Anda di halaman 1dari 12

No :

AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

1. KONSEP DASAR KELAINAN PRESENTASI DAN POSISI

A. Puncak

 Pengertian:

Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi
dalam keadaan tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala deflexi. Presentasi puncak
kepala disebut juga preesentasi sinput terjadi bila derajat deflexinya ringan, sehingga
ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Pada presentasi puncak kepala lingkar
kepala yang melalui jalan lahir adalah sikumfrensia fronto oxipito dengan titik
perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabella.

 Diagnosis:

1. Sumbu panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu


2. Di atas panggul teraba kepala
3. Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi yang
berlawanan.
4. Di fundus uteri teraba bokong.
5. DJJ terdengar paling keras dikuadran bawah perut ibu, pada sisi yang sama
dengan punggung janin.
6. Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversa panggul
7. Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba dan
dikenal.keduannya sama tinggi didalam panggul.

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 1


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

 Etiologi :
1. Kelainan panggul
2. Kepala berbentuk bulat
3. Anak kecil/mati
4. Kerusakan dasar panggul

 Penanganan
1. Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisa lahir spontan
2. Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya anak yang lahir di
dapati caput daerah VVB

 Komplikasi
Ibu : Robekan jalan lahir yang lebih luas
Anak: Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas anak agak
tinggi

B. Dahi
Pengertian:
Presentasi dahi adalah posisi kepala antara flexi dan deflexi, sehingga dahi
merupakan bagian terendah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak
belakang kepala.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi
dalam, dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 2


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi
sehingga lahirlah dagu.

Diagnosis:
1. Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka , tapi bagian belakang kepala
tidak seberapa menonjol.
2. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil
janin.
3. Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam rongga panggul bila pada
persalinan sebelumnya normal.
4. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan ujung lain
teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita., mulut dan dagu tidak teraba.

Etiologi :

1. Panggul sempit
2. Janin besar
3. Multiparitas
4. Kelainan janin
Ex : anansefalus
5. Kematian janin intra uterin

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 3


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak dapat lahir
spontan pervaginam, jadi lakukan SC (janin hidup). Janin mati pembukaan SC,
pembukaan lengkap Kraniotomi.belum lengkap

Komplikasi
Ibu :Partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan ruptur uteri
Anak: Mortalitas janin tinggi

C. Presentasi muka

Pengertian:
Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka
bayi = mulut, hidung, dan pipi

Etiologi

 Panggul sempit
 Janin besar
 Kematian intrauterine
 Multiparitas
 Perut gantung

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 4


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

 Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan


Dagu merupakan titik acuan dari posisi kepala, sehingga ada presentasi muka
dagu anterior dan postorior.
 Presentasi muka dagu anterior posisi muka fleksi
 Presentasi muka dagu posterior posisi muka defleksi max

Diagnosis

1. Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan
teraba punggung.
2. Bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada di sebelah yang
berlawanan dengan letak dada.
3. Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin dan DJJ lebih jelas.
4. Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung, pinggir orbita.

Penanganan
Dagu anterior

a. Bila pembukaan lengkap

– Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam


– Bila kemajuan persalinan lambat lakukan disitoksin drip
– Bila kurang lancar, lakukan forseps

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 5


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

b. Bila pembukaan belum lengkap

- Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi


persalinan sama dengan persalinan vertekx

Dagu Posterior

- Bila pembukaan lengkap maka SC


- Bila pembukaan belum lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan
kemajuan persalinan, jika macet maka SC
- Jika janin mati maka Kraniotomi

D. Persistent Oksipito Posterior

Pengertian:
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP
dengan sutura sagitalis melintang/miring, sehingga ubun-ubun kecil dapat berada di
kiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang/kanan
belakang. Dalam keadaan flexi bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul
adalah Occiput. Occiput akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus
levator aninya mementuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput. Keadaan VVK
dibelakang dianggap.

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 6


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

– Diameter antero posterior panggul lebih panjang dari diameter


transversal. Ex : panggul antiopoid
– Segmen depan Menyempit. Ex : panggul android
– Otot-otot dasar panggul yang lembek pada multi para
– Kepala janin yang kecil dan bulat

Diagnosis

1. Pemeriksaan abdomen
Bagian bawah perut mendatar, ekstremitas janin teraba anterior
2. Auskultasi
DJJ terdengar disamping
3. Pemeriksaan vagina
Fontanella posterior dekat sakrum, fontanella anterior dengan mudah teraba
jika kepala dalam keadaan defleksi.

Etiologi

a. Sering dijumpai pada panggul anthropoid, endroid dan kesempitan midpelvis.


b. Letak punggung janin dorsoposterior
c. Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada :
1) Perut gantung
2) Janin kecil atau janin mati
3) Arkus pubis sangat luas
4) Dolichocephali
5) Panggul sempit

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 7


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

Penanganan

– Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir


sontan pervaginam
– Tindakan baru dilakukan jika kalla II terlalu lama/ada tanda-tanda
bahaya terhadap janin
– Pada persalinan dapat terjadi robekan perenium yang teratur atau
extensi dari episiotomi
– Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban
– Bila pesisi kepala > 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka SC
– Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi,
beri oksitosin drip
– Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase
pengeluaran, ulangi apakah ada obstruksi. Bila tidak ada tanda
obstruksi oksitosin drip
– Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5
atau (0) maka E.V atau forseps
– Bila ada tanda obstruksi/gawat janin maka SC

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 8


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

2. KONSEP DASAR DISTOSIA

1. His Hipotonic/ Inersia Uteri

Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk
melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his
lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan
umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara,
serta pada penderita dengan keadaan emosi kurang baik.
Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif, maupun
pada kala pengeluaran.
Inersia uteri terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Inersia uteri Primer
Jika persalinan berlangsung lama, terjadi pada kalla I fase laten. Sejak awal telah
terjadi his yang tidak adekuat ( kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan
persalinan ), sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah
memasuki keadaan inpartu atau belum.
b. Inersia uteri sekunder
Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian pada keadaan
selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 9


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

Penanganan :
a) Periksa keadaan servik, presentasi dan posisi janin, turunnya bagian
terbawah janin dan keadaan panggul.
b) Bila kepala sudah masuk PAP anjurkan pasien untuk berjalan-jalan
c) Buat rencana tindakan yang akan dilakukan : Berikan oxitosin drip 5-10
dalam 500 cc, dextrose 5 % dimulai 12 tetes/menit, naikan setiap 10-15
menit sampai 40-50 tetes/menit Pemebrian oxitosin jangan berlarut-larut beri
kesempatan ibu untuk istirahat.
d) Bila inersia disertai CPD tindakan sebaiknya lakukan SC
Bila tadinya His kuat lalu terjadi inersia uteri sekunder ibu lemah danpartus > 24 jam
pada primi dan 18 jam pada multi tidak ada gunanya memberikan oxitosin drip.
Segera selesaikan partus dengan vacuum/Forseps/SC.

2. His Hipertonic
Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai melebihi
normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah
uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
Disebut juga sebagai incoordinate uterine action. Contoh misalnya "tetania uteri"
karena obat uterotonika yang berlebihan.
Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir
terus-menerus. Pada janin dapat terjadi hipoksia janin karena gangguan sirkulasi
uteroplasenter.

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 10


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini antara lain adalah rangsangan pada
uterus, misalnya pemberian oksitosin yang berlebihan, ketuban pecah lama dengan
disertai infeksi, dan sebagainyaHis yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan
persalinan berlangsung cepat.
Bahayanya bagi ibu adalah terjadinya perlukaan yang luas pada jalan lahir,
khususnya servik uteri, vagina dan perenium bahaya bagi bayi adalah dapat terjadi
pendarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat.

Penanganan :
 Saat persalinan kedua diawasi dengan cermat dan episiotomi dilakukan pada
waktu yang tepat untuk menghindari ruptur perenium tingkat III.
 Dilakukan pengobatan simtomatis untuk mengurangi tonus otot, nyeri,
mengurangi ketakutan. Denyut jantung janin harus terus dievaluasi.
 Bila dengan cara tersebut tidak berhasil, persalinan harus diakhiri dengan
sectio cesarea

3. His Yang Tidak Terkordinasi


Adalah His yang sifatnya berubah-ubah. Tonus otot uterus meningkat juga di
luar His dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada
sinkronisasi antara kontraksi. Tidak adanya kordinasi antara kontraksi bagian atas,
tengah dan bawah menyebabkan His tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 11


No :
AKADEMI KEBIDANAN
BHAKTI ASIH PURWAKARTA Tanggal :

Revisi :
MODUL KONSEP DASAR
Halaman…. Dari
PENYULIT KALA I DAN
KALA II

Tonus otot yang meningkat menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan
lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His sejenis ini
disebut juga Ancoordinat Hipertonic Uterine Contraction.
Etiologi Distosia Kelainan Tenaga
1. Kelainan His sering dijumpai pada primigravida tua Sedangkan inersia uteri
sering dijumpai pad multigravida dan grandemulti.
2. Faktor herediter
3. Faktor emosi dan ketakutan
4. Salah pimpinan persalinan
5. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan SBR. Dijumpai pada
kesalahan letak janin dan CPD.
6. Kelainan uterus Ex : uterus Bikornis unikolis
7. Salah pemberian obat-obatan, oxitosin dan obat penenang
8. Kehamilan postmatur

Modul Konsep Dasar Penyulit Kala I Dan Kala II Page 12

Anda mungkin juga menyukai