Anda di halaman 1dari 22

KETERAMPILAN OBSERVASI

Ahmad
AhmadRizani.,SKM.,M.PH
Rizani.,SKM.,M.PH
KETERAMPILAN OBSERVASI

A. Pengertian
Keterampilan observasi adalah
keterampilan dasar dalam membina
komunikasi efektif. Yang perlu kita observasi
adalah tingkah laku verbal, non verbal dan
kesenjangan antara tigkah laku verbal dan non
verbal.
B. Tingkah Laku Verbal dan Non Verbal

1. Tingkah laku verbal

Tingkah laku verbal adalah komunikasi


yang menggunakan kata-kata, entah lisan
maupun tertulis. Melalui kata-kata, perasaan,
emosi, pikiran, gagasan dll.
Komunikasi verbal menyangkut beberapa aspek :

L
A
N
J
U
T
A
N
.
. a. Vocabulary
(Perbendaharaan d. Humor
.
kata-kata ) e. Singkat dan Jelas
b. Racing ( Kecepatan) f. Timing (Waktu yang
c. Intonasi Suara Tepat )
2. Tingkah Laku Nonverbal

Tingkah laku nonverbal adalah


komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk nonverbal, tanpa kata-kata.
Komunikasi nonverbal dapat berbentuk
bahasa tubuh, tanda, tindakan/perbuatan
atau obyek.
a. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh ini meliputi lambaian tangan, raut atau
ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gerakan kepala,
sikap/postur tubuh dll.

4) Postur Tubuh dan Gaya


1) Ekspresi Wajah
Berjalan
2) Kontak Mata
5) Sound ( Suara )
3) Sentuhan
6) Gerak Isyarat
LANJUTAN. . . .

b. Tanda
Tanda dalam komunikasi non verbal menggantikan kata-kata
misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas, dsb. Misalnya bendera
putih untuk daerah tertentu bisa diartikan bahwa ada orang yang
meninggal dunia.

c. Tindakan atau Perbuatan


Tindakan atau perbuatan secara khusus tidak menggantikan
kata-kata tetapi mengandung makna, misalnya menggebrak meja,
menutup pintu keras-keras dll.
LANJUTAN. . . .

d.  Objek
Objek juga secara khusus tidak mengganti kata tetapi
mempunyai makna, misalnya pakaian, aksesoris dandan, dll.

e. Warna
Kita sering menggunakan warna untuk menunjukkan
suasana emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik dll.

f.
LANJUTAN. . . .

Komunikasi non verbal dapat berfungsi untuk :

1) Melengkapi
komunikasi verbal

4) Melawan komunikasi
4) Melawan komunikasi
2) Menekankan verbal
verbal
komunikasi verbal 5) Meniadakan komunikasi
5) Meniadakan komunikasi
non verbal
non verbal

3) Membesar-besarkan
komunikasi non verbal
C. Keterampilan Membina Hubungan Baik
Dalam konseling dengan klien

Tigahal
Tiga halpenting
pentingyang
yangperlu
perludiperhatikan
diperhatikanagar
agarhubungan
hubungan
baikmantap
baik mantap: :

a.a.Menunjukkan
Menunjukkantanda
tandaperhatian
perhatianverbal
verbal
b. Menjalin kerja sama
b. Menjalin kerja sama
c.c.Memberikan
Memberikanrespon
responpositif,pujian,dan
positif,pujian,dandukungan.
dukungan.
Sikap dan Perilaku Dasar yang Dibutuhkan

Membina hubungan baik bisa kita awali dengan sikap hangat,


menghormati, menerima klien apa adanya, empati dan tulus.
Hubungan baik harus dimulai sejak awal hubungan dan tetap
dipertahankan seterusnya.

Perilaku atau respon bidan yang mendukung terciptanya


hubungan baik antara lain :
1. memberi salam dengan ramah,
2. mempersilahkan duduk,
3. tidak memotong pembicaraan,
4. menjaga rahasia klien,
5. tidak menilai klien dll.
Selain itu sikap yang perlu dimiliki adalah SOLER yang
merupakan singkatan dari :

a. S : Face your clients Squarely (menghadap ke klien) dan


Smile/Nod at Client (Senyum/mengangguk ke klien).
b. O : Open and non judgemental facial expression (ekspresi
muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
c. L : Lean towards client (tubuh condong ke klien).
d. E : Eye contact in aculturally acceptable manner (kontak
mata/tatap mata sesuai cara, budaya setempat).
e. R : Relaxed dan friendy manner (santai dan sikap
bersahabat).
D.Mendengar Aktif

Menjadi pendengar aktif bagi konselor sangat


penting karena :
1. Menunjukkan kepedulian
2. Merangsang dan memberanikan klien beraksi
secara spontan terhadap konselor
3. Menimbulkan situasi yang mengajarkan
4. Klien membutuhkan gagasan –gagasan baru .
Untuk menjadi pendengar yang
baik konselor harus memenuhi
kemampuan sebagai berikut.

1. Mampu berhubungan dengan orang diluar


kalanganya
2. Mempunyai cara- cara untuk membantu klien
3. Memperlakukan klien untuk menimbulkan
respon yang bermakna
4. Bertanggung jawab bersama klien dalam
konseling
Dalam komunikasi bersama klien dalam
konseling ada 4 bentuk mendengarkan yang bisa
digunakan sesuai situasi yang dihadapi (Saraswati
1I,Tarigan.L.H. 2002)

1. Mendengar pasif (diam)


Di Indonesia mendengar pasif biasa dilakukan saat klien
menceritakan masalahnya,berbicara tanpa henti,mengebu-
gebu dengan perasaan kesal atau sedih ,saat klien berhenti
bicara sejenak ,konselor dapat diam untuk memberi
kesempatan klien berpikir dan menenangkan diri.
2. Membuka pembicaraan
Konselor perlu memberikan respon pada klien
dengan menggunakan kata-kata atau perhatian
verbal.Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi
pada klien agar semangat dalam berbicara.

3. Memberi tanda perhatian verbal


Undangan untuk berbicara (mengajukan
pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi).
LANJUTAN. . . .

4. Mendengar aktif
Memberikan umpan baik/merefleksikan isi ucapan
dan perasaan yaitu merangkum,merefleksikan isi ucapan
(paraphrasing) dan refleksi perasaan.
E. Kemampuan Bertanya

Bertanya merupakan keterampilan yang


cukup penting dan strategis dalam proses
komunikasi baik dalam memulai, selama
proses ataupun dalam mengakhiri.
Keterampilan bertanya dapat dikembangkan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perhatikan suasana konseling dan klien


2. Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan
3. Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan
terarah, serta tidak keluar dari topik
4. Segera beri respon /umpan balik terhadap jawaban
pertanyaan yang diajukan dengan sikap yang baik
dan empati.
a. Jenis Pertanyaan

1) Pertanyaan Tertutup
2) Pertanyaan Terbuka
3) Pertanyaan Mendalam
4) Pertanyaan mengarahkan/Sugestif

b. Bertanya Efektif

1) Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat


dan keakraban.
2) Gunakan kata-kata yang dipahami klien,
3) Ajukan pertanyaan satu persatu
4) Tunggu jawaban dengan penuh minat, jangan memotong
LANJUTAN. . . .

5) Gunakan kata-kata yang mendorong klien untuk


tetap bicara(bagaimana?, dan , lalu, maksudnya ?).
6) Bila harus menanyakan hal yang sangat pribadi,
jelaskan mengapa hal itu harus ditanya
7) Hindari penggunaan kata tanya “ mengapa” karena
kemungkinan klien dapat merasa disalahkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai