Anda di halaman 1dari 16

Mata kuliah : Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal

Dosen Pengampuh : Marliah, S.ST ,M.keb

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA KEHAMILAN MUDA

KELOMPOK 3

18 3145 106 037 NURULKHAFY LIHU

18 3145 106 056 MILLEN APRILIA P

18 3145 105 057 PUJI ISLAMIYAH

18 3145 106 045 DEVI JUNIARTI WAILISA

18 3145 106 052 SRI WULAN WASOLO

18 3145 106 063 A. NURSALWA ALVIAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, hidayah, serta

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan

Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda, mengenai “Kegawatdaruratan Pada

Kehamilan Muda“ ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan Asuhan Kebidanan

Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda. Semoga makalah ini bermanfaat  dan dapat

menambah wawasan maupun pengetahuan serta dijadikan dasar dalam menuntut ilmu bagi

para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

selanjutnya.

Makassar, 08 Febuari 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………….…2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………4

B. Rumusan Masalah………………………………………………...…………………5

C. Tujuan……………………………………………………………...………………..5

BAB II

A. Asuhan kegawat daruratan pada kehamilan muda………………….………………6

B. Pengkajian kegawatdaruratan pada kehamilan muda……………….………………8

C. Diagnose asuhan kegawatdaruratan pada kasus…………………….………………9

BAB III

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………13

B. Saran…………………………………………………………………..……………13

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….14

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan

pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan

pada kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang

menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa

batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda,

salah satunya adalah abortus.

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak

yang tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari

kejadian yang diketahui 15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan

ektopik. Sekitar  5% dari pasangan yang mencoba hamil akan mengalami

keguguran  2 kali yang berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau

lebih keguguran berurutan. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian

besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua

kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati

50%.

5
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor  baik dari ibu maupun dari janin,

oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE

pada ibu hamil untuk  selalu memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap

komplikasi yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dibuat rumusan permasalahan sebagai

berikut “ Bagaimana asuhan kegawat daruratan pada kehamilan muda?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum :Mendeskripsikan asuhan kegawatdaruratan pada kehamilan

muda.

2. Tujuan khusus:

1. Mengetahui pengkajian kegawat daruratan pada kehamilan muda.

2. Mengetahui diagnose kegawatdaruratan pada kehamilan muda

3. Mengetahui penatalaksaan asuhan kegawat daruratan pada kasus abortus

imminens, abortus insipiens dan abortus in komplit.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asuhan Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda

Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan

meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola

hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada

minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta,

ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio

plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan

koagulopati obstetri.

Kegawatdaruratan adalah mencakup diagnosis dan tindakan terhadap semua pasien

yang memerlukan perawatan yang tidak direncnakan dan mendadak atau terhadap

pasien dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan dan kematian

pasien.

Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan persalinan, hal-

hal yang mendahuluinya dan gejala-gejala sisanya .membahas tentang fenomena dan

penatalaksanaan kehamilian, persalinan, peurperium baik dalam keadaan normal

maupun abnormal.

7
Neonatus adalah organisme yang berada pada periode adaptasi kehidupan

intrauterin ke ekstrauterin. Masa neonatus adalah periode selama satu bulan (lebih tepat

4 minggu atau 28 hari setelah lahir).

a. Pengertian Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)

pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawiroharjo, 2006).

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang

dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda

kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan

kemungkinan kematian janin.

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang

dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda

kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan

kemungkinan kematian janin.Pada abortus septik, perdarahan per vagina yang

banyak atau sedang, demam (menggigil), kemungkinan gejala iritasi peritoneum,

dan kemungkinan syok.

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan

istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel

sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses

pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh

8
(www.aborsi.org). Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk

menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

kandungan (Wiknjosastro, 1991;h.302)

Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan

sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan

mencapai umur 20-24 minggu. Abortus didefinisikan sebagai keluarnya janin

sebelum mencapai viabilitas. Karena definisi viabilitas berbeda-beda diberbagai

negara, WHO merekomendasikan bahwa janin viabel apabila masa gestasi telah

mencapai 22 minggu atau lebih, atau apabila berat janin 500 gr atau lebih.

Abortus adalah suatu usaha mengakhiri kehamilan dengan dengan

mengeluarkan hasil pembuahan secara paksa sebelum janin mampu bertahan hidup

jika dilahirkan.

B. Pengkajian Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda

1. Pengkajian Kegawatdaruratan Pada Kehamilan Muda

A. Data Subjectif

 Ada tanda kehamilan

 Perdarahan pervagina

 Nyeri ringan sampai berat

 Keluar jaringan, darah stolsel

 Perdarahan pada waktu waktu tertentu misal : postcoital

9
 adakah riwayat PMS, PID, pemakaian IUD

B. Data Objectif

 KU normal atau tergantung jumlah perdarahan (Tensi ↓, N.↑ )

 Denyut jantung janin (-)

 Nyeri pada saat di palpasi (bedakan dengan KET)

 Pemeriksaan speculum : Lihat pembukaan servik/ apakah terdapat infeksi

C. Diagnosa kegawatdaruratan pada kehamilan muda

Diagnosa kegawatdaruratan pada kehamilan muda dapat diduga bila seorang

wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah

mengalami haid terlambat, sering pula terdapat rasa mulas. Kecurigaan tersebut dapat

diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan

dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologi bilamana hal itu dikerjakan.

Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan servik, dan adanya

jaringan dalam kavum uterus atau vagina (Nugroho T, 2011:31).

D. Penatalaksaan asuhan kegawatdarurataan pada Kasus

a. Abortus Imminens

Merupakan peristiwa terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20

minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks

Diagnosis abortus imminens ditentukan dari:

10
 Terjadinya perdarahan melalui ostium uteri eksternum dalam jumlah sedikit;

 Disertai sedikit nyeri perut bawah atau tidak sama sekali;

 Uterus membesar, sesuai masa kehamilannya;

 Serviks belum membuka, ostium uteri masih tertutup;

 Tes kehamilan (+).

Penatalaksanaan nya :

 Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total

 Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.

 Perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika

perdarahan terjadi lagi.

 Perdarahan terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG). Lakukan

konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya

jika ditemui uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan

kehamilan ganda atau mola

 Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (seperti

salbutamol atau indometasis ) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus

b. Abortus Insipiens

Merupakan peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu

dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat dan ostium uteri telah membuka,

tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih

sering dan kuat, perdarahan bertambah.

11
Ciri dari jenis abortus ini yaitu perdarahan pervaginam dengan kontraksi makin

lama makin kuat dan sering, serviks terbuka, besar uterus masih sesuai dengan umur

kehamilan dan tes urin kehamilan masih positif.

Penatalaksanaannya:

 Lakukan konseling terhadap kehamilan yang tidak dapat dipertahankan

 Lakukan rujukan ibu ketempat layanan sekunder

 Informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran

 Jelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama tindakan

evakuasi.

 Lakukan pemantauan pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila

kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.

 Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk

pemeriksaan patologi ke laboratorium.

 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,

dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin

setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat

diperbolehkan pulang.

c. Abortus Inkomplit

Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat

banyak sekali dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.

12
Ciri dari jenis abortus ini yaitu perdarahan yang banyak disertai kontraksi, kanalis

servikalis masih terbuka, dan sebagian jaringan keluar.

Penatalaksaan:

 Lakukan konseling kemungkinan adanya sisa kehamilan

 Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan < 16 mg, gunakan jari

atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari

serviks.

 Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 mg, dilakukan evakuasi isi

uterus. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg

IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).

 Jika usia kehamilan > 16 mg, berikan infus 20 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl

0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu

pengeluaran hasil konsepsi.

 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi

ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)

 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan

produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24

jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan

pulang serta pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegawatdaruratan adalah mencakup diagnosis dan tindakan terhadap semua pasien

yang memerlukan perawatan yang tidak direncnakan dan mendadak atau terhadap

pasien dengan penyakit atau cidera akut untuk menekan angka kesakitan dan

kematian pasien.

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau

sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu

untuk hidup diluar kandungan (Prawiroharjo, 2006).

B. Saran

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis

mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah

ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami

guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Ika, Didien. 2016. Asuhan Kegawatdaruratan maternal neonatal. Jakarta : TIM

Dewi, Ratna. 2018. Perdarahan Pada Kehamilan Trimester 1. Bandar Lampung : EGC

15
16

Anda mungkin juga menyukai