Anda di halaman 1dari 278

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF MASA PANDEMI


COVID-19 PADA NY. M DI PUSTU
YASA MULYA TANAH MIRING
KABUPATEN MERAUKE
TAHUN 2021

Disusun Oleh:
ATIKA SARI PASIMBONG
NIM: 20180901001

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF MASA PANDEMI
COVID-19 PADA NY. M DI PUSTU
YASA MULYA TANAH MIRING
KABUPATEN MERAUKE
TAHUN 2021

Laporan Tugas Akhir


Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan D III Kebidanan

Disusun oleh:
ATIKA SARI PASIMBONG
NIM: 20180901001

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI


MASA COVID - 19 PADA NY.”M” DI PUSTU YASA MULYA TANAH
MIRING KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2021

Disusun oleh:
Nama : Atika Sari Pasimbong
NIM : 20180901001
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal :

Susunan Dewan Penguji


Penguji I
Nama : Dr.dr. Titus Tambaip M.Kes (...........................................)
NIDN : 0315116401

Penguji II
Nama : Ana Gori.,S.Tr.Keb (........................................)
NUP : 197602062006052001

Penguji III
Nama : Erni Agit Ekawati, S.Tr.Keb (........................................)
NUP : 9914011992

Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Yaleka Maro

Dr.dr. Titus TambaipM.Kes


NIDN:0315116401

iv
HALAMAN PERNYATAAN

Nama Mahasiswa : Atika Sari Pasimbong

NIM : 20180901001

Program Studi : Kebidanan

Jenjang Pendidikan : Diploma III Kebidanan

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat

dalam penulisan Laporan Tugas Akhir yang berjudul :

”ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DI MASA PANDEMI COVID-

19 PADA NY.”M” DI PUSTU YASA MULYA TANAH MIRING

KABUPATEN MERAUKE TAHUN 2021”

Apabila suatu saat nanti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Merauke Agustus 2021

ATIKA SARI PASIMBONG


NIM : 20180901001

v
MOTTO

 Ora Et Labora “Berdoa Dan Bekerja” Adalah awal dari kunci kesuksesan

 “Raihlah mimpimu sendiri karena jika kamu terjebak dalam mimpi

seseorang maka mimpi kamu akan terabaikan, dan yang memiliki mimpi

tersebut justru sibuk dengan mimpi yang ingin mereka raih – BTS”

vi
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, Laporan Tugas Akhir (LTA) ini penulis

mempersembahkan untuk :

 Tuhan Yesus yang selalu melimpahkan Berkat Dan Karunianya.

 Ibu Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb selaku pembimbing yang selalu

membimbing dengan sabar dan memberikan motivasi hingga

terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.

 Kedua Orang Tua Bapak Yohanis Pasimbong dan Ibu Yospina Kala’, yang

selalu memberikan yang terbaik dan tak ternilai pengorbanannya.

 Seluruh anggota keluarga yang senantiasa ikut mendoakan dalam

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

 Seluruh teman – teman angkatan IX yang senantiasa memberikan support

dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS

Nama : Atika Sari Pasimbong

NIM : 20180901001

TTL : Merauke, 25 Agustus 2000

Agama : Kristen Protestan

Suku/Bangsa : Toraja / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln Onggatmit

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

TK : TK ST. THERESIA KANAK – KANAK YESUS

SD : SD NEGERI ASIKI

SMP : SMP NEGRI ASIKI

SMA : SMK YPK MERAUKE

viii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai kemudahan, serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul ”Asuhan Kebidanan

Komprehensif Masa Pandemi Covid-19 Pada Ny.”M” Di Pustu Yasa Mulya

Tanah Miring Kabupaten Merauke Tahun 2021” dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Tugas Akhir ini penulis menyusun untuk memnuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan di Prodi D-III Kebidanan

Akademi Kebidanan Yaleka Maro Merauke.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan

banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan Terima Kasih kepada :

1. Dr.dr.Titus Tambaip.,M.Kes selaku Direktur Akademi kebidanan Yaleka

Maro Meraukeyang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

menambah wawasan dan pengalaman dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Dr. Marni Br Karo,S.Tr.Keb,SKM.,M.Kes selaku Pembina Harian

Akademi kebidanan Yaleka Maro Merauke sekaligus sebagai Pembimbing

I yang telah membimbing dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.

3. Satriani,.SST, M.Kes selaku Wadir I Akademi Kebidanan Yaleka Maro

Merauke.

4. Yuliani,S.Sos selaku Wadir II Akademi Kebidanan Yaleka Maro Merauke.

ix
5. Supriyatin,STr.Keb selaku Wadir III Akademi Kebidanan Yaleka Maro

Merauke.

6. Erni Agit Ekawati,S.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Akademi

Kebidanan Yaleka Maro Merauke sekaligus sebagai Pembimbing 2 yang

telah membimbing dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.

7. Niece Alce Tahir Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah

mengijinkan untuk mengambil kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif

pada Ny.M dan memberikan arahan dalam penyelesaian Laporan Tugas

Akhir ini.

8. Keluarga Ny.M yang telah bersedia di jadikan pengambilan kasus Asuhan

Kebidanan Komprehensif dari kehamilan hingga keluarga berencana

sehingga proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dapat berjalan

dengan baik.

9. Kedua orangtua Bapak Yohanis Pasimbong dan Ibu Yospina Kala’ beserta

Adik tercinta Iriyanto Paris Pasimbong yang telah memberikan dukungan

dan motivasi selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.

10. Rekan – Rekan Mahasiswa Angkatan IX program studi Diploma III

Akademi Kebidanan Yaleka Maro Merauke dan semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang banyak membantu dalam

menyelesaikan penyusunan proposal laporan tugas akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan amal baik yang telah

diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi semua pihak

yang memanfaatkannya.

x
Merauke, Agustus 2021

Penulis

xi
“Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny
“M” Umur 32 Tahun pada Masa Pandemi Sejak Usia Kehamilan 36 Minggu
Sampai 40 Minggu Masa Nifas Di Pustu Yasa Mulya Tanah Miring
Kabupaten Merauke Tahun 2021”
Atika Sari Pasimbong, Erni Agit Ekawati

ABSTRAK

Kesehatan Ibu dan Anak adalah salah satu prioritas dalam pembangunan
Kesehatan di Indonesia. Salah satu prioritas utama dalam mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan
memberikan pelayanan berkesinambungan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Tujuan penelitian yaitu menerapkan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny.M di Pustu Yasa Mulya Tanah Miring SP 2 Kabupaten
Merauke.Jenis Penelitian yang telah dilakukan adalah dilakukan adalah penelitian
observasional dengan pendekatan studi kasus yang g mengeksplorasi secara
mendalam dan spesifik dari masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas
Keluarga Berencana.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada Ny.M diperoleh bahwa telah
dilakukan pendampingan secara komprehensif dan diperoleh data bahwa : 1).
Tanggal 1 April 2021 melakukan dan mendokumentasikan Asuhan Kebidanan
pada Ny.M Hasil Pemeriksaan Ny.M G4P3A0 pada usia kehamilan 36 Minggu
sebanyak 1 kali, pada usia kehamilan 37 Minggu sebanyak 1 kali, 2). Tanggal 13
April 2021 dilakukan asuhan persalinan normal pada Ny.M pada usia 38 Minggu ,
Tidak ditemukan penyulit pada kala I,II,III kala IV. Persalinan berjalan lancar
tanpa adanya penyulit dan komplikasi yang menyertai. 3). Melakukan
pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny.M dengan
jenis kelamin perempuan berat badan 3700 gram dan panjang 49 cm. Bayi Baru
Lahir spontan tidak ada bahaya, bayi sudah diberikan salap mata, dan vitamin K
img/0,5 cc. sudah diberikan Imunisasi HB0; 4). Melakukan dan
mendokumentasikan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny.M dimulai dari 6
jam postpartum pertama sampai 40 hari masa nifas, Masa Nifas berlangsung
dengan baik dan tidak ditemukan tanda bahaya dan komplikasi: 5). Tanggal 30
Mei 2021 melakukan dan mendokumentasikan Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana pada Ny.M saat masa nifas telah selesai. Ibu bersedia menggunakan
KB Metode Coitus Interuptus pada Ny.M dengan menggunakan manajemen
Asuhan Kebidanan SOAP dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru


Lahir, dan Keluarga Berencana.
Referensi : 27 Referensi (2010-2021)

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................v
MOTTO...............................................................................................................vi
PERSEMBAHAN...............................................................................................vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................viii
KATA PENGANTAR.........................................................................................ix
ABSTRAK .........................................................................................................xii
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................8
1. Tujuan Umum..........................................................................................8
2. Tujuan Khusus.........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................9
1. Manfaat Teoritis......................................................................................9
2. Manfaat Aplikatif....................................................................................9
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................12
A. Konsep Dasar Kasus.....................................................................................12
1. Konsep Dasar Teori Kehamilan.............................................................12
2. Konsep Dasar Teori Persalinan..............................................................44
3. Konsep Dasar Teori Nifas Dan Menyusui.............................................70

xiii
4. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir Dan Neonatus.............................97
5. Konsep Keluarga Berencana.................................................................112
B. Standar Asuhan Kebidanan.........................................................................127
1. Standar I : Pengkajian............................................................................128
2. Standar II : Perumusan Diagnosa Dan Masalah Kebidanan..................128
3. Standar III : Perencanaan......................................................................128
4. Standar IV : Implementasi ....................................................................129
5. Standar V : Evaluasi..............................................................................130
6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan..........................................130
C. Kerangka Teori............................................................................................131
D. Kerangka Konsep........................................................................................132
BAB III METODE LAPORAN KASUS...........................................................133
A. Desain Laporan Kasus.................................................................................133
B. Lokasi Dan Waktu.......................................................................................133
1. Tempat Studi Kasus...............................................................................133
2. Waktu....................................................................................................133
C. Subyek Laporan Kasus................................................................................133
D. Instrumen Laporan Kasus............................................................................134
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................134
1. Data Primer............................................................................................134
2. Data Sekunder.......................................................................................135
F. Triangulasi Data..........................................................................................136
1. Triangulasi Sumber Data.......................................................................136
2. Triangulasi Pengumpulan Data.............................................................136
3. Triangulasi Metode ...............................................................................136
4. Triangulasi Teori...................................................................................136
G. Alat Dan Bahan...........................................................................................137
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN....................................138
A. Gambaran Lokasi dan Penelitian.................................................................138
B. Tinjauan Kasus............................................................................................139
1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care.......................................................139

xiv
2. Asuhan Kebidanan Intranatal Care........................................................160
3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.....................................................183
4. Asuhan Kebidanan Postnatal Care........................................................200
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana...............................................221
C. Pembahasan.................................................................................................231
BAB V PENUTUP............................................................................................250
A. Kesimpulan..................................................................................................250
B. Saran............................................................................................................251
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................253
LAMPIRAN

xv
DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori.............................................................................................131


2.2 Kerangka Konsep.........................................................................................132

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian..............................................................................10


Tabel 2.1 Kujungan Nifas....................................................................................92
Tabel 2.2 Apgar Score........................................................................................105
Tabel 4.1 Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu.......................................140
Tabel 4.2 Riwayat KB........................................................................................141
Tabel 4.3 Data Kebiasaan Sehari-hari................................................................143
Tabel 4.4 Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu.......................................161
Tabel 4.5 Riwayat KB........................................................................................162
Tabel 4.6 Lembar Observasi...............................................................................173
Tabel 4.7 Pemantauan Kala IV...........................................................................182
Tabel 4.8 Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu.......................................185
Tabel 4.9 Apgar Score........................................................................................186
Tabel 4.10 Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu.....................................201
Tabel 4.11 Riwayat KB .....................................................................................201
Tabel 4.12 Aktifitas Sehari-hari.........................................................................204
Tabel 4.13 Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu.....................................222
Tabel 4.14 Riwayat KB......................................................................................222

xvii
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Ante Natal Care

ASI : Air Susu Ibu

APGAR : Appereance Pulse Grimace Activity Respiration

APN : Asuhan Persalinan Normal

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air kecil

BBL : Bayi Baru lahir

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BKKBN : Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional

DJJ : Denyut Jantung Janin

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IM : Intra Muscular

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IMT : Indeks Masa Tubuh

INC : Intra natal Care

IUD : Intra Uterine Device

IV : Intra Vena

KB : Keluarga Berencana

KPD : Ketuban Pecah Dini

xviii
MAL : Metode Amenore Laktasi

MDGS : Millenium Development Gools

NCB : Neonatus Cukup Bulan

PNC : Post Natal Care

PDP : Pasien Dalam Pengawasan

PE : Pre Eklamsi

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat

PMS : Penyakit Menular Seksual

SC : Sectio Cesare

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SOAP : Subyektif Obyektif Analisis Penatalaksanaan

SMK : Sesuai Masa Kehamilan

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TT : Tetanus Toxoid

VDRL : Veneral Disease Research Lab

WHO : World Health Organization

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Persetujuan Judul LTA

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 3 : Anggaran Laporan Tugas Akhir

Lampiran 4 : Surat Ijin Study Pendahuluan AKBID Yaleka Maro

Merauke Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke

Lampiran 5 : Keterangan Telah Melakukan Study Pendahuluan Di Dinas

Kesehatan Kabupaten Merauke

Lampiran 6 : Permohonan Responden

Lampiran 7 : Persetujuan Respoden

Lampiran 8 : Lembar Konsul

xx
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya Kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena Sebab-sebab

lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain

untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai

derajat kesehatanmasyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan

pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.(Kemenkes

RI,2019).

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28

hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Dari sisi penyebabnya,

kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi

endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa

anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi.

Kematian bayi yang dibawa oleh bayi sejak lahir adalah afiksia. Sedangkan

kematian bayi eksogen atau kematian post-natal disebabkan oleh faktor-faktor

dengan pengaruh lingkungan luar.(Susanti dan Salmiah,2018).

World Health Organization(WHO) mengenai status kesehatan nasional

pada capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan

1
2

secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi

selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat Angka Kematian Ibu (AKI),

sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB)

turun dalam tahun-tahun terakhir. Pada tahun 2017 Angka Kematian Bayi

sebanyak 29 kematian per 1000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut mengalami

penurunan dibanding hasil SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia) tahun 2012, yaitu sebanyak 32 per 1000 kelahiran hidup.(WHO,

2017).

Data World Bank mencatat, Indonesia menduduki posisi ketiga Angka

Kematian Ibu (AKI) tertinggi tahun 2017 dengan 177 kematian per 100.000

kelahiran. Di indonesia jumlah kematian ibu tertinggi pada tahun 2017

sebagian besar berada di wilayah timur indonesia provinsi papua yaitu 289

per 1000.000 kelahiran hidup menurun dari tahun sebelumnya pada tahun

2012 yaitu jumlah AKI 573 per 100.000 kelahiran hidup.(Lokadata 2018).

AKB di Indonesia mencapai 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017.

Jumlah kematian bayi tersebut menduduki peringkat kedelapan di dunia,

Tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus telah menjadi kasus AKB 9.78 per

kelahiran hidup. Hingga tahun 2024, AKB target Indonesia (RPJMN) AKB

adalah 12 per kelahiran hidup.(Dinkes Bojonegoro,2020).

Angka Kematian Ibu di Provinsi Papua ini juga berdasarkan data yang

diterima Dinkes Provinsi Papua dari Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. Data

ini merupakan data yang terlaporkan yang kemungkinan mempunyai

kecenderungan hasilnya lebih rendah bila dibandingkan data hasil SUPAS.


3

Jumlah kematian ibu absolut tahun 2020 adalah 72 dengan lahir hidup

36.068. Jika disetarakan dengan AKI menjadi 200 per 1.00.000 KH. Kinerja

penurunan angka kematian ibu pada tahun 2020 sangat baik karena lebih

rendah dari target yaitu 212. Bila dibandingkan dengan target AKI di Provinsi

Papua telah mencapai target. Secara angka absolut terjadi penurunan

kematian ibu dari 2019 sebanyak 75 kasus sedangkan pada tahun 2020

sebanyak 72.

Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan data yang diterima Dinkes

Provinsi dari Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. Data ini merupakan data

yang terlaporkan yang kemungkinan mempunyai kecenderungan hasilnya

lebih rendah bila dibandingkan dengan data hasil SUPAS. Jumlah kematian

bayi absolut tahun 2020 adalah 303 dengan lahir hidup berjumlah 36.068 jika

disetarakan dengan AKB menjadi 8,4 per 1.000 KH. Angka ini lebih rendah

bila dibandingkan dengan target yang ditentukan 23 per 1.000 KH sehingga

capaian kinerjanya sangat baik.(Dinkes Provinsi Papua,2020).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Merauke pada Tahun 2020 yaitu

sebesar 162 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi pada

Tahun 2020 yaitu sebesar 16 per 1000 kelahiran hidup.(Dinkes Kabupaten

Merauke,2020).

Asuhan kebidanan komprehensif adalah pelayanan yang dicapai ketika

terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.

Asuhan yang berkelanjutan yang berkaitan dengan tenaga professional

kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal


4

kehamilan, selama semua trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama

postpartum. Tujuannya adalah untuk membantu upaya percepatan penurunan

AKI (Legawati,2018).

Sejak 11 Maret 2020 WHO telah menetapkan COVID-19 sebagai

pandemi global dimana terdapat lebih dari 118.000 kasus di 114 negara dan

4291 orang telah meninggal dunia. Indonesia sendiri menetapkan penyakit

COVID-19 sebagai bencana nasional sejak 14 Maret 2020.

Prinsip – Prinsip pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, ibu nifas, dan

bayi baru lahir di masyarakat meliputi universal precaition dengan selalu

mencuci tangan memakai sabun selama 20 detik atau handsanitizer,

pemakaian alat pelindung diri (APD), menjaga kondisi tubuh dengan rajin

olahraga dan istirahat yang cukup, makan makanan dengan gizi seimbang,

dan mempraktikkan etika batuk-bersin.

Sedangkan prinsip-prinsip manajemen COVID-19 di fasilitas kesehatan

adalah isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai standar, terapi

oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian antibiotik empiris

(mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri), pemeriksaan

SARS-CoV-2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemantauan janin

dan kontraksi uterus, ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan

pernapasan yang progresif, perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan

individual / indikasi obstetri, dan pendekatan berbasis tim dengan

multidisiplin.
5

Penerapan asuhan komprehensif ANC di masa pandemic : Tidak ada

keluhan bumil diminta menerapkan isi buku KIA dirumah segera ke faskes

jika ada keluhan/tanda bahaya kehamilan, ibu membuat janji melalui

Telepon/wa, Anc pada trimester pertama 1x kolaborasi dengan dokter untuk

pemeriksaan kesehatan, lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar

dengan kewaspadaan covid-19, dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades

tentang kesehatan ibu (ODP/PDP,Covid+), Anc dilakukan sesuai standar

(10T) dengan APD level 1, Lakukan Skrining faktor resiko jika ditemukan

faktor resiko, ibu hamil pendamping dan tim kesehatan yang bertugas

menggunakan masker dan menerapkan protocol kesehatan pencegahan covid-

19, Tunda kelas ibu hamil/dilakukan secara online, Konsultasi kehamilan,

KIE, dan konseling dapat dilakukan secara online.

Penerapan asuhan komprehensif pertolongan persalinan di masa

pandemic : Jika ada tanda-tanda bersalin, segera hubungi Bidan melalui

telepon/WA. Bidan melakukan skrining faktor resiko termasuk resiko infeksi

covid-19. Apabila ada faktor resiko, segera rujuk ke PKM / RS sesuai standar,

Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan

Covid-1, Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status ibu

apakah sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid +), Pertolongan persalinan

dilakukan sesuai standar APN, lakukan IMD & Pemasangan IUD paska

persalinan dengan APD level 2, dan menerapkan protokol pencegahan

penularan covid-19 - pada ibu bukan PDP, Covid+ (Pasien dan pendamping

maks 1 org menggunakan masker), ,Jika tidak dapat melakukan pertolongan


6

persalinan, segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM / RS sesuai standar,

Keluarga/pendamping dan semua tim yang bertugas menerapkan protokol

pencegahan penularan COVID19, Melaksanakan rujukan persalinan

terencana untuk Ibu bersalin dengan risiko, termasuk risiko ODP/PDP/Covid

+ sesuai standar.

Penerapan asuhan komprehensif Nifas dan BBL di masa pandemic :

Tidak ada keluhan agar menerapkan isi buku KIA, lakukan pemantauan

mandiri, jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu/BBL segera ke faskes,

Pelayanan nifas dan BBL dengan membuat janji melalui Telepon/WA,

Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan

Covid-19, Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades tentang status

ibu apakah sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid+), Pelayanan nifas &

BBL dilakukan sesuai standar menggunakan APD level 1 dan menerapkan

protokol pencegahan Covid-19, Jika tidak dapat memberikan pelayanan,

Bidan segera berkolaborasi dan rujuk ke PKM/RS, Lakukan Asuhan esensial

Bayi Baru Lahir, Imunisasi tetap diberikan sesuai rekomendasi PP IDAI,

Tunda kelas Ibu Balita atau dilakukan secara online, Konsultasi nifas & BBL,

KIE, Konseling Laktasi, pemantauan Tumbang dilaksanakan secara on-line,

Ibu nifas, pendamping & semua tim yang bertugas menggunakan masker dan

menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

Penerapan asuhan komprehensif pada KB di masa pandemic : Tidak ada

keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk kontrol ke Bidan,

Pelayanan KB baru/kunjungan ulang - membuat janji melalui telp/WA,


7

Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar dengan kewaspadaan

Covid-19, Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades untuk informasi

ttg status ibu (ODP/PDP/Covid +), Pelayanan KB dilakukan sesuai standar

menggunakan APD level 1 atau 2, Konseling memotivasi menggunakan

MKJP – tidak perlu kontrol rutin (kecuali ada keluhan) -New Normal,

Kunjungan ulang Akseptor Suntik/Pil tidak dapat diberikan, untuk sementara

Ibu menggunakan kondom/pantang berkala/senggama terputus – bidan dapat

kerjasama dengan PLKB untuk distribusi pil, Akseptor pendamping dan

semua tim yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan protokol

pencegahan covid-19, Konsultasi KB, Penyuluhan dan Konseling dilakukan

secara online - dimotivasi dan didorong utk beralih menggunakan MKJP –

pilihan yang tepat diera New Normal - tidak perlu kontrol rutin.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan

yang komprehensif pada “Ny.M” selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, dan pemilihan alat kontrasepsi dalam laporan studi kasus dengan

judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Di Masa Covid - 19 Pada Ny.”M”

Di Pustu Yasa Mulya Tanah Miring Kabupaten Merauke Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus ini

adalah Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif

(pengkajian, identifikasi masalah, penegakkan diagnosa, intervensi,

implementasi, evaluasi dan pendokumentasian) pada masa kehamilan,


8

persalinan, nifas, bayi baru lahir, sampai dengan pelayanan kontrasepsi yang

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada Ny.M .

C. Tujuan Penelitian

D. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada saat

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir sampai dengan pelayanan

kontrasepsi pada Ny.M.

E. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil Ny.M

dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan delam bentuk

SOAP.

b. Melasksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin

Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

c. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas Ny.M

dengan pendekatan manajemne dan didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir

Ny.M dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

e. Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.M keluarga

berencana dengan pendekatan manajemen dan didokumentasikan

dalam bentuk SOAP.


9

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan

komprehensif.

B. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi kesehatan

dalam rangka meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan asuhan

kebidanan komprehensif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan

untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi

mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu

hamil, ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat turut aktif membantu tenaga kesehatan

dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan, bersalin, nifas,

dan bayi baru lahir.

d. Bagi Ibu dan Keluarga

Bagi Ibu diharapkan untuk lebih banyak belajar mengenai tanda

bahaya kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga


10

berencana serta mengurangi kecemasan dan lebih tenang dalam

menjalani kehamilannya.

Bagi keluarga diharapkan kerjasamanya untuk memberi support

lebih terhadap ibu dan menghindari melakukan atau membicarakan

hal-hal yang dapat membuat ibu menjadi lebih cemas.

C. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian yang Serupa

No Peneliti / Judul Desain Hasil Penelitian


. Tahun Penelitian
1 Nuryanti Asuhan Studi Setelah melakukan
Dwi Kebidanan Asuhan asuhan komprehensif
Kurniasari Komprehensif Kompre pada Ny.Y penulis dapat
(2019) Pada Ny. “ Y “ hensif mengetahui bahwa
Di BPM D, asuhan yang di berikan
Kurik Tahun sudah sesuai dengan
2019 pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah
Varney dan data
perkembangan dengan
metode SOAP serta tidak
di temukan kesenjangan
antara teori dengan
pelaksanaan.
2. Selvince Asuhan Studi Setelah melakukan
Henderina Kebidanan Asuhan asuhan komprehensif
Tunliu Komprehensif Kompre pada Ny.D penulis dapat
(2020) Pada Ny. “ D “ hensif mengetahui bahwa
G III P II A 0 asuhan yang di berikan
umur 32 Tahun sudah sesuai dengan
Pada Masa pendekatan manajemen
Pandemi kebidanan 7 langkah
COVID-19 Di Varney dan data
Pustu Yasa perkembangan dengan
Mulya metode SOAP serta tidak
Kabupaten di temukan kesenjangan
Merauke Tahun antara teori dengan
2020 pelaksanaan dan
11

penelitian ini sama-sama


dilakukan saat pandemic
covid 19.
Dari tabel di atas di ketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan

studi kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang di lakukan oleh

penulis adalah pada waktu, tempat dan subjek penelitian, pada studi kasus ini

penulis menggunakan di Pustu Yasa Mulya tahun 2021 pada Ny.M.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Konsep Dasar Teori Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim

seorang perempuan yang didahului oleh terjadinya pembuahan lalu

terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh didalam rahim ibu

yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin.

(Syaiful Yuanita,2019).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

darispermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi yang normalnya akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 10 bulan atau 9 menurut kalender internasional (Fatmawati

Lilis,2019).

Kehamilan adalah proses yang dimulai dengan bertemunya sel telur

dan sel sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi

sampai lahirnya janin (Yuliani dkk 2021).

b. Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Pada Ibu Hamil

Menurut Yuliani dkk (2021), perubahan fisiologi pada ibu hamil

yaitu sebagai berikut :

12
13

1) Sistem Reproduksi pada ibu hamil

a) Uterus

Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang

mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Secara

kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang karena pengaruh

dari kinerja hormon dan tumbuh kembang janin pula. Ukuran

uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5 cm x 2,5 cm dan

berkembang pesat menjadi 30 cm x dan 22,5 cm selama

kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri

meningkat 20 kali dari semula, dari 60 g menjadi 100 g.

b) Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih

banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih banyak

jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Di bawah pengaruh

hormon progesterone, sel epitel kelenjar yang terdapat di

sepanjang kanalis servis uteri menghasilkan sekret shingga

membentuk suatu penyumbatan serviks yang disebut operculum

atau mucous plug sehingga melindungi kavum uteri dari infeksi.

Perubahan pada mulut rahim meliputi bertambahnya pembuluh

darah pada keseluruhan alat reproduksi yang menyebabkan

terjadi perlunakan sehingga dapat dibagi sebagai dugaan terjadi


14

kehamilan. Perlunakan pada mulut rahim disebut tanda Goodell.

Perlunakan bagian istimus rahim disebut tanda Hegar.

c) Ovarium (Indung Telur)

Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya

peningkatan estrogen dan progesteron yang menyebabkan

penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior. Masih

terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

d) Vagina

Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan

epitel vagina, lapisan otot – otot sekitar vagina dalam hipertrofi,

sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi lebih

elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang

vagina aktif mengeluarkan sekret sehingga memberi gambaran

seperti keputihan. Sel itu berinteraksi dengan baksil Doderleins

(Lactobacillshup), Suatu bakteri yang hidup normal bersama

organisme lain pada vagina, dan menghasilkan suatu lingkungan

yang lebih asam sebagai proteksi ekstra terhadap organisme

seperti Candida albicans. Selain itu vagina juga lebih vaskuler.

Sehingga muncul warna merah kebiruan (livid) terutama pada

bulbus vestibule yang menimbulkan tanda chadwicks. Warna

portio pun tampak livid (Jacquimiers signs). Peningkatan aliran


15

darah berarti denyut arteri uterus dapat dirasakan melalui forniks

lateralis (Oslanders sign).

e) Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi

hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesterone, akan

tetapi belum megeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan

hipertrofi sistem saluran (duktus dan duktulus) sedangkan

progesteron menambah sel – sel, sehingga terjadi perubahan

kasein, laktabumin, dan laktoglobulin. Papila mamae (puting

susu) akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam,

seperti selutruh areola mamae karena hiperpigmentasi di bawah

stimulasi MSH.

f) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam, dan kadang – kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae

kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak

berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

(Prawirohardjo Sarwono,2016).

g) Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan

berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume


16

darah, dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kenaikan

berat badab akan bertambah 12,5kg.

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,

sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih

dianjurkan menambah berat badab per minggu masing – masing

sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal

yang fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas

dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh rendahnya ambang rasa

haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada

awal kehamilan. Pada saat aterm kurang lebih ca 3,5,1 cairan

berasal dari janin, plasenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter

lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu,

uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama

kehamilan adalah 6,5,1. Penambahan tekanan vena dibagian

bawah uterus mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang

bermanifestasi pada adanya pitting edema di kaki dan tungkai

terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik

koloid di intersisial juga akan menyebabkan edema pada akhir

kehamilan. (Prawirohardjo Sarwono,2016)

Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang

sebagian besar akan digukan untuk pertumbuhan janin. Jumlah


17

itu diperkirakan hanya 2,5 % dari total kalsium ibu. Penggunaan

suplemen kalsium untuk mencegah preeklampsia tidak terbukti

dan tidak disarankan untuk menggunakannya secara rutin

selama kehamilan.

