Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN BAYI DENGAN GANGGUAN NAFAS

PADA BAYI LAHIR Disahkan Oleh


No. Kode : C/VII/SOP Kepala
KABER.009/05/2015 Puskesmas
No. Revisi :0
No. Terbit : 20 Mei 2015
Halaman : 2 hal
SOP
dr.Yayuk
Mardiani
UPT PUSKESMAS NIP.19690310
PUGER 200212 2 004

Pengertian SOP perawatan bayi dengan gangguan nafas berisi pedoman untuk melakukan
perawatan bayi dengan gangguan nafas pada bayi baru lahir, dimana keadaan
bayi yang sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan
resusitasi dan berhsil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan
nafas.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan perawatan bayi dengan gangguan nafas.

Kebijakan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten jember No.440/…/414/2015


Tanggal ….. mei 2015 Tentang pemberitahuan SOP di UPT Puskesmas Puger

Prosedur 1. Jelaskan tindakan yang akan diakukan


2. Cuci tangan secara medis sebelum melakukan tindakan
3. Lihat frekuensi pernafasan bayi > 60kali/menit atau frekuensi < 40
kali/menit dan mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan
gangguan nafas sbb:
- Bayi dengan sianosis
- Tarikan dinding dada
- Merintih
- Bayi apnu (nafas berhenti lebih 20 menit)
4. Pasang infuse intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering
dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infuse dekstrosa 10%
- Pantau selalu TTV
- Jaga patensi jalan nafas
- Berikan O2 (2-3 liter/menit dgn kateter nasal)
5. Jikan bayi mengalami apnu
- Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
- Lakukan penilaian lanjut
6. Bila terjadi kejang, hentikan kejang
7. Segera periksa kadar glukosa darah
8. Pemberian nutrisi adekuat
9. Manajemen lanjutan
a. Gangguan Nafas Sedang
- Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter dengan sungkup
- Bayi jangan diberikan minum
- Jika ada tanda berikut, berikan antibiotika (ampisilin dan gentamisin)
untuk terapi kemungkinan besar sepsis:
 Suhu aksiler < 34°C atau >39°C
 Air ketuban bercampur mekonium
 Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga infeksi berat atau
ketuban pecah dini (> 18 jam)
- Bila suhu aksiler 34-36,5°C atau 37,5-39°C tangani untuk masalah
suhu abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam:
 Bila suhu belum stabil atau gangguan nafas belum ada perbaikan
berikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besara sepsis
 Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali
abnormal, ulangi tahapan tersebut diatas.
- Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, nilai kembali bayi setelah
2jam
- Apabila bayi mulai menunjukkan perbaikan atau tanda-tanda
perburukan setelah 2jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan
segera rujuk ke rumah sakit rujukan.
- Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi nafas
menurun tidak kurang dari 40 kali/menit, tarikan dinding dada
berkurang atau suara merintih berkurang) disertai perbaikan tanda
klinis : Kurangi terapi O2 secara bertahap
- Pasang pipa orogastrik, berikan ASI perah setiap 2 jam. Jika tidak
dapat menyusui, berikan ASI perah dengan menggunakan salah satu
alternative pemperian minum.
- Amati bayi 24 jam setelah pemberiaan antibiotic dihentikan. Bila
bayi kembeli tampak kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3 hari,
minum baik dan tak ada alas an bayi tetap tinggal di rumah sakit,
bayi dapat dipulangkan.
b. Gangguan Nafas Ringan
Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan nafas ringan
pada waktu lahir tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tachypnea of
the Newborn (TTN), terutama terjadi setelah bedah sesar. Biasanya
kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan nafas ringan tanpa
pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan nafas
ringan tanda awal dari infeksi sistematik.

 Amati pernafasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya


 Bila dalam pengamatan gangguan nafas memburuk atau timbul
gejala sepsis lainnya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan
tangani gangguan nafas sedang dan segera dirujuk ke rumah sakit
rujukan
 Berikan ASI bila bayi mampu menghisap. Bila tidak, berikan ASI
perah dengan menggunakan salah satu cara alternative pemberian
minum.
 Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan
nafas. Hentikan pemberian O2 jika frekuensi nafas 40-60 kali/menit
Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi nafas menetap
antara 40-60 kali/menit. Tidak ada tanda-tanda sepsis, dan tidak ada
maslah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan.

Unit Terkait
PERAWATAN BAYI DENGAN Disahkan oleh
GANGGUAN NAFAS PADA BAYI
LAHIR Kepala Puskesmas
No Kode :
C/VII/SOP.KABER.009/05
/2015

Terbitan : 20 Mei 2015


DAFTAR No. Revisi : 0
TILIK Tgl. Mulai :

Berlaku :
PUKESMAS
dr. YAYUK MARDIANI
Halaman : 2 hal NIP. 19690310 200212 2 004
PUGER
Unit :………………………………………………………

Nama Petugas :………………………………………………………

Tanggal Pelaksanaan :………………………………………………………

Langkah Kegiatan Ya Tidak TB

Apakah menjelaskan tindakan yang akan diakukan ?


