Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INDIVIDU MATA KULIAH SOSIO ANTROPOLOGI

“ TRADISI BETEKEN PADA BAYI DAN BALITA “

DISUSUN OLEH :
NAMA : AYU PARIDA
NIM : P07124121045
KELAS :B

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
DAN PROFESI BIDAN
T.A 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan makalah individu matakuliah Sosio Antropologi yang berjudul


“TRADISI BETEKEN PADA BAYI DAN BALITA“ dalam rangka kegiatan
praktek yang telah diperiksa oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik
prodi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Mataram tahun ajaran
2021.
Pemennang, 20 november 2021

Pembimbing Lahan

(Baiq Harmi Restuti Amd.Keb)


NIP :198709132014032004

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

( Imtinahatun Najahah, SSiT,M.Kes) (Baiq Eka Putri Saudia,SSiT,M.Keb)


NIP : 198002242002122002 NIP : 198610102008122002

Ketua Jurusan Kebidanan

(Syajaratuddur Faiqah, SST,M.Kes)


NIP : 197608032003122002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan menyelseikan penyusunan
makalah yang berjudul“TRADISI BETEKEN PADA BAYI DAN BALITA“ saya
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa menjadi wawasan serta ilmu baru yang dimiliki.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Agar bermanfaat bagi pembaca
maupun pengalaman bagi penulis. Tak lupa saya sampaikan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Ns.I Gusti Nyoman Astana,S.Kep. selaku ketua UPT
Puskesmas Pemenang. Yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk praktek di Lahan.
2. Ibu Baiq Harmi Restuti Amd.Keb , selaku Pembimbing lahan kami
selama praktek di UPT Puskesmas Pemenang.
3. Ibu Imtihanatun Najahah,SST.M.kes selaku ketua prodi sarjana terapan
kebidanan + profesi bidan poltekkes Mataram dan sekaligus sebagai
pembimbing kami.
4. Ibu Baiq Eka Putri Saudia,SSiT,M.Keb selaku pembimbing akademik
dari kampus kami.
Pemenang, 22 November 2021

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Metode Laporan ........................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3
A. Definisi Tradisi Beteken ............................................................................. 3
B. Seluk Beluk Tradisi Beteken........................................................................ 4
C. Persepsi Masyarakat Tradisional Sasak dan Masyarakat Sasak Modern
Tentang Tradisi Beteken...................................................................................... 5
BAB III GAMBARAN KASUS............................................................................ 7
A. Hasil Wawancara ......................................................................................... 7
B. Refleksi Essay .............................................................................................. 8
BAB IV PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI ................................................ 9
A. Tradisi Beteken Serta Kaitannya Dengan Kesehatan Bayi Dan Balita ........ 9
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tradisi adat adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang)
yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa
cara-cara yang paling baik dan benar".Sedangkan ada pula sangkut pautnya
antara tradisi dengan upacara tradisional yaitu terletak pada rentetan prosesi
dalam suatu upacara tradisional yang merupakan kebiasaan atau tradisi untuk
merayakan suatu peristiwa yang bermakna dan dengan tujuan tertentu, yang
tetap dijalani atau dipertahankan oleh masyarakat untuk merayakan suatu
peristiwa yang bermakna.
Adanya tradisi yang bertautan dengan upacara tradisional merupakan
suatu kesinambungan dalam kebudayaan. "Kebudayaan adalah suatu corak
hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan spiritualitas dan tatanilai yang disepakati oleh suatu lingkungan
masyarakat dan, oleh karenanya menjadi eksistensi bagi lingkungan
masyarakat, suku bangsa, dan bangsa-bangsa di dunia ini menyebabkan dunia
kita ini menjadi semarak dan tidak membosunkan
Setiap kelompok orang atau suku tertentu pasti memiliki tradisi yang
berbeda. Suku Sasak misalnya, suku kecil yang mendiami pulau Lombok ini
memiliki berbagai macam tradisi, mulai tradisi dari lahirnya seorang anak
sampai tradisi pasca meninggalnya orang dalam suku sasak. Ada beberapa
istilah yang digunakan untuk tradisi yang dilakukan setelah seorang anak
dilahirkan. Ini dikarenakan suku Sasak memiliki beberapa ragam dialeq,
sehingga istilah-istilahnya pun berbeda.

B. Metode Laporan
Metode laporan ini menggunakan metode wawancara dan dilakukan secara
langsung dengan pasien tujuannya untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai tradisi-tradisi yang dilakukan bayi dan balita serta kaitannya dengan
kesehatan ibu dan anak.

