GENDER
DOSEN PENGAMPU
OLEH :
JUDUL ............................................................................................................................... i
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 15
B. SARAN ................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDALUAN
1.3 TUJUAN
Setelah membaca materi ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mampu mengetahui
tentang perspektif gender. Di samping itu mahasiswa mwngwtahui tentang pengertian seks
dan gender, gender dan stratifikasi, gender dan sosialisasi, gender dan pekerjaan, gender dan
pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gender merupakan Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan
perbedaan fungsi, perandan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil
konstruksi sosial yang dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan
kedudukan sesorang yang dikonstrusikan oleh masyarakat. dan budayanya karena sesorang
lahir sebagai laki-laki atau perempuan. (WHO 1998).
Gender adalah suatu konsep budaya yang berupaya untuk membuat perbedaan antara
laki-laki dan perempuan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik
emosional.Gender adalah peran dan kedudukan seseorang yang dikonstruksikan oleh budaya
karena seseorang lahir sebagai perempuan atau lahir sebagai laki-laki.
Contoh: Sudah menjadi pemahaman bahwa laki-laki itu akan menjadi kepala keluarga,
pencari nafkah, menjadi orang yang menentukan bagi perempuan. Seseorang yang lahir
sebagai perempuan, akan menjadi ibu rumah tangga, sebagai istri, sebagai orang yang
dilindungi, orang yang lemah, irasional, dan emosional.
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan
yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk
diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann yang
berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah
tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat rumah
tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif ini disebut
juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan
beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.Perbedaan peran dan
tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial . Gender
berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai
perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat,bukan karena biolologis.
2
KESENJANGAN GENDER DAN KETIDAK ADILAN GENDER
Ketidakadilan Gender (seperti pembatasan peran, pemikiran atau perbedaan perlakuan yang
berakibat pada terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak asasi, persamaan hak antara
perempuan dan laki-laki
1. Subordinasi
Kondisi yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dari laki-laki,
contoh: seorang ibu yang tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan
menyalurkan pendapat contoh :
Masih sedikitnya jumlah perempuan yang bekerja pada posisi atau peran
pengambil keputusan atau penentu kebijakan disbanding laki-laki.
Dalam pengupahan, perempuan yang menikah dianggap sebagai lajang, karena
mendapat nafkah dari suami dan terkadang terkena potongan pajak.
Masih sedikitnya jumlah keterwakilan perempuan dalam dunia politik
(anggota legislative dan eksekutif).
2. Stereotip Gender
Penandaan terhadap suatu kelompok tertentu yang seringkali merugikan dan
menimbulkan ketidakadilan, contoh : pendapat bahwa perempuan sering berdandan
untuk menarik perhatian lawan jenis ( dapat dilihat dalam ketentuan pasal 5 PERMA
Nomor 3 Tahun 2017) Contoh :
Perempuan dianggap cengeng, suka digoda.
Perempuan tidak rasional, emosional.
Perempuan tidak bisa mengambil keputusan penting.
Perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah tambahan.
Laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
3. Beban Ganda
Beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan
jenis kelampin tertentu, contoh : perempuan yang memiliki peran dalam mengurus
rumah tangga, memastikan suami dan anak dalam keadaan baik, melahirkan,
menyusui, atau dapat dikatakan bahwa perempuan memiliki beban kerja majemuk
ttetapi seringkali tidak dihargai dan tidak dianggap.
4. Marginalisasi
Suatu proses peminggiran dari akses sumber daya atau pemiskinan yang dialami
perempuan akibat perubahan gender di masyarakat, contoh : perempuan dianggap
sebagai makhluk domestic dalam hal ini hanya diarahkan untuk menjadi pengurus
rumah tangga contoh :
Guru TK, perawat, pekerja konveksi, buruh pabrik, pembantu rumah tangga
dinilai sebagai pekerja rendah, sehingga berpengaruh pada tingkat gaji/upah
yang diterima.
3
Masih banyaknya pekerja perempuan dipabrik yang rentan terhadap PHK
dikarenakan tidak mempunyai ikatan formal dari perusahaan tempat bekerja
karena alasan-alasan gender, seperti sebagai pencari nafkah tambahan,
pekerja sambilan dan juga alasan factor reproduksinya, seperti menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui.
Perubahan dari sistem pertanian tradisional kepada sistem pertanian modern
dengan menggunakan mesin-mesin traktor telah memarjinalkan pekerja
perempuan.
5. Kekerasan
Adanya perlakuan kasar atau tindakan yang bersumber dari sumber kekerasan salah
satunya kekerasan terhadap jenis kelamin tertentu yaitu Perempuan dengan anggapan
gender yang eksis dan diakui di masyarakat patriarki berpusat pada kekuasaan laki-
laki misal anggapan bahwa perempuan itu lemah,pasrah, dan menjadi obyek seksual
sehingga dalam konteks ini dikenal istilah gender-based violence.
