2 JAM PERTAMA
Kelompok 13
Rifa Fauziyyah(P1337424118007)
Fildza Aurelia Ghozani(P1337424118010)
Miflahun Finiara(P1337424118012)
Penilaian Keadaan BBL Normal
• Apabila nilai APGAR kurang dari 7 maka penilaian tambahan masih diperlukan
yaitu 5 menit sampai 20 menit atau sampai dua kali penilaian menunjukan nilai 8
atau lebih. Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga
tanda penting yaitu pernafasan, denyut jantung, dan warna. Resusitasi yang efektif
bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen, dan curah
jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital
lainnya (Novita, 2011).
IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
Prinsip menyusui dan pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
ekslusif
Bayi yang tidak mampu memulai pernafasan spontan yang memadai akan ABC Resusitasi
mengalami hipoksia yang semakin berat dan secara progresif menjadi asfiksia.
Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan pernafasan awal dan A – memastikan
mencegah asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan untuk memberikan ventilasi yang saluran nafas terbuka
B – memulai
adekuat,pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
pernafasan
oksigen kepada otak,jantung dan alat alat vital lainnya. C – mempertahankan
Tindakan Resusitasi bayi lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sirkulasi(peredaran)
sebagai ABC resusitasi. darah
Penatalaksanaan Langkah Awal Resusitasi :
1) Kain yang bersih, kering, hangat, dan dapat menyerap cairan. kain yang
dibutuhkan minimal tiga lembar, yang digunakan untuk mengeringkan dan
menyelimuti bayi, serta untuk ganjal bahu bayi
2) Kotak alat resusitasi yang berisi alat penghisap lendir DeLee atau bola
karet dan alat ventilasi dalam keadaan steril, sarung tangan dan jam atau
pencatat waktu.
3) Alat pelindung diri
Tindakan Resusitasi (HAIKAL)
Menurut Lissauer dan fanaroff (2013), Resusitasi adalah urutan urutan langkah cepat untuk
dilakukan bila penapasan atau sirkulasi bayi terganggu. Tujuan resusitasi adalah untuk mengoptimalkan
jalan napas, pernapasan dan sirkulasi secepat mungkin.
Menurut Kosim (2012), Penatalaksanaan mandiri yang Jika jawaban dalam penilaian BBL :
dilakukan bidan untuk menentukan tindakan resusitasi 1. Bayi tidak cukup bulan dan atau
yaitu dengan melakukan penilaian bayi segera setelah 2. Air ketuban bercampur mekonium dan atau
lahir. Dalam penilaian awal bayi baru lahir perlu menjawab 3. Bayi megap-megap atau tidak bernapas dan atau
pertanyaan diantaranya : 4. Tonus otot bayi tidak baik/lemas
(a) Apakah bayi lahir cukup bulan? Maka perlu dilakukan nya Manajemen Bayi Baru Lahir
(b) Apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur dengan Asfiksia yaitu dengan Resusitasi
mekonium?
(c) Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis?
(d) Apakah tonus otot baik?
Tahap I : Langkah resusitasi (HAIKAL) Langkah awal resusitasi dilakukan secara cepat dan
diselesaikan dalam waktu 30 detik yaitu :
(1) Hangatkan bayi Letakkan bayi diatas perut ibu, selimuti bayi dengan kain atau handuk, dada dan perut tetap terbuka,
potong tali pusat. Kemudian pindahkan bayi di atas tempat resusitasi yang datar di bawah pemancar panas (lampu 60
watt dengan jarak 60 cm) dan bayi tetap diselimuti dengan kain hangat. Tempat ini harus sudah dihangatkan
sebelumnya.
(2) Atur posisi bayi Bersihkan jalan napas dengan menggunakan kassa steril, kemudian baringkan bayi telentang dan
posisikan kepala bayi dekat penolong dengan posisi kepala sedikit ekstensi menggunakan pengganjal bahu (kain).
(3) Isap lendir bayi Menggunakan pengisap lendir DeLee dengan cara mengisap lendir mulai dari mulut,
kemudian hidung; mengisap saat alat pengisap ditarik keluar; jangan melakukan pengisapan terlalu dalam
(tidak lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung karena dapat menyebabkan
denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas.
(4) Keringkan bayi dan melakukan rangsang taktil Mengeringkan bayi dengan kain bersih dan kering dari
muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan, hal ini dapat merangsang bayi baru lahir
mulai bernapas. Melakukan rangsangan taktil dengan menepuk atau menyentil telapak kaki dengan hati-hati
dan menggosok punggung, perut, dada, atau tungkai bayi dengan telapak tangan. Tindakan ini merangsang
sebagian besar bayi baru lahir untuk bernapas dan hanya boleh dilakukan pada bayi yang telah berusaha
bernapas.
(5) Atur posisi bayi kembali Mengganti kain yang basah dengan kain kering, selimuti seluruh
tubuh bayi dengan kain tersebut (kecuali muka dan dada) agar bisa memantau pernapasan bayi
dan atur kembali posisi bayi dengan sedikit ekstensi.
(6) Lakukan evaluasi Setelah resusitasi selesai dan bayi telah diposisikan kembali, dilakukan
penilaian pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit. Apabila bayi bernapas dan denyut
jantung lebih dari 100 kali per menit, kulit berwarna merah muda, selanjutnya bayi perlu
perawatan observasi. Apabila bayi masih tidak bernapas (apnea) atu megapmegap atau
frekuensi jantung kurang dari 100 kali per menit, maka bayi memerlukan tindakan ventilasi
tekanan positif
b) Tahap II: Ventilasi Tekanan Positif (VTP) Ventilasi Tekanan Positif (VTP) adalah tahapan resusitasi untuk
memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru
agar dapat bernapas spontan dan teratur. Langkah-langkah VTP diantaranya adalah :
(1) Memasang sungkup dan memperhatikan perlekatan pada sungkup agar menutupi mulut, dagu, dan hidung bayi
sehingga tidak ada udara bocor.
(2) Melakukan ventilasi dengan tekanan 30 cm H2O air sebanyak 2 kali untuk membuka alveoli paru agar bayi dapat mulai
bernapas, dan menguji jalan napas bayi terbuka. Memperhatikan apakah dada bayi mengembang, apabila tidak
mengembang maka periksa posisi kepala (pastikan posisi sudah ekstensi), kemudian periksa posisi sungkup pastikan
bahwa tidak ada udara yang bocor, periksa adanya lendir atau cairan di mulut, jika ada bersihkan. Kemudian lakukan
tiupan ulang 2 kali dengan tekanan 30 cm air
(3) Melakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi bernapas
spontan dan mulai menangis. Pastikan dada mengembang, setelah 30 detik lakukan penilaian.
Jika bayi sudah mulai bernapas spontan atau tidak megap-megap dan atau menangis hentikan
ventilasi secara bertahap. Tetapi apabila bayi masih megap-megap, lanjutkan ventilasi.
(4) Melanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air. Lakukan penilaian
bayi setiap 30 detik. Jika bayi mulai bernapas normal dan atau menangis, hentikan ventilasi
bertahap, kemudian lakukan asuhan pasca resusitasi. Jika bayi megap-megap atau tidak
bernapas, teruskan ventilasi 20 kali dalam 30 detik, kemudian lakukan penilaian ulang setiap 30
detik.
(5) Siapkan rujukan atau lakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Anak jika bayi belum
bernapas spontan sesudah 2 menit dilakukan resusitasi .
c) Asuhan pasca Resusitasi.
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulit kembali normal yang kemudian diikuti dengan
perbaikan tonus otot (bergerak aktif), bayi menangis dan bernapas normal sesudah resusitasi langkah awal
atau sesudah ventilasi.