Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS

BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

“ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL”

Dosen Pembimbing

RIRI ASTRID, SST

Kelompok 6 :

1. Santri Yuni Veronika


2. Silvia Padila Rosada
3. Sucia Paramida
4. Sukmar Veronika VP
5. Velia Rosita

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

AKBID DEHASEN BENGKULU


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah “ Asuhan Kegawatdaruratan Pada Neonatal”.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain menyelepsaikan tugas
yang diberikan dosen pembimbing, juga untuk lebih memperluas pangetahuan mahasiswa
khusunya bagi penulis.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bengkulu, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian neonatus........................................................................................................ 3
B. Faktor – faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus........................... 3
C. Asuhan kegawatdaruratan pada neonatus....................................................................... 4
D. Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonata.......................................................... 13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan
dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun
terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah
awal proses fisiologik.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat
medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi
saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan
keterampilan standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat
dihandalkan, walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional
ahli.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu
1. Apakah pengertian neonatus ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus ?
3. Asuhan kegawatdaruratan pada neonatus ?
4. Apakah peran bidan dalam kegawatdaruratan neonatal ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian neonatus
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus
3. Untuk mengetahui Asuhan Kegawatdaruratan pada Neonatus
4. Untuk mengetahui Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonatal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus
bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalami
masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama
jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting
bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari itu sangatlah
diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi
terhadap neonatus.

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Pada Neonatus


1) Faktor Kehamilan
 Kehamilan kurang bulan
 Kehamilan dengan penyakit DM
 Kehamilan dengn gawat janin
 Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
 Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
 Kehamilan lebih bulan
 Infertilitas
2) Faktor pada Partus
 Partus dengan infeksi intrapartum
 Partus dengan penggunaan obat sedatif
3) Faktor pada Bayi
 Skor apgar yang rendah
 BBLR
 Bayi kurang bulan
 Berat lahir lebih dari 4000gr
 Cacat bawaan
 Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit

C. Asuhan Kegawatdaruratan pada Neonatus


1. Bayi Prematur
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan
terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
 Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi.

 Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau
bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.

 Karakteristik Bayi Prematur :


a. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
b. Kepala dan badan disporposional
c. Kulit tipis dan keriput
d. Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
e. Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
f. Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
g. Labia dan clitoris tampak menonjol
h. Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki’

 Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :


a. Sistem Pernapasan
 Otot-otot pernapasan susah berkembang
 Dinding dada tidak stabil
 Produksi surfaktan penurunan
 Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan ajanosis
 Gag reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
 Ukuran Lambung Kecil
 Enzim penurunan
 Garam Empedu Kurang
 Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
 Keterbatasan melepas insulin
 Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
 Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
 Kemampuan menggigil menurunan
 Aktivitas kurang
 Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
d. Sistem Ginjal
 Ekskresi sodium meningkat
 Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
 Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
 Respon untuk stimulasi lambat
 Reflek gag, menghisap & menelan kurang
 Reflek batuk lemah
 Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
 Pembentukan antibodi kurang
 Tidak ada munoglobulin M
 Kemotaksis terbatas
 Opsonization penurunan
 Hypo fungsi kel. Axrenal
g. Fungsi Liver
 Kemampuan mengkonyugasi bill
 Penurunan Hb setelah lahir

 Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur


a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP).
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC)

 Pemeriksaan Diagnostik :
a. Jumlah darah lengkap : Hb/Ht
b. Kalsium serum
c. Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
d. Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2

2. BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. (Dep Kes. RI,
2001 : 122). BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 500 gram, tanpa
memandang usian kehamilan.
Klasifikasi BBLR dapat digolongkan menjadi :
a. Prematuritas murni.
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan BB yang sesuai.
b. Smal For Date (SFP) atau kecil untuk masa kehamilan.
Adalah bayi yang BB rendah kurang dari seharusnya umum kehamilan.
c. Reterdasi pertumuhan janin uterus.
Adalah bayi yang lahir dengan BB rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
d. Lihgt for date sama dengan small for date.
e. Dismaturias.
Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin
dengan lanjutan kehamilan.
f. Large for date.
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan missal pada DM.

 Etiologi
1. Faktor genetik / kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksit
4. Radiasi
5. Disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alcohol.

 Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Asfiksia Neonatorum
3. Sindrom Disstres Respirasi
4. Penyakit membran Hialin
5. Dismatur Preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
6. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
7. Hipotermia, hipoglikemia, anemi, gangguan pembekuan darah
8. Infeksi, retrolental fibroplasia, NEC ( necrotizing enterocolitis)
9. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi kongenital.

 Penanganan Awal BBLR


1. Keringkan secepatnya dengan handuk kering.
2. Ganti kain basah dengan kain kering.
3. Bungkus bayi dengan kain dan sebelumnya lakukan perawatan tali pusat.
4. Untuk menghangatkan beri lampu 60 watt dengan jawak minimal 60 cm dari bayi.
5. Kemudian tutup kepala bayi dengan topi bila perlu berikan oksigen.
6. Tetesi ASI bila perlu dapat dilakukan sende untuk memasukkan susu / ASI pada bayi.
7. Bila bayi dalam keadaan rentang segera berikan infuse dektrose 10 % + bikarbonas
atau natricus 1,5 % - 4 % pada hari I : 60 cc / kg / hari, pada hari ke II : 70 cc / kg /
hari.
8. Berikan antibiotika.
9. Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat menelan langsung / biru / tanda-
tanda hypotermi berat, terangkan kemungkinan bayinya akan meninggal.

3. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin.
Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya
metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan
glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan
yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
Etiologi dan factor presipitasi dari hipotermia antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis,
kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak
adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
 Penanganan hipotermia ditujukan pada:
1) Mencegah hipotermia,
2) Mengenal bayi dengan hipotermia,
3) Mengenal resiko hipotermia,
4) Tindakan pada hipotermia.

 Tanda-tanda klinis hipotermia:


a) Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - <360C ), tanda-tandanya antara lain : kaki teraba
dingin, kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau
disebut kutis marmorata.
b) Hipotermia berat (suhu tubuh < 320C ), tanda-tandanya antara lain : sama dengan
hipotermia sedang, dan disertai dengan pernafasan lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat,
terkadang disertai hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
c) Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya antara lain : muka, ujung kaki dan tangan
berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat,kulit mengeras, merah dan timbul edema
terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)

 Penanganan Hipotermia
1. Hipotermi sedang : dimana suhu tubuh 320C - <360C )
Gejala :
 Suhu (320C - <360C ),
 Akral dingin
 Gerakan bayi kurang normal
 Kemampuan menghisap lemah
 Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
 Tangisan lemah
 Aktivitas berkurang latarghi
Penanganan :
 Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian hangat
 Bila ada ibu/pengganti ibu, KMC/perawatan bayi lekat bila tidak ada ibu
 Hangatkan dengan alat pemancar panas/incubator
 Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan, berikan ASI peras
 Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering ubah posisi
 ASI lebih sering
 Minta ibu mengenalai kegawatan dan segera cari pertolongan bila ada

2. Hipotermi berat : dimana suhu BBL < 32 0C


Gejala :
Suhu < 32 0C
Seluruh tubuh teraba dingin
Mengantuk/letargis
Sklerema (ada bagian tubuh yang mengeras dan berwarna merah)
Bibir dan kuku kebiruan
Pernapasan lambat
Pernapasan tidak teratur
Bunyi jantung lemah/lambat
Mungkin timbul hipoglukemia dan asidosis metabolic
Penanganan :
 Hangatkan tubuh bayi
 Jika 1 jam suhu tidak naik, rujuk segera
 Pertahankan kadar gula darah
 Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
 Lakukan rujukan segera

4. Asfiksia Neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini diserta dengan hipoksia, hiperkapnia,
dan asidosis.
Asfiksia bayi baru lahir sebagian besar merupakan kelanjutan dari asfiksia janin,
sedangkan asfiksia janin dapat terjadi apabila terdapat gangguan transport O2 dari ibu ke
janin. Keadaan ini dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan segera setelah lahir.
 Faktor Predisposisi Asfiksia Neonatorum
 Faktor antepartum
a) Umur > 35 tahun
b) Ibu dengan Diabetes
c) Hipertensi
d) Anemia atau imunisasi
e) Infeksi pada ibu
f) Ketuban pecah dini
g) Kehamilan ganda
h) Tidak ada pre natal care
 Faktor intra partum
a) Sexio Caesaria
b) Sungsang atau kelainan letak janin
c) Persalinan kurang bulan
d) Persalinan lama
e) Cairan amnion bercampur mekonium
f) Prolaps tali pusat
 Faktor fetus
a) Tali pusat menumbung
b) Tali pusat melilit leher
c) Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
 Faktor plasenta
a) Solutio Plasenta
b) Perdarahan pada plasenta
c) Abruption plasenta
d) Plasenta Previa

 Tanda-Tanda Dan Gejala


 Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
 Warna kulit kebiruan
 Kejang
 Penurunan kesadaran
 Apgar score di bawah 7
 Hipoksia
 Denyut jantung < 100 x/ menit

 Pertolongan / Penatalaksanaan
Pertolongan pertama untuk mengatasi asfiksia pada neonaturum ialah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi dalam membatasi gejala sisa (sekuele) yang
mungkin timbul dikemudikan hari. Tindakan pada bayi asfiksia disebut resusitasi bayi baru
lahir
Langkah-langkah resusitasi :
1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti
tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
2. sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih
kemudian lanjutkan ke hidung.
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap
punggung bayi.
6. Nilai pernafasan Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,
hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis
penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit,
lakukan ventilasi tekanan positif.
Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
Ventilasi tekanan positif / VTP dengan memberikan O2100 % melalui ambubag atau
masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak
ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi
jantung.
< 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.
Kompresi jantung
perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi
jantung :
 Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh
bayi.
 Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh
bayi.
7. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
8. Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000
dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.
10. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.
11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 –
5 menit.
12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di
atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV
selama 2 menit.

D. Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonatal


Kematian ibu dan bayi terjadi karena kegawatdaruratan yang tidak tertangani dengan
baik, dapat disebabkan oleh :
1. Keterlambatan dalam memutuskan untuk mencari perawatan
2. Keterlambatan mencapai fasilitas rujukan tingkat pertama
3. Keterlambatan dalam benar-benar menerima perawatan setelah tiba di fasilitas tersebut.
Sebagai contoh : Staf di sebuah pos kesehatan pedesaan pelayanan kegawatdaruratan
dasar dengan akan kemampuan tidak diharapkan untuk melakukan bedah caesar bagian tetapi
akan diharapkan untuk membuat diagnosis yang benar, resusitasi dan menstabilkan pasien,
dan merujuk padanya. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan yang antara
lain mengatur hal-hal berikut ini (keterangan: kami kutipkan yang berkaitan dengan anak):
a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan
pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan
bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum
rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu.
b. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:
1) Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
2) Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya
3) Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
4) Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal
dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin.
c. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas meliputi
pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yang diberikan. Perhatian khusus
diberikan pada masa sekitar persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi
dalam masa tersebut.
d. Pelayanan kesehatan kepada anak diberikan pada masa bayi (khususnya pada masa bayi
baru lahir), balita dan anak pra sekolah.
e. Pelayanan kesehatan pada anak meliputi:
1) Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit yang
meliputi:
a) Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b) Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c) Membersihkan jalan nafas,mempertahankan bayi bernafas spontan
d) Pemberian asi dini dalam 30 menit setelah melahirkan
e) Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan tali pusat secara
higienis, pemberian imunisasi dan pemberian asi eksklusif.
2) Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi 0-28 hari
3) Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian asi eksklusif untuk bayi di bawah 6 bulan
dan makanan pendamping asi (mpasi) untuk bayi di atas 6 bulan.
4) Pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita.
5) Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan, sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter.
f. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain:
1) Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja putri, calon
pengantin, ibu dan bayi
2) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberi wewenang melakukan
resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi partus
lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan berat
badan lahir rendah, utamanya bayi prematur. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat
di fasilitas kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram.
3) Hipotermi pada bayi baru lahir bidan diberi wewenang untuk melaksanakan
penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan,
kontak dini dan metode kangguru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen
yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan
yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa
yang bisa saja timbul sewaktu-waktu.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.

B. Saran
Kasus kegawatdaruratan merupakan hal yang saat ini mendapat perhatian yang begitu
besar. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak memberikan kontribusinya dalam merespon
kasus kegawatdaruratan ini. Diharapkan kepada para calon bidan agar cepat mengetahui dan
memahami kegawatdaruratan pada bayi baru lahir serta mengenali tanda-tanda bahaya yang
terjadi pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

http://bidancantik045.blogspot.co.id/2014/06/makalah-asuhan-neonatus.html

http://herlinalope.blogspot.co.id/2015/09/buku-ajar-asuhan-kebidanan.html

http://midwiferyfive.blogspot.co.id/2015/05/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-bblr.html

http://www.sumbarsehat.com/2012/07/kegawatdaruratan-neonatal.html

http://wahyulovelyta.blogspot.co.id/2012/02/kegawatdaruratan-neonatus.html

Anda mungkin juga menyukai