Anda di halaman 1dari 4

ATIKA SARI PASIMBONG

20180901001

Tugas mata kuliah HIV/ AIDS pertemuan 8 topik Pencegahan Transmisi HIV:

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan PEP (Post Exposure Profilaksis)?


Jawab : Post Exposure Prophylaxis atau biasa disingkat dengan PEP adalah bentuk
perawatan darurat untuk mencegah HIV.

2. Siapa saja subjek yang ditargetkan untuk diberikan treatment PEP?


Jawab : Perawatan ini biasanya dilakukan setelah terjadinya tindakan tindakan yang
berisiko menyebabkan HIV. Misalnya,  seseorang yang bekerja di pelayanan kesehatan
yang secara tidak sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV, korban pemerkosaan,
serta seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin positif HIV atau saat Anda
tidak yakin dengan status HIV pasangan Anda. 

3. Jelaskan keuntungan dan kerugian (resiko) pemberian treatment PEP?


Jawab : - KEUNTUNGANNYA: EP harus digunakan sesegera mungkin setelah
seseorang tidak sengaja terkena paparan HIV. Agar efektif, obat ini harus dikonsumsi
dalam kurun waktu 72 jam (3 hari) sejak paparan terakhir. Namun, semakin cepat Anda
memulai tindakan PEP akan semakin baik karena dapat mengurangi risiko terkena HIV 
secara berarti.
KERUGIANNYA: Meski begitu, obat ini tidak 100 persen menjamin Anda terbebas dari
infeksi HIV walau sudah dikonsumsi dengan benar dan disiplin.

4. Kenapa tidak semua fasilitas kesehatan mampu memberikan treatment PEP? Bagaimana
kondisi di Merauke Papua saat ini? Apakah PEP sudah diberikan ?
Jawab: tidak semua rumah sakit di Indonesia menyediakan PEP. Hal ini karena PEP 
belum masuk dalam program pencegahan HIV dari pemerintah.  Dalam beberapa kasus,
obat ARV (antiretroviral) hanya tersedia untuk mereka yang positif HIV. Artinya, jika
mereka yang negatif HIV ingin mendapatkan obat-obatan PEP di  dalam negeri,
prosesnya tentu tidak mudah. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan persiapan fasilitas
kesehatan seperti logistik dan ketersediaan obat-obat ARV itu sendiri. 

5. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan sirkumsisi (sunat)?


Jawab : Sirkumsisi atau yang dikenal oleh masyarakat sebagai khitan ataU
sunat, atau dalam budaya jawa dikenal dengan istilah “sumpit” pada dasarnya
adalah pemotongan sebagian dari preputium penis hingga keseluruhan glans
penis dan corona  radiata terlihat jelas.  

6. Jelaskan prosedur lengkap dan alat yang diperlukan untuk melakukan sirkumsisi (sunat)?
Jawab : - Alat yang dibutuhkan 
dalam sirkumsisi adalah : 
1. Sirkumsisi set 
2. Spuit 3 cc 
3. Jarum jahit jaringan 
4. Duk steril 
5. Obat anestesi local  (lidokain, prokain,  bupivakain) 
6. Povidon Iodine 
7. Kasa steril 
8. Catgut plain 
9. Plester 
10. Handscoen
PROSEDUR:
 1. Mempersiapkan dan mengecek semua alat dan bahan yang diperlukan. 
2. Menempatkan alat dan bahan pada tempat yang  mudah dijangkau. 
3. Mempersiapkan pasien (menyapa dengan ramah dan mempersilahkan pasien untuk
berbaring) 
4. Melakukan anamnesis singkat (identitas, riwayat penyakit, riwayat luka, perdarahan
dan penyembuhan luka, kelainan epispadia dan hipospadia) 
5. Meminta pasien membuka celana/sarung dan menenangkan pasien dengan sopan. 
6. Melakukan cuci tangan furbringer. 
7. Memakai handscoen steril.
8. Desinfeksi daerah operasi mulai dari preputium sampai pubis secara sentrifugal 
9. Memasang duk steril dengan benar 
10. Melakukan anestesi blok n.pudendus 
11. Melakukan anestesi infiltrasi sub kutan pada corpus penis ke arah proxima. 
12. Melakukan konfirmasi apakah anestesi telah berhasil
13. Membuka preputium perlahan-lahan dan bersihkan penis dari smegma menggunakan
kasa betadin sampai corona glandis terlihat.
14. Kembalikan preputium pada posisi semula 
15. Klem preputium pada jam 11, 1 dan jam 6. 
16. Gunting preputium pada jam 12 sampai corona glandis.
17. Lakukan jahit kendali mukosa – kulit pada jam 12.
18. Gunting preputium secara melingkar kanan dan kiri dengan menyisakan frenulum
pada klem jam 6.
19. Observasi perdarahan (bila ada perdarahan, klem arteri/vena, ligasi dengan jahitan
melingkar).
20. Jahit angka 8 pada frenulum. 
21. Lakukan pemotongan frenulum di distal jahitan.
22. Kontrol luka dan jahitan, oleskan salep antibiotik di  sekeliling luka jahitan. 
23. Balut luka dengan kasa steril. 
24. Buka duk dan handscoen, cek alat dan rapikan kembali semua peralatan. 
25. Pemberian obat dan edukasi pasien.

