Anda di halaman 1dari 88

NEOPLASMA jinak ORGAN

REPRODUKSI WANITA
Dr SYAMSUL A.NST SpOGK
RSUPM/RSHAM/FK USU
PENDAHULUAN
Merupakan keadaan yang sering
ditemukan, sengaja atau tidak.
Tumor jinak ginekologi (lokasi) terbagi
atas : Tumor vulva, vagina , uterus,
tuba fallopi dan ovarium
Terbagi lagi oleh jenis tumor, dan sel
asal tumor.


TUMOR JINAK VULVA
Dapat berupa kistik atau solid
Tumor kistik termasuk kista atau
abses duktus Bartholin dan hidrokel.
Tumor padat paling sering dari vulva
meliputi lipoma, fibroma, dan
hidradenoma.
A. Kista dan abses Bartholin
Inflamasi kronik obstruksi dilatasi
kistik
Abses menimbulkan nyeri.
Infeksi cenderung polimikroba dengan
gonokokus 20% - 30%.
Gejala berkurang dgn insisi abses dan
drainase .
Pd abses yang membatu & tidak responsif
terhadap drainase marsupialisasi
Bartholin kronik kekeringan vagina atau
dispareuni .
Jika infeksi akut reda, dilakukan eksisi seluruh
kelenjar, melibatkan diseksi dalam pd vulva
yang berdekatan dengan pembuluh darah
pudenda dan pleksus vena dari bulba vestibular.
Abses pd pasien pasca menopause dapat
sekunder terhadap keganasan. Biopsi pada
dinding kista atau eksisi kista dianjurkan pada
kasus ini.
Vulva
Bartholins cyst
Vulva
Bartholins cyst

Vulva
Bartholins cyst
B. Kista / Hidrokel saluran Nuck
Ligamentum rotundum , meninggalkan
pelvis via kanal Nuck dan berakhir pada
apeks labia mayora.
Hidrokel, kista, dan hernia dapat terbentuk
sepanjang traktus ini dan timbul sebagai
tumor vulvar kistik.
Perbaikan hernia kanal Nuck meliputi
diseksi kantung hernia ligasi tinggi dan
penguatan cincin inguinal eksterna.
Vulva
Epidermoid cyst
Vulva
Sebaceous cyst
C. Endometriosis
Implantasi endometrium dapat terjadi
sepanjang kanal Nuck, atau pada tempat
parut episiotomi sebelumnya atau pada
pembedahan lainnya.
Lesi dpt berupa kistik atau sebagian
padat.
Pengobatannya adalah eksisi bedah dan
penatalaksanaan medikamentosa atau
bedah dari kelainan yang mendasarinya.
D. Lipoma
Timbul dari jaringan lemak labia mayora atau
mons veneris dan biasanya tumbuh secara
lambat.
Tidak menyebabkan gejala kecuali ukurannya
sangat besar.
Beberapa lipoma memiliki ukuran yang sangat
besar, tetapi biasanya tidak lebih dari 10 hingga
12 cm.
Lesi harus dieksisi jika menganggu aktivitas.
E. Fibroma
Suatu nodul yang keras pada labia mayora, lalu
membesar.
Ulserasi dan nekrosis porsio distal dapat terjadi.
Gambaran histologik adalah dermatofibroma
dengan lesi berbatas tegas yang dibentuk dari
kumpulan (bundle) kolagen dan fibroblas yang
bercampur aduk.
Lesi ini harus diangkat terutama karena efek
kosmetik.
F. Hidradenoma
Merupakan tumor jinak, diameter 1- 2 cm dengan
permukaan yang sedikit meninggi berwarna coklat,
yang dapat berumbilikasi.
Lesi dapat menjadi cukup besar, dan perubahan
kistik dpt terjadi.
Secara histologi ini merupakan adenoma kelenjar
apokrin vulva dan berkapsul.
Cirinya adalah suatu lapisan sel mioepiteliel dibawah
sel silinder sekretorik, mirip dengan tumor apokrin
pada kelenjar mammae.
Lesi hampir selalu jinak, namun harus dieksisi dan
dilakukan pemeriksaan patologik
G. Kondiloma Akuminata
Disebabkan oleh virus HPV type 6.
Gambaran makroskopik seperti jengger
ayam.
Kondiloma akuminatum dapat tumbuh
pada vulva dan sekitar anus sampai
vagina dan serviks.
Kondiloma Akuminata