1
C. Tujuan
1.1 Umum
Mampu mamahami tentang tradisi dan pantanagn yang dijalankan
oleh bayi dan balita terkait aspek sosial budaya serta kaitannya dengan
kesehatan bayi dan balita yang menjalankan tradisi tersebut.
1.2 Khusus
Mengidentifikasi aspek-aspek sosial yang memepengaruhi perilaku
sehat dan berkaitan status kesehatan ibu,balita dan keluarga.

D. Manfaat
Dapat memberikan ilmu-ilmu baru dan pengalaman belajar pada
mahasiswa selain itu mahasiswa mengetahui tradisi yang dijalankan oleh bayi
dan balita dan mahasiswa juga bisa mengetahui dampak negative maupun
positif dari tradisi-tradisi tersebut serta kaitannya dengan kesehatan bayi dan
balita

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Capaian pembelajaran klinik yang akan dicapai pada stase klinik ini :
Setelah menyelseikan laboratorium praktik klinik Kebidanan I maka
mahasiswa diharapkan dapat mencapai :
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku sehat dan
berkaitan status kesehatan ibu,balita dan keluarga.
b. Mempratekkan pendekatan sosial, budaya dalam praktik kebidanan.
c. Mempratekkan konsep motivasi , prilaku sosial dan cultural awarenesss.
d. Memahami sensititivitas sosial.

A. Definisi Tradisi Beteken


Tradisi beteken adalah proses pemasangan gelang untuk bayi dan
ibunya, tepatnya ketika perak api (putus tali pusar). Yang dipasangkan oleh
belian nganak. Bertujuan agar si bayi tidak diganggu oleh makhluk halus
seperti bakeq bera’, selaq,maupun jim siluman, yang merupakan makhluk
halus yang sering mengganggu anak bayi. Bayi dipasangkan benang di kedua
pergelangan tangan, kedua pergelangan kaki dan pinggang. Sedangkan sang
ibu dipasangkan dipergelangan tangan kanan, ibu jari dan dirambut sebagai
pengganti tutup kepala.
Tradisi beteken adalah tradisi yang diwarisi secara turun- termurun
dari nenek moyang dahulu, Tradisi memasangkan gelang kepada bayi yang
baru berumur 7 hari, dan dipasangkan pada bagian tertentu yaitu pada tangan,
pinggang serta kaki. Sedangkan yang dipasangkan di pinggang dinamakan
embet. Bertujuan unik mengusir makhluk halus agar tidak mengganggu si
bayi", Dapat disimpulkan bahwa fungsi teken tersebut menurut mitos atau
pandangan secara non logis. Dikarenakn pada zaman dahulu, nenek moyang
meyakini adanya makhluk ghaib atau makhluk halus, Dan makhluk ghaib
tersebut dibagi menjadi 2 golongan, yaitu aliran putih (baik) dan roh jahat
(kekuatan ilmu hitam). Roh jahatlah yang ditakuti oleh nenek moyang.
dikarenakan ketakutan jika diganggu

3
Dalam penjelasan bagaimana proses pembuatan teken alias benang
sebagai gelang, memang terdapat sedikit perbedaan terutama dalam warna
yang digunakan. Namun ada salah satu hal yang menarik, yaitu penggunaan
jeringo dalam pembuatan gelang tersebut.
Jeringo (Sasak),Jeringau adalah tumbuhan terna yang rimpangnya
dijadikan bahan obat-obatan. Jeringau merupakan tumbuhan air, habitatnya di
tempat yang basah, tumbuh liar di pinggiran sungai, rawa-rawa maupun lahan
yang tergenang air sepanjang tahun. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput
atau sepintas mirip pandan, tetapi tinggi, daunnya lebih kecil daripada pandan,
tumbuh lurus seperti pedang, warna daun hijau tua dan permukaannya licin.
Batang tanaman berada dalam lumpur berupa rimpang dengan akar serabut
yang besar-besar.

B. Seluk Beluk Tradisi Beteken


Seluk Beluk dari Tradisi Beteken dalam Upacara Molang
Malik.Persyaratan Layanan Dalam kehidupan terdapat berbagai macam
peristiwa alamiah, dari proses kelahiran sampai kematian. Sebagai makhluk
yang memiliki pikiran serta berbudaya, dalam proses kehidupan.manusia.
peristiwa-peristiwa tersebut memiliki makna tersendiri dan dapat
mempengaruhi aktifitas kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena begitu
bermakna, masyarakat menyelenggarakan berbagai upacara yang berhubungan
dengan daur hidup atau lingkaran kehidupan manusia, salah satunya dalam
peristiwa kelahiran pada masyarakat Sasak.
Kelahiran adalah moment yang begitu dinanti serta membahagiakan
terutama bagi kedua orang tua,maupun keluarga. Bahkan semenjak sang ibu
dalam keadaan hamil alias bayi masih dalam kandungan, dilakukan berbagai
ritual atau tradisi selamatan. Sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang
Maha Kuasa, Semenjak usia kandungan 7 bulan, dilakukan upacara Beretes,
yaitu dimaksudkan untuk meminta keselamatan kepada Tuhan untuk calon ibu
serta bayi yang masih dalam kandungan.
Ketika bayi telah lahir dan mencapai umur 7 hari, maka dilakukan
upacara Molang Malik (membuang sial), Kemudian, ditakukan pula upacara
Ngurisang atau sama artinya dengan akikah serta prosesi memotong sedikit

4
rambut si bayi, sebagaimana dalam hukum agama Islam (kurena seiring
perkembangan zaman, Islam menyebar luas lebih spesifiknya di kalangan
suku Sasak), sebugai wujud rasa syukur atas karunia Sang Kuasu, upacara
tradisional tersebut dilandasi oleh adat, kepercayan dan agama (melalui
akulturusi budaya), dengan berbagai rangkaian yang telah ditetapkan atau
ditentukun semenjak zuman nenek moyang dulu (meski terjadi sedikit
perubahan karena akulturasi). Berikut ini, bagan tentang berbagai upacara
tradisional semenjak bayi masih dalam kandungan sampai peristiwa kelahiran
scorang bayi, menurut masyarakat Sasak..

C. Persepsi Masyarakat Tradisional Sasak dan Masyarakat Sasak Modern


Tentang Tradisi Beteken.
Seiring perkembangan zaman, kemajuan tekhnologi dan
berkembangnya pemikiran praktis, seakan memaksa pudarnya nilai- nilai
budaya maupun terkikisnya tradisi yang dipertahankan, karena dampak erosi
globalisasi. Menurut Anthony Giddens, bahwa globulisasi memunculkan
berbagai resiko, ketidakpastian, dan perubahan dahsyat. Bahkan perubahan
tersebut telah merombak tradisi yang menjadi pijakan masyarakat dan telah
mentransformasi nilai-nilai dalam keluarga.
Arus global mengaburkan batas-batas pemisah antar bangsa membuat
interaksi antar budaya semakin intensif. Pengaruh budaya luar semakin kuat
merambah sendi-sendi kehidupan masyarakat. memunculkan berbagai
kekhawatiran akan meluntumya nilai-nilai budaya. Hal ini berdampak pada
suatu proses pelunturan nilai dimana nilai-nilai luhur serta norma-norma
masyarakat yang telah dipatuhi sebelumnya semakin ditinggalkan masyarakat
pendukungnya. Keadaan demikian memunculkan kekhawatiran berbagai
kalangan terhadap kelangsungan dan keberadaan budaya tradisional
khususnya nilai-nilai budaya yang telah berkembang di masyarakat.
Sehingga berdampak pula pada tradisi beteken ini, dimana pudarnya
atau bahkan hilangnya nilai-nilai luhur dalam budaya tersebut. Pemikiran yang
praktis serta globalisási maupun mendesaknya pahum-paham baru, berdampak
pada perbedaab pendapat serta kurangnnya rasa percaya lagi terhadap tradisı
yang mengndung nilai luhur tersebut. Seiring waktu serta kemajuan zaman,

5
tradisi ini mulai pudar oleh masuknya agama Islam dan menyebar luus di
Pulau Lombok (kalangan suku Sasak), schingga mematahkan unsur atau
paham yang melenceng dari ajaran agama, atau bisa di sebut kemusyrikan
karena mempercayai sesuatu selain Allah.
Dan pula akhimya paham tersebut menjadi kepercayaan semata-mata
karena Allah, meski menggunakan benda. Tak lain benda tersebut hanya
sebagai symbol, bukan sebagai benda yang dikeramatkan, Begitulah adanya
akulturasi budaya, yang di mana agam berpengaruh dalam tradisi tersebut.
Namun tak menghilangkan ciri khas dari suatu tradisi. Mungkin tradisi tak
bisa dihilangkan begitu saja, karena mitos tetaplah hal yang non-logis atau
irrasional, yang berkaitan dengan keyakinan, Dan mitos tak dapat dihifangkan
dalam kehidupan, Namun dari generasi ke generasi, suatu tradisi terus berubah
seakan beradaptasi dengan perkembangan zaman

