Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR DALAM

2 JAM PERTAMA

Kelompok 13

Rifa Fauziyyah(P1337424118007)
Fildza Aurelia Ghozani(P1337424118010)
Miflahun Finiara(P1337424118012)
Penilaian Keadaan BBL Normal

• Penilaian BBL Normal

1. Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit


Pernafasan cepat kira-kira 80x/menit.
Disertai pernafasan cuping hidung, retraksi sternal dan intercostal.
2. Rintihan hanya berlangsung 10-15 menit
3. Bayi tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam
4. Berubah warna dan terkadang disertai keluarnya lendir dari mulut.
TABEL PENILAIAN DENGAN MENGGUNAKAN
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
SCOR APGAR
Warna kulit / Seluruh badan biru warna kulit tubuh warna kulit tubuh,
Appearance atau pucat normal merah tangan, dan kaki
muda, tetapi normal merah • Nilai 7-10 : menunjukan
tangan dan kaki muda, tidak ada bahwa bayi dalam
kebiruan sianosis keadaan baik (vigorous
baby)
Denyut jantung / Tidak ada <100 kali atau >100 kali atau
Pulse menit menit
• Nilai 4-6 : menunjukan
Respon refleks / Tidak ada respons meringis atau meringis atau bahwa bayi mengalami
Grimace terhadap stimulasi menangis lemah bersin atau batuk depresi sedang dan
ketika distimulasi saat stimulasi membutuhkan tindakan
saluran napas resusitasi

Tonus otot / lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif


• Nilai 0-3 : menunjukan
Activity ada
bahwa bayi mengalami
Pernafasan / Tidak ada lemah atau tidak menangis kuat, depresi serius dan
Respiration teratur pernapasan baik membutuhkan resusitasi
dan teratur segera sampai ventilasi
• Nilai APGAR pada umumnya dilaksanakan pada 1 menit dan 5 menit sesudah bayi
lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus segera dimulai sesudah bayi lahir. Apabila
memerlukan intervensi berdasarkan penilaian pernafasan, denyut jantung atau
warna bayi, maka penilaian ini harus segera dilakukan. (Novita, 2011).

• Apabila nilai APGAR kurang dari 7 maka penilaian tambahan masih diperlukan
yaitu 5 menit sampai 20 menit atau sampai dua kali penilaian menunjukan nilai 8
atau lebih. Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga
tanda penting yaitu pernafasan, denyut jantung, dan warna. Resusitasi yang efektif
bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen, dan curah
jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital
lainnya (Novita, 2011).
IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
Prinsip menyusui dan pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
ekslusif

Prosedur dan Gambaran Proses IMD


1. Tempatkan bayi diatas perut ibunya dalam 2 jam pertama tanpa pembatas
kain diantara keduanya (skin to skin contact),lalu selimuti ibu dan bayi
dengan selimut hangat. Posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
2. Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar uterus, ia
akan mulai mencari puting susu ibunya.
3. Hembusan angin dan nafas tubuh ibu akan memancarkan bau payudara
ibu, secara insting bayi akan mencari sumber bau tersebut.
4. Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan mencari serta
merangsang puting susu ibunya, dan mulai menghisap.
5. Selama periode ini tangan bayi akan me massage payudara ibu dan selama
itu pula reflex pelepasan hormone oksitoksin ibu akan terjadi.
6. Selama prosedur ini bidan tidak boleh meninggalkan ibu dan bayi
sendirian. Tahap ini sangat penting karena bayi dalam kondisi siaga penuh.
Bidan harus menunda untuk memandikan bayi,melakukan pemeriksaan
fisik,maupun prosedur lain.
Keuntungan IMD

• Mendekatkan hubungan batin ibu dan bayi.


• Bayi akan mengenal ibunya sejak dini sehingga akan
memperlancar proses laktasi
• Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermi telah
dikoreksi panas tubuh ibunya
• Refleks oksitoksin ibu akan berfungsi secara
maksimal
• Mempercepat produksi ASI,karena sudah mendapat
rangsangan isapan dari bayi lebih awal
Tanda bayi menempel dengan baik pada
Payudara Ibu

o Dagu menyentuh payudara ibu


o Mulut terbuka lebar
o Mulut bayi menutupi bagian areloa mammae
o Bibir bagian bawah bayi melengkung keluar
o Bayi menghisap dengan perlahan dan kuat, kadang berhenti
o Tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan
Pemeriksaan Fisik pada BBL dan Pemberian
Profilaksis