Kondiloma Akuminata

TUMOR JINAK VAGINA
Vagina merupakan tempat yang tidak biasa
untuk perkembangan tumor jinak, sering
asimptomatik.
Tumor jinak vagina dapat berupa massa padat
atau kistik.
Kista yang kecil dan asimptomatik tidak
memerlukan pengobatan.
Tumor padat dapat di eksisi/dipotong untuk
menegakkan suatu diagnosis histologik dan
untuk menyingkirkan keganasan.
A. Kista Duktus Gartner
Dibentuk dari sisa-sisa duktus mesonefros.
Kegagalan degenerasi sisa penyatuan
duktus mesonefros dan duktus muller
Kista dpt menembus ke dalam jaringan
paravagina sehingga menyulitkan eksisi dan
berdarah.
Diagnosis banding meliputi : kista inklusi
epiteliel dan divertikulum suburetra.
B. Kista Inklusi Epiteliel
Berasal dari epitel vagina yang terbenam di
bawah mukosa
Penyebab tersering adalah laserasi obstetri
atau tindakan episiotomi.
Jaringan yang tetap hidup turnover sel dan
deskuamasi akumulasi kental seperti keju
Histologinya epitel skuamosa bertingkat, dan
lokasinya biasanya muncul pada sepertiga
bawah dinding posterior/posterolateral
vagina.
C. Tumor Padat
Secara klinis muncul sebagai pertumbuhan
polipoid atau sebagai massa yang tidak
nyeri.
Pemeriksaan histologi menunjukan elemen
otot polos (leiomioma), jaringan fibrosa
(fibromioma), atau suatu pola campuran.
Eksisi bedah dilakukan untuk
penatalaksanaan dan menyingkirkan
keganasan.
D. Endometriosis
Vagina termasuk sering untuk
endometriosis ekstraperitoneal
Pasien mengeluh nyeri siklik dan
dispareuni.
Nyeri pada palpasi.
Diagnosis ditegakkan dengan biopsi
dan penatalaksanaan dengan eksisi
bedah atau terapi hormonal.
E. Kondiloma
Epitelium skuamosa vagina dapat
terinfeksi dengan beberapa jenis HPV.
Podophylin (agen sitotoksis)
kondiloma vulva tp tidak vagina karena
efek neurotoksis
Kauterisasi kimia dgn asam
bichloracetic dan asam trichloroacetic
dapat digunakan. Terapi lain meliputi
ablasi laser, kriokauter, dan interferon.
TUMOR JINAK UTERUS
A. Tumor Jinak Servik
A.1. Polip Servik
Hasil dari endoservitis papilar kronik dan
timbul sebagai suatu massa lunak, bulat,
merah berkilat.
Didiagnosis banding dengan :
Fragmen polipoid karsinoma endoservikal
Produk konsepsi yang tertahan.
Fibroid submukosa yang prolaps atau polip
endometrium.
Dapat diambil dengan klem dan dipuntir bebas,
lalu di kauter untuk hemostatis.

A.2. Leiomioma
Leiomioma atau fibroid merupakan tumor uterina
yang paling umum terjadi.
Keterlibatan servik terjadi sebanyak 8% dari kasus.
Bentuk dan histologinya sama di fundus
Menyebabkan keluhan penekanan kandung
kemih, dispareuni, atau distosia pada persalinan.
Pengobatannya adalah miomektomi ataupun
histerektomi.
A.3. Endometriosis
Lesi vesikuler merah/biru kemerahan
Dapat menyebabkan dismenorhea atau
dispareuni, terutama saat
premenstruasi.
Infertilitas destruksi kelenjar
endoservik dan produksi mukus
Penatalaksanaan : th/ hormon dan
kauterisasi, eksisi atau laser.

B . Mioma uteri
Neoplasma jinak otot polos dan jaringan
pengikat fibroid dan kolagen.
Meyer &Snoo teori cell nest / genitoblast
Puukka dkk reseptor estrogen mioma >
miometrium normal
Insidens : 20-25 % ; usia reproduksi (20 -35 tahun)
Berdasarkan letak:
Mioma submukosum (6,1%)
Mioma intramural (54%)
Mioma subserosum (48,2%)


Uterine fibroids
Uterine fibroids/Mioma Uteri
Gejala klinik ditemukan pada 20 50% dari
seluruh kasus, keluhan umumnya :
Perdarahan abnormal (menoragia/metroragia)
Faktor-faktor perdarahan antara lain :
Pengaruh ovarium yang mengakibatkan
hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
Permukaan endometrium menjadi lebih
luas.
Gangguan kontraktilitas uterus
Peningkatan vaskularisasi pada uterus.
Rasa nyeri
Dismenorea, nyeri perut bawah serta nyeri
pinggang ditemukan pada sekitar 65% wanita.
Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
mioma uteri. Gejala dapat berupa retensi urin
dan obstipasi.
Infertilitas
Seperti endometriosis, mioma uterus juga
menyebabkan infertilitas pada 27 55% wanita.
Penatalaksanaan:
Observasi
Medikamentosa
Merupakan pengganti sementara dari
terapi bedah
Pengobatan dgn analog GnRH utk
mengurangi jumlah perdarahan pada
tindakan operatif dan memudahkan
perlepasan perlekatan dengan jaringan
sekitarnya.
Operatif
Miomektomi
Laparaskopi
Histerektomi
Embolisasi arteri uterina

Uterine fibroids

C. Adenomiosis
Suatu penyakit uterus jinak yang kelenjar
dan stroma endometriumnya ditemukan di
dalam miometrium
Invasi ini menginduksi hipertropi &
hiperplasia pembesaran uterus
Secara umum insidens 20%, analisis dari
pembelahan uterus ditemukan 65%.
Meyer penghalang normal miometrium-
endometrium melemah
Gejala :
60% wanita mengalami perdarahan uterus
abnormal, 50% mengalami hipermenore, dan
25% mengalami metrorrhagia.
Dismenore terjadi pada sekitar 25% kasus.
GnRH agonis gejala, sayangnya
rekurensi terjadi 6 bulan kemudian.
Pengobatan definitif histerektomi total
D. POLIP ENDOMETRIUM
Pertumbuhan hiperplastik kelenjar &
stroma dan membentuk penonjolan
Gejala paling sering adalah metrorrhagia,
spotting premenstrual juga umum terjadi.
Penemuan histologik paling umum
endometrium proliferatif.
Sering didiagnosa pada pemeriksaan
mikroskopis setelah D &C.
Penanganan , paling sering dgn kuretase.
Histerektomi harus dilakukan jika
adenokarsinoma terlihat.
Penggunaan kombinasi estrogen-
progestin menjadi pilihan pengobatan bagi
wanita yang lebih muda.
Endometrium
Endometrial polyps
TUMOR JINAK TUBA FALLOPI &
OVARIUM
Tumor jinak tuba fallopi insidens rendah.
Dapat berlokasi di dinding, lumen,
berpedunkulasi
Adematoid tumor tersering
Merupakan tumor tuba kecil, berbatas tegas,
berbentuk nodul abu-abu putih.
Diameter jarang > 3 cm, tidak berpotensi ganas.

KLASIFIKASI TUMOR JINAK OVARIUM (2)
Non-neoplastik
Tumor akibat radang
Tumor lain
Kista folikel
Kista korpus luteum
Kista lutein
Kista inklusi germinal
Kista Endometriosis
Kista Stein Leventhal
TUMOR NEOPLASTIK JINAK
Kistik
Kistoma ovarii simpleks
Kistadenoma ovarii musinosum
Kistadenoma ovarii serosum
Kista endometroid
Kista dermoid
Solid
Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma,
angioma, limfangioma
Tumor Brenner
Tumor sisa adrenal (maskulino blastoma)
TUMOR AKIBAT RADANG
Abses Tubo-Ovarian
Merupakan lanjutan dari salpingitis akut.
Pada wanita dengan aktifitas seksual aktif antara
umur 20-40 tahun.
Faktor resiko antara lain : promiskuitas, infeksi
Chlamydia, GO dan penggunaan AKDR.
Patogenese berawal dari invasi bakteri pada epitel
tuba fallopii jaringan rusak dan nekrosis, terbentuk
lingkungan utk pertumbuhan bakteri anaerob.
Gejala dan tanda :
Kriteria Mayor
Perut bagian bawah tegang
Massa unilateral/bilateral dengan adnexa
tegang
Pergerakan servik tegang

Kriteria Minor
Temperatur > 38,3 C
Abnormal serviks atau vaginal discharge
Eritrosit sedimen dan C- reaktif protein
Hasil lab. infeksi servik oleh N. Gonorrhea dan
C. Trachomatis.
Diagnosis banding:
KET, abses periapendiks, hidrosalping,
apendiks perforasi, endometrioma, dan kista
dermoid.
Penatalaksanaan dibedakan atas :
Abses Tubo-ovarian yang tidak ruptur.
Asimptomatik
Pemberian AB dgn pengawasan ketat.
Simptomatik
Rawat dan pemberian antibiotik spektrum
luas. Bila terapi awal berhasil, pemberian
AB 10-14 hari. Bila abses terus terjadi atau
ruptur, lakukan pembedahan
Abses Tubo-ovarian yang ruptur.
Merupakan peristiwa akut dan dilakukan
pembedahan

Abses yang tidak robek mempunyai prognosa
yang cukup baik, sedangkan pada abses yang
ruptur bila diberikan penanganan dan
pengobatan yang adekuat tingkat mortalitasnya
kurang dari 2 %.

TUMOR LAIN
Kista Folikel
Berasal dari folikel de Graaf . Bisa didapati satu
atau lbh, dan biasanya dgn diameter 1 1 cm.
Cairan dalam kista jernih dan sering kali
mengandung estrogen gangguan haid.
Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat
menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan
kista menghilang.
Bila diameter < 5 cm, dapat ditunggu dahulu
karena dalam 2 bulan akan hilang sendiri.

Physiological cysts
Follicular cyst:

Kista korpus luteum
Korpus luteum persistens perdarahan di dalam
kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat
karena darah.
Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang daripada
kista folikel.
Gambaran yang khas : Dinding kista terdiri atas
lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel sel luteum
yang berasal dari sel sel teka.
Gangguan haid amenorea diikuti oleh perdarahan
tidak teratur,rasa berat di perut bagian bawah.
Perdarahan yang berulang dapat menyebabkan ruptur.
Kista teka lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi
sebesar tinju.
Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel sel teka. Tumbuhnya kista
ini akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan, dan
dgn hilangnya mola atau koriokarsinoma,
ovarium mengecil spontan.
Kista inklusi germinal
Invaginasi dan isolasi bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.
Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita yang
usia lanjut, dan besarnya jarang melebihi
diameter 1 cm.
Kista terletak di bawah permukaan ovarium;
dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik
atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan
serous.
Kista Endometriosis
Endometriosis jaringan endometrium
yang masih berfungsi diluar kavum uteri
Tumor dgn permukaan licin yang pada
dinding dalamnya terdapat suatu lapisan
sel endometrium dan berisi cairan coklat
(chocolate cyst) terdiri dari sel-sel
endometriosis, eritrosit, hemosiderin,
serta sel-sel makrofag.
Penyebab pasti blm diketahui.
Beberapa teori ttg proses
endometriosis adalah :
Teori implantasi dan regurgitasi.
Teori metaplasia sel-sel coelom
Teori diseminasi hematogen limfatik.
Teori imunologi.
Teori genetik.
Teori faktor lingkungan.



Adapun gejala umum endometriosis
adalah :
Nyeri pelvik kronik
Perdarahan abnormal
Dispareunia
Infertilitas
Diagnosis biasanya dibuat atas dasar
anamnesis dan pemeriksaan fisik
dipastikan dengan laparoskopi.
Anamnesis
Pemeriksaan ginekologi
Ultrasonografi
Laparoskopi
Pemeriksan laboratorium
Uji fungsional GnRH-a
Beberapa faktor objektif dan subjektif
harus dipertimbangkan terlebih dahulu,
yaitu :
Usia penderita
Keinginan untuk punya anak
Lamanya fertilitas
Lokasi dan luas endometriosis
Berat ringannya gejala
Lesi-lesi pelvis yang berkaitan.
Pilihan metode penanganan :
Medisinalis
Terapi dengan hormon steroid:
estrogen, progestin
Kehamilan semu & menopause semu :
Danazol, GnRH analog

Pengobatan operatif.
Konservatif
Mempertahankan fungsi reproduksi
dan fungsi hormonal ovarium.
Radikal
Total abdominal histerektomi,
bilateral salpingo-ooforektomi dan
reseksi endometriosis.

0varian endometriosis
Variety of endometriotic lesions seen at laparoscopy


Kista Stein Leventhal
Wanita muda dengan gejala infertilitas,
amenorea/oligomenorea sekunder, agak gemuk

Seringkali hirsutisme tanpa maskulinisasi, dan
dengan kedua ovarium membesar. Ovarium
tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali,
polikistik, dan permukaannya licin. Kapsul
ovarium menebal.
Diagnosis berdasarkan gejala klinis;
laparoskopi dapat membantu dalam
pembuatan diagnosis.

Pada sindrom Stein Leventhal tidak ada
tanda tanda defeminisasi, dan fungsi
glandula suprarenalis normal.
TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK
TUMOR KISTIK
Kistoma ovarii simpleks
Permukaan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista
jernih, serous dan berwarna kuning.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan
reseksi ovarium pemeriksaan histologik
untuk mengetahui apakah ada keganasan.
Kistadenoma ovarii musinosum
Sering terdapat pada wanita usia antara 20 50.
Sering unilateral akan tetapi dapat pula dijumpai
bilateral. Jika tumor pecah pseudomiksoma
peritoneum.
Pemeriksaan USG, Ca 125, CA 72-4 , Indeks resiko
kanker, patologi anatomi.
Tindakan operasi pada tumor ini adalah reseksi pada
bagian ovarium yang mengandung tumor, tetapi
pada kasus tumor yang besar atau ada komplikasi
perlu dilakukan salpingo-ooforektomi
Benign epihtelial tumours
Mucinous cystadenoma:
Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium
Ciri khas ialah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada
permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,
dan kadang coklat karena campuran darah.
Terapi pada umumnya sama seperti pada
kistadenoma musinosum.Perlu diperiksa frozen
section , untuk menentukan tindakan selanjutnya
pada waktu operasi.
Kista endometrioid
Unilateral dengan permukaan licin.
Dpt diasosiasikan dengan nyeri pelvis dan
dispareuni akibat perlengketan.
Pada USG transvaginal memiliki gambaran
yang khas seperti kaca buram yang
terdapat pada darah yang tidak membeku.
Kista ini tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
Kista dermoid
Tumor mengandung elemen ektodermal,
mesodermal dan entodermal, dengan
diferensiasi sempurna seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk gland. Sebasea
berwarna putih kuning sperti lemak.
Dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi
kista dalam rongga peritoneum
Perubahan keganasan 1,5%
Terapi pada kista dermoid adalah
pengangkatan, biasanya dengan seluruh
ovarium.
The benign dermoid cyst is the only benign germ cell
tumor that is common. It results from differentiation
into embryonic tissues.

Usually a unilocular cyst < 15 cm in diameter, in which
ectodermal structures are predominant. Thus it is
often lined with epithelium like the epidermis and
contains skin appendages, teeth, sebaceous material,
hair and nervous tissue.

Endodermal derivatives include thyroid, bronchus and
intestine

Mesoderm may be represented by bone, cartilage and
smooth muscle.

Tumor ovarium padat yg jinak
Fibroma ovarii
Dpt mencapai diameter 2-30 cm, dan beratnya
dapat mencapai 20 kg, dengan 90% unilateral.
Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu abuan.
Pada tumor ini sering ditemukan sindrom
Meigs (asites +) sehingga sering diduga ganas,
padahal potensi keganasan sangat rendah,
kurang dari 1%.
Terapi terdiri atas operasi yaitu ooferoktomi
Tumor Ovarium
Tumor Brenner
Lazimnya tumor unilateral, yang pada
pembelahan berwarna kuning muda
menyerupai fibroma, dengan kista kista
kecil (multikistik). Kadang kadang pada
tumor ini ditemukan sindrom Meigs.
Terapi terdiri atas pengangkatan ovarium.
Bila ada tanda tanda keganasan dikerjakan
salpingo ooferoktomi bilateralis dan
histerektomi totalis.
Farrar dkk memproduksi estrogen
Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest)
Tumor ini sangat jarang
Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5 16 cm diameter.
Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme,
pembesaran klitoris, atrofi mamma, dan
perubahan suara.
Th/ terdiri atas pengangkatan tumor bersama
ovarium.

Anda mungkin juga menyukai