6
BAB III
GAMBARAN KASUS

A. Hasil Wawancara
Hasil wawancara saya terkait mata kuliah Sosio Antropologi Dalam
Praktek Kebidanan tentang Pendapat Orangtua Kepada Anaknya(Bayi atau
Balita) Terhadap Adanya Tradisi?
Nama : NY ”Z”
Umur : 28 tahun
Tempat Pengambilan Kasus : Ruang Nifas Puskesmas Pemenang
a. Apakah anak anda pernah ikut dalam menjalankan tradisi ?
Jawab: iya pernah
b. Tradisi seperti apa yang anak anda pernah jalani?
Jawab : Tradisi Beteken,ngurisan
c. Dapatkah anda menjelaskan tentang tradisi itu dengan sepengetahuan
anda?
Jawab: Beteken adalah tradisi pemasangan gelang dan kaki pada hari ke-7
Ngurisan adalah memotong rambut dilakukan bersamaan sama
beteken
d. Siapakah yang membimbing anda melakukan tradisi untuk anak anda?
Jawab: Suami,keluarga dan tetangga
e. Apa perubahan yang anak anda alami setelah melakukan tradisi?
Jawab: Lebih Sehat aja karena fungsi gelang itu untuk melindungi anak
dari makhluk halus
f. Apakah anda pernah melewatkan tradisi untuk anak anda?
Jawab: Tidak pernah
g. Jika tidak dilakukan hal apa yang akan terjadi pada anak anda?
Jawab: Anak akan mudah sakit dan diganggu oleh makhluk halus
h. Apakah tradisi tersebut berpengaruh kepada kesehatan anak anda?
Jawab : Iya berpengaruh

7
B. Refleksi Essay
Pada tanggal 10 November adalah hari ketiga saya melakukan kegiatan
praktek labolatorim klinik 1 dipuskesmas Pemenang,saya menuju ruang nifas
untuk meakukan kegiatan wawancara pasien terkait tradisi dan pantangan
selama menjalankan masa nifas.Saya melakukan wawancara kepada salah satu
pasien bernama NY “Z” yang bertampat tinggal di Desa Lembah Sari.
Dari kegiatan wawancara yang saya lakukan terhadap pasien “Z”
terkait dengan pendapat orang tua kepada anaknya(bayi dan balita)terhadap
adanya tradisi,dari penjelasan pasien tersebut saya bisa mengetahui tentang
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh bayi dan balita seperti tradisi beteken dan
tradisi ngurisan
Tradisi beteken merupakan tradisi yang diwarisi secara turun-
termurun dari nenek moyang dahulu, Tradisi memasangkan gelang kepada
bayi yang baru berumur 7 hari, dan dipasangkan pada bagian tertentu yaitu
pada tangan, pinggang serta kaki.Bertujuan unik mengusir makhluk halus agar
tidak mengganggu si “bayi", Dapat disimpulkan bahwa fungsi teken tersebut
menurut mitos atau pandangan secara non logis. Dikarenakan pada zaman
dahulu, nenek moyang meyakini adanya makhluk ghaib atau makhluk halus,
Dan makhluk ghaib tersebut dibagi menjadi 2 golongan, yaitu aliran putih
(baik) dan roh jahat (kekuatan ilmu hitam). Roh jahatlah yang ditakuti oleh
nenek moyang. dikarenakan ketakutan jika diganggu.
Pasien juga mengatakan bahwa yang membimbingnya melakukan
tradisi tersebbut yaitu terdiri dari suami,kekuarga maupun tetangga ,saya juga
menanyakan kepada pasien tenntang perubahan yang dialami anak setelah
melakukan tradisi,dan pasien”Z”menjawab setelah melaksanakan tradsi
beteken maupun ngurisan lebih sehat karena ngurisan juga termasuk
kewajiban dan tradisi beteken fungsinya untuk melindungi anak dari ganguan
makhluk halus.Pasien juga mengatakan jika tidak melakukan tradisi-tradisi
tersebut anak-anak akan mudah sakit dan bisa diganggu makhluk halus.Dari
wawancara yang telah saya lakukan pasien”Z”mengatakan bahwa tradisi
tersebut berpengaruh kepada kesehatan anaknya.

