Dosen Pembimbing
Kelompok 6 :
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah “ Asuhan Kegawatdaruratan Pada Neonatal”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain menyelepsaikan tugas
yang diberikan dosen pembimbing, juga untuk lebih memperluas pangetahuan mahasiswa
khusunya bagi penulis.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian neonatus........................................................................................................ 3
B. Faktor – faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus........................... 3
C. Asuhan kegawatdaruratan pada neonatus....................................................................... 4
D. Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonata.......................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan
dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun
terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah
awal proses fisiologik.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman
jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti walaupun denagn bantuan alat-alat
medis modern sekalipun,sering kali memberikan gambaran berbeda tergadap kondisi bayi
saat lahir.
Oleh karena itu kemauan dan keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran
bayi mutlak sangat dibutuhkan, tetapi tadak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan
keterampilan standart, dalam melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat
dihandalkan, walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional
ahli.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu
1. Apakah pengertian neonatus ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus ?
3. Asuhan kegawatdaruratan pada neonatus ?
4. Apakah peran bidan dalam kegawatdaruratan neonatal ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian neonatus
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan pada neonatus
3. Untuk mengetahui Asuhan Kegawatdaruratan pada Neonatus
4. Untuk mengetahui Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonatal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus
bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus mengalami
masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama
jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting
bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari itu sangatlah
diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi
terhadap neonatus.
Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau
bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya.
Pemeriksaan Diagnostik :
a. Jumlah darah lengkap : Hb/Ht
b. Kalsium serum
c. Elektrolit (Na , K , U) : gol darah (ABO)
d. Gas Darah Arteri (GDA) : Po2, Pco2
2. BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. (Dep Kes. RI,
2001 : 122). BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 500 gram, tanpa
memandang usian kehamilan.
Klasifikasi BBLR dapat digolongkan menjadi :
a. Prematuritas murni.
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan BB yang sesuai.
b. Smal For Date (SFP) atau kecil untuk masa kehamilan.
Adalah bayi yang BB rendah kurang dari seharusnya umum kehamilan.
c. Reterdasi pertumuhan janin uterus.
Adalah bayi yang lahir dengan BB rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
d. Lihgt for date sama dengan small for date.
e. Dismaturias.
Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin
dengan lanjutan kehamilan.
f. Large for date.
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan missal pada DM.
Etiologi
1. Faktor genetik / kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksit
4. Radiasi
5. Disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alcohol.
Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Asfiksia Neonatorum
3. Sindrom Disstres Respirasi
4. Penyakit membran Hialin
5. Dismatur Preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
6. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
7. Hipotermia, hipoglikemia, anemi, gangguan pembekuan darah
8. Infeksi, retrolental fibroplasia, NEC ( necrotizing enterocolitis)
9. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi kongenital.
3. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin.
Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadinya
metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya simpanan
glikogen dengan akibat hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan
yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
Etiologi dan factor presipitasi dari hipotermia antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis,
kondisi neurologik seperti meningitis dan perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak
adekuat setelah kelahiran dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
Penanganan hipotermia ditujukan pada:
1) Mencegah hipotermia,
2) Mengenal bayi dengan hipotermia,
3) Mengenal resiko hipotermia,
4) Tindakan pada hipotermia.
Penanganan Hipotermia
1. Hipotermi sedang : dimana suhu tubuh 320C - <360C )
Gejala :
Suhu (320C - <360C ),
Akral dingin
Gerakan bayi kurang normal
Kemampuan menghisap lemah
Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
Tangisan lemah
Aktivitas berkurang latarghi
Penanganan :
Ganti pakaian dingin dan basah dengan pakaian hangat
Bila ada ibu/pengganti ibu, KMC/perawatan bayi lekat bila tidak ada ibu
Hangatkan dengan alat pemancar panas/incubator
Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan, berikan ASI peras
Hindari paparan panas yang berlebihan dan sering ubah posisi
ASI lebih sering
Minta ibu mengenalai kegawatan dan segera cari pertolongan bila ada
4. Asfiksia Neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini diserta dengan hipoksia, hiperkapnia,
dan asidosis.
Asfiksia bayi baru lahir sebagian besar merupakan kelanjutan dari asfiksia janin,
sedangkan asfiksia janin dapat terjadi apabila terdapat gangguan transport O2 dari ibu ke
janin. Keadaan ini dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan segera setelah lahir.
Faktor Predisposisi Asfiksia Neonatorum
Faktor antepartum
a) Umur > 35 tahun
b) Ibu dengan Diabetes
c) Hipertensi
d) Anemia atau imunisasi
e) Infeksi pada ibu
f) Ketuban pecah dini
g) Kehamilan ganda
h) Tidak ada pre natal care
Faktor intra partum
a) Sexio Caesaria
b) Sungsang atau kelainan letak janin
c) Persalinan kurang bulan
d) Persalinan lama
e) Cairan amnion bercampur mekonium
f) Prolaps tali pusat
Faktor fetus
a) Tali pusat menumbung
b) Tali pusat melilit leher
c) Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
Faktor plasenta
a) Solutio Plasenta
b) Perdarahan pada plasenta
c) Abruption plasenta
d) Plasenta Previa
Pertolongan / Penatalaksanaan
Pertolongan pertama untuk mengatasi asfiksia pada neonaturum ialah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi dalam membatasi gejala sisa (sekuele) yang
mungkin timbul dikemudikan hari. Tindakan pada bayi asfiksia disebut resusitasi bayi baru
lahir
Langkah-langkah resusitasi :
1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti
tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
2. sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih
kemudian lanjutkan ke hidung.
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap
punggung bayi.
6. Nilai pernafasan Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,
hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis
penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit,
lakukan ventilasi tekanan positif.
Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
Ventilasi tekanan positif / VTP dengan memberikan O2100 % melalui ambubag atau
masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak
ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi
jantung.
< 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.
Kompresi jantung
perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi
jantung :
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh
bayi.
Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh
bayi.
7. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
8. Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000
dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.
10. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat.
11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 –
5 menit.
12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di
atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV
selama 2 menit.
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen
yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan
yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa
yang bisa saja timbul sewaktu-waktu.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.
B. Saran
Kasus kegawatdaruratan merupakan hal yang saat ini mendapat perhatian yang begitu
besar. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak memberikan kontribusinya dalam merespon
kasus kegawatdaruratan ini. Diharapkan kepada para calon bidan agar cepat mengetahui dan
memahami kegawatdaruratan pada bayi baru lahir serta mengenali tanda-tanda bahaya yang
terjadi pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
http://bidancantik045.blogspot.co.id/2014/06/makalah-asuhan-neonatus.html
http://herlinalope.blogspot.co.id/2015/09/buku-ajar-asuhan-kebidanan.html
http://midwiferyfive.blogspot.co.id/2015/05/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-bblr.html
http://www.sumbarsehat.com/2012/07/kegawatdaruratan-neonatal.html
http://wahyulovelyta.blogspot.co.id/2012/02/kegawatdaruratan-neonatus.html