20180901001
Tugas mata kuliah HIV/ AIDS pertemuan 8 topik Pencegahan Transmisi HIV:
4. Kenapa tidak semua fasilitas kesehatan mampu memberikan treatment PEP? Bagaimana
kondisi di Merauke Papua saat ini? Apakah PEP sudah diberikan ?
Jawab: tidak semua rumah sakit di Indonesia menyediakan PEP. Hal ini karena PEP
belum masuk dalam program pencegahan HIV dari pemerintah. Dalam beberapa kasus,
obat ARV (antiretroviral) hanya tersedia untuk mereka yang positif HIV. Artinya, jika
mereka yang negatif HIV ingin mendapatkan obat-obatan PEP di dalam negeri,
prosesnya tentu tidak mudah. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan persiapan fasilitas
kesehatan seperti logistik dan ketersediaan obat-obat ARV itu sendiri.
6. Jelaskan prosedur lengkap dan alat yang diperlukan untuk melakukan sirkumsisi (sunat)?
Jawab : - Alat yang dibutuhkan
dalam sirkumsisi adalah :
1. Sirkumsisi set
2. Spuit 3 cc
3. Jarum jahit jaringan
4. Duk steril
5. Obat anestesi local (lidokain, prokain, bupivakain)
6. Povidon Iodine
7. Kasa steril
8. Catgut plain
9. Plester
10. Handscoen
PROSEDUR:
1. Mempersiapkan dan mengecek semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menempatkan alat dan bahan pada tempat yang mudah dijangkau.
3. Mempersiapkan pasien (menyapa dengan ramah dan mempersilahkan pasien untuk
berbaring)
4. Melakukan anamnesis singkat (identitas, riwayat penyakit, riwayat luka, perdarahan
dan penyembuhan luka, kelainan epispadia dan hipospadia)
5. Meminta pasien membuka celana/sarung dan menenangkan pasien dengan sopan.
6. Melakukan cuci tangan furbringer.
7. Memakai handscoen steril.
8. Desinfeksi daerah operasi mulai dari preputium sampai pubis secara sentrifugal
9. Memasang duk steril dengan benar
10. Melakukan anestesi blok n.pudendus
11. Melakukan anestesi infiltrasi sub kutan pada corpus penis ke arah proxima.
12. Melakukan konfirmasi apakah anestesi telah berhasil
13. Membuka preputium perlahan-lahan dan bersihkan penis dari smegma menggunakan
kasa betadin sampai corona glandis terlihat.
14. Kembalikan preputium pada posisi semula
15. Klem preputium pada jam 11, 1 dan jam 6.
16. Gunting preputium pada jam 12 sampai corona glandis.
17. Lakukan jahit kendali mukosa – kulit pada jam 12.
18. Gunting preputium secara melingkar kanan dan kiri dengan menyisakan frenulum
pada klem jam 6.
19. Observasi perdarahan (bila ada perdarahan, klem arteri/vena, ligasi dengan jahitan
melingkar).
20. Jahit angka 8 pada frenulum.
21. Lakukan pemotongan frenulum di distal jahitan.
22. Kontrol luka dan jahitan, oleskan salep antibiotik di sekeliling luka jahitan.
23. Balut luka dengan kasa steril.
24. Buka duk dan handscoen, cek alat dan rapikan kembali semua peralatan.
25. Pemberian obat dan edukasi pasien.
Jawab : Efek sampingnya bisa berupa:
1. Perdarahan.
2. Infeksi pada luka sunat.
3. Gangguan pada saluran kemih.
4. Kulit kulup mungkin terpotong terlalu pendek atau terlalu panjang.
5. Sisa kulup dapat menempel kembali ke ujung penis sehingga perlu operasi kecil
sebagai penanganan.
6. Sensitivitas penis yang telah disunat berkurang, sehingga dapat berpengaruh pada
hubungan seksual.
7. Sunat dapat menjadi tindakan berbahaya jika diterapkan pada pasien dengan gangguan
pembekuan darah.
9. Sebutkan obat-obatan apa saja yang banyak digunakan untuk terapi ARV?
Jawab: saat ini ARV itu sendiri terbagi dalam dua lini. Lini ke-1 atau lini pertama
terdiri dari paduan nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI) yang meliputi
Zidovudin (AZT) atau Tenofovir (TDF) dengan Lamivudin (3TC) atau Emtricitabin
(FTC), serta non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI) meliputi
Nevirapin (NVP) atau Efavirenz (EFV).
Sementara itu, paduan lini 2 terdiri dari NRTI, serta ritonavir boosted protease
inhibitor (PI) yaitu Lopinavir/Ritonavir. Lini 1 itu sendiri terdiri dari kombinasi 2
NRTI dan 1 NNRTI, sedangkan lini 2 terdiri dari kombinasi 2 NRTI dan 1 PI.
10. Jelaskan yang dimaksud dengan keberhasilan klinis, imunologis dan virologis dari terapi
ARV?
Jawab : - Keberhasilan klinis adalah terjadinya perubahan klinis pasien HIV seperti
peningkatan berat badan atau perbaikan infeksi oportunistik setelah pemberian ARV.
- Keberhasilan imunologis adalah terjadinya perubahan jumlah limfosit CD4 menuju
perbaikan, yaitu naik lebih tinggi dibandingkan awal pengobatan setelah pemberian
ARV.
- keberhasilan virologis adalah menurunnya jumlah virus dalam darah setelah
pemberian ARV.