7. Jelaskan keuntungan dan manfaat dari treatment sirkumsisi (sunat)?


Jawab:
a. Khitan mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma
virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis. Meski demikian,
pria yang sudah menjalani sunat harus tetap melakukan hubungan seksual yang sehat
dan aman. 
b. Mencegah terjadinya penyakit pada penis seperti nyeri pada kepala atau kulup penis
yang disebut fimosis. Ini adalah kondisi saat kulup penis yang  tidak disunat sulit untuk
ditarik. Kondisi ini bisa menyebabkan radang pada kepala penis yang disebut balanitis. 
c. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih yang dapat merujuk kepada masalah ginjal.
Infeksi ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang  tidak menjalani sunat. 
d. Mengurangi risiko kanker penis. 
e. Mengurangi risiko kanker serviks pada pasangan. Risiko kanker serviks menurun pada
wanita yang pasangannya telah menjalani prosedur sirkumsisi. 
f. Membuat kesehatan penis lebih terjaga. Penis yang disunat lebih mudah dibersihkan,
sehingga kesehatannya lebih terjamin dibandingkan yang  tidak disunat.

8. Jelaskan resiko yang ditimbulkan dari treatment sirkumsisi (sunat)?

 
Jawab : Efek sampingnya bisa berupa: 
1. Perdarahan. 
2. Infeksi pada luka sunat. 
3. Gangguan pada saluran kemih. 
4. Kulit kulup mungkin terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang. 
5. Sisa kulup dapat menempel kembali ke ujung penis  sehingga perlu operasi kecil
sebagai penanganan.
6. Sensitivitas penis yang telah disunat berkurang, sehingga dapat berpengaruh pada
hubungan seksual. 
7. Sunat dapat menjadi tindakan berbahaya jika diterapkan pada pasien dengan gangguan
pembekuan darah.
9. Sebutkan obat-obatan apa saja yang banyak digunakan untuk terapi ARV?
Jawab: saat ini ARV itu sendiri terbagi dalam dua lini. Lini ke-1 atau lini pertama
terdiri dari paduan nucleoside  reverse transcriptase inhibitors (NRTI) yang meliputi
Zidovudin (AZT) atau Tenofovir (TDF) dengan Lamivudin (3TC)  atau Emtricitabin
(FTC), serta non-nucleoside reverse  transcriptase inhibitors (NNRTI) meliputi
Nevirapin (NVP) atau Efavirenz (EFV).
Sementara itu, paduan lini 2 terdiri dari NRTI, serta ritonavir boosted protease
inhibitor (PI) yaitu Lopinavir/Ritonavir.  Lini 1 itu sendiri terdiri dari kombinasi 2
NRTI dan 1 NNRTI,  sedangkan lini 2 terdiri dari kombinasi 2 NRTI dan 1 PI.

10. Jelaskan yang dimaksud dengan keberhasilan klinis, imunologis dan virologis dari terapi
ARV?
Jawab : - Keberhasilan klinis adalah terjadinya perubahan klinis pasien HIV seperti
peningkatan berat badan atau perbaikan infeksi oportunistik setelah pemberian ARV. 
- Keberhasilan imunologis adalah terjadinya perubahan jumlah limfosit CD4 menuju
perbaikan, yaitu naik lebih tinggi dibandingkan awal pengobatan setelah pemberian
ARV. 
- keberhasilan virologis adalah menurunnya jumlah virus dalam darah setelah
pemberian ARV.

Anda mungkin juga menyukai