Anda di halaman 1dari 34

PERKEMBANGAN NILAI-NILAI BUDAYA

TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN


MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Siti Ni’amah, S.Si.T., M.Kes

Nama Kelompok :

1. Alda Oktaviani (1317003)


2. Dyah Retno P. (1317007)
3. Yulvia Dwi T. (1317021)

Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati

Tahun Akademik 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar tentang Perkembangan Nilai-Nilai Budaya Terhadap Individu,
Keluarga dan Masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Siti Ni’amah, S.Si.T., M.Kes Selaku dosen Pembimbing kami, yang selalu memberikan
dorongan, kritik dan masukan kepada kami

2. Teman-teman Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Tahun Akademik 2017/2018 yang
selalu memberi semangat dan motivasi kepada kami

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke-depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah
sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Pati, 7 Oktober 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... 1


Daftar isi.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ......................................................................................................... 3
2. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 3
3. Manfaat ................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Nilai-Nilai Budaya ......................................................................... 5
1. Sistem Budaya dan Sistem Sosial .................................................................... 5
2. Konsep Nilai, Sistem nilai dan Orientasi Nilai ................................................ 6
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Nilai Budaya di Masyarakat ....... 10
4. Perbedaan Nilai dan Moral .............................................................................. 10
5. Manusia Sebagai Makhluk Budaya.................................................................. 12
6. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial ................................ 13
7. Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan ............................................................. 15
8. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum .................................................................. 17
9. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni ................................................................ 21
10. Manusia dan Lingkungan ................................................................................. 26
B. Pandangan Nilai Masyarakat terhadap Individu,keluarga dan
masyarakat terhadap Perkembangan Nilai Budaya................................................. 28
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................................... 32
2. Saran ................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 33

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Nilai dan masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan telah lenyap dari
masyarakat itu. Perkembangan nilai dalam suatu masyrakat sangat dipengaruhi oleh
warga masyarakat atau bangsa yang memiliki nilai itu sendiri.
Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang namun tidak
menghakimi apakah perilaku itu salah atau benar. (Horton, 1987).
Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan perkembangan
kebudayaan. Suatu tindakan atau perbuatan warga masyarakat dianggap sah apabila
sesuai atau serasi dengan nilai-nilai yang berlaku atau dijunjung tinggi oleh suatu
masyarakat.Perkembangan nilai Budaya ini dapat berupa materi abstrak, konkret maupun
fisik. Secara langsung maupun tidak langsung, budaya akan sangat berpengaruh pada
perkembangan kesehatan masyarakat yang menganut suatu budaya. Indonesia yang
terdiri dari beragam etnis tentu memiliki banyak budaya dalam masyarakatnya.
Terkadang,perkembangan nilai budaya suatu etnis dengan etnis yang lain dapat berbeda
jauh. Hal ini menyebabkan suatu budaya yang positif, dapat dianggap budaya negatif di
etnis lainnya. Sehingga tidaklah mengherankan jika permasalahan kesehatan di Indonesia
begitu kompleksnya.
Untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan
pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah. Atas dasar
inilah, kami ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perkembangan nilai budaya
individu yang kaitannya dengan kesmas. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan
pada masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat
kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan tentang sistem budaya dan sistem sosial.
b. Menjelaskan tentang konsep sistem nilai dan orientasi nilai.
c. Menjelaskan tentang sistem nilai di masyarakat.
d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya.
3
e. Menjelaskan tentang perbedaan nilai dan moral.
f. Menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk budaya.
g. Menjelaskan tentang manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
h. Menjelaskan tentang manusia dan peradaban.
i. Menjelaskan tentang manusia, keragaman, dan keselarasan.
j. Menjelaskan tentang manusia, nilai, moral, dan hukum.
k. Menjelaskan tentang manusia, sains, teknologi dan seni.
l. Menjelaskan tentang manusia dan lingkungan.
m. Menjelaskan tentang pandangan dan nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.

