Anda di halaman 1dari 10

Berikut ini adalah penuntun belajar penjahitan perineum:

Penilaian kinerja yang diamati menggunakan skala sbb:


0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan
(apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri

NO LANGKAH / TUGAS SKOR


PERSIAPAN
1 Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam klorin 0,5 %
2 Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan:
 Dalam wadah partus set masukan : sepasang sarung tangan, pemegang jarum,
chormic catgutatau catgutno.2/0 atau 3/0, pinset
 Buka alat suntik 10 ml sekali pakai, masukkan ke dalam wadah partus set
 Patahkan tabung lidokain (lidokain 1% tanpa epinefrin)- Perkirakan volume
lidokain yang akan di gunakan- sesuaikan dengan besar/dalamnya robekan.
Bila tidak tersedia larutan jadi lidokain 1% dapat di gunakan lidokain 2%
yang di encerkan 1:1 dengan menggunakan akuades steril
3 Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi litotomi
4 Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
5 Atur lampu sorot/senter ke arah vulva/perineum ibu
6 Pakai sarung tangan steril
7 Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1% tanpa epinefrim
8 Lengkapi pemakaian sarung tangan pada kedua tangan
9 Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah atau bekuan
darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan pada daerah perineum
ANESTESI LOKAL
10 Beritahu ibu akan di suntik dan mungkin timbul rasa kurang nyaman
11 Tusukan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum, masukkan jarum
suntik secara sub cutan sepanjang tepi luka
12 Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada darah, tarik
jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi (cairan lidokain yang
di masukan kedalam pembuluh darah dapat menyebabkan denyut jantung tidak
teratur)
13 Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada tepi luka
daerah perineum
14 Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang
tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi, suntikan cairan lidokain 1%
sambil menarik jarum suntik. (Bila robekan besar dan dalam, anetesi daerah
bagian dalam robekan – alur suntikan anestesi akan berbentuk seperti kipas :
tepi perineum, dalm luka, tepi mukosa vagina)
15 Lakukan langkah no.11 s/d 14 untuk ke dua tepi robekan
16 Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil
optimal dari anestesi
NO LANGKAH / TUGAS SKOR
MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM
17 Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
18 Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomy, pasang tampon
atau kassa ke dalam vagina. (sebaiknya menggunakan tampon berekor benang)
19 Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci pemegang jarum
20 Pasang benang jahit (chomic 2-0) pada mata jarum
21 Lihat dengan jelas batas luka episiotomy
22 Lakukan penjahitan pertama + 1 cm di atas puncak luka robekan di dalam
vagina, ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong ujung benang yang
bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga tersisa + 1 cm
23 Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga tepat di
belakang lingkaran himen
24 Tusukkan jarum pada mukosa vagina dari belakang lingkaran hymen hingga
menembus luka robekan bagian perineum
Bila robekan yang terjadi sangat dalam :
 Lepaskan jarum dari benang
 Ambil benang baru dan pasang pada jarum
 Buat jahitan terputus pada robekan bagian dalam untuk menghindari rongga
bebas/deal space
 Gunting sisa benang
 Pasang kembali jarum pada benang jahitan jelujur semula
25 Teruskan jahitan jelujur pada luka robekan perineum sampai ke bagian bawah
luka robekan
26 Jahit jaringan subkutis kanan kiri kea rah atas hingga tepat di muka lingkaran
hymen
27 Tusukan jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina di belakang
lingkaran hymen. Buat simpul mati di belakang lingkaran hymen dan potong
benang hingga tersisa +1,5 cm
28 Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina, keluarkan tampon/kassa.
Masukkan jari telunjuk ke dalam rectum dan rabalah dinding atas rectum. (Bila
teraba jahitan, ganti sarung tangan dan lakukan penjahitan ulang)
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA JAHITAN
29 Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada
kassa atau peralatan yang tertinggal di dalam
30 Masukkan jari paling kecil ke dalam anus dengan lembut
31 Jika ada jahitan yang teraba, mengulangi pemeriksaan rektum enam minggu
pasca persalinan
32 Jika penyembuhan belum sempurna (misalnya jika ada fistula rektovaginal atau
jika ibu melaporkan inkontinensia alvi atau feses), rujuk ibu segera ke fasilitas
kesehatan rujukan
33 Cuci daerah genetal dengan lembut dengan sabun dan air DTT
34 Keringkan daerah genetalia ibu
35 Buang sampah sesuai prosedur PI (pencegahan Infeksi)
36 Bereskan seluruh peralatn dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
37 Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan
KONSELING
38 Nasehati ibu untuk :
a. Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b. Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineum
NO LANGKAH / TUGAS SKOR
c. Mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai
emapt kali per hari
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu
harus kembali lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan
cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut
menjadi lebih nyeri.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
114
TANGGAL
PARAF TUTOR
ROBEKAN JALAN LAHIR

Diagnosa perdarahan akibat robekan jalan lahir dapat ditentukan dengan jalan menyingkirkan
kemungkinan atonia uteri, retensio plasenta dan diketahui bahwa perdarahan keluar dari jalan
lahir namun dijumpai uterus berkontraksi baik.
Yang termasuk robekan jalan lahir adalah :
a. Ruptur uteri inkomplit / komplit
b. Hematoma parametrium
c. Perlukaan servikal
d. Perlukaan vagina dan vulva
e. Perlukaan perineum

( I.B.G. Manuaba, dkk 2007 )

Tujuan menjahit laserasi atau luka episiotomy adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (
mendekatkan dan mencegah kehilangan darah )

Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral serviks yang terjulur, akan mengalami robekan pada
posisi spina ischiadika tertekan oleh kepala bayi. Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap,
tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan porsio.
Jepit dengan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga perdarahan dapat segera
dihentikan.

