BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat pada kasus dimasyarakat dan
mendapat pengalaman yang nyata tentang peran, fungsi dan tugas Puskesmas baik di dalam
maupun di luar gedung di wilayah binaan, serta mampu bersikap etis, rasional dan profesional
dalam menimbulkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
1.2.2
Tujuan khusus
tentang KB.
2. Menginterpretasi data dasar sesuai dengan data yang ada.
3. Merumuskan masalah sesuai dengan data dasar.
4. Menyusun prioritas masalah sesuai dengan perumusan masalah yang sudah ada.
5. Menyusun rencana Asuhan Kebidanan sesuai dengan masalah yang sudah ditetapkan
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
7. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan.
1.3 Batasan Dan Ruang Lingkup
Mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, maka penulis membatasi makalah ini dengan
Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks Keluarga Pada Tn K dengan Salah Satu
Anggota Keluarga Tidak Menggunakan KB.
1.4 Lokasi Dan Waktu
Pendekatan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas ini dilakukan selama praktek kerja
lapangan di Desa Hulaan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik pada tanggal 26-01-2015
sampai 14-02-2015.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1
Studi kepustakaan
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur yang
berhubungan dengan KB.
1.5.2
Praktek langsung
Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan penulis secara langsung pada keluarga Tn K
yang mempunyai masalah tentang KB. Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan
bersama-sama dengan keluarga binaan. Adapun pendekatan ini dilakukan untuk mengumpulkan
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing lahan dan
pembimbing pendidikan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan dan Ruang Lingkup
1.4 Lokasi dan Waktu
1.5 Metode Penulisan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1
Pengertian
2.1.2
Tipe Keluarga
2.1.3
Struktur Keluarga
2.1.4
Fungsi Keluarga
2.1.5
Ciri Keluarga
Pengertian
2.2.2
Tujuan
2.2.3
Tugas-tugas Keluarga
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.3.1
Pengertian
2.3.2
Tujuan Gerakan KB
2.3.3
2.3.4
Macam-macam Kontrasepsi
2.3.5
Pengertian
2.4.2
2.4.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung dalam hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinterksi satu
sama lain, dan didalam peranannya masing-masing mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, Nasrul. 1998 : 32)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
(Depkes RI. 1998)
Jadi, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih yang
tergabung dalam sebuah hubungan perkawinan atau pengangkatan dan tinggal dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2.1.2
Tipe Keluarga
1.
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.
2.
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan anak saudara,
misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan lain-lain.
3.
Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5.
Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
2.1.3
Struktur Keluarga
Fungsi keluarga
3.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dan memenuhi
Ciri-ciri Keluarga
Pengertian
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) : Perawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur (Effendy, Nasrul. 1998 : 38).
2.2.2
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Tujuan khusus
a.
b.
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah anggota keluarganya.
2.2.3
Tugas-tugas Keluarga
Menurut Freeman (1981) tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.
2.2.4
1.
Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai
berikut :
a.
Menderita hipertensi.
Lahir prematur/BBLR.
Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anak.
b.
Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cek-cok dan
ketegangan.
c.
Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti DHN Kit,
transportasi.
b. Kondisi alam (geografi yang sulit).
c.
1. Ancaman Kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan yang termasuk ancaman kesehatan yaitu :
a.
b.
c.
Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber
daya keluarga, seperti anak terlalu banyak, sedangkan penghasilan keluarga kecil.
d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam diletakkan disembarang
tempat, rumah tangga terlalu curam.
e.
f.
j.
k.
Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan peran ibu
b.
Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan normal.
3. Situasi Krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri
termasuk dalam hal sumber daya keluarga, yaitu perkawinan kehamilan persalinan, masa
nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga, misal bayi baru lahir, abortus, anak
masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga, pindah
rumah.
2.2.7
1.
Pengertian
Keluarga berencana (family plaining) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi, sedangkan
kontrasepsi adalah cara untuk memcegah terjadinya konsepsi dengan alat dan obat-obatan
(Mochtar, Rustam. 1998 : 255).
2.3.2. Tujuan Gerakan KB Nasional
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar bagi
terwujudkan masyarakat yang sekahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk di Indonesia.
b. Tujuan Khusus
1.
kontrasepsi.
2. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan kelahiran.
2.3.3. Sasaran Program KB
1. Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda yang belum ke-KB.
2. PUS istirahat dan PUS yang sudah ber-KB.
Keluarga masyarakat yang masih sukar untuk diajak ber-KB dan keluarga masyarakat
Kaum pria sebagai usaha meningkatkan peran dan partisipasinya dalam pelaksanaan
Reversibilitas tinggi kembalinya kesuburan 1005 terjamin karena peserta belum punya
anak.
b)
tinggi.
2. Fase Menjarangkan Kehamilan (PUS usia istri 20-30 tahun atau 35 tahun)
Merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak
antara kelahiran 2-4.
Prioritas : IUD, mini pil, pil oral kombinasi, implant sederhana dengan ciri-ciri kontrasepsi :
a) Efektivitas cukup tinggi.
b) Reversibilitas cukup tinggi, karena peserta masih mengharapkan punya anak.
c) Dapat dipakai 2-4 tahun (jangka panjang).
d) Tidak menghambat ASI.
3. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan (PUS usia istri > 30 tahun terutama diusia
35 tahun), sebaiknya setelah mempunyai 2 orang anak.
Prioritas : kontap, IUD, implant, suntik, sederhana, pil.
Ciri-ciri kontrasepsi :
Efektivitas sangat tinggi, permanen dan tidak menambah kelainan yang ada (memenuhi
indikasi, kontra indikasi).
2.3.5. Macam-macam Kontrasepsi
1. Metode Sederhana
a.
Tanpa alat : Metode kalender, suhu badan basal, metode serviks, coitus interuptus.
b. Dengan alat :
Mekanis : kondom, diafragma, kap serviks, spons, (intravaginal).
Kimiawi :spermisid (vagina cream, jelly, foam, suppositoria tablet atau busa).
2. Metode Modern
a.
Hormonal
b.
Dapat diandalkan.
c.
Sederhana
d. Murah.
e.
f.
g.
h.
Faktor pasangan, umur, gaya hidup, frekuensi senggama, jumlah ada yang diinginkan,
Faktor kesehatan, status kesehatan, riwayat hamil, riwayat keluarga, pemerisaan fisik,
pemeriksaan panggul.
j.
ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien
(Varney, 1997).
2.4.3. Tujuan Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn S dengan ketidakikutsertaan KB dalam konteks
keluarga bertujuan untuk :
1. Merencanakan keluarga berencana.
2. Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.4.4. Sasaran Asuhan Kebidanan
Sasaran Asuhan Kebidanan adalah pasangan usia subur dan seluruh anggota keluarga yang
tinggal serumah karena KB sangat penting bagi pasangan usia subur untuk merencanakan
keluarga berencana.
2.4.5. Metode Asuhan Kebidanan
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada PUS digunakan manajemen kebidanan menurut
Helen Varney.
2.4.6. Proses Manajemen Menurut Helen Varney
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah dengan metode pengorganisasian
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi
klien maupun bagi tenaga kesehatan.
I.
Pengolahan data :
Pada pengumpulan data ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu :
A. Data Obyektif
1. Alamat
Meliputi antara lain lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat untuk
mengetahui dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah
(Nasrul Efendi, 1995 ; 257)
2. Identitas Keluarga
a.
Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala keluarga dan mencegah kekeliruan
b.
dilakukan pada usia diatas 20 tahun bagi wanita dan diatas 25 tahun bagi pria (Depag RI ;
2002).
c.
Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial ekonomi keluarga tersebut
Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi ayah dan ibu (Sulaiman,1983 ;
84).
3. Susunan anggota keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui silsilah keluarga dari keluarga istri dan keluarga suami, serta
keluarga yang telah dibina.
B. Data Khusus :
1. Imunisasi
Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi setiap anggota keluarga.
2. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana kesehatan dan apabila dalam
keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan kepercayaan keluarga pada tenaga
kesehatan.
3. Jenis penyakit yang sering diderita
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga penanganan apa saja yang
sudah diterima dan hasil yang didapat, apakah penyakit yang diderita dapat disembuhkan
dengan tuntas atau belum.
4. Pemeriksaan kehamilan
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan-kesehatan, berapa kali periksa
kehamilan, apakah sudah pernah imunisasi TT, apakah sudah mendapatkan tablet tambah
darah minimal 90 tablet dan Vit. B complek serta yodium, penyuluhan bahaya kehamilan,
gizi buruk.
5. Pertolongan persalinan
Ditanyakan pada ibu siapa penolong persalinan yang lalu, apakah pada persalinan yang lalu
ada penyulit seperti pendarahan, SC, solutio placenta.
6. Kebiasaan menyapih
Ditanyakan untuk menilai nutrisi pada anak khususnya dalam pemberian ASI pada bayi.
Pola tidur : Tidur sangat penting untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.
l.