1.
2. Apakah mencuci tangan secara medis sebelum melakukan
tindakan?

3. Apakah melihat frekuensi pernafasan bayi > 60kali/menit


atau frekuensi < 40 kali/menit dan mungkin menunjukkan
satu atau lebih tanda tambahan gangguan nafas sbb:

- Bayi dengan sianosis


- Tarikan dinding dada
- Merintih
- Bayi apnu (nafas berhenti lebih 20 menit)
4 Apakah memasang infuse intravena, sesuai dengan kondisi
bayi, yang paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan
dehidrasi berikan infuse dekstrosa 10%

- Pantau selalu TTV


- Jaga patensi jalan nafas
- Berikan O2 (2-3 liter/menit dgn kateter nasal)
5. Apakah jika bayi mengalami apnu

- melakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang


diperlukan?
- melakukan penilaian lanjut?
6. Apakah bila terjadi kejang, menghentikan kejang?

7. Apakah segera periksa kadar glukosa darah?

8. Apakah pemberian nutrisi adekuat?


9 Manajemen lanjutan

a. Gangguan Nafas Sedang


- Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter dengan sungkup
- Bayi jangan diberikan minum
- Jika ada tanda berikut, berikan antibiotika
(ampisilin dan gentamisin) untuk terapi
kemungkinan besar sepsis:
 Suhu aksiler < 34°C atau >39°C
 Air ketuban bercampur mekonium
 Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga
infeksi berat atau ketuban pecah dini (> 18
jam)
- Bila suhu aksiler 34-36,5°C atau 37,5-39°C
tangani untuk masalah suhu abnormal dan nilai
ulang setelah 2 jam:
 Bila suhu belum stabil atau gangguan nafas
belum ada perbaikan berikan antibiotika
untuk terapi kemungkinan besara sepsis
 Jika suhu normal, teruskan amati bayi.
Apabila suhu kembali abnormal, ulangi
tahapan tersebut diatas.
- Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, nilai
kembali bayi setelah 2jam
- Apabila bayi mulai menunjukkan perbaikan atau
tanda-tanda perburukan setelah 2jam, terapi untuk
kemungkinan besar sepsis dan segera rujuk ke
rumah sakit rujukan.
- Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda
perbaikan (frekuensi nafas menurun tidak kurang
dari 40 kali/menit, tarikan dinding dada berkurang
atau suara merintih berkurang) disertai perbaikan
tanda klinis : Kurangi terapi O2 secara bertahap
- Pasang pipa orogastrik, berikan ASI perah setiap 2
jam. Jika tidak dapat menyusui, berikan ASI perah
dengan menggunakan salah satu alternative
pemperian minum.
- Amati bayi 24 jam setelah pemberiaan antibiotic
dihentikan. Bila bayi kembeli tampak kemerahan
tanpa pemberian O2 selama 3 hari, minum baik
dan tak ada alas an bayi tetap tinggal di rumah
sakit, bayi dapat dipulangkan.
b. Gangguan Nafas Ringan
Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami
gangguan nafas ringan pada waktu lahir tanpa gejala-
gejala lain disebut Transient Tachypnea of the
Newborn (TTN), terutama terjadi setelah bedah sesar.
Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan
sembuh sendiri tanpa pengobatan. Meskipun
demikian, pada beberapa kasus, gangguan nafas
ringan tanpa pengobatan. Meskipun demikian, pada
beberapa kasus, gangguan nafas ringan tanda awal
dari infeksi sistematik.

 Amati pernafasan bayi setiap 2 jam selama


6 jam berikutnya
 Bila dalam pengamatan gangguan nafas
memburuk atau timbul gejala sepsis
lainnya, terapi untuk kemungkinan besar
sepsis dan tangani gangguan nafas sedang
dan segera dirujuk ke rumah sakit rujukan
 Berikan ASI bila bayi mampu menghisap.
Bila tidak, berikan ASI perah dengan
menggunakan salah satu cara alternative
pemberian minum.
 Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila
ada perbaikan gangguan nafas. Hentikan
pemberian O2 jika frekuensi nafas 40-60
kali/menit
Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi nafas
menetap antara 40-60 kali/menit. Tidak ada tanda-tanda
sepsis, dan tidak ada maslah lain yang memerlukan
perawatan, bayi dapat dipulangkan

Compliance rate (CR) : …………………………………%

……………………………..,……

Pelaksana / Auditor

…………………………….............

Anda mungkin juga menyukai