Zinc (Zn) sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

janin. Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini

dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Selama

kehamilan kadar mineral ini akan menurun dalam plasma ibu

oleh karena pengaruh dilusi. Pada perempuan hamil dianjurkan

asupan mineral ini 7,3 – 113 mg/hari, tetapi hanya pada

perempuan-perempuan berisiko yang dianjurkan mendapat

suplemen mineral ini.

Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel

dalam sintesis DNA/ RNA. Defisiensi asam folat selama

kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemi megaloblastik

dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan

diduga akan menyebabkan neural tube defect pada janin

sehingga para perempuan yang merencanakan kehamilan

dianjurkan mendapat asupan asam folat 0,4 mg/hari sampai usia

kehamilan 12 minggu. Sementara itu, pada ibu-ibu yang

mempunyai riwayat anak dengan spina bifida dianjurkan

mengonsumsi asam folat sebanyak 4 mg/hari sampai usia

kehamilan 12 minggu.
18

2) Sistem Kardiovaskular

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular

sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung.

Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma

sehingga juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel

selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular

sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial Kapasitas

vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.

Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan menyebabkan

terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk

memfasilitasi perubahan cardiac output, tetapi kontraktilitasnya

tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma,

apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri, sehingga pada

pemeriksaan EKG akan terjadi deviasi aksis kiri, depresi segmen

ST, dan inverse atau pendaftaran gelombang T pada lead III.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan

menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam

posisi terlentang Penekanan vena kava inferior ini akan

mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya

penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan

terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi


19

supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan

ibu kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan

mengurangi pada keadaan yang cukup berat akan me aliran darah

uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang

akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi

miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam

posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progesif mulai

minggu ke-6-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu

ke-32-34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume

plasma akan meningkat kira-kira 40-45 %. Hal ini dipengaruhi oleh

aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur

renin-angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini

sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.

Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah

merah sebanyak 20 – 30 %, tetapi tidak sebanding dengan

peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan

hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl

menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6 % perempuan bisa mencapai di

bawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah

11 g/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih

berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan

hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan


20

cadangan dalam tubuh biasanya tidak men cukupi kebutuhan ibu

selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam

folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin.

Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau

rata-rata 6-7 mg/hari.

3) Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan

membesar ± 135 %. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu

mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang

mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar.

Hormon persalinan akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan

aterm. Sebaliknya, setelan salinan konsentrasinya pada plasma

akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu – ibu yang

menyusui. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga

15,0 ml pada sat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan

peningkatan vaskularisasi.Pengaturan konsentrasi kalsium sangat

berhubungan erat dengan magnesium, frostan, hormon paratiroid,

vitamin D, dan kalsitonin. Adanya gangguan pada salah satu fa itu

akan menyebabkan perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi

plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama

dan kemudian akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting

dari hormon paratiroid ini adalah untuk memasok janin dengan

kalsium yang adekuat. Selain itu, juga diketahui mempunyai peran


21

dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu. Pada saat

hamil dan menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D

10 µg atau 400 IU10.Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan

mengecil, sedangkan hormon and stenedion, testosteron,

dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan mening

Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun.

4) Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibar kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi

anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah

dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan

meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh

hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap

ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada

bagian bawah punggung terutama kehamilan. pada akhir

kehamilan.

Menurut Syaiful Yuanita (2019), Perubahan Psikologi Pada Ibu

Hamil dapat didentifikasi sebagai berikut :

1) Trimester pertama

a) Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,

penolakan,Kecemasan, dan kesedihan


22

b) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil

dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering

memberitahukan kepada orang lain apa yang dirahasiakan.

c) Hasrat melakukan seks berbeda-beda, ada yang meningkat ada

yangMenurun.

d) Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul

kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan

kesiapa untuk mencari nafkah bagi keluarganya.

2) Trimester kedua

a) Ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormon

yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah

mulai berkurang.

b) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai

menggunakan energy dan pikirannya lebih konstruktif.

c) Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman

seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.

3) Trimester ketiga

a) Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya

b) Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu-

waktu

c) Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal

d) Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang

atau benda yang di anggap membahayakan bayinya.


23

e) Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul

pada saat Melahirkan.

f) Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu merasa dirinya jelek

dan aneh.

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Menurut Kemenkes RI (2016) Kebutuhan Dasar Ibu Hamil dapat

dibagi dalam beberapa bagian :

1) Kebutuhan Oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi

untuk dapat memenuhi kebutuhan O₂, di samping itu terjadi

desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar.

Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O₂

yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan

berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena

selain untuk mencukupi kebutuhan O₂ibu, juga harus mencukupi

kebutuhan O₂ janin. Ibu hamil kadang-kadang merasakan sakit

kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini

disebabkan karena kekurangan O₂. Untuk menghindari kejadian

tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan

banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O₂ yang meningkat,

supaya melakukan jalan-jalan dipagi hari, duduk duduk di bawah

pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.


24

2) Kebutuhan Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa

hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar

dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB

bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa

Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung

dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)

misalnya seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB

150 cm maka IMT 50/(1,5)2-22.22 (termasuk normal).

3) Personal Hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena

badan yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil

karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil

cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu

menjaga kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga

kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman bagi

tubuh.

a) Mandi

Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi

pancuran dengan shower atau mandi berendam tidak dilarang.

Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi

rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan

untuk keluar dari bak mandi rendam. menjaga kebersihan diri


25

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat

mandi supaya berhati-hat jangan sampal terpeleset, kalau perlu

pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan "ISI" pada

pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas

dan tidak terlalu dingin.

b) Perawatan vulva dan vagina

Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina

setiap mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari

depan ke belakang kemudian dikeringkan dengan handuk

kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga

vulva dan vagina selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan

lembab pada vulva dan vagina Penyemprotan vagina

(douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan

mengganggu mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan

penyemprotan vagina yang kuat (dengan memakai alat

semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan emboll udara

atau emboll air. Penyemprotan pada saat membersihkan alat

kelamin ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya

membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam

vagina.Deodorant vaginal tidak dianjurkan karena dapat

menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami infeksi

pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter.


26

c) Perawatan gigi

Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena

konsumsi kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-

hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan

timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat

hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat

menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam

kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan

yang sempurna. Untuk menjaga supaya gigi tetap dalam

keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:

(1) Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil

(2) Makan makanan yang mengandung cukup kalsium (susu,

ikan) kalauperlu minum suplemen tablet kalsium.

(3) Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang

lembut.

d) Perawatan kuku

Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu

dipotong secara teratur, untuk memotong kuku jari kaki

mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong kuku

supaya dihaluskan sehingga tidak melukal kulit yang mungkin

dapat menyebabkan luka dan infeksi.


27

e) Perawatan rambut.

Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu

sering mencuci rambut untuk mengurangi ketombe. Cuci

rambut hendaknya dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu

dengan cairan pencuci rambut yang lembut dan menggunakan

air hangat supaya ibu ham tidak kedinginan.

f) Pakaian

Pakalan yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakalan

yang longgar, nyaman dipakal, tanpa sabuk atau pita yang

menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan

mengganggu sirkulasi darah Stocking tungkal yang sering

dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat

menghambat sirkulasi darah. Pakalan dalam atas (BH)

dianjurkan yang longgar dan mempunyal kemampuan untuk

aaamenyangga payudara yang makin berkembang. Dalam

memilih BH supaya yang mempunyal tali bahu yang lebar

sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya

memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah

dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.Celana dalam

sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap

airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat

menyebabkan gatal dan iritasi apalagiibu hamil biasanya sering

BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran


28

uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang

melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset

tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar

dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara

lembut. Korset yang tidak didesain untuk kehamilan dapat

menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus,

korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

g) Eliminasi

(1) Buang Air Besar (BAB)

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini

kemungkinan terjadi disebabkan oleh:

(a) Kurang gerak badan

(b) Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang

makan

(c) peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon

(d) Tekanan pada rektum oleh kepala

Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka

panggul terisi dengan rectum yang penuh feses

selain membesarnya rahim, maka dapat

menimbulkan bendungan di dalam panggul yang

memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal

tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak


29

air putih, gerak badan cukup, makan-makanan

yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.

(2) Buang Air Kecil (BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami

kesulitan, bahkan cukup lancar dan malahan justru

lebih sering BAK karena ada penekanan kandung

kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan

terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin

menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur

(trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil

mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat

mengganggu, sehingga sering digaruk dan

menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang

memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih.

Untuk melancarkan dan mengurangi Infeksi kandung

kemih yaitu dengan banyak minum dan menjaga

kebersihan sekitar kelamin.

(3) Seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk

melakukan hubungan seksual Hubungan seksual yang

disarankan pada ibu hamil adalah :

(a) Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan

pembesaran perut. Posisi perempuan


30

diatasdianjurkan karena perempuan mengatur

kedalaman penetrasi penis dan juga dapat

melindungi perut dan payudara.

(b) Posisi miring dapat mengurangi energi dan

tekanan perut yang membesar terutama pada

kehamilan trimester III.

(c) Pada trimester III hubungan seksual supaya

dilakukan dengan hati-hati karena dapat

menimbulkan kontraksi uterus sehingga

kemungkinan dapat terjadi partus prematur,

fetal bradicardia pada janin sehingga dapat

menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti

dilarang

(d) Hindari hubungan seksual yang menyebabkan

kerusakan janin.

(e) Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia

wanita) karena apabila meniupkan udara

kevagina dapat menyebabkan emboli udara

yang dapat menyebabkan kematian.

(f) Pada pasangan beresiko, hubungan seksual

dengan memakai kondom supaya dilanjutkan

untuk mencegah penularan penyakit menular

seksual.
31

Hubungan Seks Pada Trimester I

Pada trimester pertama biasanya gairah seks

menurun. Karena ibu biasanya didera morning

sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang

bertolak belakang dengan semangat dan libido.

Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat

menghilangkan semua keinginan untuk melakukan

hubungan seks. Pada trimester pertama, saat

kehamilan masih temah, kalau ada riwayat perdarahan

berupa bercak sebelum atau setelah melakukan

hubungan intim, apabila terjadi kontraksi yang hebat

lebih baik tidak melakukan, hubungan intim setama

trimester pertama. Apabila ada infeksi di saluran

vagina, infeksinya harus diatasi dulu, sebab hubungan

intim membuat infeksi bisa terdorong masuk ke dalam

rahim yang bisa membahayakan janin.

Hubungan Seks Pada Trimester II

Memasuki trimester kedua, umumnya libido

timbul kemball. Tubuh sudah dapat menerima dan

terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil

dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa

daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum

terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester


32

ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak

biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih

nyaman. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah

memasuki trimester kedua, di mana janin sudah mulal

besar, sudah keluar dari rongga panggul, dan ari-ari

sudah melekat pada dinding rahim, sehingga

umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim.

Hubungan seks selama kehamilan dapat

meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan

kepedulian antara suami istri. Sebagian besar wanita

merasa bahwa gairah seks mereka meningkat selama

masa kehamilan terutama triwulan kedua. Hal ini

disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang

amat besar yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh

ibu hamil sejak masa konsepsi (pembuahan). Hormon

hormon ini juga menyebabkan rambut lebih

bercahaya, kulit berkilat dan menimbulkan perasaan

sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar

daerah panggul dan menyebabkan alat kelaminnya

lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah seksual.

Hubungan Seks Pada Trimester III

Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin

besar dan bobot janin semakin berat, membuat tidak


33

nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini

diperlukan pengertian suami untuk memahami

keengganan istri berintim-intim. Banyak suami yang

tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun

perlu diberikan penjelasan tentang kondisi istrinya.

Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan

ada masalah. Hubungan intim tetap bisa dilakukan

tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati

(http://www.waimu.com). Padal trimester ketiga,

minat dan libido menurun kembali ketika kehamilan

memasuki trimester ketiga Rasa nyaman sudah jauh

berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh

bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak

(karena besarnya janin mendesak dada dan lambung),

dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab

menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu termasuk

yang tidak mengalami penurunan libido di trimester

ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika

termasuk yang menikmati masa kehamilan. Hubungan

seks selama kehamilan juga mempersiapkan ibu untuk

proses persalinan nantinya melalui latihan otot

panggul yang akan membuat otot tersebut menjadi

kuat dan fleksibel Memang pada masa kehamilan


34

trimester pertama, ibu dan pasangan masih punya

banyak pilihan posisi bercinta. Namun, setelah

beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin

terbatas.

d. Tanda – Tanda Kehamilan

Menurut Miftahul Khairoh (2019) Tanda – tanda kehamilan dibagi

sebagai berikut :

1) Tanda dugaan hamil

a) Amenorea / tdidak mengalami menstruasi (terlambat haid)

b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

c) Pusing

d) Miksi / sering buang air kecil

e) Pigmentasi kulit terutama di daerah muka, areola payudara,

dan dinding perut

f) Varices atau penampakan pembuluh darah vena

g) Payudara menengang dan sedikit nyeri

2) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Rahim membesar sesuai dengan umur kehamilan

b) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :Tanda hegar, SBR lunak,

Tanda Chadwicks : Warna kebiruan pada serviks, vagina dan

vulva, Tanda Piscasedc pembesaran uterus ke salah satu arah

sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut,


35

Kontraksi braxton hicks : bila uterus dirangsang (distimulasi

dengan diraba ) akan mudah berkontraksi.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Teraba bagian – bagian janin

Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba

pada wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28

mingguu jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan

janin dapat dirasakan oleh ibu.

b) Gerakan janin

Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan

oleh pemeriksa.

c) Terdengar denyut jantung janin

Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat

terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan

dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan

stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi denyut jantung janin

antara 120 sampai 160 kali permenit yang akan jelas terdengar

bila ibu tidur terlentang atau miring dengan punggung bayi di

depan.

d) Ultrasonografi

USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu

untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong

gestasi, gerakan janin dan denyut jantung janin.


36

e. Tanda Dan Bahaya Kehamilan Trimester III

Menurut Romauli, (2016) tanda – tanda bahaya yang perlu

diperhatikan dan diantisipasi dalam kehailan, adalah :

1) Perdarahan pervaginam

a) Plasenta Previa

Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa

terjadi secara tiba – tiba dan kapan saja. Bagian terendah anak

sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim

sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas

panggul. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim

berukuran lebih besar maka pada plasenta previa lebih sering

disertai kelainan letak.

b) Solusio Plasenta

Darah dari tempat pekepasan keluar dari serviks dan

terjadilah perdarahan tampak. Kadang – kadang darah tidak

keluar, terkumpul dibelakang plasenta Solusio plasenta dengan

perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas

(rahim keras seperti papan) karena seluruh perdarahan tertahan

didalam. Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang

keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Nyeri abdomen pada

saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin lama

makin naik dan bunyi jantung biasanya tidak ada.


37

c) Sakit kepala yang hebat

Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit

kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal

dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu

masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang dengan beristirahat. Kadang – kadang dengan sakit

kepala yang hebat itu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dri preeklampsia.

d) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur, karena

pengaruh hurmonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual yang mendadak,

misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan

penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan

mungkin menandakan preeklampsia.

e) Bengkak di wajah dan jari – jari tangan

Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang muncul pada sore hari akan

biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggalkan kaki,

bengkak biasanya menunjukkan adanya masalah serius jika


38

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat

dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat

merupakan petanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.

f) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air – air dari vagina pada trimester

III. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi

pada kehamilan preterm ( sebelum kehamilan 37 minggu )

maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban

pecah pada akhir kala I atau awal kala.

g) Gerakan janin tidak terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan

trimester III. Normalnya ibu mulai merasakan janinnya

bayinya telah awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.

Gerakan janin akan lebih mdah terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Gejala

yang akan terjadi gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam

periode 3 jam.

h) Nyeri perut yang hebat

Ibu mengeluh nyeru perut pada kehamilan trimester III.

Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal

adalah normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan

masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang


39

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini

bisa berarti apendistis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit

radang panggul, persalinan preterm, grastitis, penyakit atau

infeksi lain.

f. Konsep ANC

Antenatal care ( ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan

oleh perawat / bidan kepada wanita selama hamil, misalnya dengan

pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan

dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan

kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orangtua

(Wagiyo,2016).

Antenatal Care (ANC) ialah perawatan yang dilakukan atau

diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat awal kehamilan hingga saat

persanan (Rahmatullah,2016).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh

bidan kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik,

psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta

mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran agar ibu siap

menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo&Putrono,2018).

g. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Yanti (2017), ada beberapa tujuan asuhan kehamilan yaitu

sebagai berikut:

1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil


40

2) Mendeteksi masalah yang dapat diatasi

3) Pemeriksaan fisik yang difokuskan pada pendeteksi komplikasi,

mempersiapkan kelahiran, dan kegawatdaruratan (Walyani,2016)

4) Mencegah masalah penggunaan praktik tradisional yang

merugikan.

5) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi

6) Mendorong perilaku yang sehat.

h. Kebijakan program pelayanan asuhan antenatal

Menurut Kemenkes (2020), harus sesuai standar yaitu “10 T”

meliputi:

1) Timbang berat badan dan Tinggi Badan, (T1) Kenaikan BB Normal

= 11,5- 16 kg TB yg baik untuk ibu hamil = > 145 cm

2) Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80

hingga 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu

diwaspadai adanya preeklamsi.

3) Ukur tinggi fundus uteri (T3).

4) Pemberian Imunisasi TT (T4)

5) Pemberian tablet zat besi (Fe) (T5).

6) Tetapkan status gizi (T6) LILA normal = > 23,5 cm

7) Tes LAB (T7): Golongan darah dan rhesus, Kadar HB, Kadar GDS

Protein urine, Tes HIV dan Sifilis, Tes rapid


41

8) Tentukan presentasi janin & DJJ (T8) Normalnya = presentasi

kepala DJJ normal + 120- 160x/m

9) Tatalaksanan Kasus (T9)

10) Temu wicara (T10), Konseling termasuk Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

i. Deteksi Dini Faktor Resiko Kehamilan Trimester III

Menurut (Utami Istri dkk, 2020) Deteksi Dini Faktor Resiko

Kehamilan Trimester III :

1) Pendarahan pervagina

2) Sakit kepala hebat yang merupakan gejala pre-eklampsia

3) Penglihatan kabur

4) Bengkak di muka dan tangan

5) Berkurangnya gerakan janin

6) Ketuban pecah dini

7) Kejang, merupakan gejala dari eklampsia

8) Selaput kelopak mata pucat

9) Anemia pada trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada

waktu persalinan dan nifas, BBLR,

10) Demam tinggi

j. Upaya Pencegahan Bagi Ibu Hamil Di Masa Pandemi

Menurut Kemenkes RI (2020), upaya pencegahan bagi ibu hamil di

masa pandemi yaitu dengan menggunakan masker, mencuci tangan

selama 20 detik,.menghindari kerumunan, menghindari kontak dengan


42

orang yang sedang sakit, menutup mulut dan hidung saat bersin

menggunakan lengan. Pemberian pemahaman kepada ibu hamil tentang

pentingnya pemakaian masker pada masa pandemic ini harus dilakukan

untuk mencegah masuknya coronavirus ke dalam saluran pernapasan

ibu hamil yang bisa menyebabkan bertambahnya kematian maternal di

era pandemic. Penularan dari ibu hamil yang positif virus Sars-Co-2

belum ada studi yang membuktikan bisa janin di dalam kandungannya

juga bisa positif.

Untuk itu diharapkan pemahaman kepada ibu hamil tentang covid-

19 dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang virus corona

sehingga dapat mengaplikasikan upaya pencegahan sesuai dengan

anjuran protokol kesehatan.

k. Rekomendasi Bagi Petugas Kesehatan Saat Antenatal Care

Menurut Kemenkes RI (2020), rekomendasi bagi petugas kesehatan

saat antenatal care di era covid-19 antara lain :

1) Wanita hamil yang termasuk pasien dalam pengawasan (PDP)

COVID-19 harus segera dirawat di rumah sakit (berdasarkan

pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19). Pasien

dengan COVID-19 yang diketahui atau diduga harus dirawat

diruangan isolasi khusus di rumah sakit. Apabila rumah sakit tidak

memiliki ruangan isolasi khusus yang memenuhi syarat Airborne

Infectio Isolation Room (AIR) , pasien harus ditransfer secepat

mungkin ke fasilitas di mana fasilitas isolasi khusus tersedia.


43

2) Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisasi tetap

dilakukan.

3) Pemeriksaan (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu

dengan infeksi terkonfirmasi maupun PDP sampai ada rekomendasi

dari episode isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap

sebagai kasus resiko tinggi.

4) Penggunaan pengobatan diluar penelitian harus

mempertimbangkan analisis risk benefit dengan menimbang

potensi keuntungan bagi ibu dan keamanan bagi janin. Saat ini

tidak ada obat antivirus yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan

COVID-19, walaupun antivirus sprektum luas digunakan pada

hewan model MERS sedang di evaluasi untuk aktivitas terhadap

SARS-CoV-2.

5) Antenatal care untuk wanita hamil yang terkena COVID-19 pasca

perawatan, kunjungan antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari

setelah periode penyakit akut berakhir. Periode 14 hari ini dapat

dikurang apabila pasien dinyatakan sembuh, direkomendasikan

dilakukan USG antenatal untuk pengawasan pertumbuhan janin, 14

hari setelah resolusi penyakit akut. Meskipun tidak ada bukti bahwa

tidak ada gangguan pertumbuhan janin (KJGR) akibat COVID-19,

didapatkan bahwa dua pertiga kehamilan dengan SARA disertai

oleh IUGR dan solusi plasenta terjadi pada kasus MERS, sehingga

tidak lanjut ultrasonografi diperlukan.


44

6) Jika ibu hamil datang ke rumah sakit dengan gejala memburuk dan

diduga / dikonfirmasi terkait dengan COVID-19, berlaku beberapa

rekomendasi berikut : pembentukan tim multi-disiplin idealnya

melibatkan konsultan dokter spesialis penyakit infeksi jika tersedia,

dokter kandungan, bidan yang bertugas, dokter anestesi yang

bertanggung jawab untuk perawatan pasien sesegera mungkin

setelah masuk. Diskusi dan kesimpulannya harus didiskusikan

dengan ibu dan keluarga tersebut.

7) Konseling perjalanan untuk ibu hamil, ibu hamil sebaiknya tidak

melakukan perjalanan ke luar negri dengan mengikuti anjuran

perjalanan ke luar negri dengan mengikuti anjuran perjalanan

(travel advisori) yang dilakukan pemerintah. Dokter harus

menanyakan riwayat perjalanan terutama dalam 14 hari terakhir

dari daerah dengan penyebaran luas SARS-CoV-2.

8) Vaksinasi saat ini tidak ada vaksinasi untuk mencegah COVID-19.

B. Konsep Dasar Teori Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin+uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain. (Walyani, 2016).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
45

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (Legawati,2019).

Menurut Sukarni dan Margareth (2016) persalinan adalah proses

membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.

b. Tanda – Tanda Permulaan Persalinan

Menurut Oktariana (2016) Tanda-Tanda Persalinan yaitu :

1) Tanda Lightening Menjelang minggu ke 36, tanda primigravida

terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk

pintu atas panggul yang disebabkan : kontraksi Braxton His,

ketegangan dinding perut, ketegangan ligamnetum Rotundum,

dan gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya

bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan ringan

dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang, bagian bawah perut

ibu terasa penuh dan mengganjal, terjadinya kesulitan saat

berjalan, sering kencing (follaksuria).

2) Terjadinya His Permulaan Makin tua kehamilam, pengeluaran

estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga produksi

oksitosin meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan

kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering

diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his palsu antara lain rasa nyeri

ringan dibagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada

perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan


46

persalinan, urasinya pendek, tidak bertambah bila

beraktivitas.Tanda-Tanda Timbulnya Persalinan (Inpartu)

a) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,

sering, dan teratur.

b) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih

banyak karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus

yang berasal dari sekresi servikal dari proliferasi kelenjar

mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai

barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan.

Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

Pemecahan membran yang normal terjadi pada kala I

persalinan.

d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan

telah ada. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada

serviks, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit.

c. Sebab – Sebab Yang Mempengaruhi Persalinan

Sebab yang mempengaruhi persalinan sampai saat ini masih

merupakan teori-teori yang komplek. Faktor-faktor humoral, pengaruh

prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan

nutrisi disebut sebagai faktor yang mengakibatkan partus mulai.

Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak

mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus, antara lain


47

penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron. Seperti diketahui

progesterone merupakan penenang bagi otot-ototuterus.

(Elisabeth,2016).

d. Tahapan Persalinan

Menurut Sulisdian,2019 tahapan persalinan yaitu :

1) Kala 1

Persalinan kala 1 atau kala pembukaan adalah periode persalinan

yang dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap.

Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala 1 di bagi menjadi :

a) Fase Latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari

0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase Aktif, yaitu fase pemukaan yang lebih cepat membutuhkan

waktu 6 jam yang terbagi menjadi :

(1) Fase Accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam waktu 2 jam.

(2) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembuakaan 4 sampai 9 cm

yang dicapai dalam 2 jam.

(3) Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9

cm sampai 10 cm dicapai dalam 2 jam.

2) Kala II

Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang

dimulai dari pembukaan (10cm) sampai lahirnya bayi. Proses ini


48

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.

Pada kala ini his lebih cepat dan kuat, kurang lebih 2-3 menit

sekali. Dalam kondisi normal kepala janin sudah masuk dalam

rongga panggul.

3) Kala III

Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai

dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Berlangsung tidak

lebig dari 30 menit . setelah bayi lahir uterus teraba keras dan

fundus uteru agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus

berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam

klinik, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui

adanya Kala IV persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir

adalah masa dimulainya masa nifas (puerperium) mengingat pada

masa ini sering timbul perdarahan.

Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah :

a) Tingkat kesadaran ibu bersalin

b) Pemeriksaan TTV : TD, nadi, suhu, respirasi

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal

jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc

e) Isi kandung kemih


49

e. Faktor Yang Berpengaruh Pada Persalinan

1) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir ibu terdiri atas 2 bagian yaitu bagian keras

(tulang panggul) dan bagian lunak (uterus, otot dasar panggul dan

perineum). Panggul tersusun dari 4 buah tulang yaitu 2 buah

tulang oscocsae, 1 tulang os sacrum, 1 tulang os cocsigis (Rohani,

Saswita & Marisah, 2014).

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2016) Bidang Hodge

adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kema

juan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui

pemeriksaan dalam (Vagina Toucher). Bidang hodge terbagi

menjadi empat yaitu :

a) Bidang Hodge I : bidang setinggi pintu atas panggul yang

dibentuk oleh promontorium, artikulasio sakro iliaka, sayap

sacrum, linea inominata, ramus superior os pubis, tepi atas

simpisis.

b) Bidang Hodge II : setinggi pintu bawah simpisis pubis,

sejajar dengan bidang hodge I.

c) Bidang Hodge III : bidang setinggi spina ischiadica, sejajar

dengan hodge I dan hodge II. 45

d) Bidang Hodge IV : bidang setinggi os kogsigis, sejajar

dengan hodge I, II dan III.


50

2) Power (tenaga/kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah

his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan

adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah

tenaga meneran ibu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding

uterus yang di mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi

memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari

‘‘pacemaker’’ yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.

Waktu kontraksi, otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan

sempurna memiliki sifat kontraksi simetris, fundus dominan,

relaksasi (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

a) His Pembukaan kala I

(1) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan

lengkap 10 cm.

(2) Mulai makin, teratur dan sakit.

b) His Pengeluaran atau His Mengejan (kala II)

(1) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama

(2) His untuk mengeluarkan janin

(3) Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut,

kontraksi diafragma dan ligamen.


51

(4) His Pelepasan Uri (kala III) Kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirkan plasenta (Rohani, Saswita,

& Marisah, 2014).

(5) His Pengiring (kala IV) Kontraksi lemah, masih sedikit

nyeri (meriang) pengecilan rahim dalam beberapa jam

atau hari (Walyani & Purwoastuti, 2016).

3) Passenger

Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak

disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor

yaitu ukuran kepala janin, presetasi, letak, sikap dan posisi janin.

Plasenta juga harus melalui jalan lahir ia juga dianggap sebagai

penumpang yang menyertai janin. Waktu persalinan, air ketuban

membuka serviks dengan mendorong selaput janin ke dalam

ostium uteri. Bagian selaput janin di atas ostium uteri yang

menonjol waktu terjadi his disebut ketuban. Ketuban inilahyang

membuka serviks (Rohani, Saswita & Marisah, 2014).

4) Psikis

Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan

kegembiraan disaat mereka merasa kesakitan awal menjelang

kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati,

seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas

kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan

anak (Rohani, Saswita & Marisah,2014).


52

Faktor psikologis meliputi melibatkan psikologis ibu, emosi

dan persiapan intelektual, pengalaman melahirkan sebelumnya,

kebiaasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

(Rohani, Saswita & Marisah,2014).

5) Penolong

Menurut Rohani, Saswita dan Marisah (2014), peran dari

penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin dala hal ini

tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam

mengahadapi persalinan.

f. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan Asuhan Persalinan adalah mengupayakan kelangsungan

hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan

bayinya. Hal ini dilakukan melalui berbagai upaya yang terintegrasi

dan lengkap, serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan

kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Fokus

asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran paradigma.

Dahulu fokus utamanya adalah menunggu dan menangani komplikasi

selama persalinan dan setelah bayi lahir. Fokus tersebut adalah untuk

mengurangi kesakitan dan kemtian ibu serta bayi baru lahir (Annisa

UI Mutmainnah,2017).
53

g. Langkah-Langkah APN

Menurut Nurjasmi, dkk (2016) tatalaksana asuhan persalinan

normal tergabung dalam 60 langkah APN yaitu :

1) Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningat pada rectum

dan vagina

c) Perineum tampak menonjol

d) Vulva dan sfingter ani membuka

2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan komplikasi

segera pada ibu dan bayi baru lahir.

a) Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi → siapkan :

(1) Tempat datar, rata bersih, kering dan hangat

(2) handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu

bayi)

(3) Alat hisap lender

(4) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi

b) Untuk ibu :

(1) Menggelar kain di perut bawah ibu

(2) Menyiapkan oksitosin 10 unit

(3) Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
54

4) Melepaskan dan menyiapkan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tisu/handuk pribadi yang bersih dan kering.

5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan

untuk periksa dalam.

6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alat suntik).

7) Membersihkan vulva dan perineum , menyekanya dengan hati-

hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan

kapas atau kasa yang dibasahi air DTT

a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi

tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang

b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

wadah yang tersedia.

c) Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan

rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%

selanjutnya langkah ke 9. Pakai sarung tangan DTT/steril

untuk melaksanakan langkah lanjutan.

8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

a) Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah

lengkap maka lakukan amniotomi.


55

9) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam klorin

0,5%, selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan

dilepaskan. Tutup kembali partus set.

10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus

mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas

normal (120- 160 x/menit).

a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b) Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua

temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam

partograf.

11) Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang

nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

a) Tunggu timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti

pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokementasikan

semua temuan yang ada.

b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk

mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran

secara benar.
56

12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika

ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu,

ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan

dan pastikan ibu merasa nyaman.

13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran atau timbul kontraksi yang kuat.

a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki

cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

c) Bantu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya

(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).

d) Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk

ibu.

f) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir

setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran >120

menit (2 jam) pada primigravida atau >60 menit (1 jam) pada

multigravida.

14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.


57

15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu.

17) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan

dan bahan.

18) Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan

belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif

atau bernafas cepat dan dangkal.

20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan

yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran

bayi. Perhatikan!

a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan

lewat bagian atas kepala bayi

b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua

tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.

21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan. Lahirnya Bahu


58

22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu

depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan

kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Lahirkan

Badan dan Tungkai

23) Setelah bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu

belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan

siku bayi sebelah atas.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki

dengan melingkarkan ibu jari pada satu dan jari-jari lainnya pada

sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)

25) Lakukan penilaian (selintas) :

a) Apakah bayi cukup bulan?

b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan?

c) Apakah bayi bergerak dengan aktif? Bila salah satu jawaban

adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru

lahir dengan asfiksia. Bila semua jawaban adalah “YA”,

lanjut ke-26
59

26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.

Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan

bayi dalam posisi dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu.

27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang

lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)

28) Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik

29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10

unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin)

30) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan

klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan

jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali kearah ibu,

dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama.

31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit

(lindungi perut bayi), dan pengguntingan tali pusat di antara 2

klem tersebut.

b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi

kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat

dengan simpul kunci pada sisi lainnya.


60

c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.

Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada

ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae

ibu.

a) Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi

di kepala bayi.

b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu

paling sedikit 1 jam.

c) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi

menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup menyusu

dari satu payudara.

d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi

sudah berhasil menyusu.

33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas

simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang

klem untuk menegangkan tali pusat.

35) Setelah uterus berkontraksi, teganggakan tali pusat kea rah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas

(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).


61

Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan

tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan

ulangi kembali prosedur diatas.

a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau

anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal

maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat di

lahirkan.

a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan

ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi)

sesuai dengan sumbu jalan lahir ( ke arah bawah-sejajar

lantai-atas)

b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat :

(1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

(2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika

kandung kemih penuh.

(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan


62

(4) Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat

15 menit berikutnya.

(5) Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir

atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan

plasenta manual.

37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah

yang telah disediakan. a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung

tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput

kemudian gunakan jarijari tangan atau klem ovum DTT/Steril

untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal.

38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras)

a) Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual

internal, kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-

kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah

rangsangan taktil/masase.

39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah

dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik

atau tempat khusus.


63

40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang

menimbulkan perdarahan

41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42) Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi.

43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian

keringkan dengan handuk

44) Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi

45) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik

46) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60 kali/menit).

a) Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi

dan segera merujuk ke rumah sakit.

b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk

ke Rumah Sakit (RS) Rujukan.

c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi

dalam satu selimut


64

48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah didekontaminasi.

49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai

50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan

menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.

Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya

52) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

53) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan

terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

54) Cuci ke dua tangan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering

55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi

56) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi

baik, pernapasan normal, (40-60 kali/menit) dan temperatur

stubuh normal (36,5-37,50C) setiap 15 menit


65

57) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B

di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan

ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan

kering.

60) Lengkapi patograf.

h. Patograf

1) Partograf adalah alat yang dirancang untuk memberikan

gambaran terus menerus pada tenaga kerja dan telah terbukti

meningkatkan hasil bila digunakan untuk memonitor dan

pengelolaan persalinan oleh tenaga kesehatan ( Yisma, Dessalegn,

Astatkie, Fesseha, 2013 ).

2) Tujuan Partograf Tujuan penggunaan partograf adalah :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengsn

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b) Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal. Dengan

demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

c) Data pelengkap yang terkait dengsn pemantauan kondisi ibu,

bsyi, grafik kemajuan persalinan, bahkan dan


66

mendikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang

diberikan dimana semua tindakan dicatat secara rinci pada

status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir

i. Upaya Pencegahan Bagi Ibu Bersalin Dimasa Pandemi

Menurut Kemenkes RI (2020) upaya pencegahan bagi ibu bersalin

di masa pandemi sebagai berikut

1) Rujukan terencana untuk ibu hamil berisiko.

2) Ibu tetap bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan. Segera ke

fasilitas kesehatan jika sudah ada tanda-tanda persalinan.

3) Ibu dengan kasus COVID-19 akan ditatalaksana sesuai tatalaksana

persalinan yang dikeluarkan oleh PP POGI. 64 d Pasca Persalinan

tetap berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.

j. Rekomendasi Bagi Tenaga Kesehatan Terkait Pertolongan

Persalinan

Menurut Kemenkes RI, (2020) Rekomendasi tenaga kesehatan

terkait pertolongan persalinan sebagai berikut :

1) Jika seorang wanita dengan COVID-19 dirawat di ruang isolasi di

ruang bersalin, dilakukan penanganan tim multi-disiplin yang

terkait yang meliputi dokter paru / penyakit dalam, dokter

kandungan, anestesi, bidan, dokter neonatologis dan perawat

neonatal.
67

2) Upaya harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah anggota staf

yang memasuki ruangan dan unit, harus ada kebijakan lokal yang

menetapkan personil yang ikut dalam perawatan. Hanya satu orang

(pasangan / keluarga) yang dapat menemani pasien. Orang yang

menemani harus diinformasikan mengenai risiko penularan dan

mereka harus memakai APD yang sesuai saat menemani pasien.

3) Pengamatan dan penilaian ibu harus dilanjutkan sesuai praktik

standar, dengan penambahan saturasi oksigen yang bertujuan untuk

menjaga saturasi oksigen > 94%, titrasi terapi oksigen sesuai

kondisi.

4) Menimbang kejadian penurunan kondisi janin pada beberapa

laporan kasus di Cina, apabila sarana memungkinkan dilakukan

pemantauan janin secara kontinyu selama persalinan.

5) Sampai saat ini belum ada bukti klinis kuat merekomendasikan

salah satu cara persalinan, jadi persalinan berdasarkan indikasi

obstetri dengan memperhatikan keinginan ibu dan keluarga,

terkecuali ibu dengan masalah gagguan respirasi yang memerlukan

persalinan segera berupa SC maupun tindakan operatif pervaginam.

6) Bila ada indikasi induksi persalinan pada ibu hamil dengan PDP

atau konfirmasi COVID-19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan

apabila memungkinkan untuk ditunda samapai infeksi

terkonfirmasi atau keadaan akut sudah teratasi. Bila menunda


68

dianggap tidak aman, induksi persalinan dilakukan di ruang isolasi

termasuk perawatan pasca persalinannya.

7) Bila ada indikasi operasi terencana pada ibu hamil dengan PDP

atau konfirmasi COVID-19, dilakukan evaluasi urgency-nya, dan

apabila memungkinkan untuk ditunda untuk mengurangi risiko

penularan sampai infeksi terkonfirmasi atau keadaan akut sudah

teratasi. Apabila operasi tidak dapat ditunda maka operasi sesuai

prosedur standar dengan pencegahan infeksi sesuai standar APD

lengkap.

8) Persiapan operasi terencana dilakukan sesuai standar.

9) Apabila ibu dalam persalinan terjadi perburukan gejala,

dipertimbangkan keadaan secara individual untuk melanjutkan

observasi persalinan atau dilakukan seksio sesaria darurat apabila

hal ini akan memperbaiki usaha resusitasi ibu.

10) Pada ibu dengan persalinan kala II dipertimbangkan tindakan

operatif pervaginam untuk mempercepat kala II pada ibu dengan

gejala kelelahan ibu atau ada tanda hipoksia.

11) Perimortem cesarian section dilakukan sesuai standar apabila ibu

dengan kegagalan resusitasi tetapi janin masih viable.

a) Ruang operasi kebidanan

(1) Operasi elektif pada pasien COVID-19 harus

dijadwalkan terakhir.
69

(2) Pasca operasi ruang operasi harus dilakukan

pembersihan penuh ruang operasi sesuai standar.

(3) Jumlah petugas di kamar operasi seminimal mungkin

dan menggunakan alat perlindungan diri sesuai standar.

(4) Penjepitan tali pusat ditunda beberapa saat setelah

persalinan masih bisa dilakukan, asalkan tidak ada

kontraindikasi lainnya. Bayi dapat dibersihkan dan

dikeringkan seperti biasa, sementara tali pusat masih

belum dipotong.

(5) Staf layanan kesehatan di ruang persalinan harus

mematuhi Standar Contact dan Droplet Precautions

termasuk menggunakan APD yang sesuai dengan

panduan PPI.

(6) Antibiotik intrapartum harus diberikan sesuai protokol.

(7) Plasenta harus dilakukan penanganan sesuai praktik

normal. Jika diperlukan histologi, jaringan harus

diserahkan ke laboratorium, dan laboratorium harus

diberitahu bahwa sampel berasal dari pasien suspek atau

terkonfirmasi COVID-19.

(8) Berikan anestesi epidural atau spinal sesuai indikasi dan

menghindari anestesi umum kecuali benar-benar

diperlukan.
70

(9) Tim neonatal harus diberitahu tentang rencana untuk

melahirkan bayi dari ibu yang terkena COVID-19 jauh

sebelumnya.

C. Konsep Dasar Masa Nifas dan Menyusui

a. Pengertian Nifas

Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan

rentang waktu kira-kira selama 6 mingguyang dimulai setelah plasenta

keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum

hamil (Asih & Risneni, 2016).

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang berlabgsung selama

kira-kira 6 minggu (Nugroho, dkk, 2014).

Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu

(Obstetric, 2014).

b. Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Masa Nifas

Perubahan-perubahan fisiologi pada masa nifas antara lain sebagai

berikut:

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)

sehingga akhirnya kembali sebelum hamil. Involusi terjadi


71

karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena

cytoplasma nya yang berlebihan dibuang (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada mana zat

protein dinding rahim pecah, di absorbsi dan kemudian

dibuang dengan air kencing (Walyani & Purwoastuti, 2017).

Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar nitrogen air

kencing sangat tinggi (Walyani & Purwoastuti, 2017).

(1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus

1000 gr.

(2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba dua

jari bahwah pusat dengan berat uterus 750 gr.

(3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba

pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr.

(4) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba

di atas simpisis dengan berat uterus 350 gr.

(5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil

dengan berat uterus 50 gr (Walyani & Purwoastuti,

2017).

b) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri

dan vagina dalam masa nifas. Lochea tidak lain dari pada
72

sekret luka, yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka

plasenta. Macam -macam lochea:

(1) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa

selaputketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,

dan mekonium, selama 2 hari postpartum.

(2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan

lendir, hari ke 3-7 postpartum.

(3) Lochea serosa: berwarna kuning tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 postpartum.

(4) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

(5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk.

(6) Lochea statis: lochea tidak lancar keluarnya (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

c) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, ostium eksternal dapat dimasuki oleh 2 hingga 3

jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup

(Walyani & Purwoastuti, 2017).

d) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta

peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi,


73

dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,

kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3

minggu vulva dan vagina kembali 68 kepada keadaan tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan

muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol

(Walyani & Purwoastuti, 2017).

e) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi lebih kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap

lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan (Walyani

& Purwoastuti, 2017).

2) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.

Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan

(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir supaya

buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan

yang mengandung serat dan memberikan cairan yang cukup. Bila

usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong
74

dengan pemberian huknah atau gliserin spuid atau diberikan obat

laksanan yang lain (Walyani & Purwoastuti, 2017).

3) Perubahan Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.

Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan oedema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar

akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat

menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan

ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali

normal dalam tempo 6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2017).

4) Perubahan Sistem Musculoskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulia 4-8 jam post partum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat proses involusi (Walyani & Purwoastuti, 2017).

5) Perubahan Endokrin

Dua puluh empat jam postpartum suhu badan akan naik

sedikit (37,50C-38,50C) sebagai akibat kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan

normal suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI,

buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya

ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada


75

endometrium, mastitis, praktus, urogenitalis atau sistem lain. Kita

anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 300C pada 2

hari berturutturut pada 10 hari yang pertama post partum, kecuali

hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4x sehari

(Walyani & Purwoastuti, 2017).

6) Perubahan Tanda – Tanda Vital

a) Suhu badan Dua puluh empat jam postpartum suhu badan akan

naik sedikit (37,50C-38,50C) sebagai akibat kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan

normal suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan ASI,

buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya

ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada

endometrium, mastitis, praktus, urogenitalis atau sistem lain.

Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 300C

pada 2 hari berturutturut pada 10 hari yang pertama post partum,

kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-

kurangnya 4x sehari (Walyani & Purwoastuti, 2017).

b) Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali

permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan

lebih cepat. Setiap denyut nadi yang akan melebihi 100 adalah

abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau

perdarahan post partum yang tertunda (Walyani & Purwoastuti,

2017). Sebagian wanita mungkin saja memiliki apa yang disebut


76

bradikardi nifas (puerperal bradycardia). Hal ini terjadi segera

setelah kelahiran dan biasa berlanjut sampai beberapa jam

setelah kelahiran anak. Wanita macam ini biasa memiliki angka

denyut jantung serendah 40-50 detak per menit. Sudah banyak

alasanalasan yang diberikan sebagai kemungkinan penyebab,

tetapi belum satupun yang sudah terbukti. Bradycardia semacam

itu bukanlah satu alamat atau indikasi adanya penyakit, akan

tetapi sebagai satu tanda keadaan kesehatan (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

c) Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan

darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat

menandakan terjadinya preeklamsi post partum (Walyani

&Purwoastuti, 2017). d) Pernafasan Keadaan pernafasan selalu

berhbungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu

dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan

mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran

pernafasan (Walyani & Purwoastuti, 2017).

d) Pernafasan Keadaan pernafasan selalu berhbungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi

tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada

gangguan khusus pada saluran pernafasan (Walyani &

Purwoastuti, 2017).
77

7) Perubahan Sistem Kardiovaskular

Persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400cc.

Bila kelahiran melalui sectio caesaria kehilangan darah dapat 2x

lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi.

Apabila pada persalinan pervaginam hemokonsentrasi akan naik

dan pada sektion caesaria hemokonsentrasi cenderung stabil dan

kembali normal setelah 4-6 minggu (Walyani & Purwoastuti,

2017). Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba.

Volume darah ibu relatif akan bertambah keadaan ini akan

menimbulkan beban pada jantung dan dapat menimbulkan

dekompensasi kondisi pada penderita vitium cordia. Untuk

keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan

timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti

sedia kala. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke 3 sampai hari ke 5

post partum (Walyani & Purwoastuti, 2017).

8) Perubahan Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar

fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembukaan darah

meningkat pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan

plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dan

peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan

darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih

dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetapi tinggi dalam


78

beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah

putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000 atau 30.000

tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami

persalinan lama. Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosyt akan

sangat bervariasi pada awal-awal masa post partum sebagai akibat

dari volume darah, volume plasenta, dan tingkatan volume darah

yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh

status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran

dan masa post partum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml.

Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan

diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine

pada hari ke 3 – 7 post partum dan akan kembali normal dalam 4-5

minggu post partum (Walyani & Purwoastuti, 2017).

Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas Perubahan psikologis

mempunyai peranan yang sangat penting pada ibu dalam masa

nifas. Ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan

pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat

penting pada masa nifas untuk memberi pegarahan pada keluarga

tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan

bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang

patologis (Asih & Risneni, 2016).

Menurut Asih dan Risneni (2016), adaptasi psikologis yang

perlu dilakukan sesuai dengan fase di bawah ini:


79

1) Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan yang

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah

melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada

dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering

berulang diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup

istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah

tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif

terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, kondisi ibu perlu

dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Pada fase ini

perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses

pemulihannya.

2) Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3–10 hari setelah melahirkan.

Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat

bayi. Selain itu perasaannya sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena

itu, ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan

kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan

dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya

diri.
80

3) Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan

bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat

pada fase ini.

c. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Menurut (Sukma Febi,dkk 2017), kebutuhan dasar masa

nifas adalah sebagai berikut :

1) Nutrisi dan cairan

Nutrisi dan cairan sangat penting karena berpengaruh pada

proses laktasi dan involusi. Makan dengan diet seimbang,

tambahan kalori 500-800 kal/ hari. Makan dengan diet seimbang

untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

Minum sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi (Fe) diminum untuk

menambah zat besi setidaknya selama 40 hari selama persalinan,

Kapsul vitamin A (200.000 IU ) agar dapat memberikan vitamin A

kepada bayinya melalui ASI.

2) Mobilisasi

Segera mungkin membimbing klien keluar dan turun dari

tempat tidur, tergantung kepada keadaan klien, namun dianjurkan

pada persalinan normal klien dapat melakukan mobilisasi 2 jam pp.

Pada persalinan dengan anestesi miring kanan dan kiri setelah 12


81

jam, lalu tidur ½ duduk, turun dari tempat tidur setelah 24 jam

Mobilisasi pada ibu berdampak positif bagi, ibu merasa lebih sehat

dan kuat, Faal usus dan kandung kemih lebih baik, Ibu juga dapat

merawat anaknya.

3) Eliminasi

Pengisian kandung kemih sering terjadi dan pengosongan

spontan terhambat→retensi urin → distensi berlebihan →fungsi

kandung kemih terganggu, Infeksi. Miksi normal dalam 2-6 jam PP

dan setiap 3-4 jam Jika belum berkemih OK penekanan sfingter,

spasme karena iritasi m. Spincter ani, edema KK, hematoma

traktus genetalis →ambulasi ke 17 kandung kemih. Tidak B.A.K

dalam 24 jam → kateterisasi ( resiko ISK >> Bakteriuri 40 %)

BAB harus dilakukan 3-4 hari PP Jika tidak →laksan atau

parafin /suppositoria. Ambulasi dini dan diet dapat mencegah

konstipasi. Agar BAB teratur: diet teratur, pemberian cairan yang

banyak, latihan dan olahraga.

4) Personal hygiene

Ibu nifas rentan terhadap infeksi, unttuk itu personal

hygiene harus dijaga, yaitu dengan :

a) Mencuci tangan setiap habis genital hygiene, kebersihan tubuh,

pakaian, lingkungan dan tempat tidur harus slalu di jaga.

b) Membersihkan daerah genital dengan sabun dan air bersih.

c) Menghindari menyentuh luka perineum.


82

d) Mengganti pembalut setiap 6 jam minimal 2 kali sehari Tidak

menyentuh luka perineum.

e) Menjaga kebersihan vulva perineum dan anus.

f) Memberikan salep, betadine pada luka

5) Seksual

Hanya separuh wanita yang tidak kembali tingkat energi

yang biasa pada 6 minggu PP, secara fisik, aman, setelah darah dan

dapat memasukkan 2-3 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

Penelitian pada 199 ibu multipara hanya 35 % ibu melakukan

hubungan seks pada 6 minggu dan 3 bln, 40% nya rasa nyeri dan

sakit.

6) Senam nifas

Tujuan dari Senam Nifas adalah untuk :

a) Rehabilisasi jaringan yang mengalami penguluran akibat

kehamilan dan persalinan.

b) Mengembalikan ukuran rahim kebentuk semula.

c) Melancarkan peredaran darah.

d) Melancarkan BAB dan BAK.

e) Melancarkan produksi ASI.

f) Memperbaiki sikap baik.


83

d. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Asih & Risneni (2016), asuhan yang diberikan kepada

ibu nifas bertujuan untuk:

(1) Memulihkan kesehatan klien

a) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan

otot (senam nifas) untuk memperlancar peredaran darah.

(2) Mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.

(3) Mencegah infeksi dan psikologis.

(4) Memperlancar pembentukan dan pemberian ASI.

(5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai

masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi

dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

(6) Memberikan pendidikan kesehatan dan memastikan pemahaman

serta kepentingan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,

cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan

bayi sehat pada ibu dan keluarganya melalui KIE.

(7) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

e. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini,

puerperium intermedial, dan puerperium (Wahida Yuliana,2020).


84

1) Puerperium Dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu di perbolehkan untuk berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial

Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama

kurang lebih enam minggu.

3) Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama ibu, bila ibu selama hamil atau waktu

persalinan mengalami komplikasi.

f. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Masa Nifas

Setelah proses persalinan selesai bukan berarti tugas dan

tanggung jawab seorang bidan terhenti, karena asuhan kepada ibu

harus dilakukan secara komprehensif dan terus menerus, artinya

selama masa kurun reproduksi seorang wanita harus mendapatkan

asuhan yang berkualitas dan standar, salah satu asuhan

berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa nifas, bidan

mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain:

1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa

nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan

fisik dan psikologis selama masa nifas (Asih & Risneni, 2016).

2) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

(Asih & Risneni, 2016).


85

3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa nyaman (Asih & Risneni, 2016).

4) Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang

berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, serta mampu melakukan

kegiatan administrasi (Asih & Risneni, 2016).

5) Mendeteksi komplikasi dan perluhnya rujukan (Asih & Risneni,

2016).

6) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai

caramencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga

gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman (Asih

& Risneni, 2016).

g. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Selama ibu berada dalam masa nifas, paling sedikit 4 kali bidan

harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu

dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi. Kebijakan mengenai

pelayanan nifas (puerperium) yaitu paling sedikit ada 4 kali

kunjungan pada masa nifas dengan tujuan untuk:

1) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

2) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan

adanya gangguan-gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya

3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada

masa nifas
86

4) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan

mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

h. Proses Laktasi Dan Menyusui

1) Anatomi dan fisiologi payudara

Anatomi Payudara Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah

kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan

kiri, payudara manusia berbentuk kerucut tapi seringkali berukuran

tidak sama, payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang

umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara

membesar mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800

gram.

a) Korpus Mammae Badan payudara seutuhnya, didalamnya

berisi jaringan ikat, kelenjar lemak, saraf, pembuluh darah,

kelenjar getah bening, kelenjar payudara yang berisi sel-sel

dan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b) Areola Area yang gelap yang mengelilingi puting susu,

warnanya ini disebabkan oleh penipisan dan penimbunan

pigmen pada kulit. Parubahan warna pada aerola tergantung

pada warna kulit dan adanya kehamilan. Selama kehamilan

warna aerola akan menjadi lebih gelap dan menetap. Pada

daerah ini didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari

montgomery yang akan membesar selama kehamilan, kelenjar


87

ini akan mengeluarkan suatu bahan yang dapat melicinkan

areola selama menyusui. Pada areola terdapat duktus laktiferus

yang merupakan tempat penampungan air susu.

c) Papilla Mammae atau Puting Susu Letaknya bervariasi sesuai

ukuran payudara, terdapat lubang-lubang kecil di puting yang

merupakan muara dari duktus laktiferus (tempat penampungan

ASI). Pada puting juga didapatkan ujung-ujung saraf dan

pembuluh darah.Diantara areola dan puting terdapat serat-serat

otot polos yang tersusun melingkar, sehingga apabila ada

kontraksi ketika bayi menghisap, maka duktus laktiferus akan

memadat dan menyebebkan puting susu yang merupakan

muara ASI bekerja, serta-serat otot polos yang tersusun sejajar

akan menarik kembali puting susu (Anik Puji Rahayu, 2016).

Fisiologi Payudara Payudara mengalami 3 macam perubahan

yang dipengaruhi hormon yaitu:

(a) Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa

fertilitas sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak

pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang

dipengaruhi ovarium dan juga hormon hipofise, telah

menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

(b) Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari

kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada

beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi


88

pembesaran maksimal,kadang-kadang timbul benjolan

yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang

menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri, begitu

menstruasi mulai semuanya berkurang.

(c) Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel

duktus lobul, duktus alveolus berploliferasi dan hipofise

anterior memicu laktasi. Air susu di produksi oleh sel-sel

alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus ke puting susu (Anik Puji Rahayu, 2016).

2) Manfaat pemberian ASI

Menurut Asih dan Risneni (2016), beberapa manfaat

pemberian ASI bagi bayi, dan ibu yaitu :

a) Manfaat bagi bayi

(1) Komposisi sesuai kebutuhan

(2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi

(3) ASI megandung zat pelindung

(4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat

(5) Menunjang perkembangan kognitif

(6) Menunjang perkembangan penglihatan

(7) Memperkuat ikatan batin antar ibu dan anak

(8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat

(9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri


89

b) Manfaat bagi ibu Mencegah perdarahan paska persalinan dan

mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula.

(1) Mencegah anemia defisiensi zat besi

(2) Mempercepat ibu kembali ke berat badan semula

(3) Menunda kesuburan

(4) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan kanker

ovarium

3) Tanda bayi cukup ASI

Menurut Mustika Nintyasari, dkk, 2018 tanda bayi cukup

ASI adalah sebagai berikut :

a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dlm 24 jam dan warnanya

jernih sampai kuning muda.

b) Bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”.

c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan

tidur cukup.

d) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam.

e) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai

menyusui.

f) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali

bayi mulai menyusu.

g) Bayi bertambah berat badannya

4) ASI Eksklusif
90

ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan

makanan atau minuman lain selama umur 0-6 bulan, bayi harus

diberi kesempatan menyusu tanpa dibatasi frekuensi dan durasinya

(Asih & Risneni, 2016). Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015),

ada beberapa jenis ASI yaitu :

a) Kolostrum: cairan pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar

payudara pada hari pertama sampai dengan hari ke-3, berwarna

kuning keemasan, mengandung protein tinggi rendah laktosa.

b) ASI Transisi: keluar pada hari ke 4 sampai hari ke 10 jumlah

ASI meningkat tetapi protein rendah dan lemak, hidrat arang

tinggi.

c) ASI Mature: ASI yang keluar hari ke 10 dan seterusnya, nutrisi

terus berubah sampai bayi 6 bulan.

5) Cara menyusui yang baik dan benar

a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian

dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya. Cara ini

mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga

kelembaban puting susu.

b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu

(1) Ibu duduk dikursi yang rendah atau berbaring dengan

santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang

rendah (kaki ibu tidak bergantung) dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.


91

(2) Bayi dipegang pada bahu dengan satu lengan, kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh

menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak

tangan).

(3) Satu tangan bayi diletakkan pada badan ibu dan satu

didepan.

(4) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap

payudara.

(5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

(6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

c) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain

menopang dibawah

d) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara

(1) Menyentuh pipi bayi dengan puting susu atau

(2) Menyentuh sisi mulut bayi

e) Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi

diletakkan ke payudara ibu dengan puting serta aerolanya

dimasukkan ke mulut bayi

(1) usahakan sebagian besar aerola dapat masuk kedalam

mulut bayi sehingga puting berada dibawah langit-langit

dan lidah bayi akan menekan ASI keluar

(2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu

dipegang atau disanggah.


92

f) Melepas isapan bayi Setelah selesai menyusui, ASI

dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan

aerola sekitar dan biarkan kering dengan sendirinya

untukmengurangi rasa sakit. Selanjutnya sendawakan bayi

tujuannya untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya

bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

g) Cara menyedawakan bayi :

(1) Bayi dipegang tegak dengan bersandar pada bahu ibu

kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

(2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan (Walyani &

Purwoastuti, 2017).

i. Kunjungan Nifas

Kunjungan Nifas dilaksanakan paling sedikit empat kali dilakukan

untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi

(Bahiyatun, 2016).

Tabel 2.1 Kunjungan Masa Nifas


Kunjunga
Waktu Asuhan
n
I 6-8 jam Mencegah perdarahan masa nifas oleh
Postpartum karena Antonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan.
Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
93

Mengajarkan cara mempercepat hubungan


antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dalam keadaan baik.
6 hari Memastikan involusi uterus berjalan
Postpartum dengan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, tinggi fundus uteri dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang
II cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda
kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir.
2 minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama
III Postpartum dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum.
6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit yang
IV Postpartum dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.
Sumber Elisabeth, 2014

j. Upaya pencegahan Bagi Ibu Nifas di Masa Pandemi

Menurut kemenkes RI (2020) upaya pencegahan bagi ibu nifas

di masa pandemi yaitu :

1) Ibu nifas dan keluarga harus memahami tanda bahaya di masa

nifas (lihat buku KIA). Jika terdapat risiko/tanda bahaya, maka

periksakan diri ke tenaga kesehatan.


94

2) Kunjungan nifas (KF) dilakukan sesuai jadwal kunjungan nifas

yaitu :

(a) KF 1 : Pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari

pasca persalinan.

(b) KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari

pasca persalinan.

(c) KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua

puluh delapan) hari pasaca persalinan.

(d) KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan

42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan.

3) Pelaksanaan kunjungan nifas dapat dilakukan dengan metode

kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan

menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah

terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya – upaya

pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugs, ibu dan

keluarga.

4) Pelayanan KB tetap dilaksanakan sesuai jadwal dengan membuat

perjanjian dengan petugas.

k. Rekomendasi Bagi Tenaga Kesehatan Terkait Pelayanan Pasca

Persalinan untuk ibu dan bayi baru lahir

Menurut kemenkes RI (2020) Rekomendasi bagi tenaga kesehatan

terkait pelayanan pasca persalinan untuk ibu dan bayi baru lahir yaitu :
95

1) Semua bayi baru lahir dilayani dengan protokol perawatan bayi

baru lahir. Alat perlindungan diri diterapkan sesuai protokol.

Kunjungan neonatal dapat dilakukan melalui kunjungan rumah

sesuai prosedur. Perawatan bayi baru lahir termasuk Skrining

Hipotiroid Kongenital (SHK) dan imunisasi tetap dilakukan.

Berikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan

bayi baru lahir dan tanda bahaya. Lakukan komunikasi dan

pemantauan kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara online /

digital.

2) Untuk pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital , pengambilan

spesimen tetap dilakukan sesuai prosedur. Tata cara penyimpanan

dan pengiriman spesimen sesuai dengan Pedoman Skrining

Hipotiroid Kongenital. Apabila terkendala dalam pengiriman

spesimen dikarenakan situasi pandemik COVID-19, spesimen

dapat disimpan maksimal 1 bulan pada satu kamar.

3) Untuk bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19 atau masuk

dalam kriteria Pasien Dalam Pengawasan(PDP), dikarenakan

informasi mengenai virus baru ini terbatas dan tidak ada profilaksis

atau pengobatan yang tersedia, pilihan untuk perawatan bayi harus

didiskusikan dengan keluarga pasien dan tim kesehatan yang

terkait.

4) Ibu diberikan konseling tentang adanya referensi dari cina

menyarankan isolasi terpisah dari ibu yang terinfeksi dan bayinya


96

selama 14 hari. Pemisahan sementara bertujuan untuk mengurangi

kontak antara ibu dan bayi.

5) Bila seorang ibu menunjukkan bahwa ia ingin merawat bayi

sendiri, maka segala upaya harus dilakukan untuk memastikan

bahwa ia telah menerima informasi lengkap dan memahami potensi

risiko terhadap bayi.

6) Sampai saat ini data terbatas untuk memandu manajemen postnatal

bayi dari ibu yang dites positif COVID-19 pada trimester ke tiga

kehamilan, sampai saat ini tidak ada bukti transmisi vertikal

(antenatal).

7) Semua bayi yang lahir dari ibu dengan PDP atau dikonfirmasi

COVID-19 juga perlu diperiksa untuk COVID-19 .

8) Bila ibu memutuskan untuk merawat bayi sendiri, baik ibu dan

bayi harus diisolasi dalam satu kamar dengan fasilitas en-suite

selama dirawat di rumah sakit. Tindakan pencegahan tambahan

yang disarankan adalah sebagai berikut :

a) Bayi Ketika bayi berada di luar inkubator dan ibu menyusui,

mandi, merawat, memeluk atau berada dalam jarak 1 meter

dari bayi, ibu disarankan untuk mengenakan APD yang

sesuai dengan pedoman PPT dan diajarkan mengenai etiket

batuk.

b) Harus ditempatkan di inkubator tertutup di dalam ruangan.


97

c) Bayi harus dikeluarkan sementara dari ruangan jika ada

prosedur yang menghasilkan aerosol yang harus dilakukan di

dalam ruangan.

9) Pemulangan untuk ibu postpartum harus mengikuti rekomendasi

pemulangan pasien COVID-19.

D. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir dan Neonatus

a. Pengertian Bayi Baru Lahir dan Neonatus

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan

genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak

sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. Neonatus adalah

bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam uterus

ke kehidupan di luar uterus (Tando, 2016).

Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi ovum dan spermatozoa

dengan masa gestasi memungkinkan hidup di luar kandunganyaitu

umur 0 sampai 7 hari yang disebut neonatal dini dan umur 8 sampai

28 hari yang disebut neonatal lanut (Maternity, Anjany & Evrianasari,

2018).

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam

pertama kelahiran. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

daaalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai

alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu


98

dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa

cacat bawaan (Dwiendra,2014).

b. Adaptasi Fisik bayi baru lahir

1) Perubahan Pada Sistem Pernafasan

Perkembangan sistem pulmonar pada bayi yaitu pada umur 24

hari bakal paru-paru sudah terbentuk, 26 sampai 28 hari bakal

bronchi membesar, 6 minggu dibentuk segmen bronchus, 12

minggu diferensiasi lobus, 24 minggu dibentuk alveolus, 28

minggu dibentuk surfaktan, 34 sapai 36 minggu surfaktan matang.

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan

sistem alveoli. Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari 53

pertukaran gas melalui plasenta. Setelah lahir pertukaran

gasmelalui paru–paru bayi (Armini, Sriasih, Marhaeni, 2017).

2) Rangsangan Untuk Gerak Pernafasan

Menurut Legawati (2018) Rangsangan gerakan pertama terjadi

karena beberapa hal berikut:

a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir

(stimulasi mekanik).

b) Penurunan PaO2 (Tekanan parsial oksigen) dan peningkatan

PaCo2 (Tekanan parsial karbondioksida) merangsang

kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi

kimiawi).
99

c) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di

dalam uterus (stimulasi sensorik).

d) Reflek deflasi hering

3) Upaya Pernafasan Bayi Pertama

Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk megeluarkan

cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan alveoli paru untuk

pertama kali. Untuk mendapatkan fungsi alveol harus terdapat

surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru. Surfaktan

megurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan

dinding alveoli pada akhir persalinan sehingga tidak kolaps

(Noordiati, 2018).

4) Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler

Setelah bayi lahir paru akan berkembang menyebabkan

tekanan arteriol dalam paru berkurang. Tekanan dalam jantung

kanan turun sehingga tekanan jantung kiri lebih besar yang

mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Oleh

karena itu tekanan dala paru turun dan tekanan dalam aorta

desenden naik dan karena rangsangan biokimia duktus arterious

berobliterasi ini terjadi pada hari pertama (Armini, Sriasih,

Marhaeni, 2017).

5) Perubahan Pada Sistem Termoregulasi Noordiati (2018)

Noordiati (2018) menjelaskan ketika bayi baru lahir, bayi

berasa pada suhu lingkungan yang >rendah dari suhu di dalam


100

rahim. Menurut Noordiati (2018) menjelaskan empat kemungkinan

mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan

panas tubuhnya :

a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi. Contohnya menimbang

bayi tanpa alas timbanga, tangan penolong yang dingin

langsung memegang BBL, meggunakan stetoskop dingin untuk

pemeriksaan BBL.

b) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung

pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas

dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Contohnya tidak

segera mengeringkan bayi setelah lahir, tidak mengeringkan

bayi setelah mandi.

c) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang

sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada

kecepatan dan suhu udara). Contohnya membiarkan bayi dekat

jendela, membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas

angin.

d) Radiasi
101

Panas dipncarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan

yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang

mempunyai suhu berbeda). Contohnya membiarkan bayi di

ruangan yang memiliki AC.

6) Perubahan Pada Sistem Renal

Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasya

kecil hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna

kekuningkuningan dan tidak berbau. Warna cokelat disebabkan

oleh lendir bekas membrane mukusa dan udara asam akan hilang

setelah bayi banyak minum. Urine pertama kali di buang saat lahir

dan dalam 24 jam dan akan semakin sering dengan banyak cairan

(Noordiati, 2018).

7) Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal

Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan

makanan terbatas, hubungan esofagus bawah dan lambung belum

sempurna, sehingga mudah gumoh tertama bayi baru lahir dan bayi

muda. Kapasitas lambung terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi

cukup bulan. Usus masih belum matang sehingga tidak mampu

melindungi diri dari zat berbahaya, kolon bayi baru lahir kurang

efisien dalam mempertahankan air sehingga bahaya diare menjadi

serius pada bayi baru lahir (Noordiati, 2018).


102

8) Perubahan Pada Sistem Imunitas

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang

sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem

imunitas matang meyebabkan kekebalan alami dan buatan.

Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah dan

meminimalkan infeksi misalnya perlindungan oleh kulit membran

mukosa, fungsi saringan saluran gas, pembentukan koloni mikroba

oleh kulit dan usus dan perlindungan kimia oleh asam lambung

(Noordiati, 2018).

9) Perubahan Pada Sistem Integumen

Lailiyana dkk (2016) menjelaskan bahwa semua struktur

kulit bayi sudah terbentuk saaat lahir, tetapi masih belum matang.

Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis.

Verniks kaseosa juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi

sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan mudah

mengalami kerusakan. Bayi cukup bulan mempunyai kulit

kemerahan (merah daging) beberapa setelah lahir, setelah itu warna

kulit memucat menjadi warna normal. Kulit sering terlihat

berbecak, terutama didaerah sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki

terlihat sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianois,

disebabkan ketidakstabilan vasomotor, stasis kapiler, dan kadar

hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara,


103

dan bertahan selama 7 sampai 10 hari, terutama bila terpajan udara

dingin.

c. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir

1) Nutrisi

Legawati (2018) menganjurkan berikan ASI sesering

mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) dan tentu saja

ini lebih berarti pada menyusui sesuai kehendak bayi atau

kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),

bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi yang

menyusu sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15 kali

dalam 24 jam.

2) Cairan dan Elektrolit

Menurut Legawati (2018) air merupakan nutrien yang

berfungsi menjadi medium untuk nutrien yang lainnya. Air

merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting mengingat

kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80 % dari berat badan

dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60 %. Bayi

baru lahir memenuhi kebutuhan cairannya melalui ASI. Segala

kebutuhan nutrisi dan cairan didapat dari ASI.

3) Personal Higiene

Menurut Legawati (2018) menjelaskan memandikan bayi

baru lahir merupakan tantangan tersendiri bagi ibu baru. Ajari ibu,

jika ibu masih ragu untuk memandikan bayi di bak mandi karena
104

tali pusatnya belum pupus, maka bisa memandikan bayi dengan

melap seluruh badan dengan menggunakan waslap saja. Yang

penting siapkan air hangat-hangat kuku dan tempatkan bayi

didalam ruangan yang hangat tidak berangin. Lap wajah, terutama

area mata dan sekujur tubuh dengan lembut. Jika mau

menggunakan sabun sebaiknya pilih sabun yang 2 in 1, bisa untuk

keramas sekaligus sabun mandi. Keringkan bayi dengan cara

membungkusnya dengan handuk kering.

d. Waktu Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini

mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang lahir difasilitas kesehatan

dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut selam 24 jam karena

resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.

Saat kunjungan tindak lanjut ( KN ) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1

kali pada umur 4 – 7 hari, dan 1 kali pada umur 28 hari ( Kementrian

Kesehatan RI, 2010 ).

e. APGAR SCORE

Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk

mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir

sampai 5 menit setelah lahir, serta dapat diulang pada menit ke 10 –

15. Nilai apgar merupakan standart evaluasi neonatus dan dapat

dijadikan sebagai data dasar untuk evaluasi di kemudian hari. Kata

apgar dipublikasikan pertama kali pada tahun 1952. Lalu tahun 1962,
105

joseph membuat akronium dari apgar tersebut, yaitu appereance

( colour =warna kulit ), pulse ( heart rate = denyut nadi ), grimace

( reflex terhadap rangsangan ), activity ( tonus otot ), dan respiration

( usaha bernafas ).

Tujuan dilakukannya Apgar, Hal yang penting diketahui bahwa

penilaian skor ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatandalam

mengkaji kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan untuk

melakukan tindakan darurat atau tidak. Penilaian ini dilakukan sebagai

prediksi terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa

mendatang. beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang

bayi yang sehat mempunyai skor yang lebih rendah dari biasanya,

terutama pada menit pertama saat baru lahir.

Sampai saat ini, skor apgar masih tetap digunakan, karena selain

ketepatannya, juga karena cara penerapannya yang sederhana. Cepat,

dan ringkas. Yang terpenting dalam penentuan skor apgar ini adalah

untuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak( Sujiyatini, 2011 ).

Tabel 2.2 Apgar Score

Aspek Pengamatan Bayi Skor


Baru Lahir
Appearance/Warna kulit Seluruh tubuh Warna kulit Warna kulit
bayi berwarna tubuh normal, seluruh tubuh
kebiruan tetapi tangan normal
dan kaki
berwarna
kebiruan
Pulse/denyut nadi Denyut nadi, Denyut nadi Denyut nadi >
tidak ada 100 kali/menit 100 kali/menit
Grimace/respon refleks Tidak ada Wajah Meringis,
respon meringis saat menarik, batuk
106

terhadap distimulasi atau bersin saat


stimulasi distimulasi
Activity/tonus otot Lemah, tidak Lengan dan Bergerak aktif
ada gerakan kaki dalam dan spontan
posisi fleksi
dengan sedikit
gerakan
Respiratory/pernafasan Tidak bernafas, Menangis Menangis kuat,
pernafasan lemah, pernafasan
lambat dan terdengar baik dan teratur
tidak teratur seperti
merintih
Sumber : Tandon, N.M.2016

f. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal

1) Penilaian

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir yang di

letakkan di atas perut yang sudah diberikan kain

a) Apakah bayi bernafas atau menagis kuat tanpa kesulitan?

b) Apakah bayi bergerak aktif?

c) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan

ataukah ada sianosis?

2) Penanganan

Penanganan utama bayi baru lahir normal adalah melakukan

penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan

saluran nafas (jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (keculi

telapak tangan), memantau tanda bahaya, memootng tali

pusat,melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan

suntik vit K1, memberikan salep mata antibiotic pada kedua


107

mata, melakukan pemeriksaan fisik, memberikan imunisasi

Hepatitis B.

3) Pencegahan kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir belum

sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakuan pencegahan

kehilangan panas maka bayi akan mengalami Hipotermia.

Hipotermia sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya

dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan

diselimuti walaupun berada dalam ryangan yang sangat hangat

4) Pencegahan Infeksi

a) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah

melakukan kontak dengan bayi.

b) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi

yang belum dimandikan

c) Memastikan sarung tangan peralatan, termasuk klem

gunting, dan penjepit tali pusat di desinfeksi tinggkat tinggi

atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai

yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola

karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.

d) Memastikan timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop

dan benda-benda lainnya yang akan disentuhkan ke bayi dalam

keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan)


108

e) Menganjurkan ibu menjaga keersihan diri, terutama payudara,

dengan mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun)

f) Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi dengan air

bersih,hangat dan sabun setiap hari

g) Menjaga bayi dariorang-orang yang menderita infeksi dan

memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci

tangan sebelumnya.

5) Upaya Lain Yang Dilakukan Untuk Mencegah Infeksi

a) Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat

Dengan cara menjaga tali pusat agar tetap bersih, tidak

terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Popok bayi

diletakkan disebelah bawah tali pusat.

b) Pencegahan infeksi pada kulit

Meletakkan bayi di atas dada ibu agar terjadi kontak kulit

langsung ibu dn bayi, sehingga menyebabkan terjadinya

kolonisasi mikroorganisme yang ada dikulit dan saluran

pencernaan bayi dengan saluran mikroorganisme ibu

cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat anti body bayi

yang sudah terbentuk dan terkadang dalam air susu ibu.

c) Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Bermanfaat utuk mencegah infeksi Hepatitis B pada bayi,

terutama jalur penularan ibu ke bayi. Terdapat 2 jadwal

pemberian imunisasi Hepatitis B. Jadwal pertama, imunisasi


109

hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera

setelah lahir menggunakan injeksi), 1 bulan dan 6 bulan.

Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali

pemberian, yaitu pada 0 hari ( segera setelah lahir) dan

imunisasi Hepatitis B pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi.

d) Injeksi Vitamin K1

Cara pemberian K1 adalah:

(1) Masukkan vitamin K dalam tabung suntuk sekali pakai

steril 1 mg, kemudian disuntikan seca intramuscular di

paha kiri bayi dibagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis

tungga, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

(2) Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian

imunisasi hepatitis B0 (uninjeksi) dengan selang waktu 1-

2 jam.( Anonim, 2014).

g. Pencegahan bagi bayi baru lahir dalam masa pandemi Covid-19

Menurut Kemenkes RI (2020) upaya pencegahan bagi bayi baru lahir di

masa pandemi :

1) Bayi baru lahir tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat

lahir (0-6 jam) seperti pemotongan dan perawatan tali pusat, inisiasi

menyusui dini, injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata

antibiotik dan pemberian imunisasi hepatitis B.


110

2) Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan,

pengambilan sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK) dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

3) Pelayanan nonatal esensial stelah lahir atau Kunjungan Neonatal (KN)

tetap dilakukan sesuai jadwal dengan kunjungan rumah oleh tenaga

kesehatan dengan melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19

baik dari petugas ataupun ibu dan keluarga. Waktu kunjungan neonatal

yaitu :

a) KN 1: pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 48 (empat puluh

delapan) jam setelah lahir,

b) KN 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari

stelah lahir.

c) KN 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari setelah lahir.

4) Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI

eksklusif dan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang

tercantum pada buku KIA). Apabila ditemukan tanda bahaya pada bayi

baru lahir, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Khusus untuk

bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), apabila ditemukan tanda

bahaya atau permasalahan segera dibawa ke Rumah sakit.

h. Rekomendasi terkait menyusui bagi tenaga kesehatan dan ibu

menyusui di masa pandemi Covid-19


111

Menurut kemenkes RI,(2020) rekomendasi terkait nyusui bagi tenaga

kesehatan dan ibu menyusui masa pandemi :

1) Ibu sebaiknya diberikan konseling untuk pemberian ASI sebuah

penelitian terbatas pada dalam enam kasus persalinan di Cina yang

dilakukan pemeriksaan ASI didapatkan negatif untuk COVID-19.

Namun mengingat jumlah kasus yang sedikit, bukti ini harus

ditafsirkan dengan hati-hati.

2) Risiko utama untuk bayi menyusu adalah kontak dekat dengan ibu,

yang cenderung terjadi penularan melalui droplet infeksius di udara.

3) Petugas kesehatan sebaiknya menyarankan bahwa manfaat menyusui

melebihi potensi risiko penularan virus melaui ASI. Risiko dan

manfaat menyusui, termasuk risiko menggandeng bayi dalam jarak

dekat dengan ibu, harus didiskusikan. Ibu sebaiknya juga diberikan

konseling bahwa panduan ini dapat berubah sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan.

4) Keputusan untuk menyusui atau kapan akan menyusui kembali (bagi

yang tidak menyusui) sebaiknya dialkukan komunikasi tentang risiko

kontak dan manfaat menyusui oleh dokter yang merawatnya.

5) Untuk wanita yang ingin menyusui, tindakan pencegahan harus

diambil untuk membatasi penyebaran virus ke bayi.

a) Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi, pompa payudara atau

botol.

b) Mengenakan masker untuk menyusui.


112

c) Lakukan pembersihan pompa ASI segera setelah penggunaan.

d) Pertimbangkan untuk meminta bantuan seseorang dengan kondisi

yang sehat untuk memberi ASI.

e) Ibu harus didorong untuk memeras ASI (manual atau elektrik),

sehingga bayi dapat menerima manfaat ASI dan untuk menjaga

persediaan ASI agar proses menyusui dapat berlanjut setelah ibu

dan bayi disatukan kembali. Jika memerah ASI menggunakan

pompa ASI, pompa harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan

sesuai.

f) Pada saat transportasi kantong ASI dari kamar ibu ke lokasi

penyimpanan harus menggunakan kantong spesimen plastik.

Kondisi penyimpanan harus sesuai dengan kebijakan dan kantong

ASI harus ditandai dengan jelas dan disimpan dalam kotak wadah

khusus, terpisah dengan kantong ASI dari pasien lainnya.

E. Konsep Dasar Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang di inginkan. (Sulis, 2017).

Keluarga Berencana adalah sebuah program pemerintah yang di

canangkan oleh pemerintah Indonesia guna menekan angka kelahiran

yang semakin hari semakin tinggi. (Putra.M, 2017).


113

Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya

jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya

dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan

tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat dari kelahiran tersebut

(Prijatni & Rahayu, 2016).

b. Tujuan dari Keluarga Berencana

1) Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan.

2) Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi

tanpa campur tangan ilmu kedokteran.

3) Pembatasan jumlah anak dalam keluarga.

4) Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran.

5) Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik

untuk kehamilan yang pertama dan kehamilan yang terakhir 20

tahun dan 35 tahun (Prijatni & Rahayu, 2016).

c. Sasaran Keluarga Berencana

Menurut BKKBN (2015), sasaran strategis BKKBN 2015 – 2019 yang

tertera pada renstra BKKBN 2015-2019 dalam upaya untuk mencapai

tujuan utama, sebagai berikut :

a) Menurunnya Laju pertumbuhan penduduk (LPP)

b) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun)

c) Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

d) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)


114

e) Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun

(ASFR15-19 tahun)

f) Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia

Subur (15-49 tahun)

d. Jenis – jenis alat kontrasepsi

1) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

a) Pengertian

Yaitu alat kontrasepsi yang dipasang didalam rahim.

b) Cara kerja

Menghambat sperma masuk ke tuba falopi,

mempengaruhi fertiliasi sebelum ovum mencapai kavum

uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu, dan

memungkinkan mencegah implantasi telur dalam uterus

c) Keuntungan

Efektivitas tinggi, dapat efektif segerah setelah

pemasangan, metode jangka panjang, tidak mempengaruhi

hubunngan seksual, tidak ada efek samping hormonal, tidak

mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasing

segera setelah melahirkan atau sesudah abortus, dantidak ada

interaksi engan obat-obatan.

d) Kerugiaan Efek samping (perubahan siklus haid, haid lama

serta banyak, perdarahan diantara siklus menstruasi, saat haid

terasa nyeri), komplikasi lain (nyeri sampai 5 hari setelah


115

pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid, dan perforasi

dinding uterus), tidak dapat digunakan pada pasien dengan

IMS atau yang sering berganti pasangan, penyakit radang

panggul dapat terjadi pada perempuan IMS yang memakai

AKDR, seringkali pasien takut selama pemasangan, sedikit

nyeri dan perdarahan segera setelah pemasangan AKDR

(biasanya hilang dalam 1-2 hari), pasien tidak dapat melepas

AKDR sendiri harus dibantu oleh petugas kesehatan terlatih,

AKDR mungkin keluardari uterus dengan sendirinya, tidak

mencegah kehamilan ektopik, dn perempuan harus memriksa

posisi benang AKDR (Obstetric, 2014) vagina yang

mencurigakan, dan adanya infeksi (obstetric, 2014).

2) Kontrasepsi mantap

a) Tubektomi

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikann

fertilitas seorang perempuan secara permanen. Tubektomi

dilakukan dengan mengikat dan memotong tuba sehingga

sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

(1) Manfaat Kontrasepsi sangat efektif, permanen, baik

bagi pasien apabila kehamilan menjadi resiko kesehatan

124 yang serius, pembedahan sederhana, dan tidak ada

perubahan dalam fungsi seksual dan non kontrasepsi

berkurangnya resiko kanker ovarium.


116

(2) Keterbatsan Pasien dapat menyesal di kemudian hari,

rasa tidak nyaman dalam jangka pendek setelah

tindakan, dan harus dilakukan oleh dokter terlatih.

Syarat pasien yang dapat menjadi tubektomi Usia diatas

26 tahun, paritas lebih dari 2, yakin telah mempunyai

jumlah anggota keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya, kehamilan akan menimbulkan

resikokesehatan yang serius, pasca persalinan atau

pasca keguguran, dan paham secara sukarela setuju

dengan prosedur ini (Obstetric, 2014).

b) Vasektomi

Adalah prosedur klinis untuk menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens

sehingga alur transportasi sperma terlambat dan proses

fertilisasi tidak terjadi

(1) Instruksi Pertahankan perban selama 3 hari, luka yang

sedang dalam penyenbuhan jangan ditarik, hindari

mengankat barang dan kerja keras selama 3 hari, boleh

bersengganma setelah 3 hari namun untuk mencehag

kehamilan gunakan kondom atau kontrasepsi lain

selama 3 bulan, dan periksa semen 3 bulan pasca

vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.


117

(2) Kondisi yang memerlukan perhatian khusus Infeksi

kulit pada daerah operasi, infeksi sitemik yang sangat

mengganggu, hidrokel atau varikel yang membesar,

hernia inguinaris, filariasis, undesensus testikularis,

massa intraskrotalis, dan anemia berat.

(3) Konseling Pasien harus diberi informasi bahwa

vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau

menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan

seksual dan setelah prosedur vasektomi pasien harus

menggunakan salah satu kontrasepsi terpilih hingga

spermatozoa yang tersisa dlam esikula seminaris telah

keluar seluruhnya (Obstetric, 2014)

3) Kontrasepsi hormonal

a) Pil KB kombinasi

(1) Jenis Monofasik 21 tablet, mengandung hormone

esterogen dan progesteron dalam dosis yang sama dan 7

tablet tanpa hormone aktif, bifasik 21 tablet

mengandung hormon esterogen dan progesteron dengan

dua dosis berbeda dan 7 tablet tanpa hormone aktif, dan

trifasik tablet mengandung hormon esterogen dan

progesteron dengan tiga dosis berbeda dan 7 tablet

tanpa hormone aktif


118

(2) Cara kerja Menekan ovulasi, mencegah implantasi,

lendir serviks mengental sehingga sulit di lalui oleh

sperma, dan pergerakan tuba tergantung sehingga

mengganggu transportasi ovum.

(3) Manfaat Efektivitas tinggi jika diminum setiap hari,

tidak mengganggu hubungan seksual, dapat digunakan

jangka panjang, dapat digunakan sejak remaja hingga

menopause, mudah dihentikan setiap saat dan

kesuburan segera kembali ketika pil dihentikan, dapat

menjadi kontrasepsi darurat, membantu mencegah

kelamilan ektopik, karsinoma ovarium, karsinoma

endrometrium, kista ovarium, penyakit radabg panggul,

kelainan jinak pada payudara, dan disminore.

(4) Keterbatasan Mahal dan membosankan karena

diminum tiap hari, mual terutama pada 3 bulan

pertama, perdarahan bercak pada 3 bulan pertama,

pusing, nyeri payudara, berat badan naik, berhenti haid

atau amenore, tidak boleh pada pasien menyusui, pada

sebagian dapat menimbulkan depresi, dapat

meningkatkan tekanan darah, dan tidak mencegah IMS.

(5) Instruksi penggunaan Pil diminum setiap ari lebih baik

saat yang sama, pil pertama dimulai hari pertama hari

ke tujuh saat siklus haid, setelah melahirkan pil dapat


119

diberikan saat setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif

atau setelah 3 bulan dan tidak menyusui, bila lupa

minum 1 pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut

segerah setelah ingat walau harus minum 2 pil, bila

lupa 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari

sampai sesuai jadwal yang belum ditetapkan atau

sebainya menggunakan alat kontrasepsi tambahan

seperti kondom, dan bila tidak haid bisa segera lakukan

tes kehamilan (Obstetric, 2014).

4) Suntikan kombinasi

a) Jenis 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg

estradiol sipionat injeksi secara IM sebulan sekali (cyclofem)

dan 50 mg noretindron enatal dan 5 mg estradiol valerat

injeksi IM sebulan sekali.

b) Cara kerjaMenekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,

atrofi endrometrium sehingga implantasi tergangganggu, dan

hambat transportasi gamet oleh tuba.

c) Keuntungan Kontrasepsi resiko terhadap kesehatan kecil,

tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak di perlukan

pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping kecil, dan

pasien tidak perlu menyimpan obat suntik sedangkan non

kontrasepsi mengurangi jumlah perdarahan nyeri haid,

mencegah kehamilan ektopik, ca ovarium serta ca


120

endometrium dan mengurangi penyakit payudara jinak serta

kista ovarium.

d) Keterbatsan Terjadi perubahan pola haid, perdarahan bercak,

mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, ketergantungan

terhadap pelayanan kesehatan, dapat terjadi efek samping

serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru, berat

badan bertambah, dan kemungkinan terhambatnya pemulihan

kesuburan setelah berhenti.

e) Intruksi penggunaan Suntikan diberikan setiap bulan injeksi

IM dalam, suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari

siklus haid, jika pasien tidak haid suntikan pertama dapat

diberikan setiap saat asal dapat dipastikan pasien tidk hamil,

jangan berikan suntikan pada pasien menyusui, bila tidak

haid lebih dari 2 bulan pasien harus tes kehamilan, pasien

yang lagi mengonsumsi obat paket tidk disarankan

menggunakan alat kontrasepsi ini (Obstetric, 2014).

5) Pil progesterin (mini pil)

a) Jenis Kemasan isi 35 pil (300 μg levonorgestrel atau 350 μg

noretindron) dan kemasan isi 28 pil (75 μg norgestrel).

b) Cara kerja Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid

seks di ovarium tetapi tidak begitu kuat, endrometrium

mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih

sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat


121

penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga

transportasi sperma terganggu.

c) Keuntungan Kontrasepsi sangat efektif bila digunakan secara

benar, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak

mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan

mudah digunakan, sedikit efak samping, dapat di hentikan

setiap saat, dan tidak mengandung esterogen sedangkan pada

non kontrasepsi mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid,

mencegah kanker endrometrium, dapat diberikan pada

penderita endrometriosis, kurang menyebabakan (peningkatan

tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi), dapat menguragi

keluhan premesnstrual, dan relative aman diberikan pada

pasien diabetes.

d) Keterbatasan Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid,

berat badan naik, harus digunakan setiap hari pada waktu yang

sama, bila lupa 1 pil kegagalan lebih besar, payudara tegang,

mual, pusing, dermatitis, jerawat atau hirsutisme, resiko

kehamilan ektopik meningkat, dan efaktivasi menurun jika

digunakan bersamaan dengan obat TB atau obat epilepsy.

e) Instruksi penggunaan Dikonsumsi mulai hari pertama sampai

hari ke 5 siklus haid, dapat digunakan setiap saat asal tidak

terjadi kehamilan, bila menggunakan setiap hari ke 5 siklus

haid tidak dianjurkan melakukan hubungan seksual selama 2


122

hari atau menggunaka kontrasepsi lain selama 2 hari, agar

efektif jangan sampai ada tablet yang di lupa minum, tablet di

gunakan pada jam yang sama (malam hari), senggama

sebaiknya 3-20 jam sesudah penggunaan mini pil, bila pasien

mengguanakan pil terlambat lebih dari 3 jam minum pil

tersebut begitu ingat dan gunakan kontrasepsi lain selama 48

jam, bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa

dan gunakan kontrasepsi pelindung saat melakukan hubungan

seksual sampai akhir bulan, dan walaupun pasien belum haid

mulailah dari paket baru sehari setelah paket terakhir

(Obstetric, 2014).

6) Implant

a) Jenis Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang

mengandung 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun,

dan implanon terdiri dari 1 batang yang mngandung 68 mg 3

keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

b) Cara kerja Lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses

pembentukan endrometrium sehingga sulit terjadi implantasi,

menggurangi transportasi sperma, dan menekan ovulasi.

c) Keuntungan Kontrasepsi daya guna tinggi, perlindungan

jangka panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat

setelah pencabutan, bebas dari pengaruh esterogen, tidak

mengganggu senggama, tidak menganggu produksi ASI dan


123

dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan, sedangkan non

kontrasepsi mengurangi nyeri haid, jumlah darah haid, 134

membantu mengurangi anemia, melindungi terjadinya kanker

endrometrium, dan menurunkan angka kejadian ca payudara

jinak.

d) Keterbatasan Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan

perubahan pada haid berupa perdarahan bercak, spooting,

hipermenora atau meningkatkan jumlah darah haid serta

amenore, timbul keluhan (nyeri kepala, berat badan meningkat

atau menurun, nyeri payudara, perasaan mual, kepala pusing,

dan perubahan mood), membutuhkan tindak pembedahan

minor atau insersi dan pencabutan, dan efektivitas menurun

jika menggunakan obat tuberculosis atau epilepsi.

e) Instruksi penggunaan Di gunakan setiap saat selama siklus

haid hari ke 2 sampai hari ke 7, insersi dapat dilakukan setiap

saat asal diyakini tidak terjadi kehamilan, bila diinsersi setelah

7 hari silkus haid pasien jangan melakukan hubungan seksual

atau mengguanakan metode kontrasepsi lain saja selama 7 hari,

daerah insersi harus tetap di biarkan kering dan bersih selama

48 jam pertama agar tidak terjad infeksi, balutan

penekanjangan di buka selama 48 jam sedangkan plester di

pertahankan hingga luka sembuh, bila ditemukan tanda infeksi

(demam, radang, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa


124

hari maka harus memeriksa diri ke klinik, dan efek kontrasepsi

timbul beberapa jam setelah insersi serta berlangsung 3 tahun

dan berakhir sesaat setelah pengagkatan (Obstetric, 2014).

e. Metode Kontrasepsi

1) Metode senggama terputus

(a) Pengertian Metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan

alat kelaminnya dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

(b) Keuntungan Efektif bila dilakukan dengan benar, dapat

digunakan sebagai pendukung metode KB lain, dan tidak ada

efek samping serta tidak butuh biaya.

(c) Keterbatasan Efektivitas tergantung pada kesediaan pasangan,

efektivitas jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak

ejakulasi masih melekat di penis, mengganggu hubungan

seksual, dan tidak dapat dipakai pada suami dengan riwayat

ejakulasi dini (Obstetric, 2014).

2) Metode lendir serviks

(a) Pengertian Metode KB dengan cara menghindari senggama

pada masa subur.

(b) Keuntungan Digunakan untuk menghindari kehamilan, tidak

ada efek samping sistemik, dan murah.

(c) Keterbatsan Efektif tergantung kemauan dan disiplin pasangan,

dibutuhkan pelatih untuk membuat ibu mengenali masa


125

suburnya, dan tidak boleh di gunakan untuk pasien siklus haid

tidak teratur (obstetric, 2014)

3) Kondom pria

(a) Pengertian Merupakan sarung karet yang dipasang pada penis

saat hubungan seksual.

(b) KeuntunganEfektifitas bila digunakan dengan benar, tidak

mengganggu produksi ASI, tidak ada efek samping sistemik,

murah dan dapat dibeli umum, mencegah penularan IMS, dan

mencegah ejakulasi dini

(c) Keterbatasan Efektivitas tidak terlalu tinggi, agak

mengganggu hubungan seksual, pada beberapa pasien bisa

menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, dan tidak

sesuai untuk pria yang alergi terhadap bahan dasar kondom

(Obstetric, 2014)

4) Metode diagfragma

(a) Pengertian Adalah cap berbentuk bulat cembung yang terbuat

dari lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum

berhubunngan seksual dan menutup servik.

(b) Keuntungan Efektif bila digunkan dengan benar, tidak

mengganggu produksi ASI, tidak da efek samping sistemik,

murah dan dapat mencegah penularan IMS, dan mencegah

ejakulasi dini
126

(c) Keterbatasan Efektifitas tidak terllu tinggi, pada beberapa

klien bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi,

dan tidak sesuai untuk pria yang alergi terhadap bahan dasar

kondom (Obstetric, 2014).

5) Spermisida

(a) PengertianAdalah bahan kimia yang digunakan untuk

mrnonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam

bentuk aerosol, tablet vagina, serta krim.

(b) Cara kerjaMenyebabkan sel membran sperma terpecah,

memperlambat gerakan sperma, menurunkan kemampuan

pembuhan sel telur.

(c) Keuntungan Efektif seketika, tidak ada efek samping

sistemik, meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual,

mudah digunakan, dan perlindungan terhadap IMS.

(d) Keterbatasan Efektivitas kurang dan efektivitas aplikasi

hanya 1-2 jam (Obstettic, 2014).

6) Metode amenore laktasi (MAL)

(a) Pengertian Adalah kontrasepsi yang menggunakan pemberian

ASI.

(b) Cara kerja MAL merupakan kontrasepsi bila menyusu secara

penuh, belum haid, dan umur bayi kurang dari 6 bulan. Agar

MAL dapat efaktif maka ibu harus menyusui secara penuh

dan hampir penuh, pedarahan sebelum 56 hari pasca


127

persalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid), bayi

mengisap secara langsung, menyusui dimulai dari setengah

sampai satu jam setelah bayi lahir, kolostrum diberikan pada

bayi, pola menyusui on demand dan dri kedua payudara,

sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari, dn

hindri jarak menyusui lebih dari 24 jam.

(c) Keuntungan Kontrasepsi Efektifitas tinggi, segera efektif,

tdak mengganggu senggama, tidak ada efek samping

sistemik, tidak perlu pengawasan medis, dan tidak perlu obat

atau alat serta tanpa biaya dan untuk Non kontrasepsi agar

bayi mendapat kekebalan pasif dari ASI, sumber asupan gizi

yang baik untuk tumbuh kembang optimal, terhindar dari

keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu formula,

atau alat minum yang dipakai sedangkan untuk

(d) Anjuran Ibu dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi

lain dan tetap dianjurkan untuk melanjutkan ASI jika; ketika

mulai memberikan makanan pendamping bayi secara teratur

(menggantikan satu kali menyusu), ketika hid sudah kembali,

bayi menyusu tidak sering, dan bayi berumur 6 bulan atau

lebih.

F. Standar Asuhan Kebidanan

Laporan Proposal Tugas Akhir ini merupakan dokumentasi dari asuhan

kebidanan yang dilakukan yang mengacu kepada KEPMENKES NOMOR


128

938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan pada masing-

masing lingkup asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:

1. Standar I : Pengkajian

Kriteria Pengkajian.

a. Data tepat, akurat dan lengkap

b. Terdiri dari data subyektif (hasil anamneses, biodata, keluhan utama,

riwayat obstetric, riwayat kesehatan, dan latar belakang

sosialbudayanya).

c. Dataobyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi, dan pemeriksaan

penunjang).

2. Standar II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.

a. Diagnosa sesuai dengan nomen klatur kebidanan

b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

3. Standar III : Perencanaan

Kriteria Perencanaan.

a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

klien,tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara

komprehensif.

b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

c. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya/keluarga.


129

d. Memilih tindakan yang aman seuai kondisi yang dibutuhkan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yag berlaku, sumber daya

serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV : Implementasi

Kriteria Implementasi.

a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-

sosialkultural.

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan

atau keluarganya (inform concent).

c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidencebased.

d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

e. Menjaga privasi klien /pasien.

f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.

i. Melakukan tindakan sesuai standar.

j. Mencatat semua tindakan yang dilakukan.

5. Standar V :Evaluasi

Kriteria Evaluasi.

a. Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi

klien
130

b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan padaklien dan / atau

keluarga.

c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

d. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisiklien/pasien.

6. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Kriteria pencatatan asuhan kebidanan

a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien dan buku

KIA).

b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

c. S adalah data subyektif mencatat hasil anamnesis

d. O adalah data obyektif mencatat hasil pemeriksaan.

e. A adalah hasil analisis, mencatat diagnose dan masalah kebidanan.

f. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.


131

G. Kerangka Teori

1. Pengkajian
Ibu Hamil 2. Perumusan Diagnosa dan 1. Kesehatan Ibu
36- 40 Minggu atau Masalah Kebidanan 2. Kesehatan
3. Perencanaan Sesuai dengan Janin
teori Implementasi
4. Evaluasi
5. Laporan Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian 1. Kesehatan
Ibu Bersalin dan 2. Perumusan Diagnosa dan Ibu
BBL atau Masalah Kebidanan 2. Kesehatan
3. Perencanaan sesuai dengan Bayi Baru
teori

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa dan
atau Masalah Kebidanan 1. Kesehatan Ibu
Ibu Nifas 3. Perencanaan sesuai dengan 2. Kesehatan
teori Bayi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan Pelaksaan Asuhan
Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa dan atau
Masalah Kebidanan
Ibu KB 3. Perencanaan sesuai dengan 1. Kesehatan
teori Ibu
4. Implementasi 2. Kesehatan
5. Evaluasi Bayi
6. Laporan Pelaksaan Asuhan
Kebidanan

Bagan 2.1
Sumber : KEPMENKES Nomor 938
/Menkes/SK/VIII/2007 dalam Sri Wahyuni
2016
132

H. Kerangka Konsep

Ibu hamil Trimester


III

Fisiologi Patologis

Penerapan asuhan kebidanan pada Rujuk


kehamilan fisiologis trimester III 2x
kunjungan = uk 36 mgg Bersalin
uk 40 mgg

Fisiologi Patologis
s

Pemantauan Rujuk
kemajuan persalinan
kala I-IV dengan
partograf

Bayi baru Nifas


lahir
Patologis
Patologis Fisiologis
Fisiologis
Rujuk
Rujuk
Penerapan askeb pada ibu KB
nifas fosiologis
Penerapan asuhan kebidanan kunjungan I (6jam-3hr pp)
pada BBL neonates fosiologis kunjungan II (4-7hr pp)
kunjungan I (6jam-3hr) kunjungan III (8-14hr pp) Fisiologis Patologis
kunjungan II (4-7hr)
kunjungan III (8-14hr)
Kunjungan I (4-7hr pp) = konseling KB Rujuk
Keterangan : Kunjungan III (8=14hr pp)= eval.konseling
KB
: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

`
BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. Desain Laporan Tugas Akhir

Metode yang di gunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB ini adalah metode penelitian deskriptif

dan jenis penelitian deskriptif yang di gunakan adalah studi penelaahan kasus

(Cases Study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang

berhubungan dengan kasus itu sendiri, factor – factor yang mempengaruhi,

kejadian – kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus maupun

tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan.

B. Tempat Dan Waktu Laporan Tugas Akhir

1. Tempat studi kasus

Studi kasus ini di laksanakan di Pustu Yasa Mulya SP II Tanah Miring

Merauke, Papua

2. Waktu

Pelaksanaan studi kasus ini pada bulan Mei – Juli 2021

C. Subjek Laporan Tugas Akhir

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang ibu hamil yang

usia kehamilannya 36 minggu, kemudian diikuti sampai masa nifas,

kemudian di ikuti sampai proses persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB

selesai. Teknik pengambilan sampel atau subjek penelitian yang akan di

gunakan adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel secara

133
134

purposive di dasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yangdi buat oleh

peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah di

ketahui sebelumnya ( Notoatmodjo, 2013 ).

D. Instrumen Laporan Kasus

Menurut Notoatmodjo, 2013 instrumen adalah alat – alat yang akan di

gunakan untuk pengumpulan data.Instrumen yang di gunakan adalah lembar

observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan

kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan KEPMENKES Nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto, 2013 teknik pengumpulan data adalah cara yang di

gunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.

1. Data Primer

a. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang di gunakan untuk

mengumpulkan data di mana penelitian di mendapatkan keterangan

atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (respon)

atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoatmodjo, 2013).

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi. Wawancara pada studi kasus ini di lakukan

secara langsung kepada responden untuk memperoleh


135

informasivatau data kondisi pasien. Selain itu, di lakukan triangulasi

pada suami atau keluarga untuk mendapatkan data yang valid.

b. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang

berencana, antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf

aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan

di teliti (Notoatmodjo, 2013).

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui

pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di

lapangan atau lokasi penelitian. Observasi pada studi kasus ini di

lakukan dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi),

mendengar (auskultasi), mengetuk (perkusi), mengukur tanda –

tanda vital (viatl sign), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

(laboratorium).

B. Data Sekunder

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2013).

Pengambilan kasus ini menggunakan catatan untuk memperoleh

informasi data medic ibu hamil serta buku KIA.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu bahan – bahan pustaka yang sangat

penting dalam menunjang latar belakang suatu penelitian


136

(Notoatmodjo, 2013). Studi kepustakaan ini di ambil dari buku –

buku serta internet yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, dan KB.

C. Triangulasi Data

Triangulasi Data ( menurut Sugiyono 2017) merupakan metode untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Langkah-langkah Triangulasi data :

1. Triangulasi sumber data

Dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber informan,

yaitu orang yang terlibat langsung dengan objek kajian.

B. Triangulasi pengumpulan data

Dilakukan dengan cara mencari data dari banyak sumber data

dokumentasi.

C. Triangulasi metode

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beemacam-

macam metode pengumpulan data ( observasi, interview, studi

dokumentasi).

D. Triangulasi teori

Dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori relevan sehingga

dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi dengan teori jamak atau

banyak teori.
137

E. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah :

1. Alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik : tensimeter, stetoskop, dopler, timbangan berat badan,

thermometer, jam, handscoon.

2. Alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan wawancara : Format

Asuhan Kebidanan pada Ibu hami, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

KB.

3. Alat dan bahan yang di gunakan untuk melakukan studi dokumentasi :

catatan medic atau status pasien, buku KIA.


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Pustu Yasa Mulya dimiliki oleh Puskesmas Tanah Miring, Pustu ini

berlokasi di Jalan Poros SP 2 Tanah Miring Jakur 4. Pustu ini beroperasi

sejak Tahun 2014 dengan SPIB Nomor : 045/127/SIPBIV/2019 sebagai bukti

legalitas dari penyelenggara di Pustu tersebut. Sarana prasarana yang terdapat

di Pustu ini adalah 1 kamar bersalin, 1 kamar nifas, 1 ruangan periksa, 1

kamar mandi pasien, partus set, stetoskop, tensimeter, doppler, hacting set,

alat cek HB, set KB, dan alat pemeriksaan fisik. Jenis layanan yang diberikan

berupa layanan KIA, KB, ANC, Persalinan 24 jam, Pelayanan Nifas,

Imunisasi, dan Pelayanan umum. Waktu pelayanan umum dari hari Senin

sampai Sabtu jam 08.00-13.00 WIT dan dilanjutkan jam 16.00-21.00 WIT.

Gambar 4.1 Pustu Yasa Mulya

138
139

B. TINJAUAN KASUS

1. ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (KUNJUNGAN 1)


ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE MASA PANDEMI

COVID – 19 PADA NY “M” UMUR 32 TAHUN G4P3A0

USIA KEHAMILAN 36 MINGGU DENGAN

KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSTU

YASA MULYA TANAH MIRING

KABUPATEN MERAUKE

TAHUN 2021

a. PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : 01 April 2021

Jam : 16.00 WIT

Tempat : Pustu Yasa Mulya

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

Nim : 20180901001

1) Data Subjektif

a) Identitas

Ibu Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn. J

Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun

Agama : Islam Agama : Islam


140

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Poros SP.4 Alamat : Jl.Poros SP.4

b) Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

c) Data Kebidanan

(1) Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 Tahun

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut

Siklus : 28 hari

(2) Siklus Perkawinan

Kawin/tidak kawin: Kawin

Usia Kawin : 22 tahun

Lama perkawinan : 10 tahun

(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Lalu

Tabel 4.1 Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Hamil
No Persalinan Nifas Bayi
Ke
Uk Penolong Jenis Komplikasi laktas Komplikasi JK BB PB
i
1 1 40 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada LK 3200 48
mgg
2 2 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47
mgg
3 3 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47
mgg
4 Hamil - - - - - - - -
ini
141

(4) Riwayat Keluarga Berencana

Tabel 4.2 Keluarga berencana


Anak Jenis Penolong Tahun Tahun Tempat Alasan
KB Pasang Lepas
1. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
2. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
3. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
4. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak

(5) Riwayat Kehamilan Sekarang :

HPHT : 20 Juli 2020

HPL : 27 April 2021

UK : 36 Minggu

ANC : TM I : 1 kali

TM II : 3 kali

TM III : 2 kali

Keluhan : TM I : Mual, Pusing

TM II : Mual

TM III : Tidak Ada

d) Data Kesehatan

(1) Data Kesehatan Sekarang dan Lalu :


142

(a) Menurun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menurun seperti DM, asma,

jantung, dan hipertensi.

(b) Menular

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menular, seperti hepatitis,

PMS, dan HIV/AIDS.

(c) Menahun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menahun seperti TBC, DM,

dan hipertensi

(2) Data Kesehatan Keluarga :

(a) Menurun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menurun seperti DM, asma. Jantung. Dan

hipertensi.

(b) Menular

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menular seperti Hepatitis, PMS, dan HIV / AIDS.


143

(c) Menahun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menahun seperti TBC, DM, dan Hipertensi.

(3) Data kebiasaan sehari – hari

Tabel 4.3 Data Kebiasaan Sehari-hari

Sebelum Hamil Selama Hamil


Pola Nutrisi
Makan 3 x/hari 3 – 4 x/hari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, sayur, lauk, buah – Nasi, sayur, lauk, buah –
buahan buahan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Minum 5 – 7 x/hari 7 – 8 gelas / hari
Porsi 1 gelas 1 gelas
Jenis Air putih, the Air putih, susu
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Pola Eliminasi
BAB 1 x/hari 1 x/hari
BAK 3 – 4 x/hari 4 – 5 x/hari
Pola Istirahat
Tidur siang 15 – 30 menit/hari 30 menit – 1 jam , hari
Tidur malam 7 – 8 jam / hari 6 – 8 jam / hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari
Pola Seksual 3 x/seminggu Tidak pernah
Merokok Tidak pernah Tidak pernah
Minuman keras / Tidak pernah Tidak pernah
Jamu – jamuan
terlarang
Obat terlarang Tidak pernah Tidak pernah

(4) Data Psikologi

Respon ibu terhadap kehamilan ini : Bahagia


144

Kehamilan ini di rencanakan / tidak :Direncanakan

Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan

Kekhawatiran : Tidak ada

(5) Data Psikososial

Respon suami terhadap kehamilan : Bahagia

Rencana melahirkan : Pustu

Rencana menyusui :ASI

Eksklusif

(6) Data Sosial

Budaya : Status

perkawinan

sah

Hubungan dengan : Sangat baik

keluarga /

lingkungan

2) Data Objektif

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

(2) Vital sign

Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg

Nadi : 81 x/ menit
145

Suhu : 36,50 C

Respirasi : 20 x / menit

BB sebelum hamil : 55 Kg

BB setelah hamil : 67 Kg

TB : 156 Cm

LILA : 26 Cm

b) Pemeriksaan Fisik

(1) Kepala

Bentuk : Mesosepal, tidak ada benjolan dan

tidak ada bekas luka operasi

Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, dan

tidak rontok

Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak

pucat, dan tidak ada sianosis

Mulut : Bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak

ada karies pada gigi, tidak terdapat

stomatitis

Hidung : Lubang hidung simetris, bersih,

tidak ada polip dan tidak ada

pernafasan cuping hidung

Mata : Bentuk simetris, konjungtiva

berwarna merah muda dan sclera

berwarna putih
146

Telinga : Simetris, tidak ada secret, dan tidak

ada polip

(2) Leher

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

kelenjartiroid

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

kelenjar limfe dan kelenjar

vena jugularis

(3) Dada

Payudara : Simetris

Puting susu : Menonjol dan adanya

pengeluaran kolostrum

Areola : Berwarna kehitaman

(4) Abdomen

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Striae : Terdapat striae livide

Linea : Terdapat linea nigra

Gerakan janin : Aktif

Mc. Donalds : 28 cm

(5) Pemeriksaan Palpasi

Leopold I : Bagian teratas perut ibu

teraba bulat beraturan, tidak

melenting, lembek, bokong


147

Leopold II : Bagian kanan perut ibu

teraba panjang, keras, datar

seperti papan yaitu punggung

dan bagian kiri teraba bagian

kecil – kecil yaitu ekstermitas

janin

Leopold III : Dibagian bawah perut ibu,

teraba bulat, keras dan

melenting yaitu kepala

Leopold IV : Bagian terbawah janin

sudah masuk panggung

(Divergen )

DJJ : 136 x / menit

(6) Pemeriksaan Panggul

Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

Distansia Kristarum : Tidak dilakukan

Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan

Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

(7) Genetalia Eksterna

Odem : Tidak ada

Varices : Tidak ada varices

Infeksi : Tidak ada luka infeksi


148

Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini

Anus : Tidak ada haemeroid

(8) Ekstremitas

Atas : Simetris, tidak ada sianosis,

jari- jari lengkap dan tidak

ada odem.

Bawah : Simetris, tidak ada sianosis,

jari -jari lengkap, tidak ada

varices.

Refleks Patella : Refleks Patella baik

(9) Pemeriksaan Penunjang : HB 10 gr%, Protein urine

(-), Rapid test (NR), USG : Telah dilakukan

pemeriksaan pada tanggal 1 Maret 2021 janin tunggal,

hidup intrauteri, cairan amnion cukup, dengan

presentase kepala

b. INTERPERTASI DATA

1) Diagnosa Kebidanan : Ny.M umur 32 tahun G4P3A0 dengan

usia kehamilan 36 minggu, janin

tunggal, hidup intrauteri, dengan

presentase kepala

Data Dasar :
149

Subjektif : Ibu mengatakan ini adalah kehamilan keempat, ibu

mengatakan HPHTnya tanggal 20 Juli 2020, Ibu

mengatakan tidak ada keluhan.

Objektif : Keadaan umum : baik, kesadaran composmentis,

tanda-tanda vital, tekanan darah : 100/70 mmHg,

respirasi :20x/menit, nadi : 81x/menit, suhu :

36,50c, berat badan : 67 kg, tinggi badan : 156 cm,

Lila : 26cm, TFU : 28 cm , palpasi : Leopold I :

teraba bokong, Leopold II : kanan : teraba

punggung, kiri : teraba ekstermitas janin, Leopold

III : teraba kepala, Leopold IV : bagian terbawah

janin sudah masuk PAP (divergen), TBJ : TFU –

11 x 155 = 2.365 gr, Auskultasi : puncutum

Maksimal : terdengar dibagian pusat ibu seblah

kanan DJJ : 136x/menit (Doppler).

2) Masalah : Tidak ada

3) Kebutuhan : Tidak ada

c. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak Ada

d. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Tidak Ada
150

e. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 01 April 2021 Jam : 16.05 WIT

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Anjurkan ibu untuk mematuhi protokol kesehatan

3) Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan

4) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

5) Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup

6) Anjurkan ibu untuk jalan santai di pagi hari

7) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian

8) Melakukan pendokumentasian

f. PELAKSANAAN

Tanggal : 01 April 2021 Jam : 16.10 WIT

1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu

dan janin dalam keadaan baik, TD: 110/70 mmHg, RR:

20x/menit, N: 81x/menit, S:36,50c dan DJJ 136x/menit

2) Mengingatkan ibu untuk tetap mematuhi protokol kesehatan

selama masa pandemi covid-19 yakni dnegan cara :

a) Memakai masker saat keluar rumah, sebaiknya bila tidak

ada kegiatan atau keperluan yang tidak mengharuskan untuk

keluar lebih baik tetap tinggal dirumah dan kurangi

beraktifitas diluar.

b) Berjemur dibawah terik matahari tiap jam 10.00 WIT setiap

harinya.
151

c) Menjaga jarak minimal 1 meter saat berada di kerumunan

orang.

d) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sedikitnya

20 detik. Gunakan handsantitizer berbasis alcohol yang

setidaknya mengandung alcohol 70%, jiks air dan sabun

tidak tersedia.

e) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan

yang belum dicuci.

f) Sebisa mungkin hindari kontak dnegan orang yang sedang

sakit.

g) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan

dan benda yang sering disentuh.

h) Hindari pergi ke Negara/ daerah terjangkit covid-19, bila

sangat mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu

dengan spesialis obstetric atau praktisi kesehatan terkait.

i) Senantiasa menjaga kesehatan dnegan mengonsumsi

makanan bergizi, seimbang, menjaga kebersihan diri dan

tetap mempraktikan aktifitas fisik berupa senam ibu hamil/

yoga/ pilates/ aerobic/ peregangan secara mandiri di rumah

agar biu tetap bugar dan sehat.

j) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai

covid-19 di media sosial terpercaya..


152

3) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan,

diantaranya :

a) Perdarahan dari vagina

b) Kontraksi sebelum waktu bersalin.

c) Mual dan muntah yang berlebihan

d) Janin kurang aktif bergerak.

e) Sakit buang air kecil

f) Sakit kepala yang berlebihan

g) Gangguan penglihatan

h) Demam

4) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

cairan, seperti mengonsumsi sayur dan buah, telur, daging,

ikan, kacang-kacangan dan susu. Mengonsumsi air mineral

sebanyak 3 liter/ hari.

5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang

1-2 jam/ hari, dan tidur malam 7-8 jam/ hari.

6) Menganjurkan ibu untuk berolahraga jalan santai yang

manfaatnya untuk ibu hamil adalah meredakan stress selama

kehamilan, memperlancar aliran darah disemua jaringan tubuh

sehinggi pikiran ibu hamil menjadi rileks, memperkuat otot

panggul , bisa membantu untuk merangsang kontraksi dan

janin cepat keluar dengan mudah tanpa menimbulkan rasa

nyeri berkepanjangan.
153

7) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian pada usia 37 minggu

8) Melakukan pendokumentasian

g. EVALUASI

Tanggal : 01 April 2021 Jam : 16.15 WIT

1) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2) Ibu bersedia mematuhi protokol kesehatan.

3) Ibu telah mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

4) Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.

5) Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

6) Ibu bersedia untuk berolahraga jalan santai dipagi hari.

7) Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan pada usia 37 minggu

8) Telah dilakukan pendokumentasian.


154

Asuhan Kebidanan Kehamilan ( Kunjungan II )

Tanggal : 07 April 2021 Jam : 17.00 WIT

a. Data Subjektif (S)

1) Keluhan utama

Ibu mengeluh sakit pada pinggang bagian belakang dan perut

bagian bawah.

b. Data Objektif (O)

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Pernapasan : 20 x/Menit

Nadi : 82 x/Menit

Suhu : 36,1oc

BB sebelum hamil : 55 kg

BB sekarang : 69 kg

Tinggi Badan : 156 cm

LILA : 26 cm

2) Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

(1) Kepala

Bentuk : Mensosepal, tidak ada benjolan dan tidak

ada bekas luka operasi.


155

Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak

rontok.

Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak pucat

dan tidak ada sianosis.

Mulut : Bibir tidak pucat , lidah bersih, tidak

ada karies pada gigi, tidak terdapat

stomatitis.

Hidung : Lubang hidung simetris, bersih, tidak

ada polip dan tidak ada pernafasan cuping

hidung

Mata : Bentuk simetris, konjungtifa berwarna

merah muda dan sclera berwarna putih

Telinga : Simetris, tidak ada secret dan tidak

ada polip

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

kelenjar limfe dan kelenjar vena juguralis

(2) Dada

Payudara : Simetris

Puting susu : Menonjol, dan adanya pengeluaran

kolostrum

Areola : Berwarna kehitaman

(3) Abdomen

Pembesaran : Usia kehamilan


156

Striae : Terdapat striae livide

Linea : Terdapat linea nigra

Gerakan janin : Aktif

TFU : 31 cm

(4) Pemeriksaan panggul

Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

Distansia Kristarum : Tidak dilakukan

Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan

Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

(5) Genetalia Eksterna

Odem : Tidak ada

Varices : Tidak ada varices

Infeksi : Tidak ada luka infeksi

Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini

(6) Anus : Tidak ada Haemoroid

(7) Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada sianosis, jari-

jari lengkap, dan tidak ada odem

(8) Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jari lengkap, tidak ada varices

b) Palpasi

Leopold I : Bagian teratas perut ibu teraba bulat

keraturan, tidak melenting, lembek


157

( Bokong )

Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba panjang,

keras, datar seperti papan yaitu punggung

dan bagian kiri teraba bagian kecil – kecil

yaitu ekstremitas janin

Leopold III : Bagian bawah prut ibu teraba bulat, keras

dan melenting yaitu kepala

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP

( Divergen )

c) Auskultasi

TFU : 31 cm

DJJ : 148 x/menit

TBJ : TFU – 11 x 155

= 31 – 11 x 155

= 3,100 Gram

d) Perkusi

Refleks Patella : Baik

Puncutum maksimal : Maksimal, terdengar dibagian

samping pusar ibu sebelah kanan

c. Asessment (A)

1) Diagnosa Kebidanan : Ny. M umur 32 Tahun G4P3A0 usia


158

Kehamilan 37 minggu, janin

tunggal, hidup intrauteri, dengan

presentase kepala

2) Masalah : Tidak Ada

3) Kebutuhan : Tidak Ada

d. Planning (P)

1) Dimasa pandemi sebelum melakukan semua tindakan wajib

memakai APD lengkap untuk mencegah penularan virus covid

– 19 ( masker, penutup kepala, hand scoend, jas hujan, dan

google face )

Hasil : APD telah terpakai.

2) Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan antara

lain, TD : 110/70 mmHg, nadi : 82 x/m, pernafasan : 20 x/m,

suhu tubuh : 36, 1 0C, DJJ : 148x/m, TBJ 3,100 gram, kondisi

ibu dan janin baik.

Hasil : Ibu mengerti kondisinya dan janin saat ini dalam

keadaan sehat.

3) Memberitahu ibu tanda-tanda melahirkan yaitu:

a) Keluar darah bercampur lender dari jalan lahir

b) Vulva vagina membuka

c) Pecahnya air ketuban secara spontan

d) Adanya peningkatan tekanan pada rectum atau vagina

e) Ibu merasa ingin meneran dengan terjadi kontraksi


159

f) Perineum menonjol

Hasil : Ibu mengerti tanda- tanda persalinan.

4) Memberitahu ibu persiapan persalinan meliputi biaya

persalinan, tempat bersalin, sarana transportasi, dipersiapkan

perlengkapan bayi seperti : popok, baju bayi, minyak telon,

selimut, selendang, kaos kaki dan sarung tangan. Serta

perlengkapan ibu seperti : baju ganti, pakaian dalam, selimut,

pembalut, dan tempat pakaian kotor.

Hasil : Ibu mengerti persiapan yang dilakukan menjelang

persalinan

5) Anjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika ada tanda

– tanda persalinan

Hasil : ibu mengerti dan bersedia ke fasilitas kesehatan jika ada

tanda – tanda persalinan

6) Melakukan pendokumentasian

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian

7) Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : semua APD telah didisinfektan


160

B. ASUHAN KEBIDANAN INTRANTAL

ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE MASA


PANDEMI COVID-19 PADA NY. “ M “UMUR 32 TAHUN
G4P3A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU DENGAN INPARTU
KALA IFASE AKTIF DI PUSTU YASA MULYA
TANAH MIRING KABUPATEN
MERAUKE TAHUN 2021

Tempat Pengkajian : Pustu Yasa Mulya

Tanggal Pengkajian :12 April 2021

Jam : 09.00 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

a. PENGKAJIAN

1) Data Subjektif

a) Identitas

Ibu Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn. J

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Alamat : Jl. Poros SP.4 Alamat :Jl. Poros SP.4

b) Keluhan utama : Ibu mengatakan sakit perut tembus tulang


161

belakang dan adanya pengeluaran lendir

dan darah.

c) Data kebidanan

(1) Riwayat menstruasi

Menarche : 12 Tahun

Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut

Siklus : 28 hari

(2) Siklus perkawinan

Kawin / tidak kawin : Kawin

Usia kawin : 22 Tahun

Lama perkawinan : 10 Tahun

d) Tanda-tanda persalinan

Kontraksi : ada sejak tanggal 11 April 2021 jam :

18.00 WIT

Frekuensi : 2 x 10 menit dalam 20-30 detik

e) Pengeluaran pervagina

Adanya pengeluaran lendir bercampur darah

f) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Tabel 4.4 Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


No Hamil
Ke Persalinan Nifas Bayi

UK Penolong Jenis Komplikasi Laktas Komplikasi JK BB PB


i
1 1 40 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada L 3200 48cm
Mgg l K Gr
2 2 39 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47 cm
mgg l Gr
162

5
hari
3 3 39 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47 cm
mgg l Gr
4 Hamil - - - - - - - -
Ini

g) Riwayat Keluarga Berencana

Tabel 4.5 Riwayat KB


Anak Jenis Penolong Tahun Tahun Tempat Alasan
KB Pasang Lepas
1. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
2. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
5. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
6. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak

h) Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 20 – 07 – 2020

HPL : 27 – 04 – 2021

UK : 38 Minggu

ANC : TM I : 1 Kali

TM II : 2 kali

TM III : 4 kali

Keluhan : TM I : Mual, Pusing

TM II : Mual
163

TM III : Tidak ada

i) Data Kesehatan

(1) Data Sekarang dan Lalu

(a) Menurun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menurun seperti DM, Asma,

Jantung dan hipertensi

(b) Menular

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menular seperti heptaitis,

PMS, dan HIV / AIDS.

(c) Menahun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menahun seperti TBC, DM,

dan Hipertensi

(2) Data Kesehatan keluarga

(a) Menurun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menurun seperti DM, Asma, jantung dan

hipertensi.

(b) Menular
164

Ibu mengatakan di dalam keluaganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menular seperti Hepatitis, PMS, dan HIV /

AIDS.

(c) Menahun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menahun seperti TBC, DM, dan hipertensi.

(3) Data Kebiasaan sehari / hari ( aktifitas )

(a) Pola makan

Makan terakhir jam : 19.00 WIT

Jenis : Nasi, sayur dan lauk

Porsi : 1 piring

(b) Pola minum

Minum terakhir jam : 20.50 WIT

Jenis : Air putih

Porsi : 1 gelas

(c) Pola istirahat

Terakhir tidur jam : 15.00 WIT

(d) Pola eliminasi

BAK terakhir pada jam : 20.30 WIT

BAB terakhir pada jam : 16.00 WIT

(e) Pola Personal Hygiene


165

Mandi terakhir jam : 16.35 WIT

(4) Data Psikologi

Respon ibu terhadap kehamilan ini : Senang

Kehamilan ini direncanakan/ tidak : Direncanakan

Jenis kelamin yang diharapkan : Laki – laki

Kekhawatiran : Tidak ada

(5) Data Psikososial

Respon suami terhadap kehamilan : Bahagia

Rencana melahirkan : Pustu

Rencana menyusui : ASI eksklusif

(6) Data sosial

Budaya : Status perkawinan

sah

Hubungan keluarga / lingkungan : Sangat baik

2) Data objektif

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan umum : Baik

(2) Kesadaran : Composmentis

(3) Vital sign

Tekanan darah : 120 / 70 mmHg

Nadi : 84 x / menit

Suhu : 36 , 4 0 C
166

(4) BB : 69 Kg

(5) TB : 155 Cm

b) Pemeriksaan fisik

(1) Inspeksi

Kepala : Bentuk mesosepal, tidak ada

benjolan, tidak ada bekas luka

operasi.

Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan tidak

mudah rontok

Muka : Bentuk oval, tidak tampak odem,

tidak pucat dan tidak ada sianosis

Mata : Bentuk simteris, konjungtiva

berwarna merah muda, sclera

berwarna putih

Hidung : Lubang hidung simetris, bersih,

tidak ada polip.

Gigi dan mulut : Bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak

ada karies pada gigi,tidak terdapat

stomatitis

Leher : Tidak pembesaran kelenjar tiroid,

kelenjar limfe, dan kelenjar vena

jugularis

Payudara : Simetris, puting susu menonjol,


167

adanya pengeluaran kolostrum

Abdomen : Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak

terdapat luka opersi, terdapat striae

livide, dan terdapat linea nigra.

Genetalia : Tampak bersih, tidak ada varices,

tidak ada odem, tidak ada pembesaran

kelenjar

bartholini.

Anus : Tidak ada haemoroid

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jarilengkap dan tidak odem

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jari lengkap, tidak ada varices, dan

reflek patella baik.

(2) Palpasi

Leopold I : Bagian teratas perut ibu teraba bulat

tidak beraturan, tidak melenting,

lembek yaitu bokong.

Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba

panjang, keras datar seperti papan

yaitu punggung dan bagian kiri

perut ibu teraba kecil – kecilyaitu

ekstremitas janin.
168

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba

bulat,

keras, dan melenting yaitu kepala

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah

masuk PAP

( Divergen )

TBJ : TFU – 11 x 155

= 33 – 11 x 155

= 3,410 Gram

(3) Auskultasi

Puncutum maksimal : Terdengar dibagian samping

pusat ibu sebelah kanan

DJJ : 135 x / menit

Kontraksi : 2 x 10 menit lamanya 20 – 30

detik

c) Pemeriksaan dalam

Pukul : 21.00 WIT

Dinding vagina : Tidak ada odem

Portio : Lunak dan tipis

Pembukaan serviks : 4 cm

Ketuban : Utuh

Presentasi : Kepala

Penurunan bagian terendah : Hodge III


169

Penumbungan : Tidak ada

Molase : Tidak ada

Penyusupan :0

Ukuran panggul : Normal

Pemeriksaan penunjang : Tidak di lakukan

b. INTERPERTASI DATA

1) Diagnosa kebidanan : Ny. M umur 32 Tahun G4P3A0 usia

kehamilan 38 minggu dengan

Inpartu kala I fase aktif

Data Dasar

Subejektif : Ibu mengatakan ini adalah

kehamilan yang ke empat dan ibu

mengatakan HPHTnya 20 Juli 2020.

Ibu mengatakan merasakan sakit

perut tembus tulang belakang dan

adanya pengeluaran lendir darah.

Objektif : Keadaan umum : Baik, kesadaran:

composmentis, Vital sign : Tekanan

darah : 120 / 70 mmHg, Respirasi :

22 x / menit, Nadi: 84 x / menit,

Suhu : 36, 4 0 c, Berat badan : 67 Kg,

Tinggi badan : 155 Cm, LILA : 30

Cm, TFU : 35 Cm, Palpasi Leopold


170

I : bokong, Leopold II : Punggung

kanan (PUKA), Leopold III : kepala,

Leopold IV : sudah masuk PAP

( Divergen ), TBJ : TFU – 11 x 155 =

33 – 11 – x 155 = 3,410 Gram,

Auskulatasi : Puncutum maksimal :

terdengar dibagian samping pusat ibu

sebelah kanan,

DJJ : 146 x / menit,

Pemeriksaan dalam : Pukul : 20.00

WIT, Dinding vagina : tidak ada

odem, Portio : lunak dan tipis,

Pembukaan serviks : 4 cm, Ketuban :

utuh, Presentasi : kepala, Penurunan

bagian terendah : hodge III,

Penumbungan : tidak ada, Molase :

tidak ada, Penyusupan : 0, Ukuran

panggul: normal.

2) Masalah : Tidak ada

3) Kebutuhan : Tidak ada

c. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

d. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


171

Tidak ada

e. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 12 April 2021 Jam : 20.55 WIT

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Anjurkan ibu untuk miring kekiri

3) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

4) Anjurkan teknik relaksasi kepada ibu

5) Lakukan observasi dan pendokumentasian pada lembar

observasi

f. PELAKSANAAN

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam

keadaan baik, tekanan darah : 120 / 70 mmHg, respirasi : 22 x /

menit, nadi : 84 x /menit, suhu : 36, 4 0 C, dan DJJ : 146 x /

menit dan pembukaan 4.

2) Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri untuk menjaga suplay

oksigen kepada janin.

3) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

cairan agar pada saat proses persalinan ibu tidak lemas dan ibu

memiliki tenaga untuk mengedan.

4) Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas

panjang melalui hidung kemudian keluarkan perlahan melalui

mulut, teknik ini berguna untuk merilekssikan ibu agar ibu

tidak tegang dalam melewati proses persalinan.


172

5) Melakukan observasi DJJ setiap 30 menit, kontraksi,

pembukaan setiap 4 jam, dan melakukan pendokumentasian

pada partograf

g. EVALUASI

Tanggal : 12 April 2021 Jam : 21.10 WIT

1) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2) Ibu bersedia untuk tidur miring kekiri.

3) Ibu bersedian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan.

4) Ibu bersedian untuk melakukan relaksasi

5) Telah dilakukan observasi


173

LEMBAR OBSERVASI

Tabel 4.6 Lembar Observasi


Tgl Jam DJJ HIS TD N R S Keterangan
12 21.00 146 x / 3 x dalam 10 120 / 84 x/ 22 x / 36,4 Dinding vagina : tidak ada odem
April WIT menit menit lamanya 70 menit menit °C Portio : lunak dan tipis
2021 20 – 30 detik mmHg Pembukaan serviks : 4 cm
Ketuban : utuh
Penurunan bagian terendah:
Hodge III
Penumbungan : tidak ada
Molase : tidak ada
Penyusupan : 0
Ukuran panggul : normal
21.30 135 x / 3 x dalam 10 82 x / 23 x
WIT menit menit lamanya menit menit
30 – 40 detik
22.00 140 x / 4 x dalam 10 82 x / 23 x /
WIT menit menit lamanya menit menit
30 – 40 detik
22.30 135 x / 4 x dalam 10 82 x / 23 x
WIT menit menit lamanya menit menit
30 – 40 detik
23.00 145 x / 5 x dalam 10 82 x / 23 x /
WIT menit detik lamanya menit menit
> 40 detik
23.30 130 x / 5 x dalam 10 80 x / 22 x /
WIT menit menit lamanya menit menit
>40 detik
13 00.00 135 x / 5 x dalam 10 82 x / 22 x / Dinding vagina : tidak ada odem
April WIT menit menit lamanya menit menit Portio : lunak dan tipis
2021 >40 detik Pembukaan serviks : 10 cm
Ketuban : utuh
Penurunan bagian terendah :
Hodge IV
Penumbungan : tidak ada
Molase : tidak ada
Penyusupan : 0
Ukuran panggul : normal
174

KALA II

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 00.00 WIT

1. Data Subejktif ( S )

Ibu mengatakan ia ingin meneran, ingin BAB, dan ibu mengatakan sakit perut

semakin sering.

2. Data Objektif ( O )

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 120 / 70 mmHg

Respirasi : 22 x / menit

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,5 0 C

b. Pemeriksaan dalam

Pukul : 00.00 WIT

1) Dinding vagina : Tidak ada odem

2) Portio : Tidak teraba

3) Pembukaan serviks : 10 cm

4) Ketuban : Jernih

5) Presentasi : Kepala

6) Penurunan bagian terendah : Hodge IV

7) Penumbungan : Tidak ada


175

8) Molase : Tidak ada

9) Penyusupan :0

10) Ukuran pannggul : Normal

3. Assesment ( A )

Ny. “ M “ umur 32 tahun G4P3A0usia kehamilan 38 minggu dengan inpartu

kala II

4. Planning ( P )

a. Dimasa pandemi sebelum melakukan semua tindakan wajib memakai APD

lengkap untuk mencegah penularan virus covid – 19 ( masker, penutup

kepala, hand scoend, hazmat, sepatu bot dan google face )

Hasil : APD telah terpakai.

b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan

baik, Tekanan darah : 120 / 70 mmHg, respirasi 22x/menit, nadi 84 x/menit,

suhu 36,5 0C, dan pembukaan sudah lengkap ( 10 cm ).

Hasil : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

c. Memastikan kelengkapan alat dan obat – obatan dan mendekatkan pada ibu.

Hasil : semua peralatan lengkap dan sudah didekatkan.

d. Memposisikan ibu posisi litotomi dan menaruh tangan pada kedua paha,

kemudian menarik kearah dada.

Hasil : ibu telah berada pada posisi yang nyaman.

e. Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi dan ibu mau meneran

saat adanya his.

Hasil : ibu bersedia meneran bila adanya kontraksi.


176

f. Membantu melahirkan kepala, bahu, badan, sampai kaki bayi dengan

langkah – langkah sebagai berikut:

1) Mengalaskan bokong ibu dengan kain

2) Meletakkan lkain diatas perut ibu

3) Mendekatkan alat dan memperhatikan kelengkapan alat

4) Memakai handscoen steril

5) Memimpin meneran saat ada dorongan yang kuat untuk meneran

6) Menyokong perineum saat kepala bayi membuka vulva 5 – 6 cm

dengan tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan tangan kiri.

Memeriksa adanya lilitan tali pusat ( tidak ada lilitan tali pusat ).

7) Menunggu kepala melakukan putaran faksi luar

8) Melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakan secara biparietal

pada bayi lalu menarik kepala kearah atas untuk melahirkan bahu

belakang.

9) Kemudian lakukan sanggah susur yaitu tangan kanan menahan kepala,

leher, dan badan bayi dan tangan kiri menelusuri badan bayi, bayi lahir

jam 01.00 WIT, jenis kelamin : Perempuan.

10) Meletakkan bayi pada dada ibu

11) Mengeringkan tubuh bayi dengan kain kering dan bersih

12) Setelah bayi lahir lakukan penelitian sepintas yaitu bayi menangis kuat,

kulit kemerahan, pergerakan aktif


177

13) Menjepit tali pusat dengan jarak dari pusat bayi yaitu 3 cm, kemudian

klem tali pusat kedua jarak dari klem pertama yaitu 2 cm lalu potong

tali pusat.

14) Membalikan tubuh bayi pada dada ibu untuk IMD dan tutup dengan

kain agar bayi tetap hangat.

Hasil : semua langkah telah dilakukan


178

KALA III

Tanggal : 13 – 04 - 2021

Jam pengkajian : 01.15 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif ( O )

Ibu mengatakan merasa mules pada bagian perutnya

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110/60 mmHg

Respirasi : 24 x /menit

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36, 7 0 C

Kontraksi : Baik

Perdarahan : 200 cc

Kandung kemih : Kosong

Laserasi : Derajat 2

3. ASSESMENT ( A )

Ny. “ M” umur 32 tahun P4A0 dengan kala III


179

4. PLANNING ( P )

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, bayi

telah lahir pukul 01.00 WIT sehat, jenis kelamin : Perempuan, panjang

badan : 49cm, berat badan : 3.700 Gram, dan tidak ada cacat bawaan.

Hasil : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan ibu dan bayinya.

b. Penyuntikan oksitosin di 1/3 paha kanan atas secara IM.

Hasil : telah dilakukan penyuntikan oksitosin

c. Melihat tanda – tanda pelepasan plasenta seperti tali pusat memanjang, dan

adanya pengeluaran darah secara tiba – tiba.

Hasil : adanya tanda – tanda pelepasan plasenta.

d. Melakukan manajemen aktif kala III : pindahkan klem 5 cm dari vulva,

lakukan peregangan tali pusat dan tangan kiri lakukan dengan dorsal

cranial, saat ada kontraksi uterus tagan diatas perut melakukan gerakan

dorso cranial dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversion,

ulangi bila plasenta belum lepas, bila plasenta telah nampak divulva

lahirkan dengan kedua tangan. Perlu diperhatikan bahwa selaput plasenta

mudah tertinggal maka plasenta diputar dengan hati – hati secara arah

jarum jam, lahirkan seluruh plasenta segera lakukan masase.

Hasil : plasenta lahir lengkap dan telah dilakukan masase.

e. Periksa kelengkapan selaput plasenta kemudian lakukan pemeriksaan jalan

lahir, jika adanya robekan maka lakukan penjahitan pada peineum ibu.

Hasil : telah dilakukan pemeriksaan pada plasenta dan telah dilakukan

penjahitan pada perineum ibu.


180

KALA IV

Tanggal pengkajian : 13 – 04 - 2021

Jam pengkajian : 01.30 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjekif ( S )

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

2. Data Objektif ( O )

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110 / 60 mmHg

Respirasi : 20 x / menit

Nadi : 80 x / menit

Suhu :36,5 0 C

Kontraksi : Baik

Lochea : Rubra

Perdarahan : 100 cc

Robekan : Derajat 1

Kandung kemih : Kosong

3. Asessment ( A )

Ny. “ M “ umur 32 Tahun P4A0 dengan kala IV


181

4. Planning ( P )

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik,

tekanan darah : 110 /60 mmHg, respirasi : 20 x / menit, nadi : 80 x /menit,

suhu : 36,5 0 C, kontraksi bagus, perdarahan normal, dan tidak ada robekan

jalan lahir.

Hasil : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

b. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kontraksi fundus uteri dalam

kondisi baik.

Hasil : telah dilakukan pemeriksaan pada fundus uteri baik dan bulat

c. Mengecek perdarahan yang keluar normal atau tidak

Hasil : perdarahan normal

d. Membersihkan ibu dengan menggunakan air bersih dan mengganti pakaian

ibu.

Hasil : ibu telah bersih dan merasa nyaman

e. Mencuci kelengkapan yang telah digunakan

Hasil : semua alat telah dicuci

f. Melakukan observasi tanda – tanda vital, perdarahan, kontraksi, dan

kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit setiap

1 jam berikutnya.

Hasil: telah dilakukan observasi

g. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan seperti

mengkonsumsi sayur – sayuran hijau seperti sayur bayam, kangkung,

brokoli, daun katuk dan buah – buhan seperti buah apel, pisang, jeruk,
182

pepaya, dan lauk pauk seperti telur, tahu, tempe, ikan, daging dan

mengkonsumsi air mineral sebanyak 3 liter / hari.

Hasil : ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

h. Melakukan pendokumentasian

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian

i. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : semua APD telah disemprot

Tabel 4.7 Pemantauan Kala IV


Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu Tinggi Kontraksi Kandung Perdarahan
Ke Darah Fundus Uterus Kemih
Uteri
1 03.00 120/80 mmHg 82 x/m 36,20C Setinggi Bulat Kosong 100 cc
pusat keras
03.15 120/80 mmHg 82 x/m 36,2 C Setinggi
0
Bulat Kosong 80 cc
pusat keras
03.30 120/70 mmHg 80 x/m 36,1 C Sepusat
0
Bulat Kosong 60 cc
keras
04.00 120/70 mmHg 80 x/m 36,10C Sepusat Bulat Kosong 50 cc
keras
2 04.30 120/70 mmHg 80 x/m 36,10C 2 jari Bulat Kosong 40 cc
dibawah keras
pusat
05.00 110/70 mmHg 80 x/m 36,10C 2 jari Bulat Kosong 20 cc
dibawah keras
pusat
183

C. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR MASA PANDEMI


COVID-19 PADA BY NY. “ M NCB,SMK, UMUR 0 HARI
DI PUSTU YASA MULYA TANAH MIRING
KABUPATEN MERAUKE
TAHUN 2021

Tanggal Pengkajian : 13 April 2021

Jam Pengakajian : 02.00 Wit

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

a. PENGKAJIAN

1) Data Subjektif

a) Identitas bayi

Nama : By.Ny.”M”

Umur : 1 Jam

Tanggal / jam lahir : 13 April 2021/01.00 Wit

Jenis kelamin : Perempuan

BB lahir : 3.700 Gram

PB lahir : 49 cm

b) Identitas orang tua

Ibu Ayah

Nama : Ny. M Nama : Tn.J

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa


184

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Poros SP4 Alamat : Jl. Poros SP4

c) Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak ada masalah atau

keluhan pada bayinya

d) Riwayat penyakit keluarga

Menurun : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak

sedang menderita penyakit menurun seperti

DM, Asma, jantung dan hipertensi.

Menular : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak

sedang menderita penyakit menular seperti

hepatitis, PMS, dan HIV / AIDS

Menahun : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak

sedang menderita penyakit menahun seperti

TBC, DM dan hipertensi.

e) Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang

Tanggal / jam persalinan : 13 April 2021/01.00 Wit

Tempat bersalin : Pustu Yasa Mulya

Penolong persalinan : Bidan

Jenis persalinan : Normal

Komplikasi : Tidak ada

Ketuban pecah : Jernih

Keadaan plasenta : Utuh


185

Lama persalinan

(1) Kala I : 4 jam

(2) Kala II : 10 menit

(3) Kala III : 5 menit

(4) Kala IV : 2 jam

f) Riwayat kelahiran, persalinan, dan nifas yang lalu

Tabel 4.8 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


No Hami Persalinan Nifas Bayi
l ke
UK Penolong Jenis Komplikasi Laktasi Komplikas JK BB PB
i
1 1 40 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada LK 3200 48 Cm
Mgg Gr
2 2 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47 Cm
Mgg Gr
3 3 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47 Cm
Mgg Gr

2) Data Objektif

a) Kebutuhan

Intake : Sudah

Jenis : ASI

Frekuensi : 2 – 3 jam sekali

b) Mekonium : Sudah ada

c) Antropometri

Berat badan : 3.700 Gram

Panjang badan : 49 cm

Lingkar kepala : 36 cm

Lingkar dada : 38 cm
186

d) Apgar score

Tabel 4.9 Apgar Score


Tanda 0 1 2 Jumlah
nilai

Menit Frekuensi Tidak ada < 100 > 100


ke – 1 jantung
Usaha tidak ada  lambat tidak teratur  menangis
napas kuat
Tonus otot lumpuh  eks sedikit fleksi  gerakan aktif
Refleks  tidak  gerakan sedikit  reakasi 8
bereaksi melawan
Warna  biru / pucat  tubuh kemerahan  kemerahan
kaki dan tangan
Menit Frekuensi  tidak ada < 100 > 100
ke – 5 jantung
Usaha  tidak ada  lambat tidak teratur  menagis kuat
napas
tonus otot  lumpuh  eks sedikit fleksi  gerakan aktif 9
Refleks  tidak gerakan sedikit  reaksi
bereaksi melawan

Warna  biru / pucat  tubuh kemerahan  kemerahan


kaki dan tangan

e) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Frekuensi Jantung : 138 x/menit

Pernapasan : 40 x /menit

Suhu : 37 0C

BB sekarang : 3.700 Gram


187

f) Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bentuk mesosephal, tidak ada kaput

sucedaneum, tidak ada molase, dan

tidak ada perdarahan

Muka : Bersih, tidak terkelupas dan

kemerahan

Mata : Simetris, pupil mata bereaksi baik,

konjungtiva berwarna merah muda

dan sclera putih

Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada

nafas cuping hidung, tidak ada polip

Mulut : Tidak terdapat palatunskisis, refleks

menghisap baik

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, reflek

moro positif

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, kelenjar parotis, dan vena

jugularis

Dada : Bentuk simteris, tidak ada retraksi

dinding dada dan lingkar dada

normal

Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada

perdarahan
188

Genetalia : Labia mayora menutupi labia

minora, adanya lubang saluran

uretra

Punggung : Tidak ada spinavibida atau benjolan

pada tulang belakang

Anus : Terdapat lubang pada anus

Eksterimitas atas : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jari lengkap, pergerakan aktif

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jari lengkap, pergerakan aktif

Pemeriksaan Refleks

Refleks moro : Baik, saat diberi rangsangan tangan

dan kaki merangkul

Refleks rooting : Baik, saat pipi bayi disentuh bayi

mencari dan menoleh ke arah

rangsangan

Refleks swallowing : Baik, saat puting susu dimasukan

ke dalam mulut bayi, bayi akan

berusaha menghisap dan menelan

Refleks sucking : Baik, saat diberi rangsangan tangan

bayi menggenggam
189

b. INTERPERTASI DATA

1) Diagnosa kebidanan : By. Ny.M umur 0 hari lahir spontan,

NNCB, SMK

Data Dasar

` Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada masalah atau

pun keluhan pada bayinya, Neonatus

cukup bulan sesuai masa kehamilan, dan

tanggal lahirnya 13 April 2021.

Objektif : Keadaan umum : baik, kesadaran

composmentis, vital sign : frekuensi

jantung: 137x/ menit, Pernafasan :

38x/menit, suhu 37oc, berat badan : 3.700

gram, Panjang badan : 49 cm

2) Masalah : Ibu merasakan sakit perut tembus tulang

belakang

3) Kebutuhan : Perawatan bayi baru lahir dan Inisiasi

Menyusui Dini

c. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

d. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Tidak ada
190

e. RENACANA TINDAKAN

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 01.00 WIT

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Atur posisi bayi

3) Bersihkan jalan nafas

4) Hangatkan dan keringkan bayi

5) Beri salep mata eritrosin 0,5 %

6) Berikan injeksi vit k 0,5 mg secara IM

7) Pakaikan pakaian bayi

8) Bedong bayi dengan kain yang bersih

9) Berikan injeksi Hb0 secara IM pada paha kanan bayi setelah 1

jam pemberian vitamin K.

10) Menganjurkan ibu untuk melakukan IMD

11) Memberitahu ibu KIE tentang ASI eksklusif

12) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tali pusat agar

dalam keadaan bersih dan sehat

13) Anjurkan ibu untuk bayinya rajin dijemur pada pagi hari

14) Lakukan dokumentasi

f. PELAKSANAAN

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 01.05 WIT

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam

keadaan baik, denyut jantung : 137 x/menit, suhu : 37 0


C,
191

berat badan : 3.700 gram, panjang badan : 49 cm, dan tidak ada

cacat bawaan pada bayi.

2) Mengatur posisi bayi senyaman mungkin.

3) Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan delle.

4) Menghangatkan dan mengeringkan bayi menggunakan kain

yang bersih.

5) Memberikan salep mata eritromisin 0,5 %pada mata kanan dan

kiri bayi.

6) Memberi injeksi vitamin K 0,5 mg secara IM pada paha kiri

bayi.