3. Manfaat
a. Untuk mengetahui sistem budaya dan sistem sosial.
b. Untuk mengetahui konsep sistem nilai dan orientasi nilai.
c. Untuk mengetahui sistem nilai di masyarakat.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai budaya.
e. Untuk mengetahui perbedaan nilai dan moral.
f. Untuk mengetahui manusia sebagai makhluk budaya.
g. Untuk mengetahui manusia sebagai individu dan makhluk sosial.
h. Untuk mengetahui manusia dan peradaban.
i. Untuk mengetahui manusia, keragaman, dan keselarasan.
j. Untuk mengetahui manusia, nilai, moral, dan hukum.
k. Untuk mengetahui manusia, sains, teknologi dan seni.
l. Untuk mengetahui manusia dan lingkungan.
m. Untuk mengetahui pandangan dan nilai masyarakat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Nilai-Nilai Budaya


1. Sistem Budaya dan Sistem Sosial
a. Sistem Budaya
Kebudayaan sebagai suatu sistem berisi komponen-komponen budaya.
Komponen-komponen tersebut dapat dibedakan menjadi unsur-unsur cultural
universal, culture activities, trait komplexes, traits. Merupakan komponen yang
abstrak dari kebudayaan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep-
konsep, tema-tema berpikir, dan keyakinan-keyakinan. Dengan demikian sistem
budaya adalah bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim
disebut Adat-Istiadat.
Adat – istiadat : ada sistem nilai budayanya, sistem normanya, yang secara
lebih khusus lagi dapat diperinci ke dalam berbagai macam norma menurut
pranata-pranata yang ada dalam masyarakat. ( Pranata : sistem norma atau aturan-
aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga
atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.)
Fungsi dari sistem nilai budaya adalah :
1. Pedoman dan pendorong kelakuan manusia dalam hidup.
2. Mendorong timbulnya pola-pola cara berpikir.
3. Sebagai salah satu sistem tata kelakuan yang tertinggi diantara yang lain,
seperti hukum adat, aturan sopan santun, dsb.
Suatu contoh dari suatu unsur nilai budaya yang biasa merintangi
pembangunan di bidang kesehatan : “Seorang bidan hanya menilai baik program
yang yang sudah berjalan, tetapi meremehkan peninjauan terhadap masa depan”.
Suatu nilai budaya serupa itu hanya akan merindukan saja masa kejayaan yang
lampau, tanpa mencoba mencapai pengertian tentang masa kejayaan tadi, tak kan
mendorong usaha perencanaan sampai sejauh mungkin ke depan berdasarkan atas
data-data yang dikumpulkan secara seksama.

5
b. Sistem sosial
Suatu sistem yang sudah distabilisasikan dan merupakan hasil dari hubungan
antara struktur sosial dan sistem kebudayaan. Terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia atau tindakan-tindakan dan tingkah laku berinteraksi antar – individu
dalam rangka kehidupan masyarakat. ( Lebih konkret dan nyata dari sistem
budaya).
Pendekatan struktural-fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem
yang secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk keseimbangan, sehingga
sering disebut pula pendekatan tertib sosial, pendekatan integrasi atau pendekatan
keseimbangan.
Asumsi dasar dari pendekatan struktural fungsional adalah :
1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari suatu sistem daripada
bagian-bagian yang salaing berhubungan satu sama lain.
2. Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling mempengaruhi dan timbal
balik.
3. Sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan yang bersifat dinamis,
artinya menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan
memelihara perubahan yang terjadi agar perubahannya terjadi secara minimal.
Meskipun menyadari bahwa integrasi sosial tidak mungkin tercapai secara
sempurna.
4. Sistem sosial selalu mengarah ke integrasi sosial, melalui penyesuian
ketegangan – ketegangan dan proses institusionalisasi.

2. Konsep Nilai, Sistem nilai dan Orientasi Nilai


Konsep adalah suatu kata atau lambang yang luar biasa pentingnya,
menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala yang berbeda.
Sedangkan Konsep nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang
pantas, berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai
itu. ( Drs. Robert.M.Z. Lawang).
Nilai itu erat hubungannya dengan kebudayaan masyarakat, karena setiap
masyarakat atau setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu Koenjtaraningrat
berargumentasi tentang sistim nilai budaya sebagai berikut : “ Sistim nilai budaya