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan tanda tanda vital


Pengukuran antropometri yaitu pengukuran 1. Suhu Tubuh bayi. Dalam keadaan normal berkisar
lingkar kepala yang dalam keadaan normal antara 36,5-37,50 C pada pengukuran di axila.
berkisar 33-35cm,lingkar dada 30,5-33cm, 2. Nadi. Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-
panjang badan 45-50cm,berat badan bayi 140x/menitc.
2500-4500gram.
3. Pernafasan. Pernafasan pada BBL tidak teratur
Pemeriksaan Fisik secara sistematis kedalaman,kecepatan,iramanya. Pernafasan
bervariasi dari 30-60x/menit
(head to too) 4. Tekanan Darah. Tekanan darah BBL rendah dan
- kepala -leher - kelamin sulit untuk diukur secara akurat. Rata-rata tekanan
- reflex -telinga - dada darah pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg
- ekstermitas atas dan bawah - mata
- bahu,lengan dan tangan - punggung
-hidung atau mulut - perut - kulit
Pemberian Profilaksis
Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K, 3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 :
karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, • Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali
sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara
kadar vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi baru
lahir yang masih steril.
intramuskular di paha kiri bayi bagian
anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal,
diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.
Tujuan umum pemberian profilaksis yaitu :
• Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian bayi imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan selang
akibat PDVK (Perdarahan akibat defisiensi vitamin K). waktu 1-2 jam.

PELAKSANAAN PEMBERIAN INJEKSI VITAMIN K1 PROFILAKSIS


Cara Pemberian :
1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin Phytomenadion
K1 profilaksis.
(Vitamin K1)
2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1
(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang
berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml.
Pemberian Vitamin K1

4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin


K1 dengan dosis dan cara yang sama.
5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian
vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal
pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.
6. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan
observasi.
Tindakan Langkah Awal Penanganan BBL Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Asfiksia dapat disebabkan oleh :
1. Kekurangan O2 misalnya pada ; Partus yang terlalu lama, ruptura uteri, tekanan
terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta, pemberian obat bius terlalu banyak
dan tidak tepat waktunya, serta pendarahan banyak (plasenta previa/solusio
plasenta)
2. Paralisis pusat pernafasan,akibat trauma dari luar seperti dikarenakan tindakan
forceps atau trauma dari dalam seperti akibat obat bius

Bayi yang tidak mampu memulai pernafasan spontan yang memadai akan ABC Resusitasi
mengalami hipoksia yang semakin berat dan secara progresif menjadi asfiksia.
Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan pernafasan awal dan A – memastikan
mencegah asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan untuk memberikan ventilasi yang saluran nafas terbuka
B – memulai
adekuat,pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
pernafasan
oksigen kepada otak,jantung dan alat alat vital lainnya. C – mempertahankan
Tindakan Resusitasi bayi lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sirkulasi(peredaran)
sebagai ABC resusitasi. darah
Penatalaksanaan Langkah Awal Resusitasi :

Langkah awal dari semua asuhan adalah memastikan bahwa segala


peralatan yang diperlukan dalam keadaan siap pakai. Alat-alat yang
dibutuhkan yaitu:

1) Kain yang bersih, kering, hangat, dan dapat menyerap cairan. kain yang
dibutuhkan minimal tiga lembar, yang digunakan untuk mengeringkan dan
menyelimuti bayi, serta untuk ganjal bahu bayi
2) Kotak alat resusitasi yang berisi alat penghisap lendir DeLee atau bola
karet dan alat ventilasi dalam keadaan steril, sarung tangan dan jam atau
pencatat waktu.
3) Alat pelindung diri
Tindakan Resusitasi (HAIKAL)

Menurut Lissauer dan fanaroff (2013), Resusitasi adalah urutan urutan langkah cepat untuk
dilakukan bila penapasan atau sirkulasi bayi terganggu. Tujuan resusitasi adalah untuk mengoptimalkan
jalan napas, pernapasan dan sirkulasi secepat mungkin.

Menurut Kosim (2012), Penatalaksanaan mandiri yang Jika jawaban dalam penilaian BBL :
dilakukan bidan untuk menentukan tindakan resusitasi 1. Bayi tidak cukup bulan dan atau
yaitu dengan melakukan penilaian bayi segera setelah 2. Air ketuban bercampur mekonium dan atau
lahir. Dalam penilaian awal bayi baru lahir perlu menjawab 3. Bayi megap-megap atau tidak bernapas dan atau
pertanyaan diantaranya : 4. Tonus otot bayi tidak baik/lemas

(a) Apakah bayi lahir cukup bulan? Maka perlu dilakukan nya Manajemen Bayi Baru Lahir
(b) Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur dengan Asfiksia yaitu dengan Resusitasi
mekonium?
(c) Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?
(d) Apakah tonus otot baik?
Tahap I : Langkah resusitasi (HAIKAL) Langkah awal resusitasi dilakukan secara cepat dan
diselesaikan dalam waktu 30 detik yaitu :

(1) Hangatkan bayi Letakkan bayi diatas perut ibu, selimuti bayi dengan kain atau handuk, dada dan perut tetap terbuka,
potong tali pusat. Kemudian pindahkan bayi di atas tempat resusitasi yang datar di bawah pemancar panas (lampu 60
watt dengan jarak 60 cm) dan bayi tetap diselimuti dengan kain hangat. Tempat ini harus sudah dihangatkan
sebelumnya.

(2) Atur posisi bayi Bersihkan jalan napas dengan menggunakan kassa steril, kemudian baringkan bayi telentang dan
posisikan kepala bayi dekat penolong dengan posisi kepala sedikit ekstensi menggunakan pengganjal bahu (kain).
(3) Isap lendir bayi Menggunakan pengisap lendir DeLee dengan cara mengisap lendir mulai dari mulut,
kemudian hidung; mengisap saat alat pengisap ditarik keluar; jangan melakukan pengisapan terlalu dalam
(tidak lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung karena dapat menyebabkan
denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas.

(4) Keringkan bayi dan melakukan rangsang taktil Mengeringkan bayi dengan kain bersih dan kering dari
muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan, hal ini dapat merangsang bayi baru lahir
mulai bernapas. Melakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak kaki dengan hati-hati
dan menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi dengan telapak tangan. Tindakan ini merangsang
sebagian besar bayi baru lahir untuk bernapas dan hanya boleh dilakukan pada bayi yang telah berusaha
bernapas.
(5) Atur posisi bayi kembali Mengganti kain yang basah dengan kain kering, selimuti seluruh
tubuh bayi dengan kain tersebut (kecuali muka dan dada) agar bisa memantau pernapasan bayi
dan atur kembali posisi bayi dengan sedikit ekstensi.

(6) Lakukan evaluasi Setelah resusitasi selesai dan bayi telah diposisikan kembali, dilakukan
penilaian pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit. Apabila bayi bernapas dan denyut
jantung lebih dari 100 kali per menit, kulit berwarna merah muda, selanjutnya bayi perlu
perawatan observasi. Apabila bayi masih tidak bernapas (apnea) atu megapmegap atau
frekuensi jantung kurang dari 100 kali per menit, maka bayi memerlukan tindakan ventilasi
tekanan positif
b) Tahap II: Ventilasi Tekanan Positif (VTP) Ventilasi Tekanan Positif (VTP) adalah tahapan resusitasi untuk
memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru
agar dapat bernapas spontan dan teratur. Langkah-langkah VTP diantaranya adalah :
(1) Memasang sungkup dan memperhatikan perlekatan pada sungkup agar menutupi mulut, dagu, dan hidung bayi
sehingga tidak ada udara bocor.

(2) Melakukan ventilasi dengan tekanan 30 cm H2O air sebanyak 2 kali untuk membuka alveoli paru agar bayi dapat mulai
bernapas, dan menguji jalan napas bayi terbuka. Memperhatikan apakah dada bayi mengembang, apabila tidak
mengembang maka periksa posisi kepala (pastikan posisi sudah ekstensi), kemudian periksa posisi sungkup pastikan
bahwa tidak ada udara yang bocor, periksa adanya lendir atau cairan di mulut, jika ada bersihkan. Kemudian lakukan
tiupan ulang 2 kali dengan tekanan 30 cm air
(3) Melakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi bernapas
spontan dan mulai menangis. Pastikan dada mengembang, setelah 30 detik lakukan penilaian.
Jika bayi sudah mulai bernapas spontan atau tidak megap-megap dan atau menangis hentikan
ventilasi secara bertahap. Tetapi apabila bayi masih megap-megap, lanjutkan ventilasi.

(4) Melanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air. Lakukan penilaian
bayi setiap 30 detik. Jika bayi mulai bernapas normal dan atau menangis, hentikan ventilasi
bertahap, kemudian lakukan asuhan pasca resusitasi. Jika bayi megap-megap atau tidak
bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik, kemudian lakukan penilaian ulang setiap 30
detik.

(5) Siapkan rujukan atau lakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak jika bayi belum
bernapas spontan sesudah 2 menit dilakukan resusitasi .
c) Asuhan pasca Resusitasi.
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulit kembali normal yang kemudian diikuti dengan
perbaikan tonus otot (bergerak aktif), bayi menangis dan bernapas normal sesudah resusitasi langkah awal
atau sesudah ventilasi.

Asuhan pasca resusitasi antara lain :

(1) Memberikan vitamin K, pemeriksaan fisik, pemberian antibiotik jika perlu.

(2) Melakukan pemantauan seksama terhadap bayi pascaresusitasi dengan cara:


(a) Memperhatikan tanda- tanda kesulitan bernapas pada bayi yaitu : napas megap-megap, frekuensi napas
kurang lebih 60x/menit, bayi kebiruan atau pucat, bayi tanpak lemas
(b) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara menunda memandikan bayi hingga 6- 24 jam setelah bayi lahir

(3) Memenuhi nutrisi bayi (ASI)


Video
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai