan menyatu sebagai vena cava superior.

INDIKASI
Adapun indikasi melakukan kateterisasi vena sentral pada vena jugularis interna adalah: Pasien yang memerlukan resusitasi cairan yang cepat dengan ketiadaan jalur intravena perifer yang cukup Akses vena pada pasien dengan akses perifer yang sulit Administrasi nutrisi parenteral Administrasi larutan-larutan yang dapat mengiritasi jalur perifer (seperti CaCl, KCl) Teknik pemantauan lanjutan (seperti pengukuran tekanan vena sentral) Akses hemodialisis Akses transvenous pacemakers

KONTRAINDIKASI
Adapun keadaan-keadaan dimana kateterisasi vena jugularis interna ini dikontra indikasikan adalah: Kontraindikasi absolut
Akses intravena perifer yang adekuat Operator (dokter) tidak berpengalaman Pasien tidak koperatif

Kontraindikasi relatif
Gangguan perdarahan yang tidak dapat dikoreksi Cedera atau trombosis pada vena yang akan diakses Lesi dan infeksi pada kulit daerah insersi Menggunakan preparat antikoagulan dan trombolitik Vaskulitis

KOMPLIKASI
Trombosis vena sentralis Sepsis jalur sentral Pneumothoraks Luka pada jaringan setempat Selulitis Hematoma Cedera arteri atau syaraf

PRINSIP DASAR
Yakin bahwa jalur akses memang telah dikuasai Mengetahui anatomi dari struktur yang akan diinsersi Mengetahui dan menguasai peralatan yang akan digunakan Pastikan bahwa pasien telah dalam posisi yang optimal dan dapat koperatif dengan operator Gunakan teknik yang steril Lakukan foto rontgen dada untuk konfirmasi letak pemasangan kateterisasi vena sentral yang telah dilakukan dan adanya komplikasi berupa pneumothoraks

PERALATAN
Penutup kepala, gaun, masker dan sarung tangan steril Povidone iodine Alkohol 96% Anestesi lokal, lidokain 1% Spuit 3 cc Spuit 5 cc yang telah diisi larutan saline steril dan dihubungkan dengan kateter vena 16G Sebuah set infus intravena yang siap dihubungkan

POSISI PASIEN
Telentangkan pasien di atas tempat tidur, kepala membentuk sudut 15-30Trendelenburg. Kepala dimiringkan ke arah berlawanan sejauh mungkin. Hal ini dilakukan untuk menggembung kan pembuluh darah leher dan untuk mencegah emboli udara. Seringkali denyut vena jugularis dapat dilihat, dan denyut ini dapat bertindak sebagai penuntun terhadap garis pemasukan kateter.

TEMPAT KATETERISASI VENA JUGULARIS INTERNA


Identifikasi apeks segitiga yang dibentuk oleh kaput otot sternokleid omastoideus bagian sentral dan clavi cula serta clavicula pada bagian infer ior. Denyut vena jugularis sering dapat dilihat sebagai penuntun memasukkan jarum.

TEKNIK PROSEDUR
Telentangkan pasien di atas tempat tidur, kepala membentuk sudut 15-30 Trendelenburg. Kepala dimiringkan ke arah berlawa- nan sejauh mungkin. Hal ini dilakukan untuk menggembungkan pembuluh darah leher dan untuk mencegah emboli udara. Identifikasi apeks segitiga yang dibentuk oleh kaput otot sternokleidomastoi deus bagian sentral dan clavicula serta clavicula pada bagian inferior. Persiapkan seluruh peralatan. Dokter melakukan tindakan aseptik diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan kemudian memakai alkohol 96%. Dokter memakai penutup kepala, gaun, masker dan sarung tangan steril.

TEKNIK PROSEDUR
Bersihkan kulit sekeliling tempat kateterisasi vena dengan larutan povidone iodine dan alkohol. Pasang kain steril keliling daerah. Palpasi pulsasi dari arteri carotis dengan menggunakan keempat ujung jari, hal ini mengidentifikasikan garis vena jugularis interna yang terletak di sebelah lateral dari garis tersebut. Bila pasien sadar, gunakan anestesi lokal lidokain 1% di kulit sebelah lateral dari arteri carotis. Masukkan kateter vena yang dihubungkan dengan spuit yang berisi larutan saline steril ke dalam kulit, sebelah lateral dari pulsasi arteri carotis, memasuki daerah segitiga dengan sudut 30-40dari kulit, menuju ke arah puting susu ipsilateral.

Kateter vena dimasukkan ke daerah segitiga

TEKNIK PROSEDUR
Vena dapat diraih sekitar 1-1,5 cm dari panjang kateter. Aspirasi setiap saat untuk memastikan kateter masuk ke tempat yang tepat. Apabila pada saat aspirasi yang keluar adalah darah, maka kateter telah masuk ke tempat yang tepat. Apabila sudah berhasil memasukkan kateter, hubungkan dengan set infus serta fiksasi kateter. Lakukan foto rontgen dada untuk konfirmasi letak dari kateter yang telah di masukkan dan memastikan tidak terjadi pneumothoraks.

SELAMAT BERLATIH

Anda mungkin juga menyukai