6
terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup”.
Selanjutnya Koentjaraningrat menunjukkan 5 masalah hidup, dimana semua
sistim nilai dari semua kebudayaan di dunia ini berhubungan dengan masalah-
masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Hakekat hidup.
2. Hakekat karya manusia.
3. Hekekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
4. Hakekat manusia dengan alam sekitarnya.
5. Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya.
Lima masalah hidup yang menentukan orientasi nilai budaya, dapat dilihat dalam
Kerangka Kluckhon berikut :
Kerangka Kluckhon lima masalah hidup yang menentukan orientasi nilai budaya
Masalah Hidup Nilai Orientasi Budaya
Hakikat & Sifat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu
buruk tetapi harus
diperbaiki
Hakikat Karya Karya itu untuk Karya itu untuk Karya itu untuk
hidup kedudukan menambah karya
Hakikat Kedudukan Masa Lalu Masa kini Masa depan
manusia dalam ruang
Hakikat hubungan Tunduk Mencari Menguasai alam
manusia dengan alam terhadap alam keselarasan
dengan alam
Hakikat Hubungan Memandang Berjiwa gotong- Berjiwa
manusia dengan tokoh-tokoh atas royong individualis
manusia

7
Kerangka Kluckhon tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu :
a. Human nature orientation ( orientasi hidup, baik atau buruk) : artinya, setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai makna hidup, sakit atau sehat.
Ada orang yang mengartikan sakit sebagai sebuah kutukan (buruk) dan ada yang
memandang sebagai sebuah ujian hidup (baik).
b. Activity orientation : bahwa pekerjaan sebagai tenaga kesehatan ini diarahkan
untuk mencari nafkah, kewajiban profesi, mencari kebahagiaan, bagian dari
ibadah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c. Time orientation ( dulu, sekarang, akan datang); Seorang bidan jika hanya
mengagungkan pengalaman tanpa mau mengikuti perkembangan zaman atau
teknologi modern termasuk orang yang berorientasi pada masal lalu. Sedangkan
seorang bidan yang berorientasi masa depan senantiasa melihat masa depan
sebagai peluang dan tantangan serta senantiasa melakukan inovasi pelayanan
kesehatan. Sedangkanbidan yang hanya terpaku pada apa yang dimiliki saat ini
tanpa mau berkreasi termasuk orang yang berorientasi pada masa kini semata,
tanpa melihat masa lalu.
d. Man-nature orientation ( dipengaruhi atau mempengaruhi); dalam hal ini setiap
orang memberikan persepsi mengenai hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Muncul dan berkembangnya demam berdarah (DBD) disebabkan karena
lingkungan yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas kesehatan. Pada
kelompok ini orang menganggap bahwa lingkunganlah yang berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan hidupnya. Tetapi sudut pandang lain dapat berkata
bahwa karena perilaku manusia yang buruk terhadap lingkungan, sehingga
menyebabkan lingkungan kotor dan akhirnya menjadi penyebab mewabahnya
DBD.
e. Relational orientation; Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang bidan dapat
melakukan kerja sama dengan tenaga medis lainnya. Namun pada kenyataannya,
pandangan seperti ini bergantung pada keyakinan yang dimilikinya, ada yang
memandang bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagai tugas pribadi,
sehingga tidak menimbulkan partner yang lain. Seorang dokter yang berorientasi
kerja sendiri akan memandang bahwa bidan hanya sebagai pembantu dirinya.
Sedangkan bagi seorang dokter yang menggunakan pola pikir kolaboratif