Pola makan : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga dan untuk mengetahui
Pola eleminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola buang air kecil anggota
2. Pemeriksaan fisik
Kepala
Muka
Kesimetrisan, tidak ada conjungtivitis, sklera mata tidak kuning, selaput lendir
Telinga
Mulut
Leher
Tangan
Dada
Perut
Kaki
Punggung :
Anus
Genetalia
Ada
varises
atau
tidak.
Ada
condilomatalata
atau
tidak,
ada
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosa yang spesifik.
III.
Perumusan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien.
IV.
Pada langkah ini dilakukan penyusunan masalah yang diprioritaskan sesuai dengan
penghitungan skor. Untuk mengatasi masalah keluarga yang dibina secara keseluruhan tidak
mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah
kesehatan yang mengancam kehidupan dan mengancam kesehatan keluarga itulah yang
menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas masalah keluarga tetap maka
dilakukan pembobotan masalah dengan menggunakan bahasa prioritas. Skala prioritas dalam
menyusun masalah kesehatan keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas, sebagai berikut
No
1
Sifat masalah
Kriteria
Nilai
Skala :
Ancaman kesehatan
Bobot
1
Tidak/kurang sehat
Krisis
No
Kriteria
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
3
1
Nilai
Bobot
2
Skala :
Dengan masalah
Hanya sebagian
Tidak dapat
Skala :
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjol masalah
1
1
Skala
Masalah berat harus ditangani
0
(Nasrul Effendy, 1998)
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
V.
Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa/masalah yang
telah diidentifikasi/antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
1.
Beri penyuluhan pada ibu tentang pengertian KB, manfaat KB, macam-macam KB,
Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh/intervensi dilaksanakan secara efektif dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh tenaga kesehatan.
VII.
Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
penyuluhan tentang kegunaan KB.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN DALAM KASUS KELUARGA
PADA KELUARGA TN. K DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
TIDAK BER-KB
I.
PENGKAJIAN
Tanggal
: 06 Februari 2015
1. Data Umum
A. Data Subyektif
Kecamatan
Kelurahan
RT/ RW
Alamat
Kepala Keluarga
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Keadaan kesehatan
: Menganti
: Hulaan
: 09/ 04
: Jl. Telogobedah, Ds. Hulaan
: Tn. K
: 42 tahun
: Islam
: SMA
: Swasta
: Rp. 1.000.000,- per bulan
: sehat
Susunan Keluarga
Nama
Jenis
Umur
kelamin
Hubungan
Pekerjaan/
Keadaan
No. KIA/
dengan
sekolah
kesehatan
KB
KK
waktu
K1
imunisasi
yg
Tn. K
42 th
Suami
Swasta
dapat
Sehat
Ny. A
35 th
(KK)
Istri
IRT
Sehat
An. C
13 th
Anak
SMP
ber-KB)
Sehat
An. L
11 th
pertama
Anak
SMP
Sehat
An. J
9 th
kedua
Anak
SD
Sehat
An. A
5 th
ketiga
Anak
TK
Sehat
(Tidak
keempat
Tipe keluarga adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga.Hubungan dalam keluarga cukup harmonis.
Genogram
Keterangan
: Laki- laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
2. Data Khusus
Keadaan kesehatan keluarga
1) Bila anggota keluarga ada yang sakit berobat ke puskesmas
2) Jenis penyakit yang sering di derita keluarga : sakit mata, batuk, pilek, panas
3) Tanggapan keluarga terhadap KB : keluarga Tn. K menyatakan bahwa KB merupakan
salah satu program pemerintah dan mereka menyetujui adanya program ini namun keluarga
Tn. K mengakui keterbatasan mereka atas pengetahuan tentang KB yang masi kurang.
4) Pola hidup/ pola kebiasaan sehari- hari
a. Pola makan
Kebutuhan gizi keluarga ditinjau dari kuantitas : semua anggota keluarga makan 3x
sehari dengan nasi, sayur, dan lauk.
a)
terlebih dahulu
b) Jenis lauk pauk : tahu, tempe, telur, kadang daging
c) Jenis sayuran : kangkung, kacang panjang, sawi
b. Pola kebiasaan keluarga
- Kebiasaan tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur keluarga teratur, Bapak, Ibu dan anak- anaknya tidak ada yang tidur
siang. Sedangkan tidur malam 8 jam (21.00- 05.00)
- Kebiasaan BAB/ BAK
Setiap hari BAB 1 kali/ hari, konsistensinya lembek.BAK ayah, ibu, anak pertama sampai
anak ke tiga 3- 4x/ hari warnanya kuning jernih, sedangkan anak ke empat 4- 5x/ hari
warnanya kuning jernih.
- Penggunaan waktu senggang
Ayah : waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
Ibu
: waktu senggang digunakan untuk beristirahat dan menonton tv
- Pola aktivitas
Sehari- hari Bapak bekerja di salah satu Sekolah Dasar di Desa Hulaan sebagai seorang
penjaga keamanan (satpam ). Sedangkan Ibu sehari- hari melakukan pekerjaan ibu rumah
tangga seperti memasak, membereskan rumah,dll.
- Pola religious
Dalam keluarga menganut agama Islam dan melaksanakan ibdah sholat sesuai ajaran
- Data sosia, budaya dan ekonomi
Dalam keluarga sering diadakan selamatan seperti selamatan 7 bulanan yang dilakukan pada
kehamilan sebelumnya.
B. Data Obyektif
1. Rumah
Luas
: 5 x 20cm
Jenis rumah
: tersendiri
Letak
: jauh dengan sarang vector
Dinding
: tembok
Atap
: genteng
Lantai
: tegel
Cahaya
: terang
Ventilasi
: cukup
Jendela
: ada
Jumlah ruangan : 7
Keterangan
A
: ruang tamu
B
: ruang tv + ruang makan
C
: kamar tidur
D
: dapur
E
: kamar mandi + WC
2. Sumber air minum
Asal
: sumur
Nilai air
: bersih
Konsumsi air
: seluruh keluarga merasa terpenuhi untuk mandi, masak, dan minum.
Air yang di konsumsi untuk minum dimasak terlebih dahulu sampai mendidih.
3. Pembuangan sampah
Sampah di bakar sendiri oleh keluarga Tn. K atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.
4. Kamar mandi dan jamban
a. Kamar mandi ada dan bersih
b. Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa
Jarak dengan sumber air dekat dan bersih
5. Pekarangan dan selokan
Pengaturan
: teratur
Kebersihan
: cukup bersih
Air limbah
: teratur
Peralatan pekarangan
: keluarga punya sapu, sekrup, tempat sampah
6. Pemeriksaan umum Ny. A
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Berat badan sekarang
: 60kg
Tanda- tanda vital
Tekanan darah
: 90/60 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36,50C
Pernapasan
: 24x/ menit
7. Pemeriksaan fisik
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut
Leher
ANALISA DATA
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. K disebabkan faktor kurangnya
pengetahuan keluarga tentang KB dan salahnya informasi yang diperoleh keluarga dari
masyarakat sekitar.
Akibat dari kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidakmampuan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan khussnya dalam penggunaan alat kontrasepsi.Oleh karena itu
intervensi pertama yang harus dilakukkan adalah memberikan penjelasan informasi tentang
alat kontrasepsi.Bila respon keluarga terhadap upaya ini positif maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan intervensi dengan melibatkan keluarga secara aktif sampai pengambilan
keputusan, sehingga keluarga dapat merasakan serta meningkatkan pengetahuan keluarga
tentang Keluarga Berencana.
III.
Diagnosa
WUS usia
2015
Pukul
tahun
14.00 WIB
jumlah
35
Data Dasar
Ny. A sejak setengah tahun yang lalu
dengan
anak
ber-KB
IV.
PRIORITAS MASALAH
No.
Kriteria
Sifat masalah
Skala tidak/ kurang
Perhitunga
Sko
Pembenaran
n
3/ 3 x 1
r
1
Tahu/
memerlukan
sehat
2
Kemungkinan
tidak
2/ 2 x 2
tahu
dan
penyuluhan
segera
Maslaah mudah
diubah
dengan mudah
Potensial
masalah
tepat
Masalah
3/ 3 x 1
untuk diubah
dapat
diubah
Menonjolnya
0/ 2 x 1
masalah
dalam
mendukungnya
Keluarga tidak menyadari
kurangnya
tersebut
pengetahuan
merupakan
V.
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tanggal : 06- 02- 2015
Pukul
: 14.45 WIB
Diagnosa
S
: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB
: - ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga Berencana dan macam-
: KU
: Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah
: 90/ 60 mmHg
Nadi
: 88x/ menit
Suhu
: 36.50C
Respirasi
A
P
-
: 24x/ menit
CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal
: 09 Februari 2015
Pukul
: 15.00 WIB
Diagnosa
: WUS usia 35 tahun dengan jumlah anak 4 orang dan tidak ber- KB
macam alat kontrasepsi dan sudah memutuskan untuk menggunakan KB berjangka panjang
(IUD ).
O
: KU
Kesadaran
Tekanan darah
Hb
P
-
: Baik
: Composmentis
: 90/ 60 mmHg
: 12 gr%
:
Anjurkan ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memutuskan untuk