PENUNTUN BELAJAR PENJAITAN PORSIO :


Penilaian kinerja yang diamati menggunakan skala sbb:

0. : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


1. : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan secara benar atau berurutan
2. : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tapi ragu – ragu
3. :Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan dengan percaya diri

NO LANGKAH KEGIATAN SKOR


1 PERSIAPANALAT
 Spekulum engkel / sim 2 buah
 Ring tang 4 buah
 Tampontang 1 buah
 Sarung tangan 2 pasang alas bokong
 Kateter nelaton 1 buah
 Kasa, tampon, kasa gulung
 Cucing berisi cairan betadin
 Kapas DTT
 Heachting set
 Cutcut no. 2/0 atau 3/0
2 Kenakan APD
Cuci tangan dengan sabun di air mengalir
Keringkan tangan dan pakai sarung tangan steril/ DTT
3 Siapkan pasien dalam posisi litotomi
4 Bersihkan vulva dengan air DTT, cek kandung kemih kalau penuh
kosongkan
5 Ganti alas bokong yag kering dan bersih
6 Pakai sarung tangan steril
7 Pasang speculum bawah secara vertical kemudian putar ke bawah,
minta bantuan teman bidan untuk memegang speculum bawah.
Pasang speculum atas, atur sedemikian rupa sehingga dinding vagina
dan porsio terlihat jelas
8 Pegag kedua speculum , minta rekan bidan untuk mengatur lampu
sorot, sehingga vagina dan porsio terlihat jelas.
9 Periksa pandang apakah terdapat robekan pada dinding vagina dan
atau bagian lain atau robekan porsio
10 Setelah eksplorasi dinding vagina selesai, minta rekan bidan
memegang speculum dan pertahankan pada posisinya. Tangan kiri
dan kanan masing – masing memegang klem ovum kemudian jepit
porsio depan dengan klem pertama, kemudian jepitkan klem kedua
dengan jarak 2,5 cm lateral kearah kanan dari klem
pertama.Lepaskan klem pertama, pindahkan lagi kebagian porsio
berjarak 2,5 cm lateral kearah kanan dari klem ke dua dan
seterusnya ( mengikuti putaran jarum jam ), sehingga semua bagian
porsio dapat diperiksa. Jika ditemukan robekan tinggalkan klem pada
masing – masing pinggir robekan.
PENJAITAN
11 Ambil kedua klem yang menandai tempat robekan
 Perbaiki posisi klem kiri dan kanan dengan memindahkan
masing – masing klem lateral ke kiri dan kanan ( dengan jarak
2,5 cm dari tepi robekan kiri dan kanan
 Usahakan agar cakupan jepitan cakupan klem dapat
mencapai garis yang melalui titikpaling ujung dari robekan.
12 Bila ujung robekan dapat dicapai, tusukkan jarum dimulai 1 cm diatas
tepi luka, ikat dengan jaitan angka delapan.
13 Tusukkan jarum pada bagian luar kanan porsio tembuskan kedalam
dan silangkan kedalam kiri, tembuskan ke kiri luar distal,
menyeberangi garis robekan keluar kanan distal menembus dalam
kanan distal, silangkan kekiri dalam proksimal kemudian menembus
ke kiri luar proksimal. Buat simpul kunci dan jepit sisa benang
sebagai panduan jahitan berikutnya.
14 Lanjutkan penjahitan dengan cara yang sama hingga ke ujung luar
robekan hingga seluruh robekan porsio terjahit dengan baik dan
perdarahan dapat diatasi
EKSPLORASI ULANG PASCA TINDAKAN
15 Lakukan pemeriksaan ulangan dengan menjepit porsio dengan 2
klem ovum, kemudian balikkan posisi gagang klem agar permukaan
dalam porsio dapat diperiksa.
 PASTIKAN PERDARAHAN DARI ROBEKAN PORSIO DAPAT
DIATASI
 Kontrol perdarahan pada bagian lin dari porsio
 Lanjutkan eksplorasi pada bagian lain setelah penanganan
pada porsio selesai
16 Kontrol perdarahan pada dinding vagina atau sekitar vulva
17 Bersihkan porsio dan lumen vagina dengan kapas anti septic
18 Lepaskan klem ovum yang masih terpasang pada porsio
19 Keluarkan spekulum
DEKONTAMINASI
20 Rendam seluruh alat kedalam larutan klorin 0,5 %. Masukkan sarung
tangan, bersihkan dari cemaran, kemudian lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0,5 %
21 Cuci tangan dan keringkan denganhanduk bersih dan kering.
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
22 Periksa kembali TTV dan beri instruksi lanjut bila diperlukan
23 Catat kondisi pasien sesuai kala IV APN
SKOR NILAI = ∑ NILAI X100%
NILAI MAX
TANGGAL
PARAF TUTOR
FORMAT DOKUMENTASI KEBIDANAN INTRANATAL CARE (SOAP)
Asuhan kebidanan ibu bersalin kala …….
No. Register : ………………………..
Hari/ Tanggal Pengkajian : ......................................
Jam : ......................................
Tempat : ………………………..
Pengkaji : ………………………..

SUBJEKTIF
(mengacu pada pengumpulan data melalui anamnesa)
1. Identitas
Nama Klien : Ny. Nama Suami : Tn.
Umur : ........... tahun Umur : .......... tahun
Pendidikan : .......... Pendidikan : ..........
Pekerjaan : .......... Pekerjaan : ..........
Agama : .......... Agama : ..........
Alamat : .......... Alamat : ..........
2. Keluhan Utama
Keluhan ibu setelah persalinan sampai dengan saat ini perdarahan
3. Riwayat Kesehatan (JIKA ADA)
3.1 Riwayat Penyakit Sekarang :

3.2 Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit menular (ex: ………….), menurun (ex: …………….) dan Riwayat
operasi ataupun rawat inap di Rumah Sakit.
3.3 Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluarga yang menderita penyakit menular (ex: ………….), menurun (ex:
…………….), dan riwayat kembar dalam keluarga
4. Riwayat Perkawinan (JIKA PERLU)
4.1 Status Perkawinan :
4.2 Kawin ke- :
4.3 Umur pertama kawin :
4.4 Lama kawin :
5. Riwayat Menstruasi (JIKA PERLU)
Menarche : …….. tahun Flour albus : tidak ada
Siklus : .......... hari Dismenorhea : ya / tidak
Lama : .......... hari HPHT : (HARUS
Warna : merah ADA)
Bau : anyir
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu (JIKA MULTIGRAVIDA)
Kehamilan Persalinan Anak Penyulit
Meneteki
No. UK Penyulit Jenis Penolong Penyulit BBL L/P H/M Umur dlm Nifas
:

7. Riwayat KB : (JIKA ADA)


Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB …………….. selama ………….. setelah
kelahiran anak yang ke- ………. (dst)
8. Riwayat Psikososial Spiritual : (JIKA ADA TEMUAN)
9. Pola sehari-hari
 Makan minum terakhir
 BAK / BAB terakhir
 Istirahat terakhir

OBJEKTIF
(merupakan hasil dari pemeriksaan fisik dan laboraturium)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran = GCS (composmentis, apatis, somnolent, sopor, koma)
Nadi = .......... x/menit
Tekanan darah = .......... /.......... mmHg
RR = .......... x/menit
Suhu = .......... °C
BB saat ini/TB = .......... kg / .......... cm
BB sebelum hamil = .......... kg
HTP = (HARUS ADA)

2. Pemeriksaan Fisik (Boleh NARATIF ----SESUAIKAN DATA FOKUS)


a. Rambut (JIKA ADA TEMUAN)
b. Muka (JIKA ADA TEMUAN)
- Chloasma gravidarum
- Oedem
c. Mata
- Conjungtiva
- Sklera
- Oedem
d. Hidung (JIKA ADA TEMUAN)
- Sekret
e. Mulut .(JIKA ADA TEMUAN)
- Gigi
- Stomatitis
- Bibir kering
- Lidah
f. Telinga .(JIKA ADA TEMUAN)
- Serumen
g. Leher .(JIKA ADA TEMUAN)
- Pembesaran vena jugularis
- Pembesaran kelenjar tyroid
- Pembesaran kelenjar getah bening
h. Dada & Payudara
- Bentuk
- Areola
- Puting susu
- Colostrum
- Benjolan / massa
- bisa tambahkan hasil auskultasi (JIKA ADA TEMUAN)
i. Paru dan Jantung
j. Perut

k. Vulva / Vagina
- Warna : merah kebiruan
- Luka parut : ada
- Keluaran : blood slem
- Varices : tidak ada
- Odema : tidak ada
- Kelainan : tidak ada
- Vagina :
- Vulva
l. Anus (JIKA ADA TEMUAN)
- Hemoroid : ada
m. Ekstremitas atas/bawah (JIKA ADA TEMUAN)
- Varices : -/-
- Odema : -/-
- Reflek patella : kanan kiri positif

3. Pemeriksaan Penunjang
(JIKA ADA TEMUAN)

ANALISA
Dx Ibu : Ibu PAPIAH post partum dengan....

PENATALAKSANAAN (menggunakan kalimat aktif)


Penatalaksanaan disesuaikan dengan hasil analisa (diagnosa); apabila terjadi
perubahan diagnosa, maka didokumentasikan dalam catatan perkembangan mulai
dari SOAP

Anda mungkin juga menyukai