Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

A DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF RT 02 / RW 01 DUSUN LOWOKSARI DESA NGENEP KEC. KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG 19 FEBRUARI- 21 MARET 2012

OLEH: AKNES DWI ANGGRAINI (09.2.062)

POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN Laporan hasil praktek kebidanan komunitas ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Hari Tanggal

: Rabu : 22 februari 2012

Mahasiswa

AKNES DWI A Nim: 09.2.062

Mengetahui ;

Pembimbing Institusi

Pembimbing Lapangan

RENY RETNANINGSIH, S.ST

SUBAIDAH, Amd. Keb

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan asuhan kebidanan keluarga yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn. A tentang Asi Eksklusif dengan Usia 24 tahun dengan Jumlah anak 1 di Rt 02 Rw 01 Dusun Lowoksari Desa Ngenep Karangploso Kabupaten Malang. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Kepala Puskesmas Karangploso beserta staff 2. Ibu Nukiana, Amd. Keb selaku Bidan Desa Kepuharjo 3. Letkol CKM dr. Nirawan Putranto, Sp.M selaku direktur Poltekes dr. Soepraoen Malang 4. Mayor CKM dr. Zaenal Alim, Sp.OG selaku Ka Prodi kebidanan Poltekkes dr. Soepraoen Malang 5. Ibu Naima, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Akademi 6. Ibu-ibu kader yang telah membantu dalam pengumpulan data 7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan semangat 8. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat dalam penyelesaian asuhan kebidanan keluarga ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Kebidanan ini jauh dari sempurna, maka penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Penulis juga mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh penulis dan pembaca untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Malang, Februari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan bidan lain yang berkaitan agar mampu mencapai sehat sejahtera. (Effendi: 1998) Mengenai asuhan kebidanan keluarga ini disesuaikan dengan jangkauan kemampuan penyusun agar dalam pelaksanaannya dapat memberikan bantuan terutama dibahas pada laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan anak (KIA). KIA ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, imunisasi dan KB. Dalam hal ini mahasiswa terjun ke masyarakat membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya dalam keluarga, membantu mengatasi masalah tersebut bersama-sama masyarakat (keluarga) desa tersebut. Masalah kesehatan yang akan muncul dalam masa hamil,

bersalin, nifas, serta masa bayi dan balita. Dalam laporan ini penyusunan akan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. A yang mengalami masalah kesehatan mengenai ASI Eksklusif. B. Tujuan 2.1.1 Tujuan Umum Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara nyata dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga. 2.1.2 Tujuan khusus a. Dapat melakukan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan b. Mampu menganalisis data atau keluarga untuk menentukan masalah kesehatan c. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan

d. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan yang dilakukan e. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan kebidanan keluarga f. Mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dengan menggunakan catatan perkembangan.

C. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga B. Konsep Teori ASI Eksklusif BAB III ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN A. Pengkajian B. Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan C. Menentukan Kebutuhan Segera D. Perencanaan E. Pelaksanaan F. Evaluasi G. Catatan Perkembangan BAB IV BAB V PEMBAHASAN PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga dalam unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes. RI. 1998). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergantung karena hubungan darah. Hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan diadakan perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvician & Ara Ceilis, 1989) 2.1.2 Struktur Keluarga Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah : 2.2.1 Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2.2.2 Matrilineal Adalah keluarga sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 2.2.3 Matrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri 2.2.4 Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 2.2.5 Keluarga kawinan Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri 2.1.3 Tipe / Bentuk Keluarga 1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak 2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 3. Keluarga berantai (serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 4. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. 6. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah 2 orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisasi Yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada Keterbatasan Yaitu setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing 3. Ada Perbedaan dan kekhususan Yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masingmasing.

2.1.5 Pemegang kekuasaan Dalam Keluarga 1. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ayah. 2. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ibu 3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu. 2.1.6 Ciri-ciri Keluarga 1. Diikat dalam suatu tali perkawinan 2. Ada hubungan darah 3. Ada ikatan batin 4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya 5. Ada pengambilan keputusan 6. Kerjasama diantara anggota keluarga 7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga 8. Tinggal dalam suatu rumah

2.1.7 Peranan Keluarga 1. Peranan Ayah Sebagai suami dan ayah dari anak-anak berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga , sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya 2. Peranan Ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.8 Fungsi Keluarga 1. Fungsi biologis a. Untuk meneruskan keturunan b. Memelihara dan membesarkan anak c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d. Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi psikologis a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi sosialisasi a. Membina sosialisasi pada anak b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga 4. Fungsi ekonomi a. Mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya. 5. Fungsi pendidikan a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.2 Konsep ASI Eksklusif 2.2.1 Pengertian ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan dengan kriteria yang segera yaitu segera setelah dilahirkan, tidak dapat menggunakan makanan pengganti ASI pada awal penyusunan dan hanya minum ASI sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan tambahan (susu formula, air teh, madu, air putih) atau tanpa makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, biscuit, bubur nasi tim, dan sebagainya. Bayi umur 0 sampai 6 bulan hanya diberikan ASI saja karena kemampuan usus atau pencernaan bayi masih terbatas. Akibatnya makanan atau minuman selain ASI belum dapat dicerna dengan baik. Dan makanan selain ASI dapat menyebabkan diare dan alergi (tidak tahan). ASI Eksklusif yang keluar pada hari-hari pertama (1-5 hari) disebut Colostrum. Cairan yang lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan ini mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut : a. Mengandung banyak zat antibodi yang melindungi bayi dari infeksi b. Mengandung banyak protein yang sebagian besar berupa globulin, mineral, dan vitamin c. Kandungan lemak dan gulanya rendah sehingga mudah diserap oleh usus bayi d. Memperlancarkan keluarnya mekonium bayi yang berwarna hitam petat

2.2.2 Peran ASI dalam perhubungan bayi a. ASI adalah makanan bayi alamiah dan sangat sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi

b. ASI adalah makanan tunggal mengandung cukup zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. c. ASI mengandung unsur penting bagi otak bayi karena itu pemberian ASI eksklusif berperan utama dalam perkembangan tingkat kecerdasan bayi dikemudian hari. d. ASI sebagai perlindungan terhadap penyakit infeksi e. ASI segar, hangat dan bebas dari bakteri

2.2.3 Keuntungan Pemberian ASI a. Bagi Bayi 1. Nilai gizi ASI bermutu tinggi, sebab mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan susunannya sesaui dengan kebutuahnnya bayi 2. Kebersihan ASI terjamin sebab langsung diminum bayi dalam keadaan segera dan suhunya sesuai dengan suhu bayi. 3. ASI mudah dicerna dan diserap oleh alat pencernaan 4. ASI bebas dari kuman-kuman yang membahayakan kesehatan bayi bahkan mengandung zat-zat kekebalan terhadap penyakit saluran pencernaan dan penyakit infeksi 5. Bayi memperoleh rasa aman, puas dan bahagia sebab saat menyusu bayi didekap ibunya dan disinilah terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan anak yang akan menumbuhjan perkembangan mental dan kepribadian anak. 6. ASI mengandung zat-zat yang ikut dalam prosentase pembuatan sel saraf otak sehingga dapat mencerdaskan bayi b. Bagi Ibu 1. Membantu mempecepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Ini karena isapan bayi pada payudara yang dilanjutkan melalui saraf kekelenjar hipofisis di otak yang mengeluarkan hormon oksitosin

2. Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan segar dengan suhu yang sesuai sehingga bisa langsung diberikan dan selalu siap jika diperlukan pada malam hari. 3. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu biaya 4. Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena infeksi 5. Memberikan rasa puas dan banga pada ibu yang berhenti menyusu akan menggelitik perasaan ibu dalam memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi 6. Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian keganasan kanker atau carsinoma payudara dan ovarium atau kandung telur. 7. Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai kontrasepsi sampai 4 bulan setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi atau pematangan telur sehingga menunda kesuburan c. Bagi Ayah ASI siap sedia diperoleh pada saat kapan saja dan tidak memerlukan ongkos apapun. d. Bagi keluarga ASI dapat menghemat pengeluaran uang sehingga keluarga dapat bermanfaat untuk keperluan penting lainnya.

2.2.4 Waktu yang tepat untuk pemberian ASI a. Segera setelah lahir (dalam waktu 30 menit pertama) b. Pada waktu umur 0-4 atau 0-6 bulan berikan ASI saja sesering mungkin dan apabila bayi menginginkannya termasuk malam hari c. Waktu yang diperlukan tiap kali menyusu rata-rata 10-15 menit sampai payudara kosong

2.2.5 Cara Pemberian ASI yang baik dan yang benar a. Cara menghisap, mulut sebaiknya masuk sampai ke daerah puting atau areola agar lebih aktif dan puting tidak lecet. b. Posisi ibu harus menyenangkan baik berbaring maupun duduk. c. Keadaan ibu waktu menyusui santai dan rileks agar ASI keluar banyak. d. Berikan ASI segera setelah lahir reflek hisap bayi, paling kuat jam setelah lahir. e. Jangan memberikan makanan apapun sebelum ASI keluar, misalnya madu, air kelapa, air tajin, usahakan bayi segera disusukan untuk merangsang produksi ASI. f. Berikan colostrum yaitu ASI yang kental dengan warna kekuningkuningan yang keluar pada hari-hari pertama, colostrum mengandung zat gizi kekebalan yang tinggal selain itu colostrum mempercepat pengeluaran mekonium yaitu isi usus sewaktu bayi mau lahir yang akan keluar sebagai berak hitam. g. Berikan hanya ASI saja sudah cukup untuk kebutuhan dan perkembangan bayi. h. Pada usian 0-6 bulan berikan ASI sesering mungkin termasuk malam hari. i. Gunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian pada setiap kali menyusui.

2.2.6 Nilai gizi yang terkandung dalam ASI a. Lemak Lemak merupakan sumber kalori (energi) utama dalam ASI dengan kadar yang cukup tinggi yaitu sebesar 50 %. Lemak ASI juga merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi, tetapi mudah diserap oleh tubuh bayi karena sudah berbentuk emulsi lemak ASI yang terdiri dari trigliserida (98-99 %) enzim lipase yang terdapat dalam sistem pencernaan bayi dari ASI akan mengurangi trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak . Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, yaitu decosahexaenic Acid (DNA) dan arachidnoid acid (AA). Asam lemak Essensial sebenarnya adalah kelompok Omega 3

yang dapat diubah menjadi AA.Kelebihan ASI adalah selain mengandung omega 3 dan omega 6 ASI juga mengandung AA dan DHA. Kadar kolesterol dalam ASI juga lebih tinggi karena dibutuhkan untuk merangsang enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efisien. b. Karbohidrat Karbohidrat utam (kadarnya paling tinggi) dalam ASI adalah Laktosa yang mempertinggi penyerapan kalsium yang dibutuhkan bayi. Laktosa mudah menjadi glukosa dan Galaktosa oleh enzim yang terdapat dalam mukosa (selaput lendir) bayi sejak lahir. c. Protein Rata-rata kandungan protein ASI diterima 1,15 gram/100 ml. Kadar protein ASI ini lebih cukup untuk pertumbuhan optimal bayi dan menghasilkan larutan bermuatan rendah yaitu sesuai dengan ginjal bayi yang masih belum matang dibanding dengan susu formula yang dominan dengan kasein, urea dalam darah dan kadar Amnionnya meningkat, jadi muatan larutan bagi ginjal menjadi lebih tinggi. d. Garam dan mineral ASI merupakan susu dalam kadar mineral yang rendah sehingga tidak merusak fungsi ginjal pada bayi. e. Zat Besi Jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit, tetapi mudah diserap, bayi dilahirkan dengan persediaan zat besi, selain itu ditambah juga dengan zat besi yang berasal dari pemecahan sel darah merah yang dapat digunakan kembali. Persediaan besi ini jika ditambah dengan zat besi dalam ASI akan mencukupi kebutuhan bayi saat usia 6 bulan dengan menyusu ASI bayi akan kekurangan zat besi f. Zeng Seng diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan imunitas selain itu juga diperlukan untuk mencegah penyakit Dermatitis Enfuro patika,

yaitu penyakit kulit dan pencernaan yang fatal bagi seseorang. Bayi yang mendapat ASI tidak menderita penyakit ini, pada bayi yang mendapat ASI dari ibu yang sehat sampai umur 6 bulan tidak mendapat gejala defisiensi lain sehingga dapat dikatakan dalam ASI cukup terdapat elemen oleh pertumbuhan. g. Vitamin ASI yang berasal dari ibu dengan pola makan yang memadai cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi, kandungan vitamin E dalam ASI terutama dalam kolostrum tergolong tinggi.

2.2.7 Faktor-faktor anti bakteri, anti virus dan anti parasit yang terkandung dalam ASI A. Faktor anti bakterial - Ig A Sekreton - Ig M, Ig E - Ig D - Faktor pertumbuhan (Befido Bacterium Bifidum) - Faktor pengikat protein (Zeng, vitamin B12, Asam folat) - Laktoferin - Lakto peroktidase - Licosin - Hidrat arang - Lemak B. Faktor Anti Virus - Ig A - Ig M, Ig G - Lemak (Asam tak jenuh dan mono Gliserida) - Makromolekul non Imunoglobulin - Alfa 2 makroglobulin - Ribuno klease - Inhibitor hemaglutinin

- Sel-sel ASI C. Faktor Anti Paradin - Ig A Sekreton - Lemak (bebas)

2.2.8 Cara Pemberian ASI yang baik dan benar a. Posisi ibu harus menyenangkan berbaring/duduk b. Keadaan ibu waktu menyusui santai dan rileks agar ASI keluar banyak. c. Mulut bayi masuk sampai ke arah areola dan puting agar lebih efektif dan puting tidak lecet d. Berikan Asi segera setelah lahir e. Berikan kolostrum f. Berikan hanya ASI saja selama 0-6 bulan g. Gunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian.

2.2.9 Cara Penyimpanan ASI a. Di luar (di Udara) bertahan 6 jam b. Bila disimpan di dalam kulkas/ lemari es ASI dapat bertahan selama 12 jam. c. ASI disimpan dengan memakai botol kaca, tidak boleh memakai botol plastik, karena molekul dari susu dapat tertinggal di dalam botol sehingga akan mengurangi komposisi ASI

BAB III ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN A. PENGKAJIAN 1. Struktur dan Sifat Keluarga a. Kepala keluarga Nama Jenis kelamin Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. A : laki-laki : 28 tahun : Islam : SMA : Swasta/karyawan pabrik

b. Data anggota keluarga No 1. Nama Asmuni Umur 28 th P/L L Agama Islam Hub. Menantu Pend SMA Pekerjaan Pekerja Pabrik 2. Ningsih 25 th P Islam Anak SMA Pekerja Pabrik 3. Aulia 1 bln P Islam Cucu Blum Sekolh Bayi

c. Genogram / Silsilah Keluarga


47 45 th n 28 25 19 28 26 50 47

30

21

18

16

12

1 bln

Keterangan: = laki laki = perempuan = tinggal 1 rumah = klien c. Pengambilan keputusan Dalam keluarga yang menonjolkan dalam memutuskan permasalahan adalah kepala keluarga yang sebelumnya dimusyawarahkan dengan istri, dan anggota keluarga lainya d. Hubungan dalam keluarga Huungan antara anggota kelaurga cukup baik, meskipun kadang terjadi percecokan antara anggota keluarga hal tersebut tidak pernah berlarutlarut lama. Dalam hal mengasuh anak lebih banyak dilakukan oleh istri, namun suami pun ikut serta dalam mengasuh anak. e. Kebutuhan dalam sehari-hari 1) Kebutuhan nutrisi Pengadaan makanan dalam kelaurga sehari-hari dengan memasak sendiri. Mengenai kompisisnya sayur mayur, nasi, tahu, tempe, ikan dan krupuk. Setiap anggota keluarga mempunyai frekuensi makan tidak sama. Ibu dan bapak bisa makan 3x sehari. Sedangkan Aulia yang berusia 1 bulan diberikan ASI sesuka hatinya. Namun bayi sering diberi susu formula dengan menggunakan dot 2) Kebutuhan eliminasi Pola BAB masing-masing anggota kelaurga sama yaitu 1-2 x sehari, kecauli pada Bayi A yang usianya 1 bulan BAB 2-3 x sehari, warna kuning konsistensi lembek. BAK anak 10-12 x sehari sedangkan anggota kelaurga yang lain BAK 6 - 7 x sehari

3) Kebutuhan olahraga Ibu mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada waktu untuk olahraga karena setiap pagi sudah menyiapkan diri untuk bekerja. 4) Kebersihan diri Dalam sehari kelaurga mandi 2x sehari mengunakan sabun mandi, gosok gigi 2 x sehari dengan menggunakan pasta ketika mandi dilakukan dikamar mandi rumahnya. Sumber air bersih dari sumur yang dibantu alat seperti Sanyo. 5) Istirahat Kebiasaan tidur Tn. A serta Ibu, malam hari dari pukul 22.00 WIB s/d jam 04.00 pagi, sedangkan tidur siang bapak dan ibu hampir tidak pernah. Anak A yang berusia 1 bulan tidur sepanjang hari, terbangun jika lapar, haus, BAB atau BAK. 6) Rekreasi Kebiasaan rekreasi ke tempat hiburan jarang dilakukan minimal 1 kali selama setahun, biasanya ke taman Sengkaling. Bila ada waktu senggang digunakan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio. f. Kebiasaan berobat Bapak, ibu dan keluarga mempunyai kebiasaan berobat di Puskesmas.

2. Faktor Sosial Budaya 1) Penghasilan dan pengeluaran - Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah suami dan istri dengan bekerja di pabrik. - Penghasilan suami Rp. 800.000 / bulan dengan bekerja mulai 07.00 15.00 WIB begitu halnya dengan penghasilan istri Rp 700.000,-/bulan.

- Pengeluaran rata-rata untuk makan Rp. 5.000 10.000 sehari. Bayar listrik Rp. 30.000 / bulan. Belanja keperluan anaknya Rp. 100.000 / bulan. 2) Sistem nilai Keluarga adalah suku jawa. Dalam keluarga tidak ada nilai tertentu yang bertentangan dengan ras. 3) Hubungan dengan masyarakat Semua anggota keluarga memiliki hubugan yang baik dengan tetangga sekitarnya. Ibu mengikuti organisasi dalam masyarakat yaitu tahlil setiap hari sabtu dan PKK setiap hari. 4) Spiritual Semua anggota keluarga memiliki keyakinan dalam menganut agama Islam. Ibu dan Bapak manjalankan Ibadah sholat 5 waktu setiap harinya serta melakukan ibadah lainnya sesuai dengan agama dan keyakinannya. 5) KB (Keluarga Berencana) Dalam keluarga setelah melahirkan anak pertamanya ini, ibu belum menggunakan KB

3. Faktor lingkungan 1) Perumahan Rumah yang ditempati Tn. A ini adalah milik sendiri yang ditempatinya bersama istri dan anak

Denah rumah
S

Kamar
Tidur I

Ruang Tamu
B T

Ruang TV dan Ruang Keluarga

Kamar Tidur II

Kamar

Tidur III

Kamar
mandi

Keterangan Luas banguna 90 m2 Ukuran ruangan Ruang tamu Kamar tidur I : 3 x 4 m (1 jendela tertutup, 2 jendela terbuka, 3 ventilasi) : 3 x 4 m (1 jendela terbuka, 1 ventilasi) Kamar Tidur II : 5 x 4 m (1 jendela tertutup, 2 jendela terbuka, 3 ventilasi) Kamar Tidur III : 3 x 4 m (1 jendela terbuka, 1 ventilasi) Ruang Keluarga : 5 x 4 m (1 jendela tertutup, 2 jendela terbuka, 2 ventilasi) Dapur Kamar Mandi : 4 x 1,5 m (1 jendela tertutup, 1 ventilasi) : 1,5 x 2 m (2 jendela tertutup, 1 ventilasi)

2) Jenis bangunan Lantai rumah dari tegel, dinding tembok, 13 buah ventilitasi, 9 buah jendela terbuka, 5 buah jendela tertutup, penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk baik (setiap pagi sinar matahari dapat masuk ke seluruh penjuru ruangan dalam rumah). 3) Kebersihan Halaman rumah cukup bersih, lantai rumah dari tegel cukup bersih, tidak berdebu dan tidak terlalu lembab. Pada pekarangan terdapat tanaman produktif seperti bunga mawar, anggrek dan melati. 4) Sarana Informasi Untuk mendapatkan informasi keluarga menggunakan Televisi, radio serta pesawat telepon. Bapak tidak berlangganan media cetak seperti koran, hanya sesekali saja beli eceran. 5) Pemakaian air Sumber air berasal dari sumur pompa dengan kedalaman 9 meter, dengan kondisi air berwarna jernih dan bila hujan kondisi air tetap jernih dan tidak keruh. 6) Jamban keluarga dan kamar mandi Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak dengan sumber air lebih dari 10 meter. Jamban terletak di dalam kamar mandi dan kamar mandi terletak di dalam rumah. Kondisi jamban dan kamar mandi bersih. 7) Pembuangan air limbah Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui selokan yang mengalir dan bermuara di sungai. 8) Pembuangan sampah Sampah rumah tangga biasanya langsung dibuang ke bak sampah tanpa harus dibungkus terlebih dahulu. Dan sampah diambil oleh petugas kebersihan setiap hari Rabu dan Sabtu

4. Psikologis 1) Situasi emosional Suami dan istri suka bergaurau dan bercengkerama, suasana rumah sangat harmonis. 2) Konsep diri a. Harga diri Ibu mengatakan baik suami maupun istri sama-sama bekerja, sehingga suami istri saling menghargai tidak ada yang berkuasa penuh pada sebuah keluarga suami dan istri menganggap Ny.N seperti keluarganya sendiri, bukan pembantu. b. Identitas diri Tidak ada gangguan mengenai identitas diri dalam keluarga karena setiap anggota keluarga saling menghargai dan menjalankan fungsinya masing-masing. Istri sangat menghormati dan menghargai Tn. A sebagai kepala keluarga. 3) Pola Interaksi Hubungan keluarga dengan masyarakat tidak ada masalah, keluarga sangat baik dengan tetangga sekitar rumah. Keluarga juga aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat. 5. Data Neurologik Pertumbuhan bayi A usia 1 bulan. - Berat badan : 3,8 kg

