Anda di halaman 1dari 29

askeb keluarga dengan salah satu anggota keluarga tidak ber-KB

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang dilakukan dengan memberikan prioritas pada upaya promotif, preventif, kuratif
serta rehabilitatif yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2015 maka perlu diadakan kesehatan bagi keluarga karena
keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga dijadikan unit pelayanan karena
masalah kesehatan keluarga yang akan mempengaruhi keluarga pula, keluarga disekitarnya atau
masyarakat secara keseluruhan (Effendi, Nasrul, 1995).
Masalah kurangnya pengetahuan tentang KB merupakan masalah yang tidak dirasakan oleh
keluarga, karena keluarga terutama di desa masih menganut kebiasaan-kebiasaan adat istiadat
yang dapat merugikan kesehatan. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
misal : pendidikan , sosial, ekonomi, pengetahuan dan yang paling kuat mempengaruhi adat
istiadat, diantaranya adalah KB.Pada saat ini Negara kita sedang menghadapi masalah dengan
peningkatan jumlah penduduk 5 juta per tahun. Tingginya angka kemiskinan dan angka kematian
ibu dan bayi menjdi permasalahan yang perlu ditindak lanjuti (Manuaba IBG, 1998).
Dengan harapan ibu dapat mengikuti program KB dan dengan keikutsertaan ibu dalam program
KB dapat mengurangi angka kelahiran dan angka kematian (Depkes Perawatan Kesehatan
Masyarakat, 1994).
1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan umum

Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat pada kasus dimasyarakat dan
mendapat pengalaman yang nyata tentang peran, fungsi dan tugas Puskesmas baik di dalam
maupun di luar gedung di wilayah binaan, serta mampu bersikap etis, rasional dan profesional
dalam menimbulkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

1.2.2

Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mampu :


1.

Melakukan pengkajian pada keluarga Tn K" dengan kurangnya pengetahuan keluarga

tentang KB.
2. Menginterpretasi data dasar sesuai dengan data yang ada.
3. Merumuskan masalah sesuai dengan data dasar.
4. Menyusun prioritas masalah sesuai dengan perumusan masalah yang sudah ada.
5. Menyusun rencana Asuhan Kebidanan sesuai dengan masalah yang sudah ditetapkan
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
7. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan.
1.3 Batasan Dan Ruang Lingkup
Mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini dengan
Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Pada Tn K dengan Salah Satu
Anggota Keluarga Tidak Menggunakan KB.
1.4 Lokasi Dan Waktu
Pendekatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas ini dilakukan selama praktek kerja
lapangan di Desa Hulaan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik pada tanggal 26-01-2015
sampai 14-02-2015.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1

Studi kepustakaan

Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur yang
berhubungan dengan KB.
1.5.2

Praktek langsung

Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan penulis secara langsung pada keluarga Tn K
yang mempunyai masalah tentang KB. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan
bersama-sama dengan keluarga binaan. Adapun pendekatan ini dilakukan untuk mengumpulkan

data yang didapatkan melalui keuntungan rumah, wawancara, observasi/pengamatan langsung


dan pemeriksaan fisik.
1.5.3

Bimbingan dan konseling

Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing lahan dan
pembimbing pendidikan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan dan Ruang Lingkup
1.4 Lokasi dan Waktu
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1

Pengertian

2.1.2

Tipe Keluarga

2.1.3

Struktur Keluarga

2.1.4

Fungsi Keluarga

2.1.5

Ciri Keluarga

2.2 Perawatan Kesehatan Keluarga


2.2.1

Pengertian

2.2.2

Tujuan

2.2.3

Tugas-tugas Keluarga

2.2.4

Keluarga Kelompok Resiko Tinggi

2.2.5

Hambatan dalam Pemecahan Masalah

2.2.6

Tipologi Masalah Kesehatan

2.2.7

Ketidakmampuan Keluarga dalam Melaksanakan Tugas

2.3 Konsep Keluarga Berencana

2.3.1

Pengertian

2.3.2

Tujuan Gerakan KB

2.3.3

Tiga Fase Kebijaksanaan

2.3.4

Macam-macam Kontrasepsi

2.3.5

Memilih Metode Kontrasepsi

2.4 Konsep Makanan Pendamping ASI


2.4.1

Pengertian

2.4.2

Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat

2.4.3

Permasalahan dalam pemberian MP-ASI

2.5 Konsep Asuhan Kebidanan


BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Interpretasi Data Dasar
3.3 Perumusan Masalah
3.4 Susunan Prioritas
3.5 Rencana Pengembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1

Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung dalam hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinterksi satu
sama lain, dan didalam peranannya masing-masing mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, Nasrul. 1998 : 32)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
(Depkes RI. 1998)
Jadi, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih yang
tergabung dalam sebuah hubungan perkawinan atau pengangkatan dan tinggal dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2.1.2

Tipe Keluarga

1.

Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.

2.

Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan anak saudara,

misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan lain-lain.
3.

Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang

menikah lebih dari satu dan merupakan satu keluarga inti.


4.

Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau

kematian.
5.

Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami

dan hidup secara bersama.


6.

Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi

membentuk suatu keluarga.

2.1.3

Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :


1. Partilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Martilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keliarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.4

Fungsi keluarga

2.1.4.1 Fungsi Biologis


1. Untuk meneruskan keturunan.
2. Memelihara dan membesarkan anak.
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2.1.4.2 Fungsi psikologis
1. Memberi kasih sayang dan rasa aman.
2. Memberi perhatian diantara anggota keluarga.
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4. Memberikan identitas keluarga.
2.1.4.3 Fungsi Sosialisasi
1. Membina sosialisasi pada anak.
2. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
3. Menerukan nilai-nilai budaya keluarga.
2.1.4.4 Fungsi Ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

3.

Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua.


2.1.4.5 Fungsi Pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2.

Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan memenuhi

perannya sebagai orang dewasa.


3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.5

Ciri-ciri Keluarga

1. Diikat dalam satu tali perkawinan.


2. Ada hubungan darah.
3. Ada ikatan batin.
4. Ada tanggungjawab masing-masing anggotanya.
5. Ada pengambil keputusan.
6. Kerjasama diantara anggota keluarga.
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
8. Tinggal dalam suatu rumah.
2.2 Perawatan Kesehatan Keluarga
2.2.1

Pengertian

Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) : Perawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur (Effendy, Nasrul. 1998 : 38).
2.2.2

Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Tujuan khusus
a.

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi oleh keluarga.

b.

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan

dasar dalam keluarga.


c.

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap

anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah anggota keluarganya.
2.2.3

Tugas-tugas Keluarga

Menurut Freeman (1981) tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :
1.

Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

2.

Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3.

Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang


tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

4.

Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

5.

Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.

2.2.4
1.

Keluarga Kelompok Resiko Tinggi

Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai

berikut :
a.

Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.

b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatannya sendiri.


c.

Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan.

2. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil


a.

Umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b. Menderita kekurangan gizi/anemia.


c.

Menderita hipertensi.

d. Primipara dan multipara.


e.

Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3. Keluarga dimana anak yang menjadi resiko tinggi, karena :


a.

Lahir prematur/BBLR.

b. Berat badan sukar naik.


c.

Lahir dengan cacat bawaan.

d. ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.


e.

Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anak.

4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga :


a.

Anak tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.

b.

Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cek-cok dan

ketegangan.
c.

Ada anggota keluarga yang sering sakit.

d. Salah satu anggota (suami/istri) meninggal atau lari meninggalkan keluarga.


2.2.5

Hambatan dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga

1. Hambatan dari Keluarga


a.

Pendidikan keluarga yang rendah.

b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana).


c.

Kebiasaan-kebiasaan yang melekat.

d. Sosial budaya yang tidak mendukung.


2. Hambatan dari Perawatan
a.

Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti DHN Kit,

transportasi.
b. Kondisi alam (geografi yang sulit).
c.

Kesulitan dalam komunikasi (bahasa).

d. Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.


2.2.6

Tipologi Masalah Kesehatan dan Keperawatan Keluarga

1. Ancaman Kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang termasuk ancaman kesehatan yaitu :
a.

Penyakit keturunan, seperti asthma bronkiale, DM.

b.

Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, gonorrhoe,

hepatitis dan sebagainya.

c.

Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber

daya keluarga, seperti anak terlalu banyak, sedangkan penghasilan keluarga kecil.
d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan disembarang
tempat, rumah tangga terlalu curam.
e.

Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga.

f.

Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stres antara lain :

1) Hubungan keluarga yang kurang harmonis.


2) Hubungan orang tua dengan anak tegang.
3) Orang tua tidak dewasa.
g. Sanitas buruk, diantaranya :
1) Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik.
2) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat.
3) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumbar air minum.
4) Seloka/tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat.
5) Sumber air minum tidak memenuhi syarat.
6) Kebisingan.
7) Polusi udara.
h. Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan
1) Merokok.
2) Minuman keras.
3) Tidak memakai alas kaki.
4) Makan obat tanpa resep.
5) Kebiasaan makan daging mentah.
6) Hygiene personal kurang.
i.

Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah.

j.

Riwayat persalinan sulit.

k.

Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peran ibu

karena meninggal, anak laki-laki memainkan peranan ayah.


l.

Imunisasi anak tidak lengkap.

2. Kurang/Tidak Sehat adalah :


Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan diantaranya :
a.

Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa.

b.

Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan

pertumbuhan normal.
3. Situasi Krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri
termasuk dalam hal sumber daya keluarga, yaitu perkawinan kehamilan persalinan, masa
nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga, misal bayi baru lahir, abortus, anak
masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga, pindah
rumah.
2.2.7

Ketidakmampuan Anggota Keluarga dalam Melaksanakan Tugas-tugas Kesehatan

Ketidakmampuan Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga disebabkan :


1. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta.
2. Rasa takut akibat masalah yang diketahui.
3. Sikap dan falsafah hidup.
Ketidaksanggupan Keluarga Mengambil Keputusan dalam Melakukan Tindakan yang Tepat,
disebabkan :
1. Tidak memahami, mengenal sifat, berat dan luasnya masalah.
2. Masalah kesehatan yang tidak begitu menonjol.
3. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya
sumber daya keluarga.
4. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-angota keluarga.
6. Tidak tahu fasilitas yang ada.
7. Takut ada akibat tindakan.
8. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
9. Fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau.
10. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
11. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan.
Ketidakmampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit karena :

1.

Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan

penyakit, gejala dan perawatan serta pertumbuhan dan perkembangan anak.


2. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3. Kurang/tidak ada fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk perawatan.
4. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
Ketidakmampuan Memelihara Lingkungan Rumah yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan
1. Sumber-sumber keluarga tidak cukup.
2. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
3. Konflik personal dalam keluarga.
(Nasrul, Effendy. 1998)
2.3 Konsep Keluarga Berencana
2.3.1

Pengertian

Keluarga berencana (family plaining) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi, sedangkan
kontrasepsi adalah cara untuk memcegah terjadinya konsepsi dengan alat dan obat-obatan
(Mochtar, Rustam. 1998 : 255).
2.3.2. Tujuan Gerakan KB Nasional
a.

Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar bagi
terwujudkan masyarakat yang sekahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1.

Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk, keluarga untuk menggunakan alat

kontrasepsi.
2. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan kelahiran.
2.3.3. Sasaran Program KB
1. Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda yang belum ke-KB.
2. PUS istirahat dan PUS yang sudah ber-KB.

3. Pemuda terutama remaja untuk penanaman penghayatan NKKBS.


4. Peserta KB lestari dan purna kencana (peserta KB yang sudah menopause) untuk menjadi
kader atau penggerak program KB.
5.

Keluarga masyarakat yang masih sukar untuk diajak ber-KB dan keluarga masyarakat

didaerah terpencil dan sulit dijangkau.


6.

Kaum pria sebagai usaha meningkatkan peran dan partisipasinya dalam pelaksanaan

program perkembangan NKKBS.


7. KPKIA yang mengarah pada kesejahteraan balita dan ibunya.
2.3.4. Tiga Fase Kebijaksaan untuk Mencapai Sasaran
1. Fase Menunda atau Mencegah Kehamilan (bagi PUS yang usia istrinya kurang dari 20
tahun), prioritas : pil oral, IUD mini bagi kontra indikasi pil oral, sederhana.
Ciri-ciri kontrasepsi :
a)

Reversibilitas tinggi kembalinya kesuburan 1005 terjamin karena peserta belum punya

anak.
b)

Efektifitas tinggi, karena kegagalan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan resiko

tinggi.
2. Fase Menjarangkan Kehamilan (PUS usia istri 20-30 tahun atau 35 tahun)
Merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran 2-4.
Prioritas : IUD, mini pil, pil oral kombinasi, implant sederhana dengan ciri-ciri kontrasepsi :
a) Efektivitas cukup tinggi.
b) Reversibilitas cukup tinggi, karena peserta masih mengharapkan punya anak.
c) Dapat dipakai 2-4 tahun (jangka panjang).
d) Tidak menghambat ASI.
3. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan (PUS usia istri > 30 tahun terutama diusia
35 tahun), sebaiknya setelah mempunyai 2 orang anak.
Prioritas : kontap, IUD, implant, suntik, sederhana, pil.
Ciri-ciri kontrasepsi :
Efektivitas sangat tinggi, permanen dan tidak menambah kelainan yang ada (memenuhi
indikasi, kontra indikasi).
2.3.5. Macam-macam Kontrasepsi
1. Metode Sederhana

a.

Tanpa alat : Metode kalender, suhu badan basal, metode serviks, coitus interuptus.

b. Dengan alat :
Mekanis : kondom, diafragma, kap serviks, spons, (intravaginal).
Kimiawi :spermisid (vagina cream, jelly, foam, suppositoria tablet atau busa).
2. Metode Modern
a.

Hormonal

1) Injeksi atau suntikan : 1 bulan (cyclofem), 3 bulan (depoprovera).


2) Per oral (pil oral combine,mint pil, morning after pil).
3) Inflant (norflant, implanon, indoplant).
4) IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
b. Kontrasepsi mantap
1) MOW (Medis Operatif Wanita)
2) MOP (Medis Operatif Pria)
2.3.6. Memilih Metode Kontrasepsi
1. Syarat
a.

Aman dan tidak berbahaya.

b.

Dapat diandalkan.

c.

Sederhana

d. Murah.
e.

Dapat diterima orang banyak.

f.

Pemakaian jangka lama.

g.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih metode kontrasepsi

h.

Faktor pasangan, umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah ada yang diinginkan,

pengalaman kontrasepsi yang lain.


i.

Faktor kesehatan, status kesehatan, riwayat hamil, riwayat keluarga, pemerisaan fisik,

pemeriksaan panggul.
j.

Faktor metode kontrasepsi, efektifitas, keuntungan, kerugian (efek samping) biaya.

2.4. Konsep Asuhan Kebidanan


2.4.2. Definisi
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan,

ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien
(Varney, 1997).
2.4.3. Tujuan Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn S dengan ketidakikutsertaan KB dalam konteks
keluarga bertujuan untuk :
1. Merencanakan keluarga berencana.
2. Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.4.4. Sasaran Asuhan Kebidanan
Sasaran Asuhan Kebidanan adalah pasangan usia subur dan seluruh anggota keluarga yang
tinggal serumah karena KB sangat penting bagi pasangan usia subur untuk merencanakan
keluarga berencana.
2.4.5. Metode Asuhan Kebidanan
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada PUS digunakan manajemen kebidanan menurut
Helen Varney.
2.4.6. Proses Manajemen Menurut Helen Varney
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah dengan metode pengorganisasian
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi
klien maupun bagi tenaga kesehatan.
I.

Pengolahan data :

Pada pengumpulan data ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
A. Data Obyektif
1. Alamat
Meliputi antara lain lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat untuk
mengetahui dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah
(Nasrul Efendi, 1995 ; 257)
2. Identitas Keluarga
a.

Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala keluarga dan mencegah kekeliruan

bila ada kesamaan nama (Christina Ibrahim, 1984 ; 84).

b.

Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga, perkawinan yang sehat

dilakukan pada usia diatas 20 tahun bagi wanita dan diatas 25 tahun bagi pria (Depag RI ;
2002).
c.

Agama : dinyatakan untuk mengetahui kepercayaan yang dianut oleh keluarga.

d. Pendidikan : digunakan untuk menentukan bahasa yang digunakan dalam penyampaian


informasi.
e.

Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial ekonomi keluarga tersebut

(Christina Ibrahim, 1984 ; 85).


f.

Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi ayah dan ibu (Sulaiman,1983 ;

84).
3. Susunan anggota keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui silsilah keluarga dari keluarga istri dan keluarga suami, serta
keluarga yang telah dibina.
B. Data Khusus :
1. Imunisasi
Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi setiap anggota keluarga.
2. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana kesehatan dan apabila dalam
keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan kepercayaan keluarga pada tenaga
kesehatan.
3. Jenis penyakit yang sering diderita
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga penanganan apa saja yang
sudah diterima dan hasil yang didapat, apakah penyakit yang diderita dapat disembuhkan
dengan tuntas atau belum.
4. Pemeriksaan kehamilan
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan-kesehatan, berapa kali periksa
kehamilan, apakah sudah pernah imunisasi TT, apakah sudah mendapatkan tablet tambah
darah minimal 90 tablet dan Vit. B complek serta yodium, penyuluhan bahaya kehamilan,
gizi buruk.
5. Pertolongan persalinan
Ditanyakan pada ibu siapa penolong persalinan yang lalu, apakah pada persalinan yang lalu
ada penyulit seperti pendarahan, SC, solutio placenta.
6. Kebiasaan menyapih
Ditanyakan untuk menilai nutrisi pada anak khususnya dalam pemberian ASI pada bayi.

7. Pemberian makanan tambahan


Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu melaksanakan program ASI eksklusif pada saat
anaknya masih bayi yaitu pemberian ASI sampai bayi berusia 6 bulan dan setelah itu
diberikan makanan tambahan.
8. Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah ibu melaksanakan program KB serta menilai pengetahuan
ibu bertahap KB yang telah dipilih dan digunakan tentang manfaat dan efek samping dari
KB.
9. Pola hidup
k.

Pola tidur : Tidur sangat penting untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.

l.

Pola makan : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga dan untuk mengetahui

bahan makanan apakah yang dikonsumsi oleh keluarga.


m. Pols kebersihan diri : Menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu mencegah infeksi,
diusahakan mandi dengan air bersih dan ganti pakaian setiap kali kotor.
n.

Pola eleminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola buang air kecil anggota

keluarga, dan untuk mengetahui fungsi alat pencernaan.


10. Adat kebiasaan
Pada adat kebiasaan digunakan untuk mengetahui diadakannya selamatan atau ritual khusus.
11. Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang keluarga menggunakan waktu untuk berkumpul bersama
anggota keluarga, nonton TV.
C. Data Obyektif
Dilakukan pemeriksaan antara lain :
1. Tanda-tanda vital
-

Suhu normal 360-370C jika >380kemungkinan terjadi infeksi.

Nadi normal 90-120x/menit.

Pernafasan normal 30-40x/menit.

2. Pemeriksaan fisik
Kepala

Kulit kepala bersih atau kotor, ada benjolan atau tidak.

Muka

Kesimetrisan, tidak ada conjungtivitis, sklera mata tidak kuning, selaput lendir

mata pucat atau tidak.


Hidung

: Tidak ada polip, keluar cairan atau tidak.

Telinga

Mulut

: Bibir pucat atau tidak, ada caries atau tidak.

Simetris atau tidak, keluar cairan atau tidak.

Leher

: Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.

Tangan

: Simetris atau tidak, ada kelainan atau tidak.

Dada

Perut

: Ada bekas operasi atau tidak.

Kaki

: Simetris atau tidak, ada kelainan atau tidak.

Pernafasan normal atau tidak.

Punggung :
Anus

Simetris atau tidak.

: Ada haemorroid atau tidak.

Genetalia

Ada

varises

atau

tidak.

Ada

condilomatalata

atau

tidak,

ada

condilomaaccuminata atau tidak.


II.

Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spesifik.
III.

Perumusan Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien.
IV.

Susunan Masalah Prioritas

Pada langkah ini dilakukan penyusunan masalah yang diprioritaskan sesuai dengan
penghitungan skor. Untuk mengatasi masalah keluarga yang dibina secara keseluruhan tidak
mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah
kesehatan yang mengancam kehidupan dan mengancam kesehatan keluarga itulah yang
menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas masalah keluarga tetap maka
dilakukan pembobotan masalah dengan menggunakan bahasa prioritas. Skala prioritas dalam
menyusun masalah kesehatan keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas, sebagai berikut
No
1
Sifat masalah

Kriteria

Nilai

Skala :
Ancaman kesehatan

Bobot
1

Tidak/kurang sehat
Krisis
No
Kriteria
2 Kemungkinan masalah dapat diubah

3
1
Nilai

Bobot
2

Skala :

Dengan masalah

Hanya sebagian

Tidak dapat

Potensial masalah dapat diubah

Skala :

Tinggi

Cukup

Rendah
Menonjol masalah

1
1

Skala
Masalah berat harus ditangani

Masalah yang tidak perlu segera ditangani

Masalah tidak dirasakan

0
(Nasrul Effendy, 1998)

Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

3. Jumlahnya skor untuk semua kriteria


4. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.

V.

Intervensi

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa/masalah yang

telah diidentifikasi/antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
1.

Beri penyuluhan pada ibu tentang pengertian KB, manfaat KB, macam-macam KB,

pandangan ibu yang keliru tentang KB


Rasional:
Menambah pengetahuan ibu tentang KB dan dapat berubahperilakunya
2. Berikan konseling kepada ibu untuk memilih dan menggunakan kontrasepsi
Rasonal:
Konseling membantu ibu dalam mengambil keputusan untuk memilih alat kontrasepsi yang
cocok.
3. Libatkan suami untuk memberikan motivasi
Rasional:
Dorongan suami yang adekuat dan pengetahuan yang positif tentang KB.
VI.

Implementasi

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh/intervensi dilaksanakan secara efektif dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh tenaga kesehatan.
VII.

Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
penyuluhan tentang kegunaan KB.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN DALAM KASUS KELUARGA
PADA KELUARGA TN. K DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
TIDAK BER-KB

I.

PENGKAJIAN

Tanggal

: 06 Februari 2015

1. Data Umum
A. Data Subyektif
Kecamatan
Kelurahan
RT/ RW
Alamat
Kepala Keluarga
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Keadaan kesehatan

Pukul : 14.00 WIB

: Menganti
: Hulaan
: 09/ 04
: Jl. Telogobedah, Ds. Hulaan
: Tn. K
: 42 tahun
: Islam
: SMA
: Swasta
: Rp. 1.000.000,- per bulan
: sehat

Susunan Keluarga
Nama

Jenis

Umur

kelamin

Hubungan

Pekerjaan/

Keadaan

No. KIA/

dengan

sekolah

kesehatan

KB

KK

waktu

K1

imunisasi

yg

Tn. K

42 th

Suami

Swasta

dapat
Sehat

Ny. A

35 th

(KK)
Istri

IRT

Sehat

An. C

13 th

Anak

SMP

ber-KB)
Sehat

An. L

11 th

pertama
Anak

SMP

Sehat

An. J

9 th

kedua
Anak

SD

Sehat

An. A

5 th

ketiga
Anak

TK

Sehat

(Tidak

keempat

Tipe keluarga adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga.Hubungan dalam keluarga cukup harmonis.