1. Kekerasan secara fisik, seksual dan psikologis yang terjadi dalam keluarga termasuk
pemukulan, penyalahgunaan seksual atas perempuan dalam rumah tangga, perkosaan
dan lainnya.
2. Kekerasan secara fisik, seksual dan psikologis yang terjadi dalam masyarakat luas
termasuk perkosaan, penyalahgunaan seksual, pelecehan dan ancaman seksual di
tempat kerja, dalam lembaga pendidikan dan lainnya.
3. Kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang dilakukan atau dibenarkan oleh Negara
4
Kurangnya kemampuan aparat dalam
memahami perspektif gender dalam kasus
AKI
Pelaksanaan aturan yang tidak sesuai
kebutuhan/tidak memecahkan masalah
(relasi gender yang tidak seimbang tidak
dipertimbangkan sebagai salah satu
penyebab terjadinya AKI)
Faktor penyebab Terlambat mengambil keputusan
Terlalu sering melahirkan
Terbatasnya fasilitas layanan kesehatan ibu
hamil dan melahirkan
Belum meratanya distribusi dokter
Terbatasnya kapasitas bidan
Issue strategis perlunya peningkatan kualitas layanan ibu
melahirkan di wilayah kepulauan
Gender Analysis Pathway (GAP) adalah suatu alat analisis gender yang dapat digunakan
untuk membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender dalam
perencanaan kebijakan/program/kegiatan pembangunan. Dengan menggunakan GAP, para
perencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan dapat mengidenti!kasi kesenjangan
gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender issues) serta sekaligus menyusun
rencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk memperkecil atau
menghapus kesenjangan gender tersebut.Gender Analysis Pathway (GAP) dilakukan untuk:
5
Data terpilah ini bisa berupa data statistik
yang kuantitatif atau kualitatif, misalnya
hasil survel, hasil FGD, review pustaka,
hasil kajian, hasil pengamatan, atau hasil
intervensi kebijakan/program/kegiatan
yang sedang dilakukan
6
2. ANALISIS HAVARD
Analisis Harvard merupakan kerangka analisis yang berasal dari Harvard Institute. Pertama
kali dikembangkan pada 1985, ketika gencarnya Women in Development. Tujuan dari
kerangka analisis ini lebih pada adanya alokasi sumberdaya ditinjau dari sektor ekonomi,
baik pada laki-laki maupun perempuan.Desain dan pemetaan peran yang dilakukan dalam
analisis ini dianggap bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja maisng-masing
individu yang terlibat di dalamnya. Adapun dalam proses analisisnya, ada beberapa tahapan
yang menjadi komponen utama, mencakup profil kegiatan (produksi, reproduksi dan sosial),
akses, kontrol, ketersediaan sumber dan manfaatnya, faktor-faktor yang memengaruhi
perbedaan peran gender, dan yang keempat adalah ceklist berupa pertanyaan-pertanyaan yang
bisa diajukan untuk menganalisis siklus suatu proyek.
Contoh kasus: Desa Kiping merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur. Di desa ini, mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada
sektor pertanian, pande dan kerajinan rumah tangga. Hampir di setiap rumah ditemukan
berbagai jenis hasil kerajinan seperti tompo, tumbu, tampah, sapu, keset, kemoceng, dan lain
sebagainya. Sektor pande besi sendiri menghasilkan alat-alat kebutuhan rumah tangga,
pertanian dan perkebunan seperti cangkul, pisau berbagai ukuran dan fungsi dan lain-lain.
Sementara di sektor pertanian, masyarakat Kiping memiliki kelompok tani dengan jumlah
anggota hampir seluruh warga gabungan beberapa RT dan RW.
7
Dari segi perekonomian, bisa dibilang masyarakat Kiping merupakan contoh masyarakat
yang mandiri dan berdaya dengan hasil usaha turun-temurun sejak 80-an. Adapun untuk
lingkup yang lebih kecil, yakni dalam keluarga, biasanya pekerjaan bertani akan dilakukan
oleh laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu) secara bersama-sama. Kemudian untuk pande,
kebanyakan dilakukan oleh laki-laki, dan beberapa perempuan usia di atas 50 tahun.
Sementara membuat kerajinan lebih banyak dilakukan oleh ibu-ibu dan remaja-remaja
perempuan –jika mereka tidak bekerja di luar tiga sektor dominan di desa tersebut. Dalam
satu keluarga di Kiping memiliki dua sampai empat anak dengan total jumlah anggota
keluarga yang berada di dalam satu rumah bisa lima sampai tujuh orang. Adapun bagi warga
yang tidak memiliki unit usaha mandiri di rumah, maka akan ikut bergabung atau bekerja di
rumah / sentra pande tempat produksi alat-alat rumah tangga dalam skala besar dan atau
menjadi buruh tani ketika musim tanam hingga panen tiba.
1. Untuk menunjukan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang dilakukan kaum
perempuan maupun laki-laki, secara rasional.
2. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien dan
memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.
3. Mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan efisiensi
dengan tingkat keadilan gender yang optimal.
4. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan melihat
faktor penyebab perbedaan
Analisis Harvard 01
Profil Kegiatan
Kegiatan Perempuan Laki-laki
Memanaskan logam x
Menempa bijih besi x
Membuat aneka jenis
perkakas x
Membajak sawah x
Proses Penanaman x x
Pemupukan x
Perawatan x x
Panen x x
Penjualan x
Menganyam rotan x x
Publik Membuat Sapu x
Membuat Perkakas Dapur x
Membuat Kemoceng, dll x
Memasak x
Domestik Mengurus anak x
8
Menyiapkan bekal x
Membersihkan rumah x
Berbelanja x
Mencuci x
Mengisi gentong air x x
PKK x
Rapat RT/RW x
Sosial Agenda Kelompok Tani x
Analisis Harvard 02: Profil Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya dan Manfaat
Akses Kontrol
Bentuk Pr Lk Pr Lk
Tanah x x x
Alat Produksi x x
Uang x x x x
Sumber Tenaga Kerja x x x
Daya Tabungan x x x x
Pendapatan dari Luar x x x x
Akses Kepemilikan x x
Akses Kesehatan x x x x
Akses Pendidikan x x x x
Pemenuhan
Manfaat Kebutuhan Dasar x x x x
Hal yang kemudian menjadi kekurangan dari jenis analisis ini adalah, karena sifatnya yang
9
netral gender, sehingga tidak sampai melihat kompleksitas persoalan yang dialami oleh
perempuan. Kemudian perihal perempuan yang bisa mendapatkan akses dan kontrol juga
tidak dilihat apakah dari kelompok perempuan tertentukah –misal yang memiliki previllese
sebelumnya, dan lain sebagainya. Maka dari itu di samping menggunakan analisis Havard ini,
diperlukan juga menambahkan People-Oriented Planning Framework (POP Framework).
Kerangka ini POP memang banyak mengadaptasi Harvard dengan tujuan yang lebih spesifik
dan efisien, utamanya yang berhubungan dengan ketepatan target bantuan pembangunan dan
penggunaan sumberdaya. Selain itu, POP Framework juga memiliki tujuan untuk
memastikan bahwa jarak antara laki-laki dan perempuan bisa berkurang. Adapun tiga
komponen penting dalam kerangka analisis POP adalah, 1). Terdapat analisis determinasi
(meliputi profil populasi dan analisis terhadap konteks). 2) Analisis Aktivitas. 3) Penggunaan
dan Pengendalian Analisis Sumberdaya.
10
Komponen Utama Alat Analisis Moser
Tiga peran gender
Kebutuhan praktis dan strategis
Kategori pendekatan kebijakan yang WID dan GAD (kebijakan matriks)
11
Tidak mempersoalkan perubahan relasi perempuan dan laki-laki.
kuasa dan posisi perempuan yang timpang Merespon kebutuhan yang bersifat jangka
Melestarikan peran kerja reproduksi panjang dalam upaya perubahan
perempuan. pembagian kerja gender yang lebih setara,
Untuk menjawab kondisi kehidupan yang kekuasaan dan kontrol, termasuk
terbatas menjadi lebih baik seperti: masalah-masalah yang berhubungan
penyediaan air bersih, peningkatan dengan hak-hak hukum, kekerasan
pendapatan dalam rumah tangga, domestik, kesetaraan upah dan kontrol
pemberian makanan untuk ibu hamil, perempuan atas dirinya sendiri;
pemberian kebutuhan khusus perempuan di Bisa menyebabkan konflik, resistensi dari
pengungsian: pakaian dalam, pembalut, mereka yang menikmati hubungan relasi
etc., penambahan jumlah wc khusus kuasa yang ada, bisa juga terjadi proses
perempuan di tempat umum, dll. negosiasi dan kerjasama.
Tipe Pedekatan
Kebijakan Gender Keterangan
Kesejahteraan Pendekatan yang muncul pada tahun 1950-70an, namun masih populer
(Welfare) sampai saat ini.
Melihat peran reproduksi perempuan saja.
Memenuhi kebutuhan praktis perempuan
Perempuan sebagai penerima manfaat intervensi pembangunan yang pasif.
Top-down dan tidak memperthitungkan pembagian kerja seksual dan
status sub-ordinasi perempuan.
Kesamaan Pendekatan Wome in Development (WID) atau perempuan dalam
(Equity) pembangunan, dikembangkan 1976-1985.
Mengakui perempuan sebagai peserta aktif pembangunan dan 3 peran
12
gender perempuan.
Mempromosikan kesetaraan bagi perempuan dan memenuhi kebutuhan
strategis gender melalui intervensi negara. Caranya dengan memberikan
otonomi perempuan di sektor politik dan ekonomi serta mengurangi
ketidaksetaraan nereka dengan laki-laki.
Dianggap dipengaruhi oleh cara berpikir Feminis Barat dan dipandang
mengancam laki-laki.
Tidak populer pada banyak pemerintahan.
Anti kemiskinan Lebih kurang radikal dari pendekatan kesamaan WID, muncul setelah
(Anti poverty) tahun 1970an.
Berdasarkan argumen bahwa perempuan seringkali tidak terwakili dalam
fakta mengenai orang miskin.
Bertujuan agar perempuan bisa keluar dari kemiskinan dengan
meningkatkan produktivitas mereka.
Kemisikinan perempuan dlihat sebagai problem dari keterbelakangan
bukan karena tersubordinasi.
Mengakui peran produktif perempuan dan berupaya untuk menjawab
kebutuhan praktis gender misalnya melalui program income
generatin (peningkatan pendapatan).
Sangat populer di kalangan LSM.
Efisiensi Adaptasi dari pendekatan Kesamaan WID sejak muncul krisis hutang pada
(Efficiency) era 80-an.
Membuat pembangunan lebih efektif dan efisien melalui pengakuan
kontribusi ekonomi perempuan
Berupaya memenuhi kebutuhan praktis dan mengakui 3 peran gender
perempuan
Kerap berasumsi bahwa waktu kerja perempuan fleksibel dan perempuan
diharapkan untuk mengurangi waktu kerja reproduktif dan sosialnya dan
memperpanjang waktu kerja produktif..
Sering salah mengasosiasikan ”partisipasi perempuan” dengan
meningkatkan kesamaan gender dan kemampuan perempuan mengambil
keputusan.
Pendekatan yang masih sangat populer dipakai.
Pemberdayaan Pendekatan yang terbaru, diartikulasikan oleh perempuan dunia ke-3
(Empowerment) (negara berkembang spt di Asia)
Bertujuan untuk memberdayakan perempuan dengan mendukung inisiatif
mereka sendiri sehingga menghasilkan kemandirian.
Subordinasi perempuan tidak hanya dilihat sebagai akibat penindasan laki-
laki, tetapi juga sebagai akibat penindasan kolonial dan neo-kolonial.
Mengakui berbagai pengalaman perempuan yang bervariasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kelas, ras, usia, dst dan intervensi
harus memperhatikan berbagai aspek penidnasan perempuan.
Mengakui ketiga peran gender perempuan dan berupaya menjawab
kebutuhan strategis gender melalui mobilisasi perempuan misalnya
mengorganisasikan kelompok perempuan untuk membuat permintaan
untuk pemenuhan kebutuhan praktis gender.
13
tidak hanya dilibatkan dalam proses analisa, tetapo juga ketika menetapkan sasaran
inbtervensi dan cara intervensinya.
Fokus pada perempuan dan laki-laki dan tidak pada relasi sosial
Tidak menekanakan aspek lain dari kesenjangan spt akses atas sumber daya
Jika ditanyakan, perempuan akan mengidentifikasikan kebutuhan praktisnya.
Menemukan ukuran-2 kebutuhan strategis sulit. Perubahan strategis adalah sebuah
proses yang kompleks dan kontradiktif. Dalam prakteknya, sesuatu yang praktis dan
strategis berkaitan erat.
Pendekatan kebijakan yang berbeda-2 bercampur dalam prakteknya
Kerja secara efektif lebih berfungsi sebagai alat analisis intervensi ketimbang
perencanaan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis
tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan,
fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan.Teknik analisis gender adalah
suatu rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari usaha untuk mengetahui latar belakang dan
sebab-sebab terjadinya kesenjangan sampai pada upaya pemecahan masalah dan
menyampaikan cara/langkah tindak untuk menghilangkan atau mengurangi adanya
kesenjangan dan dalam rangka mencapai persamaan kedudukan dan peranan laki-laki dan
perempuan.
3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan,sekiranya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah
yang selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalan makalah kami, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
15
DAFTAR PUSTAKA
http://mappifhui.org/2018/11/23/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan-vol-ii/
http://www.akbidsismadi.ac.id/2016/11/gender-akademi-kebidanan-sismadi.html?m=1
https://books.google.co.id/books?id=gAIY4kiNp-
0C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?id=qTqERPPWTYAC&printsec=frontcover&hl=id&source
=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
https://www.google.com/search?q=modul+asuhan+kebidanan+komunitas&oq=&aqs=chrome
.0.35i39i362l15.-1j0j7&client=ms-android-oppo-rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://www.morfobiru.com/2020/05/analisis-harvard-dan-contoh-penerapan.html?m=1
16