Anda di halaman 1dari 2

MAKALAH KEGAWAT DARURATAN PADA NEONATUS

Nama : Linda Marsita


NIM : SKP2202115P
MK : Keperawatan Gawat Darurat
Dosen : Harjito,S.Pd,S.Kep,Ners,MRS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman jiwa
berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat medis modern
sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi saat lahir. Oleh karena
itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat
dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan keterampilan standart,
dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat dihandalkan, walaupun mereka itu
memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli.

BAB II
PEMBAHASAN
B. Kegawatdaruratan Neonatus Asfiksia BBL
 Definisi
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia
pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil,
kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan.
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin
timbul.

 Asfiksia Neonatorum dapat dibagi dalam tiga klasifiasi:


1. Asfiksia neonatorum ringan : Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak
memerlukan tindakan istimewa.
2. Asfiksia neonatorum sedang : Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek
iritabilitas tidak ada.
3. Asfisia neonatorum berat : Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi
jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi
jantung menghilang post partum pemeriksaan fisik sama asfiksia berat

 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir


Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC
resusitasi, yaitu :
1. Memastikan saluran terbuka
a) Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
b) Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
c) Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan
terbuka.
2. Memulai pernafasan
a) Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
b) Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
a) Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
b) Kompresi dada.
c) Pengobatan

 Persiapan Alat Resusitasi


Sebelum menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam
keadaan siap pakai, yaitu :
1. helai kain / handuk.
2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil,
digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.
4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
5. Kotak alat resusitasi.
6. Jam atau pencatat waktu.

 System rujukan pada bayi afiksia


Sumber
Rujuk ke/
Tanda/gejala Klasifikasi Tindakan anggaran
Rawat di
tindakan
Langkah awal resusitasi
LIHAT SAAT BAYI LAHIR:
(30 detik), bila tidak membaik
Apakah ada tanda kegawatan - Tidak menangis
Ventilasi Tekanan Positif
napas? kuat ATAU
ASFIKSIA (lihat SOP Resusitasi Neonatus)
- Apakah bayi tidak menangis? - Napas megap- PONEK
BERAT Bila dalam 3 kali VTP tidak membaik,
- Apakah bayi tidak bernapas? megap ATAU
lakukan tindakan Penyakit Sangat Berat
- Apakah bayi tampak biru? - Tampak biru
RUJUK SEGERA ke RS PONEK di
.......
Bila bayi lahir
langsung: TIDAK NON
Perawatan rutin bayi baru lahir
- Menangis kuat ASFIKSIA PONED
- Tidak tampak biru

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penyebab kematian yang paling cepat pada neonatus adalah asfiksia dan perdarahan. Asfiksia perinatal
merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas yang penting. Akibat jangka panjang, asfiksia perinatal
dapat diperbaiki secara bermakna jika gangguan ini diketahui sebelum kelahiran (misal, pada keadaan
gawat janin) sehingga dapat diusahakan memperbaiki sirkulasi / oksigenasi janin intrauterin atau segera
melahirkan janin untuk mempersingkat masa hipoksemia janin yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2008
Manuaba IBG., Perdarahan Postpartum, Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Dokter Umum, PP. 298-302, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004
Wiknjosastro Hanifa, Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardo.
Murray, Sharon Smith & Emily Slone McKinney. (2007). Foundations of
Maternal-Newborn Nursing 4th Edition. Singapore: Saunders.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
http://nurramayanti.blogspot.com/2013/04/kegawatdaruratan-maternal-dan-neonatal.

Anda mungkin juga menyukai