Genogram

Keterangan

: Laki- laki
: Perempuan

: Garis keturunan
: Garis perkawinan

: Garis yang di bina

: ibu yang tidak ber- KB

2. Data Khusus
Keadaan kesehatan keluarga
1) Bila anggota keluarga ada yang sakit berobat ke puskesmas
2) Jenis penyakit yang sering di derita keluarga : sakit mata, batuk, pilek, panas
3) Tanggapan keluarga terhadap KB : keluarga Tn. K menyatakan bahwa KB merupakan
salah satu program pemerintah dan mereka menyetujui adanya program ini namun keluarga
Tn. K mengakui keterbatasan mereka atas pengetahuan tentang KB yang masi kurang.
4) Pola hidup/ pola kebiasaan sehari- hari
a. Pola makan
Kebutuhan gizi keluarga ditinjau dari kuantitas : semua anggota keluarga makan 3x
sehari dengan nasi, sayur, dan lauk.

a)

Kebutuhan gizi keluarga dari segi kualitas


Bahan makanan pokok adalah nasi, sebelum dimasak beras dibersihkan dan dicuci

terlebih dahulu
b) Jenis lauk pauk : tahu, tempe, telur, kadang daging
c) Jenis sayuran : kangkung, kacang panjang, sawi
b. Pola kebiasaan keluarga
- Kebiasaan tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur keluarga teratur, Bapak, Ibu dan anak- anaknya tidak ada yang tidur
siang. Sedangkan tidur malam 8 jam (21.00- 05.00)
- Kebiasaan BAB/ BAK
Setiap hari BAB 1 kali/ hari, konsistensinya lembek.BAK ayah, ibu, anak pertama sampai
anak ke tiga 3- 4x/ hari warnanya kuning jernih, sedangkan anak ke empat 4- 5x/ hari
warnanya kuning jernih.
- Penggunaan waktu senggang
Ayah : waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
Ibu
: waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
- Pola aktivitas
Sehari- hari Bapak bekerja di salah satu Sekolah Dasar di Desa Hulaan sebagai seorang
penjaga keamanan (satpam ). Sedangkan Ibu sehari- hari melakukan pekerjaan ibu rumah
tangga seperti memasak, membereskan rumah,dll.
- Pola religious
Dalam keluarga menganut agama Islam dan melaksanakan ibdah sholat sesuai ajaran
- Data sosia, budaya dan ekonomi
Dalam keluarga sering diadakan selamatan seperti selamatan 7 bulanan yang dilakukan pada
kehamilan sebelumnya.
B. Data Obyektif
1. Rumah
Luas
: 5 x 20cm
Jenis rumah
: tersendiri
Letak
: jauh dengan sarang vector
Dinding
: tembok
Atap
: genteng
Lantai
: tegel
Cahaya
: terang
Ventilasi
: cukup
Jendela
: ada
Jumlah ruangan : 7

Keterangan
A
: ruang tamu
B
: ruang tv + ruang makan
C
: kamar tidur
D
: dapur
E
: kamar mandi + WC
2. Sumber air minum
Asal
: sumur
Nilai air
: bersih
Konsumsi air
: seluruh keluarga merasa terpenuhi untuk mandi, masak, dan minum.
Air yang di konsumsi untuk minum dimasak terlebih dahulu sampai mendidih.
3. Pembuangan sampah
Sampah di bakar sendiri oleh keluarga Tn. K atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.
4. Kamar mandi dan jamban
a. Kamar mandi ada dan bersih
b. Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa
Jarak dengan sumber air dekat dan bersih
5. Pekarangan dan selokan
Pengaturan
: teratur
Kebersihan
: cukup bersih
Air limbah
: teratur
Peralatan pekarangan
: keluarga punya sapu, sekrup, tempat sampah
6. Pemeriksaan umum Ny. A
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Berat badan sekarang
: 60kg
Tanda- tanda vital
Tekanan darah
: 90/60 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36,50C
Pernapasan
: 24x/ menit
7. Pemeriksaan fisik

Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Leher

: rambut hitam,tidak ada benjolan


: tidak pucat, tidak oedema
: simetris, sclera tidak kuning, conjungtiva merah muda
: bersih, tidak ada cairan yang keluar
: tidak ada stomatitis, tidak pucat
: tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada bendungan kelenjar limfe

dan tidak ada bendungan kelenjar thyroid


Ekstermitas atas : simetris, kuku tidak pucat
Ketiak
: tidak ada penambahan putting susu
Payudara
: simetris, tidak ada massa atau benjolan
Ekstermitas bawah : simetris, tibia baik, tidak oedema, kuku tidak pucat
Punggung
: tidak ada kelainan bentuk punggung
Anus
: tidak hemoroid
8. Pemeriksaan lainnya
Hb
: 12gr %
II.