- Tinggi badan : 53 cm Perkembangan bayi bayi A usia 1 bulan - Motorik Adanya reflek menggenggam bila telapak tangannya disentuh jari kita. Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan - Penglihatan dan pendengaran Pandangan mata belum terarah dengan baik

Dapat mengikuti benda-benda yang digerakkan di depan mata - Berbicara dan berbahasa Melihat ke arah pembicara. (Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak. EGC, 1995) A. Status Kesehatan Keluarga No 1 Nama Tn. A Px Fisik BB : 55 kg TB : 157cm TD : 120/80 N : 88 x / mnt K/U : baik Kesadaran composmentis BB : 60 kg TB : 162 cm TD : 110/80 N : 90 x / mnt K/U : baik Kesadaran composmentis BB : 3,8 kg TB : 53 cm K/U : baik composmentis Keterangan Kadang badannya pegal-pegal. Biasanya Tn. A mengkonsumsi jamu pegal linu atau dipijat oleh dukun pijat. Bila sakitnya belum juga sembuh Tn. A pergi ke Puskesmas untuk disuntik dan diberi obat.

Ny. N

Kadang batuk atau linu-linu. Jika badan linu Ny. N minum jamu pegel linu. Bila batuk Ny. Mimin pergi ke puskesmas untuk diperiksa

Bayi A

Lahir tanggal 06-02-2011ditolong oleh dokter di Rumah Bersalin. BBL 3300 gr, PB 50 cm. Lahir secara operasi seksio caesarea. Bayi diberi ASI sesuka hati, namun bati lebih sering diberi susu formula dengan dot. Imunisasi yang didapat Hepatitis B saat setelah lahir

B. Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan No 1 Data Ds : Ibu mengatakan memberikan ASI sesuka hatinya . Namun sering kali bayi diberi susu formula dengan menggunakan dot Do : Bayi tampak tidak mau minum ASI, feces bayi berwarna kuning kehitaman. Bayi BAB 2-3 x / hari BB bayi menurut KMS sesuai dengan BB normal Masalah Kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI EKSKLUSIF.

No 2

Data Ds : Ibu mengatakan memberikan ASI sesuka hatinya . Namun bayi lebih sering diberi susu formula dengan menggunakan dot Do : Ibu memberikan ASI sesuka hatinya dan lebih sering memberikan susu formula dengan menggunakan dot BB : 3,8 kg TB : 53 cm N : 133 x / menit K/U : baik Kesadaran : composmentis

Masalah Kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

C. Prioritas Masalah Kurangnya pengetahuan ibu tentang eksklusif No 1 2 Kriteria Sifat Masalah Kemungkinan masalah dapat diubah Potensi Pencegahan Perhitungan
2 1

Skore 2/3 1
2

Pembenaran Ancaman kesehatan Keluarga dapat mengatasi dengan datang ke Puskesmas Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan PMT dapat diatasi dengan pemberian penyuluhan Keluarga tidak menyadari bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan masalah kesehatan yang serius

/3 x 1 /2 x 2

/3 x 1

/3

Menonjolnya masalah

/2 x 2

Total

Berdasarkan prioritas masalah kebidanan pada keluarga, dapat dirumuskan masalah kesehatan keluarga sebagai berikut : kurangnya pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Kriteria : Adanya umpan balik dari ibu

D. Perencanaan 1) Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan pemberian makanan tambahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ibu dapat : 1. Mengerti pengertian ASI eksklusif dan mampu

menjelaskannya 2. Menghentikan pemberian makanan yang sebelum waktunya sampai usia bayi 6 bulan 3. Mengerti kelebihan pemberian ASI eksklusif 4. Mengerti kandungan ASI 5. Mengerti kerugian bila tidak diberikan ASI eksklusif Kriteria : 1. Adanya respon verbal 2. Umpan balik secara lisan Standart :

1. Ibu mampu menjelaskan keuntungan ASI eksklusif 2. Ibu mampu menjelaskan kandungan dan pengertian ASI eksklusif 3. Ibu bersedia menghentikan pemberian PMT sebelum

waktunya.

Intervensi : 1. Berikan penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif bayi R/ Untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI pada Ibu 2. Jelaskan keuntungan memberikan ASI bagi bayinya R/ Ibu semakin termotivasi untuk memberikan ASI

EKSKLUSIF pada bayi. 3. Jelaskan waktunya pemberian ASI eksklusif

R/ Ibu mengerti waktu pemberian ASI dengan tepat dan benar 4. Jelaskan kandungan ASI R/ Ibu tahu akan kandungan apasaja yang terdapat dalam ASI,sehingga ibu bersemangat untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif 5. Berikan penyuluhan mengenai keunggulan dan keuntungan memberikan ASI eksklusif R/ Ibu mengerti dan mengetahui keuntungan tentang ASI,sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu 6. Berikan penyuluhan mengenai kerugian bila tidak memberikan ASI eksklusif. R/ Ibu termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif.

E. Implementasi Tanggal 19-02-2012 pukul 19.00 Masalah Kesehatan Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif Implementasi Kunjungan Rumah I - Memperkenalkan diri dengan keluarga - Menjelaskan tujuan kunjungan, membuat janji untuk melakukan kunjungan ulang - Mengkaji status keluarga dan lingkungan wawancara dan pengamatan Kunjungan Rumah II dan III Menjelaskan bahwa ASI adalah satusatunya makanan terbaik untuk bayi. 06 bulan karena mengandung cukup zat gizi untuk tumbuh kembang bayi serta pertahanan tubuh bayi. Menjelaskan bahwa ASI memiliki banyak keuntungan yaitu : - Mempunyai kandungan yang paling banyak sesuai dengan bayi - Mengandung zat kekebalan / zat produktif - Tidak menimbulkan alergi atau gigi

20-02-2012 pukul 19.00

Tanggal

Masalah Kesehatan

Implementasi keropos - Membentuk ikatan batin dengan Ibu - Membantu pembentukan rahang - Mengembalikan bentuk rahim - Menjarangkan kehamilan - Mengurangi terjadinya kanker payudara - Tidak mendapatkan dan hemat Menjelaskan bahwa sebaiknya bai pada usia 0 6 bulan hanya diberi ASI saja, disusukan minimal 30 menit, setelah lahir, bergantian 15 menit payudara kiri, 15 menit payudara kanan. Menjelaskan bahwa ASI pertama yang berwarna kekuningan mengandung zat gizi bermutu tinggi dan kekebalan tubuh Menganjurkan ibu tidak memberikan susu formula atau makanan tambahan lain sebelum usia anak 6 bulan. Menjelaskan bahwa pencernaan bayi belum kuat mencerna makanan lain selain ASI sehingga dapat menderita diare, selain itu juga dapat menurunkan produksi ASI. Menjelaskan cara menyimpan ASI jika ibu sedang bekerja yaitu dengan cara : - ASI diperas dimasukkan dalam botol - Jika disimpan di tempat terbuka dapat bertahan selama 6-8 jam. - Jika dimasukkan kulkas, ASI tahan 24 jam s/d 48 jam. - Jika dimasukkan ke dalam freezer, ASI tahan 1 bulan. Menjelaskan pula cara memberikan ASI yang telah disimpan dalam kulkas Caranya : ASI dimasukkan ke dalam mangkok berisi air panas biarkan hingga suhu ASI sama dengan sebelumnya.

21-02-2012 pukul 19.00

Kunjungan Rumah IV - Mengevaluasi apakah ibu sudah melaksanakan pemberian ASI eksklusif sesuai dengan penyuluhan yang diberikan

F. Evaluasi Tanggal / Jam 19-02-2006 pukul 19.30 Implementasi Kunjungan Rumah I Evaluasi S : - Ibu mengatakan memberikan ASI sesuka hatinya namun lebih sering memberikan susu formula dengan menggunakan dot.Ibu mengatakan anaknya konsistensi kehitaman. O:Bayi tampak kurus BAB 2-3 keras kali/hari, kuning

- perut sedikit buncit

feces

bayi

berwarna

kuning

kehitaman. BB : 3,8 kg TB : 503cm N : 133 x/menit KU : baik Kesadaran : composmentis A : Masalah belum teratasi P : Lakukan kunjungan ulang Berikan penyuluhan tentang ASI eksklusif

20-02-2006 pukul 19.30

Kunjungan Rumah II dan III

S : - Ibu mengatakan telah diberi penyuluhan eksklusif - Ibu merespon penyuluhan tentang ASI

dengan antusias - Ibu bertanya tentang ASI

eksklusif O : Ibu mampu menyebutkan berbagai

Tanggal / Jam

Implementasi

Evaluasi keuntungan ASI yang dilakukan dengan cara membuat Quessioner misalnya ibu diberi pertanyaan : Apa saja keuntungan dari ASI. Jawab : ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi. - Ibu mengatakan tidak sering memberikan susu formula A : Ibu telah mengerti tentang ASI eksklusif P : - Hentikan penyuluhan - Berikan leaf fleat agar ibu tidak lupa mengenai penyuluhan

yang telah diberikan

21-02-2012 pukul 19.30

Kunjungan Rumah IV

S : Ibu mengatakan sudah membaca leaf fleat yang diberikan O : - Ibu mampu menjelaskan manfaat ASI eksklusif - Ibu tetap menyusukan bayinya supaya ASInya keluar lagi A : Masalah teratasi sebagian P : - Anjurkan ibu untuk jangan sering sering memberikan susu formula pada bayinya Anjurkan ibu sering membaca leaf fleat

F. Catatan Perkembangan Tanggal 19-02-2012 Masalah kesehatan Kurangnya pangetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Tindakan menjelaskan tentang ASI eksklusif menjelaskan keuntungan ASI eksklusif menjelaskan pentingnya colostrums menjelaskan cara menyimpan ASI jika ibu sedang bekerja Evaluasi S : - Ibu mengatakan telah diberi penyuluhan tentang ASI eksklusif - Ibu merespon penyuluhan dengan antusias - Ibu bertanya tentang ASI eksklusif O : - Ibu mampu menyebutkan berbagai keuntungan ASI yang dilakukan dengan cara membuat Quessioner misalnya dengan memberi pertanyaan pada ibu : Apa saja keuntungan dari ASI ? Jawab : meningkatkan kekebalan tubuh bagi bayi. - Ibu mengatakan tidak akan memberikan pisang kerik setiap pagi A : Ibu telah mengerti tentang ASI eksklusif P : - Hentikan penyuluhan - Berikan leaflet agar ibu tidak lupa mengenai penyuluhan yang telah diberikan

Tanggal 20-02-2006

Masalah kesehatan

Tindakan melakukan apakah ibu

Evaluasi evaluasi S : Ibu mengatakan telah sudah membaca leaflet yang telah diberikan ASI O : - Ibu mampu menjelaskan manfaat ASI Eksklusis - Ibu tetap menyusukan bayinya supaya ASInya keluar lagi A : Masalah Teratasi P : - Ingatkan ibu untuk memberikan ASI saja pada bayinya

melaksanakan pemberian Eksklusif

BAB IV PEMBAHASAN

Setelah malaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. A masalah ketidaktahuan ibu tentang ASI EKSKLUSIF di RT 02 RW 01 Dsn. Lowoksari Ds. Ngenep Kec. Karangploso Kab. Malang sesuai dengan langkah manajemen kebidanan, penulis menemui adanya kesenjangan teori dan praktek yaitu mengenai pemberian ASI Eksklusif. Pada teori bayi baru lahir harus diberi ASi saja dari usia 06 bulan. Namun di lahan praktek hamper 100 % penduduk balita tidak mengalami pemberian ASI Eksklusif. Hal ini disebabkan karena jumlah ibu yang bekerja meningkat. Namun setelah mendapatkan Asuhan Kebidanan, maka keluarga Tn.A dapat mengatasi masalah kesehatan dalam keluarganya. Hal itu tampak pada evaluasi yaitu ibu tidak akan memberikan lagi susu formula pada bayinya dan ibu juga sudah memiliki pengetahuan mengenai ASI Eksklusif. Masalah yang muncul dalam suatu keluarga sangatlah unik, tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lain. Hal itu, karena keluarga terdiri dari beberapa anggota keluarga yang setiap orang memiliki sifat yang unik secara biopsikososial dan spiritual.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi, maka dapat disimpulkan : 1. Keluarga Tn.A termasuk keluarga sejahtera karena rumah yang ditempati adalah milik sendiri dan penghasilannya cukup untuk menghidupi keluarganya. 2. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.A yaitu ketidaktahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pemberian makanan tambahan. 3. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada, keluarga Tn.A dapat mengatasi masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif 4. Pada dasarnya keluarga Tn.A sudah memiliki sikap sadar kesehatan, terbukti pada status kesehatan keluarga Tn.A sudah tampak, berusaha mengatasi masalah kesehatan dengan pergi ke polindes

B. Saran Petugas Kesehatan 1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar dapat ditangani 2. Pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena pada masyarakat dengan dibantu pihak-pihak lain yang bersangkutan. Masyarakat 1. Lebih meningkatakan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak

2. Lebih aktif dalam kegiatan masyarakat yang menunjang peningkatan kesehatan ibu dan anak. Mahasiswa 1. Lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak dengan cara banyak membaca serta melihat secara langsung bagaimana keadaan masyarakat secara nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi. 1998. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. DepKes RI. 1998. Keluarga Dalam Masyarakat. Jakarta : Depkes RI Saluician Ceilis. 1989. Keluarga dan Komponennya. Jakarta : Pustaka Ilmu. Notoadmojo. 1999. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Pustaka Ilmu

5.3 Lampiran Saat Memberikan Penyuluhan

Saat Klien melakukan Tanda Tangan

Foto Bersama

Anda mungkin juga menyukai