7) Memakaikan pakaian pada bayi dan juga sarung tangan, kaki

dan topi.

8) Membedong bayi dengan kain yang bersih untuk menjaga

bayi tetap hangat.

9) Memberikan injeksi Hb0 secara IM di paha kanan bayi, setelah

1 jam pemberian vitamin K.

10) Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dengan letakkan

bayi diatas dada ibu

11) Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif untuk mencegah bayi

terserang penyakit, membantu perkembangan otak dan fisik

bayi, dan juga mengatasi trauma dan mencegah kanker

payudara bagi ibu.


192

12) Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menjaga kebersihan tali

pusat agar dalam keadaan bersih dan sehat setidaknya satu kali

sehari, dan hindari membersihkan tali pusat dengan alkohol.

13) Anjurkan ibu untuk bayinya di jemur selama 10-15 menit

sehari, dilakukan sebelum jam 10 pagi.

14) Melakukan pendokumentasian hasil yang dilakukan.

15)

g. EVALUASI

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 01.20 WIT

1) Ibu telah mengatahui hasil pemeriksaan bayinya.

2) Posisi bayi telah diatur.

3) Jalan nafas telah dibersihkan , bayi bernafas normal.

4) Mencegah hipotermi telah dilakukan.

5) Bayi telah diberikan salep mata eritromisin 0,5 %.

6) Bayi telah diberikan injeksi vitamin K 0,5 mg dosis 0,5cc

7) Bayi telah di pakaikan pakaian, sarung tangan dan kaki

8) Bayi telah dibedong dengan kain yang bersih.

9) Imunisasi Hb0 telah di berikan.

10) Telah dilakukan IMD

11) Ibu telah mengerti KIE tentang ASI Eksklusif

12) Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan tali pusat

13) Ibu bersedia bayinya akan dijemur

14) Telah dilakukan pendokumentas


193

Kunjungan II Bayi Baru Lahir Umur 7 Hari

Tanggal Pengkajian: 20 April 2021

Jam Pengkajian : 16.00 Wit

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif (S)

Keluhan :Ibu mengatakan tidak ada keluhan atau masalah pada bayinya

2. Data Subjektif (O)

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital

Frekuensi jantung : 142 x/menit

Pernapasan : 46 x/menit

Suhu : 370c

Berat badan : 3.700 gram

Panjang badan : 49 cm

Kebutuhan

Intake : Sudah

Outake : Sudah

Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesosephal, tidak ada caput succedaneum, tidak

ada molase dan tidak ada perdarahan.

Muka : Bersih, tidak terkelupas dan kemerahan.

Mata : Simetris, pupil mata bereaksi baik, konjungtiva berwarna


194

Merah muda sclera putih.

Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada nafas cuping hidung

Tidak ada polip.

Mulut : Tidak terdapat palatun skisis, reflek menghisap baik

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, reflek moro positif

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar parotis

dan vena jugularis.

Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi, dinding dada, lingkar

dada normal .

Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan dan tali pusat

Kering dan hampir terlepas

Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora

Punggung : Tidak ada spinabifida atau benjolan pada tulang belakang

Anus : Terdapat lubang pada anus

Ekstremitas atas : Simetris, tidak sianosis, jari – jari lengkap, perger-

akan aktif

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari – jari lengkap.

Pergerakan aktif.

3. Assesment (A)

By.Ny.”M” NCB, SMK umur 7 hari


195

4. Planning (P)

a. Di masa pandemi petugas wajib menggunakan APD lengkap untuk

mencegah penularan virus covid – 19 ( masker, penutup kepala, hand

scoend, gogle face , sepatu bot dan hazmat )

Hasil : APD telah terpasang

b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadan bayinya dalam

keadaan normal, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, BB :

3.700 Gr ,PB : 49 cm, Frekuensi jantung :142 x/menit, pernafasan : 46

x/menit, suhu : 370c.

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya.

c. Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin untuk memberikan ASI

pada bayinya setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menginginkannya

Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI sesering mungkin pada bayinya

d. Memberikan konseling pada ibu tentang manfaat ASI bagi bayinya

yaitu memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi, mempercepat tumbuh

kembang bayi, dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan

e. Menganjurkan ibu untuk bayinya selalu dijemur pada pagi hari

Hasil : Ibu telah bersedia untuk bayinya selalu di jemur

f. Melakukan pendokumentasian

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian

g. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : APD telah dilepas dan disemprot desinfektan


196

Kunjungan III ( 14 Hari )

Tanggal Pengkajian : 27 April 2021

Jam Pengkajian : 16.15 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan tidak ada keluhan atau masalah pada bayinya dan bayi

menyusu dengan kuat.

2. Data Objektif (O)

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

Frekuensi jantung : 143x/ menit

Pernafasan : 47x/ menit

Suhu : 36,9oc

Berat badan : 3.800 gram

Panjang badan : 49 cm

Kebutuhan

Intake : Sudah

Outake : Sudah

Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mensocephal, tidak ada kaput succedaneum, tidak

ada molase, dan tidak ada perdarahan


197

Muka : Bersih, tidak terkelupas dan kemerahan

Mata : Simetris, pupil mata bereaksi baik, konjungtiva berwarna

merah muda, dan sclera berwarna putih

Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada nafas cuping hidung

dan tidak ada polip

Mulut : Tidak terdapat palatunskisis, refleks menghisap baik

Telinga : Simetris, tidak ada serumen, refleks moro positif

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar parotis

kelenjar dan vena juguralis

Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada dan

lingkar dada normal

Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan

Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora

Punggung : Tidak ada spinabivida atau benjolan pada tulang belakang

Anus : Terdapat lubang pada anus

Ekstermitas atas : Simetris, tidak ada sianosis, jari-jari lengkap

pergerakan aktif

Ekstermitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari-jari lengkap

pergerakan aktif

3. Assessment (A)

By.Ny.”M” NCB, SMK umur 14 hari


198

4. Planning (P)

a. Di masa pandemi petugas wajib menggunakan APD lengkap untuk

mencegah penularan virus covid – 19 ( masker, penutup kepala, hand

scoend,face shield, sepatu bot dan hasmat )

Hasil : APD telah terpasang

b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadan bayinya dalam keadaan

normal, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, BB : 3.800 Gr,

PB : 49 cm, Frekuensi jantung :142 x/menit, pernafasan : 46 x/menit,

suhu : 36,90c.

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada bayinya.

c. Memberitahukan ibu untuk memberikan ASI ekskusif saja hingga bayi

usia 6 bulan

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI hingga bayi usia

6 bulan

d. Memberitahukan ibu untuk merespon ekspresi bayi ketika bayi,

mengeluarkan suara-suara, menangis, dan ketika bayi terus menggerakkan

tangan dan kakinya bersamaan hal itu menjadi salah satu cara

berkomunikasi dengan bayi

Hasil : Ibu sudah mengerti

e. Menganjurkan ibu untuk bayinya selalu dijemur pada pagi hari

Hasil : Ibu bersedia bayinya selalu dijemur pada pagi hari


199

f. Memberitahukan ibu tanda – tanda bahaya pada bayi (Bayi kejang, bayi

lemah, sesak nafas, bayi merintih, demam, pusat kemerahan, mata

bernanah, kulit tampak kuning.

Hasil : Ibu sudah mengerti dan bersedia membawa bayinya ke fasilitas

kesehatan jika menemukan tanda-tanda bahaya pada bayi

g. Melakukan pendokumentasian

Hasil : telah dilakukan pendokumentasian

h. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : APD telah dilepas dan disemprot desinfektan


200

D. ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE MASA COVID –


19 PADA NY “M” UMUR 32 TAHUN P4A0 DENGAN NIFAS
HARI KE I DI PUSTU YASA MULYA TANAH MIRING
KABUPATEN MERAUKE
TAHUN 2021

Tanggal Pengkajian : 13 April 2021

Waktu Pengkajian : 10.00 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

a. PENGKAJIAN

1) Data Subjektif

a) Identitas

Ibu Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn. J

Umur : 32 tahun Umur : 32 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Poros SP.4 Alamat :Jl. Poros SP.4

b) Keluhan utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan

c) Riwayat menstruasi

Menarche : 12 Tahun
201

Siklus : 28 hari

Sifat : cair

Warna : merah khas darah

Lama : 5 – 6 hari

Disminore : tidak ada

d) Riwayat Kelahiran, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 4.10 Riwayar kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N Hami Persalinan Nifas Bayi


o l ke
Uk Penolon Jenis Komplikas Laktas Komplikas JK BB PB
g i i i
1 1 40 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada L 3200 48
mg l K Gra C
g m m
2 2 39 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47
mg l Gra C
g m m
3 3 39 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada PR 3100 47
mg l Gra C
g m m
4 4 38 Bidan Norma Tidak ada Ada Tidak ada PR 3700 49
mg l Gra C
g m m

e) Riwayat KB

Tabel 4.11 Riwayat KB

Anak Jenis Penolong Tahun Tahun Tempat Alasan


KB Pasang Lepas
1. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
2. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
3. Tidak ber - - - - Ingin
202

KB mempunyai
anak
4. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak

f) Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang atau lalu

(1) Menurun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menurun seperti DM, asma,

jantung dan hipertensi

(2) Menular

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menular seperti hepatitis, PMS dan

HIV / AIDS

(3) Menahun

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menahun seperti TBC, DM, dan

hipertensi.

g) Riwayat penyakit keluarga

(1) Menurun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak pernah

tidak sedang menderita penyakt menurun seperti DM,

asma, jantung dan hipertensi.

(2) Menular
203

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak pernah

dantidak sedang menderita penyakit menular seperti

hepatitis, PMS dan HIV / AIDS

(3) Menahun

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak pernah dan

tidak sedang menderita penyakit menahun seperti TBC,

DM, dan hipertensi

h) Riwayat persalinan

Tanggal / jam persalinan : 13 April 2021/ 01.00 Wit

Tempat persalinan : Pustu Yasa Mulya

Penolong persalinan : Bidan

Jenis persalinan : Normal

Komplikasi persalinan : Tidak ada

Ketuban pecah : Jernih

Keadaan plasenta : Utuh

Lama persalinan

(1) Kala I : 4 Jam

(2) Kala II : 10 Menit

(3) Kala III : 5 Menit

(4) Kala IV : 2 jam

i) Bayi

Jenis kelamin : Perempuan

Berat badan : 3.700 gram


204

Panjang badan : 49 cm

Nilai APGAR : 8/9

Cacat bawaan : tidak ada

Masa gestasi : 38 minggu

j) Riwayat sosial, ekonomi dan psikologi

Status perkawinan : SAH

Lama menikah : 10 Tahun

Tidak ada kepercayaan pada masa nifas

Adaptasi psikologi pada masa nifas baik

k) Akifitas sehari – hari

Tabel 4.12 Aktifitas Sehari - hari


Sebelum Masa Nifas
Pola Makan
Frekuensi 3 x/hari
Porsi 1 piring
Jenis Nasi, sayur, lauk, buah – buahan

Keluhan Tidak ada


Pola Minum
Frekuensi 7 – 8 x/hari
Porsi 1 gelas
Jenis Air putih, teh
Keluhan Tidak ada
Pola Istirahat
Tidur siang 1 jam / hari
Tidur malam 6 – 8 jam / hari
Keluhan Tidak ada
Pola Eliminasi
BAB 1 x/hari
BAK 5 – 6 x/hari
Keluhan Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x/hari
Ganti pakaian 2 x/hari
Aktifitas
205

Pekerjaan sehari – hari Menyapu, memasak, mencuci pakaian,


mengurus anak dan suami
Hubungan seksual Belum di lakukan
Kebiasaan Hidup
Merokok Tidak pernah
Minuman keras Tidak pernah
Obat terlarang Tidak pernah
Jamu – jamuan Pernah

2) Data Objektif ( O )

a) Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

b) Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

Respirasi : 20 x/menit

Nadi : 82 x/menit

Suhu : 36, 4 0 C

c) Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesosephal, tidak ada

benjolan, dan tidak ada bekas luka

Rambut : Bersih, tidak ada ketombe,tidak

mudah rontok

Muka : Bentuk ovale, tidak nampak odem,

tidak pucat dan tidak sianosis

Mata : Bentuk simetris, konjungtiva

berwarna merah muda, dan sclera

berwarna putih
206

Hidung : Lubang hidung simetris, bersih

tidak ada polip dan tidak ada nafas

cuping hidung.

Gigi dan mulut : Bibir tidak pucat lidah bersih, tidak

ada karies pada gigi tidak terdapat

stomatitis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

kelenjar limfe, dan kelenjar vena

jugularis

Payudara : Simetris, tidak ada odem, putting

susu menonjol, Areola

hiperpigmentasi, dan adanya

pengeluaran ASI.

Abdomen : TFU : setinggi pusat, kontraksi

uterus baik, tidak ada bekas luka

operasi.

Genetalia : Tampak bersih, tidak ada varises,

tidak ada odem, tidak ada

pembesaran kelenjar bartholini,

lochea rubra dan tidak ada bekas luka

jahitan pada perineum ibu.

Anus : Tidak ada haemoroid

Ekstremitas atas : Simetris, tidak sianosis, jari – jari


207

lengkap dan tidak ada odem.

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada sianosis, jari –

jari lengkap tidak ada varises,refleks

patella baik.

d) Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

b. INTERPERTASI DATA

1) Diagnosa Kebidanan : Ny. M umur 32 Tahun P4A0 Postpartum

normal hari ke – 1

Data Dasar

Subjektif : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Objektif : Keadaan umum : baik, kesadaran :

composmentis, tanda- tanda vital, tekanan

darah : 110/70 mmHg, respirasi :

20x/menit, nadi : 82x/menit, suhu : 36,40 C,

TFU 2 jari dibawah pusat, Kontraksi : Baik,

Lochea : Rubra, Bekas luka jahitan : Ada

2) Masalah : Tidak ada

3) Kebutuhan : Tidak ada

c. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

d. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Tidak ada
208

e. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 03.00 WIT

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas

3) Beritahu ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi,

menjaga pola istirahat dan menjaga personal hygiene

4) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

5) Berikan KIE tentang perawatan payudara

6) Berikan KIE tentang ASI eksklusif

7) Menganjurkan ibu cara mempercepat hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir (Skin to skin)

8) Melakukan pendokumentasian

f. PELAKSANAAN

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 03.15 WIT

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan

baik, tekanan darah : 110 /70 mmHg, respirasi : 20 x/menit,

Nadi : 82 x/menit, Suhu 36,4 0 C dan kontraksi ibu baik.

2) Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya masa

nifas seperti atonia uteri, yang terjadi akibat uterus tidak

berkontraksi dengan baik sehingga menyebabkan perdarahan

hebat.
209

3) Memberitahu ibu untuk banyak minum air putih minimal 8

gelas/ hari, konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup

dengan tidur malam 7-8 jam/ hari, dan menjaga personal

hygiene terutama dalam mengganti pembalut minimal 3x

dalam sehari.

4) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

tiap 2 jam sekali atau setiap bayi menginginkannya.

5) Memberikan konseling tentang perawatan payudara yaitu

pertama mengompres puting susu dengan kapas yang diberikan

minyak, kemudian bersihkan puting dan areolla dengan di

putar searah jarum jam, lalu mengoleskan minyak pada kedua

tangan dan mengurut dari pangkal payudara kearah areolla

mamae dengan teknik tanngan dikepal, lalu mengurut payudara

lagi dengan menggunakan pinggir telapak tangan, bila puting

susu masuk ke dalam maka sedikit menarik puting susu keluar,

bersihkan payudara dengan air hangat, kemudian ganti dengan

air dingin lalu mengeringkan dengan handuk.

6) Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif untuk mencegah bayi

terserang penyakit, membantu perkembangan otak dan fisik

bayi, dan juga mengatasi trauma dan mencegah kanker

payudara bagi ibu.

7) Menganjurkan ibu cara mempercepat hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir dengan salah satunya : skin to skin yang


210

manfaatnya untuk mencegah baby blues (depresi setelah

persalinan) dan dapat membuat bayi merasa lebih tenang dan

nyaman.

8) Melakukan pendokumentasian

g. EVALUASI

Tanggal : 13 April 2021 Jam : 03.30 WIT

1) Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2) Ibu telah mengetahui salah satu tanda bahaya dalam masa nifas

3) Ibu bersedia untuk memenuhi cairan, nutrisi dan personal

hygiene sesuai dengan yang dianjurkan

4) Ibu bersedia untuk memberikan bayinya ASI sesering mungkin

5) Ibu bersedia melakukan perawatan payudara

6) Ibu telah mengerti tentang KIE ASI Eksklusif

7) Ibu bersedia untuk mempercepat hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir

8) Telah dilakukan pendokumen

Kunjungan Ke II Pada Masa Nifas Ke 6 Post Partum

Tanggal pengkajian : 19 April 2021

Waktu pengkajian : 16.15 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif (S)


211

Keluhan pasien : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Data Objektif (O)

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmhg

Respirasi : 20x/menit

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,40c

d. Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesosephal,tidak odem, tidak ada benjolan

Rambut : Bersih, tidak berketombe, tidak mudah rontok

Muka : Bentuk ovale, tidak odem, tidak pucat, tidak bers-

ianosis.

Mata : Bentuk simetris, sclera putih bersih konjungtiva

tidak pucat, tidak ada starbismus.

Hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada

polip

Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih tidak ada karang

gigi

Telingan : Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada

serumen

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid ,kelen-


212

jar limfe, dan vena jugularis.

Payudara : Bentuk simetris, areola mamae hyperpigmentasi

puting susu menonjol, adanya pengeluaran ASI.

Abdomen : Tiga jari dibawah pusat

Genetalia : Tidak adanya bekas luka jahitan, jenis lochea pada

hari keenam sanguinolenta berwarna merah keku-

ningan.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada odem

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada odem, tidak ada varises

3. Assesment (A)

Ny.”M” umur 32 tahun P4 A0 post partum normal hari ke 6

4. Planning (P)

a. Di masa pandemi semua petugas kesehatan wajib menggunakan

APD lengkap untuk mencegah penularan virus covid – 19 ( masker,

hand scoen, penutup kepala, hazmat, google face, dan sepatu bot )

Hasil : APD telah terpasang

b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis, tekanan darah : 110/70 mmhg, nadi :

80x/menit, respirasi : 20x/menit, suhu : 360c, TFU : 3 jari dibawah

pusat, lochea sanguinolenta (berwarna kekuningan)

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

c. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap berguna

untuk memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusio


213

uteri, mencegah terjadinya infeksi, dan memperlancar peredaran

darah.

Hasil : ibu mau melakukan mobilisasi

d. Mengajarkan teknik menyusui yang benar kepada ibu

Hasil : Ibu mengerti yang dijelaskan

e. Memberikan konseling pada ibu tentang pemberian ASI eksklusif

yang harus diberikan selama 6 bulan tanpa adanya tambahan nutrisi

lainnya dan harus menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2-3

jam sekali secara bergantian agar tidak terjadi pembengkakan pada

payudara

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan dan ibu bersedia

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

f. Memberikan konseling tentang manfaat menyusui bayi pada ibu

yaitu ibu akan merasakan lebih cepat pulih dari pasca persalinan,

bisa menjadi kontrasepsi alami

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan mengenai manfaat

menyusui

g. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

seperti mengkonsumsi sayur-sayuran hijau seperti sayur bayam,

kangkung, brokoli, daun katuk dan buah-buahan seperti apel,

pisang, jeruk, pepaya, dan lauk-pauk seperti telur, tahu dan tempe,

ikan, daging dan mengkonsumsi air mineral sebanyak 3 liter perhari

Hasil : Ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan


214

h. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering

terutama pada punting susu

Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan payudara

i. Melakukan pendokumentasian

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian

j. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : APD telah disemprot desinfektan

Kunjungan III Masa Nifas Hari Ke 14 Postpartum

Tanggal pengkajian : 27 April 2021

Waktu pengkajian : 16.00 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif (S)

Keluhan pasien : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Data Objektif (O)

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmhg

Respirasi : 22x/menit

Nadi : 80x/menit

Suhu :36,20c

d. Pemeriksaan fisik
215

Kepala : Bentuk mesosephal,tidak odem, tidak ada benjolan

Rambut : Bersih, tidak berketombe, tidak mudah rontok

Muka : Bentuk ovale, tidak odem, tidak pucat, tidak bers-

ianosis.

Mata : Bentuk simetris, sclera putih bersih konjungtiva

tidak pucat, tidak ada starbismus.

Hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada

polip

Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih tidak ada karang

gigi

Telinga : Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada

serumen

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, kelen-

jar limfe, dan vena jugularis.

Payudara : Bentuk simetris, areola mamae hyperpigmentasi

puting susu menonjol, adanya pengeluaran ASI.

Abdomen : Tiga jari dibawah pusat

Genetalia : Tidak adanya bekas luka jahitan, jenis lochea pada

hari ke-14 sanguinolenta berwarna merah keku-

ningan.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada odem

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada odem, tidak ada varises

3. Assesment (A)
216

Ny.”M” umur 32 tahun P4 A0 post partum normal hari ke 14

4. Planning (P)

a. Di masa pandemi semua petugas kesehatan wajib menggunakan

APD lengkap untuk mencegah penularan virus covid – 19 ( masker,

hand scoen, penutup kepala, hasmat,face shield, dan sepatu bot )

Hasil : APD telah terpasang

b. Membritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum : baik, kesadaran

: composmentis, tekanan darah : 110/70 mmhg, nadi : 80x/menit,

respirasi : 22x/menit, suhu : 36,20c, TFU : tidak teraba, lochea

serosa (berwarna kekuningan/ kecokelatan)

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

c. Memberikan konseling tentang manfaat menyusui bayi pada ibu

yaitu ibu akan merasakan lebih cepat pulih dari pasca persalinan,

bisa menjadi kontrasepsi alami

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan mengenai manfaat

menyusui

d. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering

terutama pada punting susu

Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan payudara

e. Melakukan pendokumentasian

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian

f. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : APD telah disemprot desinfektan


217

Kunjungan IV Masa Nifas Hari Ke 40 Postpartum

Tanggal pengkajian : 23 Mei 2021

Waktu pengkajian : 16.00 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

1. Data Subjektif (S)

Keluhan pasien : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Data Objektif (O)

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmhg

Respirasi : 22x/menit

Nadi : 82x/menit

Suhu :36,50c

d. Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesosephal,tidak odem, tidak ada benjolan

Rambut : Bersih, tidak berketombe, tidak mudah rontok

Muka : Bentuk ovale, tidak odem, tidak pucat, tidak bers-


218

ianosis.

Mata : Bentuk simetris, sclera putih bersih konjungtiva

tidak pucat, tidak ada starbismus.

Hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada

polip

Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih tidak ada karang

gigi

Telinga : Bentuk simetris, pendengaran normal, tidak ada

serumen

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid ,kelen-

jar limfe, dan vena jugularis.

Payudara : Bentuk simetris, areola mamae hyperpigmentasi

puting susu menonjol, adanya pengeluaran ASI.

Abdomen : Sudah tidak teraba

Genetalia : Tidak adanya bekas luka jahitan, jenis lochea pada

Hari keenam sanguinolenta berwarna merah keku-

ningan.

Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada odem

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada odem, tidak ada varises

3. Assesment (A)

Ny.”M” umur 32 tahun P4 A0 post partum normal hari ke 40

4. Planning (P)
219

a. Di masa pandemi semua petugas kesehatan wajib menggunakan

APD lengkap untuk mencegah penularan virus covid – 19 ( masker,

hand scoen, penutup kepala, hasmat,face shield, dan sepatu bot )

Hasil : APD telah terpasang

b. Membritahu ibu hasil pemeriksaan keadaan umum : baik, kesadaran

: composmentis, tekanan darah : 120/90 mmhg, nadi : 82x/menit,

respirasi : 22x/menit, suhu : 36,50c, TFU : tidak teraba, lochea alba

(berwarna putih)

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

c. Mengajarkan teknik menyusui yang benar kepada ibu

Hasil : Ibu mengerti yang dijelaskan

d. Memberikan konseling pada ibu tentang pemberian ASI eksklusif

yang harus diberikan selama 6 bulan tanpa adanya tambahan nutrisi

lainnya dan harus menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2-3

jam sekali secara bergantian agar tidak terjadi pembengkakan pada

payudara

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan dan ibu bersedia

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

e. Memberikan konseling tentang manfaat menyusui bayi pada ibu

yaitu ibu akan merasakan lebih cepat pulih dari pasca persalinan,

bisa menjadi kontrasepsi alami

Hasil : Ibu telah mengerti yang dijelaskan mengenai manfaat

menyusui
220

f. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

seperti mengkonsumsi sayur-sayuran hijau seperti sayur bayam,

kangkung, brokoli, daun katuk dan buah-buahan seperti apel,

pisang, jeruk, pepaya, dan lauk-pauk seperti telur, tahu dan tempe,

ikan, daging dan mengkonsumsi air mineral sebanyak 3 liter perhari

Hasil : Ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

g. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering

terutama pada puting susu

Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan payudara

h. Memberikan konseling kontrasepsi pasca persalinan, kontrasepsi

apa yang akan dipilih oleh ibu setelah masa nifas berakhir.

Hasil : ibu memilih untuk menggunakan kontrasepsi metode Coitus

Interuptus

i. Melakukan pendokumentasian

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian

j. Melepas semua APD dan disemprot dengan desinfektan

Hasil : APD telah disemprot desinfektan


221

E. ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”M” DI MASA COVID -19


UMUR 32 TAHUN P4A0 DENGAN AKSEPTOR LAMA
METODECOITUS INTERUPTUS DI PUSTU
YASA MULYA TANAH MIRING
KABUPATEN MERAUKE
TAHUN 2021

Tanggal pengkajian : 30 Mei 2021

Waktu pengkajian : 16. 30 WIT

Pengkaji : Atika Sari Pasimbong

a. PENGKAJIAN

1) Data Subjektif

a) Identitas

Ibu Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn. J

Umur : 32 Tahun Umur : 32 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa


222

Pendidikan : SD Pendidikan: SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirawasta

Alamat : Jln.Poros SP.4 Alamat :Jln.Poros

SP.4

2) Keluhan utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3) Riwayat menstruasi

Menarche : 12 Tahun Sifat : Cair

Siklus : 28 Hari Warna : Merah khas darah

Lama : 5-6 hari Disminore: Tidak ada

4) Riwayat Kelahiran, persalinan dan nifas yang lalu

Tabel 4.13 Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No Hamil Persalinan Nifas Bayi
Ke
UK Penolong Jenis Komplika Lakta Komplik JK BB PB
si si asi
1 1 40 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak LK 3100 gr 48 Cm
mgg ada
2 2 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak PR 3100 gr 47 Cm
mgg ada
3 3 39 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak PR 3100 gr 47 Cm
mgg ada
4 4 38 Bidan Normal Tidak ada Ada Tidak PR 3700 gr 49 Cm
mgg ada

5) Riwayat KB

Tabel 4.14 Riwayat KB

Anak Jenis Penolong Tahun Tahun Tempat Alasan


KB Pasang Lepas
1. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
223

anak
2. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
3. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak
4. Tidak ber - - - - Ingin
KB mempunyai
anak

6) Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang atau lalu

Menurun : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menurun seperti DM, asma,

jantung dan Hipertensi

Menular : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menular seperti Hepatitis,

PMS

dan HIV/AIDS

Menahun : Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang

menderita penyakit menahun seperti DM, TBC,

Dan Hipertensi

7) Riwayat penyakit keluarga

Menurun : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menurun seperti DM, asma, jantung, dan

Hipertensi
224

Menular :Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak pernah

dan tidak sedang menderita penyakit menular

seperti Hepatitis, PMS, dan HIV/AIDS

Menahun : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak

pernah dan tidak sedang menderita penyakit

menahun seperti TBC, DM, dan Hipertensi

8) Riwayat sosial ekonomi dan psikologi

Status perkawinan :SAH

Lamanya menikah : 10 tahun

Kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan dan masa

nifas : Tidak ada

Adaptasi psikologi selama masa nifas : Baik

9) Aktifitas sehari-hari

(1) Pola makan

Frekuensi : 3x sehari

Jenis : Nasi, sayur dan lauk-pauk

Porsi : 1 piring

Keluhan : Tidak ada

(2) Pola minum

Frekuensi : 7-8x sehari

Jenis : Air putih dan teh

Porsi : 1 gelas

Keluhan : Tidak ada


225

(3) Pola istirahat

Tidur siang : 15-30 menit sehari

Tidur malam : 7-8 jam sehari

Keluhan : Tidak ada

(4) Pola eliminasi

BAK : 5-6x sehari

BAB : 1x sehari

Keluhan : Tidak ada

(5) Personal hygiene

Mandi : 2x sehari

Ganti pakaian : 2x sehari

Keluhan : Tidak ada

(6) Aktifitas

Pekerjaan sehari-hari : Menyapu, memasak, mencuci

pakaian, mengurus anak dan

suami

Hubungan seksual : 1x seminggu

(7) Kebiasaan hidup

Ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman keras, obat

terlarang, merokok dan jamu-jamuan pernah

2) Data Objektif

a) Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis


226

b) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmhg

Respirasi : 20x/menit

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,50c

c) Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mensosephal, tidak odem,

tidak ada benjolan

Rambut : Bersih tidak berketombe, tidak

mudah rontok

Muka : Bentuk oval, tidak odem, tidak

pucat, tidak sianosis

Mata : Bentuk simetris, sclera putih

bersih, konjungtiva tidak pucat,

tidak ada starbismus

Hidung : Lubang hidung bersih, tidak ada

sekret, tidak ada polip

Mulut/gigi : Tidak ada stomatitis, lidah bersih,

tidak ada karang gigi

Telinga : Bentuk simetris, pendengaran

normal, tidak ada serumen

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid, kelenjar limfe dan vena


227

jugularis

Payudara : Bentuk simetris, aereola mamae

hyperpigmentasi, puting susu

menonjol, ada pengeluaran ASI

Abdomen : Tidak kembung, tidak ada bekas luka

operasi

Genetalia : Tidak adanya bekas luka jahitan pada

perineum ibu

Ekstremitas atas : Simetris tidak ada odem

Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada odem, tidak ada

varices

d) Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

b. INTERPERTASI DATA

1) Diagnosa Kebidanan :Ny.”M’ Umur 32 Tahun P4A0

dengan Metode Coitus Interuptus

Data Dasar

Subjektif : Ibu Mengatakan Tidak Ada Keluhan

Objektif : Keadaan Umum : Baik, Kesadaran :

Composmentis, Tanda-Tanda Vital, Tekanan

Darah : 120/70 Mmhg, Respirasi :

20x/Menit, Nadi :80x/Menit, Suhu : 36,50c

2) Keluhan : Tidak Ada

3) Kebutuhan : Tidak Ada


228

c. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

d. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

e. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 30 Mei 2021 Jam : 16.35 WIT

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Beri KIE kepada ibu tentang manfaat ber KB

3) Beri KIE Tentang Cara Kerja, Cara penggunaan,

Keuntungan dan Kerugian, Efek Samping Coitus Interuptus

4) Menganjurkan ibu untuk selalu sediakan kontrasepsi darurat

untuk mencegah kehamilan

5) Melakukan pendokumentasian

f. PELAKSANAAN

Tanggal ; 30 Mei 2021 Jam : 16.40 WIT

1) Memberitahu Ibu Hasil Pemeriksaan Bahwa Ibu Dalam

Keadaan Baik. Tekanan Darah : 120/70 Mmhg, Nadi :

80x/Menit, Respirasi :20x/Menit, Suhu : 36,50c

2) Memberikan KIE Kepada Ibu Tentang Manfaat ber KB

Yaitu Menjarakkan Kehamilan, Mencegah kehamilan yang

tidak direncanakan, Membantu mencegah HIV/AIDS

3) Memberikan KIE Tentang Cara Kerja, Cara penggunaan,

Keuntungan dan Kerugian, Efek Samping Coitus Interuptus


229

a) Cara Kerja

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi

sehingga sperma tidak masuk dalam vagina sehingga

tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan

kehamilan dapat dicegah. Hal ini berdasarkan

kenyataan akan terjadinya ejakulasi di sadari

sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki, dan setelah

itu masih ada waktu kira-kira berapa detik sebelum

ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dipergunakan

untuk menarik penis keluar dari vagina.

b) Cara Penggunaan

(1) Meningkatkan kerja sama dan membangun saling

pengertian sebelum melakukan hubungan seksual

dan pasangan harus mendiskusikan dan

menyepakati penggunaan metode terputus

(2) Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu

mengosongkan kandung kemih dan membersihkan

ujung penis untuk menghilangkan sperma dari

ejakulasi sebelumnya

(3) Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera

mengeluarkan penisnya dari vagina

(4) Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya

(5) Tidak dianjurkan senggama pada masa subur


230

c) Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

(1) Tidak memerlukan biaya

(2) Tidak menggunakan zat kimiawi

(3) Dapat digunakan setiap waktu

(4) Tidak efek samping

(5) Efektif bila dilaksanakan dengan benar

(6) Tidak mengganggu produksi ASI

(7) Diterima oleh agama tertentu

(8) Dalam kendali pasangan

Kerugian

(1) Angka kegagalan cukup tinggi

(2) Kurangnya kontrol diri pria yang pada metode ini

justru sangat penting

(3) Kenikmatan seksual berkurang

(4) Efektifitas rendah

(5) Tidak melindungi terhadap HIV dan PMS.

4) Anjurkan ibu untuk selalu sediakan kontrasepsi darurat (Pil

KB darurat) atau morning after pill dan kondom.

5) Melakukan pendokumentasian pada tindakan yang telah

dilakukan.

g. EVALUASI

Tanggal : 30 Mei 2021 Jam : 16.45 WIT


231

a. Ibu telah mengatahui hasil pemeriksaan

b. Ibu telah mengerti tentang manfaat berKB

c. Ibu telah mengerti KIE Tentang Cara Kerja, Cara

penggunaan, Keuntungan dan Kerugian, Efek Samping

Coitus Interuptus

d. Ibu bersedia menyediakan kontrasepsi darurat

e. Telah dilakukan pendokumentasian

F. PEMBAHASAN

1. Informasi Umum Mengenai Laporan Tugas Akhir

Manajemen asuhan kebidanan yang dilakukan dalam kasus ini

menggunakan metode SOAP yang meliputi pengumpulan data,

mengidentifikasi diagnose dan atau masalah dan melakukan

penatalaksanaan termasuk evaluasi tindakan. Pada pembahasan ini

penulis mencoba membandingkan antara teori dengan pelaksanaan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

KB yang diterapkan pada pasien Ny. M 32 Tahun G4P0A0 di Pustu

Yasa Mulya Tanah Miring Kabupaten Merauke. Berdasarkan hasil

asuhan kebidanan kepada Ny. M yang di lakukan penulis sejak usia

kehamilan 36 minggu sampai keluarga berencana, penulis

mendapatkan hambatan oleh karna adanya virus covid-19 yang

mewabah. Diawal tahun 2020 dunia bahkan indonesia terserang virus

mematikan yaitu covid – 19. Kemenkes RI tahun 2020 mewajibkan

semua petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan wajib


232

menggunakan APD lengkap. Dan dalam memberikan asuhan

kebidanan dari kehamilan,persalinan, nifas, BBL dan KB penulis

menggunakan APD lengkap guna mencegah terjadinya penularan

virus covid – 19 antara petugas dan pasien atau pun petugas ke pasien

dan mewajibkan pasien untuk wajib mengenakan masker karena virus

rentan menyerang orang – orang yang memiliki daya tahan tubu

rendah, apalagi bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru

lahir sehingga penulis menyimpulkan apakah asuhan tersebut telah

sesuai teori atau tidak.

2. Masa Kehamilan

a. Pembahasan pada Data Subjektif

Hasil pengkajian pada ibu hamil trimester III Ny. M umur 32

tahun dalam kehamilan pertamanya di Pustu Yasa Mulya Tanah

Miring Kapubaten Merauke di temukan data subjektif pada

kunjungan ke II : Ibu mengeluh sakit pada pinggang bagian

belakang dan perut bagian bawah.

Hal ini sesuai dengan teori Sarwono Prawirohardjo (2016),

bahwa keluhan baik fisiologis maupun psikologis yang di rasakan

ibu hamil pada trimester III yaitu : sesak napas, haemoroid, nyeri

punggung bagian bawah dan sering BAK.

Penulis berasumsi bahwa keluhan yang dirasakan Ny. M

sesuai dengan teori yang terdapat pada ketidaknyamanan pada ibu


233

hamil trimester III sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

b. Pembahasan pada Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M diperoleh TFU UK 36

minggu yaitu 28 cm. Hal ini berbeda dengan teori menurut

Mc.Donald dalam sulistyawati ( 2012 ), bahwa UK 36 minggu TFU

30 cm. Penulis berasumsi bahwa terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek. Dikarenakan ukuran TFU setiap ibu berbeda – beda

sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan dinding perut.

Selain itu, hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M diperoleh DJJ UK

36 minggu yaitu 147cm x/menit, hal ini sesuai dengan teori

Romauli (2011), bahwa normalnya DJJ yaitu 120 – 160 x /menit.

Berdasarkan hal diatas penulis berasumsi bahwa DJJ Ny. M dalam

batas normal sesuai teori sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

c. Pembahasan pada Analisi Data Dan / Masalah Kebidanan

Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah Ny.

M usia 32 tahun G4P0A0 UK 36 minggu hamil trimester III.

Penegakan diagnosa tersebut sesuai dengan data subjektif dan data

objektif yang didapatkan, seperti ini merupakan kehamilan keempat

dan HPHT 20 Juli 2021. Penetapan UK dalam kasus ini

menggunakan rumus neagle. Menurut rumus neagle dalam Bonni

dkk ( 2012 ) bahwa rumus neagle ini biasanya hanya bisa dipakai
234

jika siklus haid teratur 28 hingga 30 hari. Perhitungannya yaitu

rumus neagle sama dengan ( hari pertama haid + 7 ), ( bulan

terakhir haid – 3 ), ( tahun + 1 ). Penulis berasumsi bahwa

penentuan HPHT berdasarkan teori sudah sesuai dengan UK Ny M

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Dari hasil analisis data diperoleh masalah pada kasus ini yaitu

ibu mengatakan tidak ada keluhan. Menurut Sarwono

Prawirohardjo (2016), keluhan yang dirasakan pada ibu hamil

trimester III yaitu sesak nafas, haemoroid, konstipasi, nyeri

punggung bagian bawah, dan sering BAK.

Penulis berasumsi bahwa keluhan yang dirasakan Ny. M tidak

sesuai dengan teori yang terdapat pada ketidaknyamanan pada ibu

hamil trimester III sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

d. Pembahasan pada Penatalaksanaan

Pada Ny. M umur 32 tahun G4P0A0 UK 36 minggu hamil

trimester III, penulis memberikan asuhan antara lain KIE mengenai

nutrisi, istirahat cukup, tanda bahaya kehamilan, dan pemberian

tablet FE.

Menurut (Sutanto dan fitriana, 2019) bahwa pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada ibu hamil yaitu nutrisi, mobilisasi dan body

mekanik serta istirahat yang cukup.


235

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan pada Ny. M sudah

sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

3. Masa Persalinan

a. Pembahasan pada Data Subjektif

Hasil pengkajian pada seorang ibu bersalin Ny. M umur 32

tahun ditemukan data subjektif : ibu mengeluh , sakit perut tembus

tulang belakang dan adanya pengeluaran lendir bercampur darah.

Hal ini sesuai dengan teori JNPK – KR (2016), keluhan yang

sering dirasakan ibu bersalin yaitu dimulai dengan adanya his yang

dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron selanjutnya

keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang

pecah akibat pendataran dan pembukaan serviks.

Penulis berasumsi bahwa keluhan yang dirasakan pada Ny. M

sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

b. Pembahasan pada Data Objektif

Pada kasus ini lama kala I dari pembukaan 4 cm – 10 cm

kurang lebih 4 jam lebih. Menurut teori JNPK – KR ( 2016 ),

pembukaan 0 – lengkap ( kala I ) memerlukan waktu antara lain 18

- 24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten 8 jam dari

pembukaan 0 sampai pembukaan kurang dari 4 cm, dan fase aktif 6

- 8 jam dari pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm, sehingga


236

penulis berasumsi bahwa lama kala I pada kasus ini masih dalam

waktu yang normal.

c. Pembahasan pada Analisis Data dan / Masalah Kebidanan

Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang ditegakan adalah

Ny.M G4P0A0 UK 38 minggu inpartu kala I pembukaan 4 fase

aktif. Penegakan diagnosa tersebut sesuai dengan data subjektif dan

data objektif yang didapatkan menurut penulis hal ini sesuai atau

tidak dengan teori Padila ( 2015 ), penulisan analisa data pada ibu

bersalin yaitu G4P3A0 UK 38 minggu dengan inpartu kala I fase

laten atau aktif.

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan yang diberikan

pada Ny. N sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

d. Pembahasan pada Penatalaksanaan

1) Kala I

Pada Ny. M umur 32 tahun G4P 0A0 UK 38 minggu inpartu

kala I penulis memberikan asuhan antara lain pemantauan

kemajuan persalinan dari pembukaan 4 hingga 10 berlangsung

kurang lebih selama 4 jam (21.00 WIT – 00.00 WIT )

Menurut JPNK – KR ( 2016 ), persalinan kala I berlangsung

18 – 24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten 8 jam

dari pembukaan 0 sampai pembukaan kuran dari 4 cm, dan fase

aktif 6 – 8 jam dari pembukaan servik 4 cm – 10 cm. Dalam


237

fase dilatasi maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, dan

fase diselerasi dimana pembukaan menjadi lambat kurang lebih

4 jam, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering fase aktif.

Keadaan tersebut dapat dijumpai baik pada primigravida

maupun multi gravida, akan tetapi pada primigravida fase laten,

fase aktif, dan fase diseleasi terjadi lebih panjang. Berdasarkan

kurve fridman, diperhitungan pembukaan pada primigravida 2

cm / jam. Dengan demikian waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primigravida dan multigravida.

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan yang diberikan

pada Ny.M sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Kala II

Pada Ny. M umur 32 tahun G4P 0A0 UK 38 minggu inpartu

kala II penulis memberikan asuhan 60 langkah persalinan

antara lain melihat tanda – tanda kala II yaitu dorongan kuat

untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva

membuka dan adanya lendir darah. Memastikan kelengkapan

alat dan obat – obatan dan mendekatkan pada ibu.

Memposisikan ibu posisi litotomi dan menaruh tangan pada


238

kedua paha, kemudian menarik kearah dada. Menganjurkan ibu

untuk meneran saat ada kontraksi dan ibu mau meneran saat

adanya his. Membantu melahirkan kepala, bahu, badan, sampai

kaki bayi dengan langkah – langkah sebagai berikut:

Mengalaskan bokong ibu dengan kain, meletakkan l kain diatas

perut ibu, mendekatkan alat dan memperhatikan kelengkapan

alat, memakai handscoen steril, memimpin meneran saat ada

dorongan yang kuat untuk meneran, menyokong perineum saat

kepala bayi membuka vulva 5 – 6 cm dengan tangan kanan dan

menahan puncak kepala dengan tangan kiri. Memeriksa adanya

lilitan tali pusat ( tidak ada lilitan tali pusat ), menunggu kepala

melakukan putaran faksi luar, melahirkan bayi dengan cara

kedua tangan diletakan secara biparietal pada bayi lalu menarik

kepala kearah atas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian

lakukan sanggah susur yaitu tangan kanan menahan kepala,

leher, dan badan bayi dan tangan kiri menelusuri badan bayi,

bayi lahir jam 01.00 WIT, jenis kelamin : Perempuan,

meletakkan bayi pada dada ibu, mengeringkan tubuh bayi

dengan kain kering dan bersih, setelah bayi lahir lakukan

penelitian sepintas yaitu bayi menangis kuat, kulit kemerahan,

pergerakan aktif, menjepit tali pusat dengan jarak dari pusat

bayi yaitu 3 cm, kemudian klem tali pusat kedua jarak dari

klem pertama yaitu 2 cm lalu potong tali pusat, membalikan


239

tubuh bayi pada dada ibu untuk IMD dan tutup dengan kain

agar bayi tetap hangat.

Menurut Nurjasmi, dkk (2016) tatalaksana asuhan

persalinan normal tergabung dalam 60 langkah APN yaitu : (1)

Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan, ibu merasa ada

dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang

semakin meningat pada rectum dan vagina, perineum tampak

menonjol, vulva dan sfingter ani membuka, (2) siap alat,cek

alat, oksi, spuit, siap diri, celemek , cuci tangan, hand scoon,

oksi, (3) pastikan DJJ,vulva higiene, PD / VT, celup, DJJ, (4)

siap ibu dan keluarga: pimpin meneran,lihat his, (5) siap tolong,

handuk, alas bokong, hand scoon steril, (6) tolong, kepala

lindungi ucap cek tunggu bahu biparietal badan sanggah susur,

(7) penanganan BBL letakan, keringkan, jepit potong tali pusat

ganti baju bersih ganti kain bersih IMD.

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan yang diberikan

pada Ny. M sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Kala III

Pada Ny. M umur 32 tahun P4A 0 persalinan kala III penulis

memberikan asuhan manajemen aktif kala III yaitu :

memastikan tidak ada janin kedua, penyuntikan oksitosin di 1/3

paha kanan atas secara IM, melakukan peregangan tali pusat


240

dan melahirkan plasenta. Kala III pada Ny M berlangsung

selama 5 menit.

Menurut (firiana nurwiandani, 2020 ), kala III dimulai

segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Penulis berasumsi bahwa asuhan yang diberikan pada Ny.

M sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

4) Kala IV

Pada Ny. M umur 32 tahun P4A0 kala IV penulis

memberikan asuhan yaitu lama kala IV kurang lebih 2 jam

( 01.30 – 03.50 WIT ), terdapat robekan perineum derajat 2,

perdarahan 200 cc, dilakukan IMD.

Hal ini sesuai dengan teori Iccesmi dan Margareth ( 2013 ),

kala IV ini berlangsung mulai dari lahirnya plasenta dan

lamanya 2 jam. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV

adalah tingkat kesadaran klien, pemeriksaan TTV : tekanan

darah, nadi, suhu, dan pernafasan, kontraksi uterus, TFU,

perdarahan, kandung kemih, perdarahan dianggap masih

normal jika jumlahnya tidak melebihi dari 500 cc. TFU setelah

bayi lahir sejajar pusat. TFU setelah plasenta lahir 2 jari

dibawah pusat.
241

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan yang diberikan

pada Ny M sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Bayi Baru Lahir

a. Pembahasan Pada Data Subjektif

Hasil pengkajian pada bayi Ny. N lahir secara spontan pada

tanggal 13 April 2021 pukul 01.00 WIT di Pustu Yasa Mulya

ditemukan data subjektif : keadaan bayi sehat, warna kulit merah

muda, tangisan kuat tonus otot baik ( A/S : 9/10 ).

Hal ini sesuai dengan teori Tandon, N.M ( 2016 ) yaitu kriteria

penilaian APGAR score meliputi : appearance ( warna kulit ), pulse

( denyut jantung ), grimace ( respon refleks ), activity ( tonus otot ),

respiration ( pernafasan ).

Penulis berasumsi asuhan kebidanan yang diberikan sudah

sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

b. Pembahasan Pada Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik pada bayi Ny. N diperoleh

antropometri : BB : 3.700 gram, PB : 49 cm LD : 33 cm, LK : 32

cm.

Hal ini sesuai dengan teori Bayi baru lahir (BBL) normal

adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
242

dan tanpa tanda – tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya

( Noordiati, 2018 ).

Penulis berasumsi bahwa antopometri pada bayi Ny. M dalam

batas normal sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

c. Pembahasan Pada Analisis Data

Pada kasus ini diagnosa kebidanan bayi Ny. M NCB, SMK

umur 0 hari. Penegakan diagnosa tersebut sesuai dengan data

subjektif dan data objektif yang didapatkan. Bayi Ny. M dalam

keadaan sehat sesuai dengan teori ( Noordiati, 2018 ), yaitu ciri –

cari bayi lahir cukup bulan.

Penulis berasumsi bahwa asuhan yang diberikan sudah sesuai

dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

d. Pembahasan Pada Penatalaksanaan

Pada bayi Ny. M umur 0 hari penulis memberikan asuhan

antara lain : menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi

dengan menggunkan kain bersih, kering, selimuti bayi dan

pakaikan topi untuk menghindari kehilangan panas dan hipotermi,

bayi tidak mengalami hipotermi, memberikan salap mata tetrasiclin

1 % untuk mencegah infeksi pada kedua mata bayi. Bayi telah

diberi salap mata tetrasiclin untuk mencegah infeksi, memberikan


243

suntikan vit K untuk mencegah perdarahan intrakeranial dengan

dosis 1 mg sebanyak 0,1 cc IM 1/3 paha luar sebelah kiri untuk

mencegah perdarahan pada oak dan tali pusat. Bayi telah diberikan

vit K setelah 1 jam bayi lahir dengan dosis 1 mg sebanyak 0,1 cc

IM 1/3 paha luar sebelah kiri, memberitahu ibu cara merawat tali

pusat agar tidak infeksi. Cukup dengan mengganti kassa jika selesai

mandi tidak diperbolehkan menggunakan ramuan tradisional.

Menurut Prawirohardjo ( 2014 ) manajemen bayi baru lahir

yaitu : Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan delle,

menghangatkan dan mengeringkan bayi menggunakan kain yang

bersih, memberikan salep mata eritromisin 0,5 %pada mata kanan

dan kiri bayi, memberi injeksi vitamin K 0,5 mg secara IM pada

paha kiri bayi, melakukan IMD, memberi injeksi Hb 0 secara IM

pada paha kanan bayi setelah 1 jam pemberian vitamin,

memakaikan pakaian pada bayi serta membedong bayi dengan kain

yang bersih.

Penulis berasumsi bahwa asuhan kebidanan yang diberikan

pada Ny. M sudah sesuai dengan tori sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

5. Masa Nifas

a. Pembahasan Pada Data Subjektif


244

Hasil pengkajian pada Ny.M umur 32 tahun dalam postpartum

hari ke 1 di Pustu Yasa Mulya ditemukan data subjektif : ibu

mengeluh perut ibu masih merasa mules.

Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati ( 2015 ),bahwa

keluhan yang dirasakan pada ibu dengan post partum yaitu involusi

atau pengerutan rahim merupakan suatu keadaan kembalinya uterus

pada kondisi sebelum hamil.

Penulis berasumsi bahwa keluhan yang dirasakan Ny. M sesuai

dengan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

b. Pembahasan Pada Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M pada 1 hari post partum

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 6 hari post

partum TFU di pertengahan pusat sympisis. Hal ini sesuai dengan

teori Sulistyawati ( 2015 ) TFU setelah plasenta lahir, 1 minggu

post partum 2 jari d bawah pusat, 1-2 minggu post partum

pertengahan pusat sympisis, 2-6 minggu tidak teraba, dan kontraksi

uterus selalu baik dengan konsistensi keras. Penulis beramsumsi

bahwa tidak tertapat kesenjangan antara teori dan praktek.

Selain itu, hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M pada 1 hari post

partum lochea rubra, pada hari ke 6 post partum lochea sanguilenta.

Hal ini fisiologis lochea rubra berlangsung selama 1-2 hari post

partum, lochea sanguilenta pada hari ke 3-7 post partum. Hal ini
245

sesuai dengan teori Menurut (Purwoastuti walyani, 2020), Lochea

rubra (cruenta) berwarna merah, berlangsung selama 1- 2 hari

pasca persalinan. Lochea sanguilenta berwarna merah kekuningan

berisi darah dan lendir terjadi pada hari ke 3 - 7 pasca persalinan.

Lochea seorsa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7 – 14 minggu pasca persalinan. Lochea alba cairan

putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum.

Berdasarkan hal teori di atas Penulis beramsumsi bahwa TFU

dan pengeluaran lochea pada Ny. M dalam batas normal, dan tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

6. Keluarga Berencana

a. Pembahasan Pada Data Subjektif

Keluarga berencana adalah suatu upaya yang mengatur

banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu

maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat

yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai

akibat dari kelahiran tersebut (Prijatni & Rahayu, 2016).

Hasil pengkajian pada Ny. M umur 32 tahun di Pustu Yasa

Mulya di temukan data subjektif : ibu ingin menggunakan metode

Coitus Interuptus utuk menjarakan kehamilannya.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis memperoleh data

dari Ny.M yaitu Ny. M mengatakan ingin memakai KB metode


246

Coitus Interuptus berikan informasi tentang manfaat, cara kerja,

keuntungan, kerugian dan efek samping dari KB metode Coitus

Interuptus.

Penulis berasumsi bahwa tindakan yang dilakukan pada Ny. M

sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

b. Pembahasan Pada Data Objektif

Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M keadaan umum : baik,

kesadaran : composmentis, TD : 120/70 mmHg. Menurut Obstetri

(2014), salah satu kerugian dari metode coitus interuptus adalah

angka kegagalan yang cukup tingggi.

Penulis beramsumsi bahwa sejauh ini Ny.M tidak mengalami

kegagalan dalam menggunakan metode coitus interuptus, jadi

antara teori dan praktek tidak terdapat kesenjangan.

c. Pembahasan Analisis Data Dan / Masalah Kebidanan

Ny. M umur 32 tahun dengan metode coitus interuptus.

Menurut teori Obstetric (2014), Metode coitus interuptus tidak

memerlukan biaya, tidak menggunakan zat kimiawi, dapat

digunakan setiap waktu, tidak efek samping, efektif bila

dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI,

diterima oleh agama tertentu.

Penulis beramsumsi bahwa Metode coitus interuptus cukup

baik bagi ibu karena tidak mengganggu produksi ASI dan dapat
247

digunakan setiap waktu dapat mencegah kehamilan bila dilakukan

dengan benar, sesuai dengan teori jadi tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

d. Pembahasan Dan Penatalaksanaan

Pada Ny. M umur 32 tahun penulis memberikan konseling

asuhan kebidanan dengan metode coitus interuptus yaitu: Alat

kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara

sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah. Hal ini

berdasarkan kenyataan akan terjadinya ejakulasi di sadari

sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki, dan setelah itu masih ada

waktu kira-kira berapa detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang

singkat ini dipergunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.

Penulis beramsumsi bahwa asuhan kebidanan pada Ny.M

sudah sesuai dengan teori jadi tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.
248
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara

komprehensif mulai dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas

sampai KB kepada Ny.M di Pustu Yasa Mulya Tanah Miring maka

penulis mengambil kesimpulan bahwa :

1. Masa Kehamilan

Masa kehamilan pasien mengalami ketidak nyamanan

nyamanan trimester 3 namun dapat diatasi sehingga tidak berdampak

buruk pada persalinan, bayi baru lahir, serta masa nifas.

2. Masa Persalinan

Pada masa persalinan penulis tidak menemukan masalah selama

berlangsungnya proses persalinan. Pada kala I berlangsung 8 jam,

pada kala II berlangsung 45 menit, dan kala III berlangsung 10 menit,

pada kala IV berlangsung 2 jam post partum. Hal ini sesuai dengan

teori, jadi penulis menyimpulkan ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

3. Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir, penulis menyimpulkan bahwa bayi Ny.M

tidak terdapat masalah apapun sehingga masih dalam keadaan normal,

250
251

dan asuhan yang diberikan sesuai. Maka penulis menyimpulkan

bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.

4. Masa Nifas

Pada masa nifas berjalan dengan normal tidak ada masalah yang

ditemukan, sehingga penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan

antara teori dengan praktek.

5. Keluarga Berencana

Telah dilakukan dan mendokumentasikan asuhan kebidanan

keluarga berencana (KB) kepada Ny.M saat masa nifas telah selesai.

Ibu bersedia menggunakan KB metode Coitus Interuptus dan telah di

laksanakan.

Pemberian Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.M masih

belum optimal. Hal ini disebabkan oleh kurang koopratifnya keluarga

klien dalam mendukung asuhan yang telah diberikan. Selain itu ada

beberapa asuhan yang tidak diberikan pada Ny.M, sehingga hasil asuhan

masih jauh dari yang diharapkan.

B. Saran

Setelah dilakukan studi kasus oleh penulis secara komprehensif

yang dilakukan dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan

KB dan segera mengelolah jika ditemukan masalah, maka penulis

mempunyai beberapa saran :


252

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi kesehatan

dalam rangka meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan asuhan

kebidanan komprehensif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan

untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi

mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan ibu

hamil, ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat turut aktif membantu tenaga kesehatan

dalam melakukan asuhan kebidanan baik kehamilan, bersalin, nifas,

dan bayi baru lahir.

d. Bagi Ibu dan Keluarga

Bagi Ibu diharapkan untuk lebih banyak belajar mengenai tanda

bahaya kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana serta mengurangi kecemasan dan lebih tenang dalam

menjalani kehamilannya.

Bagi keluarga diharapkan kerjasamanya untuk memberi support

lebih terhadap ibu dan menghindari melakukan atau membicarakan

hal-hal yang dapat membuat ibu menjadi lebih cemas.


DAFTAR PUSTAKA

Armini, N. W., Sriasih,N. G. K. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita

Dan Anak Pra Sekolah. Yoyakarta : ANDI

Asih Yusari & Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan

Menyusui. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Bojonegoro, (2016). Profil Kesehatan Kabupaten

Bojonegoro.Bojonegoro.

Dinas Kesehatan Bojonegoro, (2017). Profil Kesehatan Kabupaten

Bojonegoro.Bojonegoro.

Diki Retno Yuliani, E. S. (2021). ASUHAN KEHAMILAN. (A. Karim, Penyunt.)

Medan: Yayasan Kita Menulis.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Jakarta : Depkes

RI

Kemenkes, R.I. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta: Kemenkes

RI.

Lailiyana. Asuhan Kebidanan Persalinan. In: Monica E, Esty W, editors. pertama.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2015.

Legawati., S. M. (2018). Asuhan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka

Media

253
Miftahul khairoh, S. M. (2019). ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Surabaya:
CV. Jakad Publishing.
Noordiati. 2018. Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah. Malang : Wineka Media
Nugroho, T., dkk. (2014). Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika
Nurjasmi, Dr. Emi. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Cetakan Pertama.
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta.
Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Ed. 1. Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish
Prawihardjo, Sarwono (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Rohani, dkk (2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika
Romauli, S. 2014. Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sukma, Febi dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiah Jakarta.
Sulistyawati, Ari. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika.
2013.
Tando, N. M. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
EGC.
Wagiyo, Ns, Putranto.2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & bayibaru
lahir fisiologis dan patologis. Yogyakata :CV.Andi
Walyani E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Walyani, Elisabeth siwi & Purwoastuti E. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas &
Menyusui. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS
Lokadata angka kematian ibu diindonesia. Diakses pada tanggal 12 juni 2021
dari :https://lokadata.id/artikel/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-
jauh-dari-target-sdgs
255

RI, K. K. (2020). PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL,PERSALINAN,NIFAS,


DAN BAYI BARU LAHIR. Diakses pada tanggal 27 mei 2021 dari :
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/2020/Oktober-
pedoman-pelayanan-antenatal-persalinan-nifas-dan-bbl-d-era-adaptasi-
kebiasaan-baru.pdf.
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 27 mei 2021 dari :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf
LAMPIRAN

LAMPIRAN
cclvii

DOKUMENTASI LTA
cclviii
cclix

Anda mungkin juga menyukai