ANALISA DATA
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. K disebabkan faktor kurangnya

pengetahuan keluarga tentang KB dan salahnya informasi yang diperoleh keluarga dari
masyarakat sekitar.
Akibat dari kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan khussnya dalam penggunaan alat kontrasepsi.Oleh karena itu
intervensi pertama yang harus dilakukkan adalah memberikan penjelasan informasi tentang
alat kontrasepsi.Bila respon keluarga terhadap upaya ini positif maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan intervensi dengan melibatkan keluarga secara aktif sampai pengambilan
keputusan, sehingga keluarga dapat merasakan serta meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang Keluarga Berencana.
III.

INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal
06 Februari

Diagnosa
WUS usia

2015
Pukul

tahun

14.00 WIB

jumlah

35

Data Dasar
Ny. A sejak setengah tahun yang lalu

dengan

tidak lagi menggunakan KB setelah

anak

sebelumnya menggunakan KB PIL karena

orang dan tidak

masalah kesehatan. Ny. A usia 35 tahun

ber-KB

sudah memiliki 4 orang anak dengan usia


anak terkecil 5 tahun, mengakui belum
menggunakan KB karena belum paham
tentang KB yang cocok untuknya.

IV.

PRIORITAS MASALAH

No.

Kriteria

Sifat masalah
Skala tidak/ kurang

Perhitunga

Sko

Pembenaran

n
3/ 3 x 1

r
1

Tahu/

memerlukan

sehat
2

Kemungkinan

tidak

2/ 2 x 2

tahu

dan

penyuluhan

segera
Maslaah mudah

diubah

masalah dapat diubah

dengan penyuluhan yang

dengan mudah
Potensial
masalah

tepat
Masalah

3/ 3 x 1

untuk diubah

dapat

diubah

dengan penyuluhan yang


tepat terutama partisipasi
keluarga

Menonjolnya

0/ 2 x 1

masalah

dalam

mendukungnya
Keluarga tidak menyadari
kurangnya
tersebut

pengetahuan
merupakan

masalah yang harus segera


ditangani.
Total

V.
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tanggal : 06- 02- 2015
Pukul
: 14.45 WIB
Diagnosa
S

: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB
: - ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga Berencana dan macam-

macam alat kontrasepsi.


O

: KU
: Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah
: 90/ 60 mmHg
Nadi
: 88x/ menit
Suhu
: 36.50C

Respirasi
A
P
-

: 24x/ menit

: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 dan tidak ber-KB


:
Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam alat kontrasepsi
Motivasi ibu untuk ber-Kb dan menggunakan alat kontrasepsi yang cocok dengan

kondisinya saat ini


Anjurkan ibu untuk menggunakan KB sederhana sementara, selama ibu belum ber-Kb
jangka panjang/ kontrasepsi mantap.

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal

: 09 Februari 2015

Pukul

: 15.00 WIB

Diagnosa

: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB

: - ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga Berencana dan macam-

macam alat kontrasepsi dan sudah memutuskan untuk menggunakan KB berjangka panjang
(IUD ).
O

: KU
Kesadaran
Tekanan darah
Hb

: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 dan tidak ber-KB

P
-

: Baik
: Composmentis
: 90/ 60 mmHg
: 12 gr%

:
Anjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memutuskan untuk

menggunakan alat kontrasepsi yang sudah dipilih.


- Tetap motivasi ibu untuk ber-KB
Anjurkan ibu untuk tetap menggunakan KB sederhana sebelum menggunakan alat
kontrasepsi yang sudah dipilih.

Anda mungkin juga menyukai