8
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

A. Tradisi Beteken Serta Kaitannya Dengan Kesehatan Bayi Dan Balita


1) Sisi pandang secara mitos atau kepercayaan.
1. Sebagai pelindung si bayi dari gangguan makhlus halus.
2. Diyakini dapat mengusir makhluk halus.
3. Warna hitam dari benang, memiliki filosofi untuk melawan kekuatan
hitam atau gangguan roh jahat.
4. Aroma jeringau yang keras, diyakini dapat menakuti makhluk ghaib,
agar tidak berani mendekat.
5. Agar si bayi merasa betah, nyaman, dan tidak rewel.
6. Orang tua merasa aman untuk membawa si bayi bepergian, karena
dengan memakai gelang tersebut, diyakini dapat menjadi pelindung si
bayi.
7. Penolak bala.
8. Agar bayi cepat besar.
9. Untuk embet (gelang yang ada di pinggang), berkhasiat agar bayi tidak
terlalu sering buang air kecil maupun buang air besar.
2) Menurut Kesehatan.
a. Dampak Positif Tradisi Beteken Terhadap Kesehatan Bayi
1. Aroma rimpang jeringo dapat menjadi aroma terapi, karena
memang berfungsi sebagai obat tradisional.
b. Dampak Nagative Tradisi Beteken Terhadap Kesehatan Bayi
1. Jika gelang tersebut sering terkena air dan lembab maka kulit bayi
akan mengalami iritasi bahkan infeksi
2. Embet (gelang yang ada di pinggang) berdampak juga pada
kesehatan kulit bayi,jika embet lembab maka kulit bayi akan
terinfeksi bahkan infeksi.
3. Gelang yang dipakaikan pada bayi juga dapat berisiko pada bayi
apabila gelang tersebut dimasukkan kemulut saat tidak dipantau
oleh orangtua.

9
3) Menurut sisi moral.
1. Bentuk kasih sayang orang tua terhadap anaknya.
2. Wujud pelestarian tradisi.
3. Menaruh keyakinan dalam sugesti positif akan kekuasaan Sang
Pencipta.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tradisi beteken adalah proses pemasangan gelang untuk bayi dan
ibunya, tepatnya ketika perak api (putus tali pusar). Yang dipasangkan oleh
belian nganak. Bertujuan agar si bayi tidak diganggu oleh makhluk halus
seperti bakeq bera’,selaq,maupun jim siluman, yang merupakan makhluk
halus yang sering mengganggu anak bayi. Bayi dipasangkan benang di kedua
pergelangan tangan, kedua pergelangan kaki dan pinggang. Sedangkan sang
ibu dipasangkan dipergelangan tangan kanan, ibu jari dan dirambut sebagai
pengganti tutup kepala.
Tradisi beteken memiliki dampak positif bagi kesehatan yaitu Aroma
rimpang jeringo dapat menjadi aroma terapi, karena memang berfungsi
sebagai obat tradisional.Namun Tradisi Beteken dan memakai embet (gelang
yang ada di pinggang) berdampak negative bagi kesehatan bayi khususnya
pada kulit bayi jika gelang tersebut sering terkena air dan lembab maka kulit
bayi akan mengalami iritasi.

B. Saran
Setelah melakukan wawancara pada pasien terkait tradisi dan
pantangan yang bayi dan balitanya jalani saya menyarankan agar masyarakat
khususnya wanita yang memilki bayi maupun anak untuk mendapatkan
edukasi mengenai dampak positif maupun negatif dari tradisi dan pantangan
yang dijalankan oleh bayi dan balita.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://chua2406.blogspot.com/2017/05/mengungkap-makna-tradisi-perak-
api.html?m=1
http://diskominfo.lombokbaratkab.go.id/medak/
https://books.google.co.id/books?id=eEFtDwAAQBAJ&pg=PA80&lpg=PA80&d
q=tradisi+pemasangan+gelang+pada+bayi+sasak&source=bl&ots=ROA48Z7YN
q&sig=ACfU3U3FBBEo2ELVapqWJCAGb5TEor8QRQ&hl=id&sa=X&ved=2a
hUKEwiTs5e3s670AhUCS2wGHQbGDxoQ6AF6BAg0EAI#v=onepage&q=tradi
si%20pemasangan%20gelang%20pada%20bayi%20sasak&f=false
http://repository.pkr.ac.id/1049/7/BAB%20II%20Tinjauan%20Teori.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai