Makalah
Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah KIP/K
Putri Handayani, SST, M.Kes (PH)
Dibuat oleh :
DITA KARDILA
151610035
151610011
151610027
REKA REGISKASETIADI
151610005
II-A
Assalamualaikum wr.wb
segala syukur kami panjatkan kehadirat allah swt karna atas rahmat dan
karunia-nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sebagai tugas kami,semoga makalah ini dapat memberikan
ilmu tentang konsep gender dalam kip/k
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan kami akan sangat
berterima kasih atas saran dan kritikan tentang makalah yang kami buat agar kami
dapat menyempurnakan makalah kami.
Wassalamuallaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.konsep gender.............................................................................................6
1.Memahami Arti Gender Secara Umum...................................................6
2.Masalah Gender Dalam Perilaku Sosial Budaya Masyarakat.................7
B.komunikasi Interpersonal/Konseling..........................................................8
C.Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIP/K...................................9
1.Memahami Diri Sendiri..........................................................................9
2.Pengetahuan, Keterampilan, Sikap Yang Dimiliki Konselor.................9
3.Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K..........................................11
D.Konsep Gender Dalam Konseling..............................................................12
1.Feminist Counseling..............................................................................13
2.Gender Aware Therapy.........................................................................16
Roleplay Konsep Gender Dalam KIP/K........................................................23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
1.
BAB I
PENDAHULUAN
gender aware therapy berkaitan dengan jenis kelamin dan keluarga (laki-laki,
perempuan, pasangan dan keluarga).
Karena pada dasarnya ketidakadilan gender merupakan berbagai tindak
ketidakadilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender.
Ketidak adilan gender sering terjadi di mana-mana ini terkaitan dengan
berbagai faktor. Mulai dari kebutuhan ekonomi budaya dan lain lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimna konsep Komunikasi Interpersonal/Konseling?
2. Bagaimana konsep gender dalam konseling?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah komunikasi kebidanan
2. Untuk mengetahui konsep Komunikasi Interpersonal/Konseling?
3. Untuk mengetahui konsep gender dalam konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Gender
1. Memahami Arti Gender Secara Umum
Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan
gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau
konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini, Astiti
mengemukakan bahwa gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan
secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam
pergaulan hidup sehari-hari, dibentuk dan dirubah
Muchtar, (2001:19) menegasakan bahwa istilah Gender dapat
dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini: Gender sebagai suatu
istilah asing dengan makna tertentu, Gender sebagai suatu fenomena sosial
budaya, Gender sebagai suatu kesadaran sosial, Gender sebagai suatu
persoalan sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis,
Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.
Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak
antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah
suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam
hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki
dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
2. Masalah Gender Dalam Perilaku Sosial Budaya Masayarakat
Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat
dalam berbagai bidang kehidupan antara lain dalam bidang politik, sosial,
ekonomi, budaya dan hukum (baik hukum tertulis maupun tidak tertulis
yakni hukum hukum adat). Hubungan sosial antara laki-laki dan
perempuan dalam berbagai bidang kehidupan tersebut pada umumnya
menunujukan hubungan yang sub-ordinasi yang artinya bahwa kedudukan
perempuan lebih rendah bila dibandingkan dengan kedudukan laki-laki.
Ketidakadilan gender merupakan berbagai tindak ketidakadilan
atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender. Ketidak adilan
gender sering terjadi di mana-mana ini terkaitan dengan berbagai faktor.
Mulai dari kebutuhan ekonomi budaya dan lain lain. Budaya yang
mengakar di indonesia kalau perempuan hanya melakukan sesuatu yang
berkutik didalam rumah membuat ini menjadi kebiasaan yang turun
temurun yang sulit di hilangkan. Banyak yang menganggap perbedaan
atau dikriminasi gender yang ada pada film itu adalah hal yang biasa dan
umum, shingga mereka tidak merasa di diskriminasi, namun akhir-akhir
ini muncul berbagai gerakan untuk melawan bbias gender tersebut. Saat
ini banyak para wanita bangga merasa hak nya telah sama dengan pria
berkat atasa kerja keras R.A Kartini padahal mereka dalam media masih di
jajah dan di campakan seperti dahulu.
Bentuk bentuk ketidak adilan gender Marjinalisasi atau Pemiskinan
Suatu proses penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi perempuan
atau laki-laki. Subordinasi atau penomorduaan Ialah Sikap atau tindakan
masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah
dibanding laki-laki dibangun atas dasar keyakinan satu jenis kelamin
dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding yang lain. Ini
tingkatkan dan apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita bisa kita
rubah atau kita tutupi, agar menjadi lebih baik, sehingga hal ini akan
mengantar kita kearah kesuksesan.
2. Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek
kogniktif, aspek psikomotor dan aspek afektif ( perasaan, sifat, sikap )
Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tidak hanya pengetahuan
kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain pengetahuan
tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan,
keluarga berencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial
budaya, pengetahuan tentang hubungan antar manusia, komunikasi
interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan sebagainya.
Keterampilan yang perlu dimiliki Bidan tentunya
semua
10
11
mental
yang
memakai
pendekatan
psikoanalisa
12
pola
perkawinan
yang
cenderung
menempatkan
membangun
kesadaran
perempuan
dan
membantu
13
membantu
bahwa
bentuk
penindasan
bersumber penilaian terhadap kekuatan, nilai dan peran antara lakilaki dengan perempuan. Tujuan utama feminisme kultural adalah
transformasi nilai sosial menuju pada relasi sosial yang bersifat
kerja sama, altruisme, saling membutuhkan.
3) Kelompok Feminisme radikal menyimpulkan bahwa sumber
penindasan adalah budaya patriarkhi. Tujuan utama kelompok ini
adalah transformasi relasi gender, mengubah institusi sosial dan
pihak perempuan memiliki otonomi terkait dengan masalah
perkawinan dan seks.
4) Feminisme sosialis menekankan pada perubahan sosial dengan
menjamin keseimbangan kelas, ras, orientasi seksual, ekonomi dan
politik.
c. Gelombang ketiga
Pada gelombang ini muncul feminisme postmodern yang memiliki
pandangan bahwa realitas akan melekat pada hubungan sosial dan
14
(power),
penindasan
(oppression),
pemberdayaan
dengan
15
bahwa
Terapi
feminist
umum
tahap-tahap
konseling gender aware therapy, dibagi dalam tiga tahap yaitu sebagai
berikut:
1. Konseptualisasi problem
Asesmen awal pada pada konseling, proses konseptualisasi sebagai
upaya untuk memahami persepsi individu tentang masalahnya (Good,
1990:34).
Konselor menggunakan gender aware therapy untuk membantu
konseli memahami peran sosial gender yang selama ini dimainkan oleh
individu. Konseptualisasi problem difokuskan pada persepsi individu
terhadap masalah yang dihadapi terutama berkaitan dengan peranperan gender yang selama ini diyakini oleh individu. Pada tahap
konseptualisasi masalah, konselor akan memiliki informasi awal
tentang individu khususnya problem berbasis gender.
2. Intervensi konseling
Rentang intervensi pada gender aware therapy meliputi diskusi
langsung, memberikan dmotivasi, memberi klarifikasi, melakukan
16
interpretasi,
konfrontasi,
memberi
informasi,
eksperimentasi,
pengetahuan,
pemahaman
dan
17
18
konsep
gender.
Prinsip-prinsip gender
aware
19
20
: BIDAN
: PASIEN
Dita kardila.
: SUAMI PASIEN
: SUAMI BIDAN
Bu reka
: pagi juga bu begini bu, saya mau pasang KB tapi saya masih
kurang tahu tentang KB yang terbaik untuk kami, jadi saya juga bawa suami, kan
ibu pernah bilang kalau KB itu juga urusan suami
Bidan maria
Bu reka
Bapak dita
: maaf bu, saya memotong pembicaraan, begini bu saya masih
ragu untuk KB , tapi istri saya ngotot untuk pasang KB bu. Emang di dalam islam
KB itu dibolehkan?
Bu reka
Bpk dita
Bidan maria
: iya bu tidak apa-apa! Kan sebelum kita melakukan sesuatu itu
kita harus paham dan mengerti dulu dengan apa yang akan kita kerjakan tersebut.
21
Jadi begini pak, sebenarnya KB itu di dalam islam bukanlah suatu dosa, dan juga
bukan hal yang dilarang. Karena KB itu bertujuan untuk menjarangkkan anak atau
tidak terlalu banyak anak dan juga untuk alasan yang jelas seprti untuk
keselamatan ibu dan anak, begitu pak, bu.!
Sedang di pertengahan pembicaraan datang seorang laki-laki dari dalam ruangan
pak ustadz itu panggilan bagi suami bu wahyuni.
Bidan maria
: betul bu!
bu reka dan bpk dita: eh pak ustadz (menyalami pak ustadz), mau berangkat kerja
pak?
Pak ustadz putri : iya pak, saya mau berangkat kerja. Hmm apa yang
dikatakan istri saya itu benar pak, dalam islam tidak melarang adanya KB, karena
KB tersebut kan hanya menghalangi terjadinya kehamilan pak, bukan berarti
membunuh. Kalau membunuh itu lain pula halnya pak, bu.
Bidan maria
Bpk dita
Coba sini saya kasih contoh.Sekarang bapak dan ibu sudah mempunyai berapa
anak? Sudah 3 kan pak?! Lalu yang bersekolah berapa orang pak?
Bpk dita
Bidan maria : hmm mohon maaf ya pak, kalau untuk mencukupi kebutuhan
sekolah anaknya agak tersenggal-senggal tidak pak?
Bpk dita
Bidan maria
22
Bpk dita
: iya agak sulit juga sih bu, jangan kan kebutuhan sekolah
kebutuhan sehari-hari saja sudah susah
Bidan maria : jadi bagaimana pak, bu? Semua keputusan itu tergantung pada
bapak dan ibu sendiri.
Bu reka
: ya bu, kami sudah yakin mau pasang KB, iya kan pak?
Bpk dita
: (mengangguk)
Bu reka
Bidan maria
: begini bu,KB itu banyak macamnya, pertama ada yang
menggunakan alat yang dipasang diluar tubuh seperti kondom namanya bu
semacam karet tipis yang dipasang maaf pak dipasang dikemaluan bapak
sebelum melakukan hubungan suami istri gitu pak, untuk menghindari air mani
masuk kedalam kemaluan ibu wisna (melihatkan gambar), tapi terkadang kondom
juga bisa robek pak. jadi keberhasilannya sekitar 90% bu.
Bu reka : oh jadi dipasang hanya kepada suami saya saja ya bu?
Bidan maria
: iya bu, yang untuk wanitanya juga ada dipasang pada mulut
rahim tapi itu jarang digunakan bu. Selanjutnya macam dari KB itu spiral
namanya bu atau IUD bahasa kesehatannya. Ada yang berbentuk huruf S, T dan
angka 7. Atau ada juga yang berbentuk sepatu kuda seperti gambar ini bu .
(melihatkan gambar). Nanti alat ini akan dimasukkan kedalam rahim ibu dengan
bantuan alat, lalu benang spiral ini dikaitkan dimulut rahim ibu yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan atau dokter bu. Gunanya untuk mencegah pembuahan atau
bertemunya air mani sama sel telur bu agar tidak terjadi kehamilan.
Bu reka
Bidan maria : hmm..tidakbu, karena benangnya itu halus bu, jadi ini bisa
bertahan 2-5 tahun dan bisa dibuka sebelum waktunya. Namun ibu harus
konsultasi setiap 2 kali seminggu, 1-2 bulan atau 1 kali 6 bulan sampai 1 tahun
setelah pemasangannya. Ini masih ada kekurangannya bu, kemahilannya masih
bisa terjadi, perdarahan, infeksi.Alat ini dipasang apabila tidak ada infeksi atau
perdarahan yang tak jelas dari kelamin ibu.Keuntungannya ini bisa dipakai dalam
jangka panjang.
Bpk dita
Bidan maria
: iya pak, akan sedikit mengganggu saat berhubungan karena
nanti bapak akan merasa tidak nyaman. Selanjutnya Spermisida bu pak,
23
bentuknya bisa seperti busa, jeli, krim yang dimasuk kedalam kemaluan ibu
sebelum melakukan hubungan untuk membunuh sel mani bapak jadi tidak terjadi
pertemuan antara air mani bapak dan sel telur ibu.
Bu reka
: kekurangannya apabu?
Bidan maria
: kekurangannya itu bisa menyebabkan ketidaknyamanan karena
kadang-kadang timbul alergi bu. Selanjutnya berbentuk pil atau suntikan bu untuk
mencegah kehamilan dengan cara melemahkan tempat tertanamnya hasil
pembuahan bu. Kalau pil bu harus diminum setiap hari kalau suntikan bisa satu
kali 3 bulan, ada yang setiap 10 minggu dan setiap bulan. Jadi bagaimana bu, pak?
Sudah bisa dimengerti?
Bu reka : udah bu bidan, tapi kami belum tau yang mana yang tepatnya,
menurut bu bidan bagaimana?
Bidan maria : maaf ibu, saya tidak bisa mengatakan yang mana yang terbaik
karena terbaik untuk saya belum tentu baik untuk ibu dan bapak (meyakinkan ibu
wisna dan suaminya)
Bu reka : oh..kami pikirkan dulu ya bu. Kami masih bingung yang mana yang
akan dipakai.
Bidan maria
: oh ya tidak apa-apa bu, silahkan dipikirkan lagi di rumah ya
bu, pak (tersenyum) tunggu sebentar ya bu.
Bidan maria : pak iwan, bu wisna biar ibu dan bapak lebih mengerti lagi ini saya
berikan kertas di sini ibu dan bapak bias baca dan lihat bentuk-bentuk dan macammacam KB itu.
Bu reka
Bidan maria
: iya sama-sama bu, nanti jika ibu dan bapak sudah
memutuskan silahkan ibu dan bapak datang kesini lagi ya pak, bu. (tersenyum
sambil mengantarkan kliennya kedepan)
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara
laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam
Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep
kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku,
mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat.
Komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau
pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face), verbal
dan non verbal. Sedangkan konseling adalah sebagai hubungan timbal balik
antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang
lain (klien) untuk berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang sedang
dihadapinya.
Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang
kehidupan pada umumnya menunujukan bahwa kedudukan perempuan lebih
rendah bila dibandingkan dengan kedudukan laki-laki. Keadaan seperti ini
sudah mendapat perlawanan dari kaum feminis, karena kaum feminisme
berjuang untuk menuntut kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki dalam
berbagai bidang kehidupan.
Gerakan feminisme dilandasi oleh ketidakseimbangan peran dan fungsi
gender dalam masyarakat. Ketidakseimbangan dapat dianalisis dari adanya
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27