8
memandang bahwa perawat merupakan partner kerja yang sama pentingnya
dengan posisi dirinya sendiri.
Contoh nilai-nilai hidup :
1) Rasionalisme (harus masuk akal) adalah ; Berdasarkan segi praktis dari ilmu
pengetahuan, contohnya : Untuk mendapatkan hasil padi sebanyak-banyaknya
maka persawahan padi harus dipupuk.
2) Tradisionalisme ( memegang teguh kebiasaan ) yaitu melakukan sesuatu yang
biasanya dilakukan oleh nenek moyang, yang dianggap baik oleh sebagian
golongan. Contoh : sebagin ibu-ibu setelah melahirkan minum ramuan jamu-
jamuan.
3) Keberhasilan atau prestasi : Keadaan perasaan puas berdasarkan pemilihan usaha
yang menghasilkan suatu kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, sehingga
sering menimbulkan rasa iri hati pada orang lain.
4) Individualisme, yaitu : keyakinan bahwa keadaan yang paling baik adalah bila
orang-orang bebas dan percaya kepada kemampuan dirinya serta bertanggug
jawab atas keputusan-keputusannya. Sehingga ada kebebasan dan kekhawatiran
karena adanya peraturan-peraturan yang ketat serta tekanan-tekanan dari pihak
yang berkuasa.
Ciri-ciri Nilai :
a) Nilai-nilai yang tercernakan (Internalized Values)
Nilai semacam ini membentuk landasan bagi hati nurani, pemerkosaan
atas nilai-nilai tersebut dapat mengakibatkan timbulnya perasaan malu atau
bersalah yang dalam yang sukar dihapuskan.Nilai yang tercernakan, seringkali
berfungsi untuk menutupi perasaan hati seseorang dalam menghadapi konflik
yang dihadapi.Contoh : seorang ayah atau ibu menyuruh anak-anaknya untuk
bertindak pasif dan menahan dir agar tidak berkelahi, dengan maksud untuk tidak
menimbulkan konflik dengan norma-norma kelompok, walaupun begitu ia akan
merasa amat kecewa bila si anak tidak mencoba mempertahankan diri bila
dianiaya atau dipukul oleh anak lain yang sok aksi ditempat itu.
b) Nilai-nilai yang dominan
Nilai-nilai dominan terlihat dalam pilihan-pilihan yang dilakukan terhadap
beberap kemungkinan langkah dan tindakan yang bisa ditempuh dalam aktivitas
sehari-hari, nilai-nilai dominan menjadi yang lebih pokok dan dianggap sebagai
9
nilai yang baik. Pada hakekatnya, nilai-nilai yang dominan itu berfungsi sebagi
latar belakang atau kerangka patokan bagi tingkah laku sehari-hari.
Nilai dominan dibagi menjadi empat kriteria : ( Williams)
1. Luas tidaknya ruang lingkup.
2. Lama tidaknya pengaruh nilai itu dirasakan oleh kelompok masayarakat tadi.
3. Gigih tidaknya ( intensitas) nilai tadi diperjuangkan.
4. Prestise dari orang-orang yang membawa nilai itu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Nilai Budaya di Masyarakat


a. Pola bersikap (ideas) : wujud kebudayaan yang ideal, suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dsb. juga disebut jiwanya.
b. Pola bertindak dan kelakuan (aktivities): Wujud kebudayaan kelakuan, suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, disebut
juga organisasi.
c. Pola sarana benda-benda (Artifacts): Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia (fisik), disebut juga teknologi.

4. Perbedaan Nilai dan Moral


a. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
berguna bagi kehidupan manusia.
b. Sifat-Sifat nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut :
1) Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah
nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra
adalah kejujuran itu.
2) Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak.

10
Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan
berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
3) Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua
orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
c. Macam-macam nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
1) Nilai logika adalah nilai benar salah.
2) Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
3) Nilai etika/moral adalah baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam
kehidupan. Jika seorang mahasiswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar
secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak
bisa mengatakan mahasiswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai
moral sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai
estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas
pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri
yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan
yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan
lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai,
tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan
atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku
kehidupan kita sehari-hari.
d. Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti
kebiasaan. Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia
menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut abmoral artinya dia tidak
bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
11
5. Manusia Sebagai Makhluk Budaya
a. Pengertian kebudayaan
Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa sansakerta “budhayah” (jamak),
budhi=budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai
kesempurnaan EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks
yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang didapat manusia sebagai
anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia
baik materi maupun non material melalui akal. Budaya itu tidak diwariskan secara
generative (biologis) tapi melalui belajar.
Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
b. Makhluk budaya
Makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan melakukan hal-hal
yang positif, menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab.
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya
c. Menjelaskan, membuktikan, memberikan contoh bahwa manusia makhluk
berbudaya
Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang
memiliki kelebihan dari makhluk lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring
dengan berjalannya waktu. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya, manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan
perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan. Tujuan
dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan
dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik
budaya yang berkembang dimasyarakat sehingga manusia tidak semata-mata
merupakan makhluk biologis saja, namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi,
politik, dan makhluk budaya.
Bukti bahwa manusia makhluk berbudaya adalah kita dapat mengembangkan
potensi perilau yang baik untuk bergaul dengan masyarakat dan lingkungan sosial
12
sebagai insan yang berbudaya dengan cara mengenal, memahami, dan menghargai
budayanya sendiri. Mengembangkan sikap sopan, ramah, dan rendah hati dalam
berinteraksi secara efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan sosial.
Kita harus dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang berbudaya
dalam pergaulan dunia.
Contoh-contoh yang menentukan manusia sebagai makhluk berbudaya,
misalnya kebiasaan masyarakat untuk mengadakan sholawatan dalam rangka
menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW, budaya bau nyale di wilayah
Nusa Tenggara Barat, saweran pada acara pernikahan, dan berbagai macam budaya
lain di Nusantara ini yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan karena
kepercayaan mereka kepada nenek moyang mereka sekaligus sebagai bukti bahwa
manusia adalah makhluk berbudaya.
d. Pengaruh kebudayaan bagi kehidupan manusia
Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai
sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan mimik yang diperoleh sekelompok besar orang
dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadi pula kehidupan. Pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat
mempengaruhi cara berfikir dan gerak sosial. Dengan memfungsikan akal budinya
dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bisa mempertimbangkan dan menyikapi
problema budayanya.
Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraannya.

6. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial


Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia
tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali
melalui medium kehidupan sosial.

13
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana
tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan
a. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan
psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang sama persis. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau
seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir,
ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk
pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam
sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota
keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang
saling berinteraksi terus-menerus.
14
b. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat
dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana
terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di
dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan
tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam
aktivitas dan lingkungan sosial.

7. Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan


a. Manusia
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai makhluk,
manusia memiliki bekal untuk hidup yang disebut budi atau akal, dan budaya
(culture) adalah daya budi itu berupa cipta, rasa dan karsa (Koentjaraningrat,
1985). Manusia dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau suatu realitas, sebuah kelompok atau individu. Dalam hubungannya
dengan lingkungannya, ia merupakan suatu organism hidup (living organism).
Terbentuknya seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrem dapat
dikatakan, setiap orang berasal dari suatu lingkungan, baik lingkungan vertical
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan
(backward linkage, forward linkage). Tatkala seorang bayi lahir, ia merasakan
perbedaan suhu dan kehilangan energy, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut
agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul
anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat
hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber
dari lingkungan. Oleh karena itu, manusia wajib melestarikan lingkungannya.
b. Keragaman Manusia
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) artinya :
15
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa).
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau
berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. Manusia sebagai makhluk
Tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk
individu yang setiap individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu
terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai
teman-teman mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang beragam. Dalam
kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman akan sifat dan cirri-ciri
khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi manusia sebagai pribadi adalah unik
dan beragam. Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang
membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup
manusia juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan itu berbeda dan beragam
karena ada perbedaan, misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi,
status sosial, jenis kelamin, daerah tempat tinggal dan lain-lain. Hal demikian kita
katakana sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.
Keragaman manusia baik dalam tingkat individu dan tingkat masyarakat
merupakan tingkat realitas atau kenyataan yang harus kita hadapi dan alami.
c. Kesetaraan Manusia
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah ciptaan
dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibandingkan makhluk lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia adalah sama derajat,
kedudukan atau tingkatannya. Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan
manusia tersebut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Persamaan kedudukan atau
tingkatan manusia ini berimplikasi pada adanya pengakuan akan kesetaraan atau
kesederajatan manusia. Jadi kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna
16
adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui
adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban, sebagai sesama
manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak setiap manusia
bisa merealisasikan serta perlunya merumuskan sejumlah kewajiban-kewajiban agar
semua bisa melaksanakan tugas agar tercipta tertib kehidupan.
Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau
sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman.
Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi
dan selaras, tanpa harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-
masing individu tersebut.

8. Manusia, Nilai, Moral dan Hukum


a. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens”
(latin), yang berarti berfikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai mahluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah pasta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energi dan oleh karena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpilkan bahwa setiap manusia dipengaruhi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Alat untuk
memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung
kepada individu lain. Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, dan
sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

17
b. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan
berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita harapan, keyakinan, dan hal-hal
lain yang bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku.
Sesuatu itu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat sebagai berikut:
1) Menyenangkan
2) Berguna
3) Memuaskan
4) Menguntungkan
5) Menarik
6) Keyakinan
Ada dua pendapat mengenai nilai. Pendapat pertama mengatakan bahwa nilai
itu objektif, sedangkan pendapat kedua nilai itu subjektif, menurut aliran idealisme,
nilai itu objektif, ada pada sesuatu. Tidak ada yang diciptakan didunia tanpa ada suatu
nilai yang melekat didalamnya. Dengan demikian, segala sesuatu ada nilainya dan
bernilai bagi masyarakat. Hanya saja manusia tidak atau belum tau nilai apa dari
objek tersebut. Aliran ini disebut juga aliran objektivisme.
Ada pendapat lain yang menyatakan adanya nilai yang ditentukan oleh subjek
yang menilai dan objek yang dinilai. Sebelum ada subjek yang menilai maka barang
atau onjek itu tidak bernilai. Inilah ajaran yang berusaha menggabungkan antara aliran
subjektifisme dan objektifisme.
Ciri-ciri nilai, yaitu:
a) Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Misalnya kejujuran.
b) Nilai yang memiliki sifat normative. Nilai diwujudkan dalam bentuk norma.
Misalnya nilai keadilan.
c) Nilai berfungsi sebagai motifator dan manusia adalah pendukung nilai. Misalnya
nilai ketaqwaan.
Macam-macam nilai dalam filsafat, yaitu:
1. Nilai logika, adalah nilai benar salah.
2. Nilai estetika, adalah nilai keindahan dan tidak indah.
3. Nilai etika atau moral, adalah nilai baik buruk.
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia yaitu:
a. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
18
b. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan,
bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
c. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau
memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
d. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan
kelompok atau masyarakat.
e. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
f. Nilai sebagai benteng Pengaruh perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas
budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat
dan negara merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat
baik, suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiapsediaan untuk
bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup
secara benar. Salah satu cara mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang
berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, moral, dan etika.
c. Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata morse
ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam
bahasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna
tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku
batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang
menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu
tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral
adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hubungannya dengan nilai, moral adlah bagian dari nilai, yaitu nilai
moral. Nilai moral berkaitan dengan prilaku manusia tentang hal baik buruk. Moral
juga bisa dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku dimasyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
baegitu juga sebaliknya. Jadi disimpulkan moral adalah tata aturan norma-norma yang
bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan
19
tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang
baik.
Jenis-jenis moral, yaitu:
a) Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
b) Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki manusia. Moral normatif memberikan
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan.
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
d. Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa masyarakat. Dalam kaitannya dengan
masyarakat tujuan hukum yang utama adlah untuk ketertiban.
Hukum merupakan dari norma, yaitu norma hukum. Norma hukum adalah
peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku. Norma hukum diatur untuk
kepentingan manusia dalam masyarat agar memperoleh kehidupan yang tertib. Norma
hukum dibutuhkan karena 2 hal, yaitu:
1) Karena bentuk sanksi dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan belum cukup
memuaskan dan efektif untuk melindungi ketertiban masyarakat.
2) Masih banyak perilaku lain yang belum diatur dalam norma agama, kesusilaan
dan kesopanan, misalnya perilaku dijalan raya.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalah gunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi
dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam
hubungan sosial antar masyarakat terhapadap kriminalisasi dalam hukum pidana,

20
perlindungan ham dan memperluan kekuasaan politik serta cara perwakilan dimana
mereka yang akan dipilih.
Hukum bertujuan untuk menjamu kepastian hukum dalam masyarakat,
memberikan faedah bagi warga negara dan menciptakan keadilan ketertiban bagi
warga negara. Norma terbagi atas 4 yaitu:
a) Norma agama, sanksi yang diberikan tidak secara langsung namun pada hari
akhir nanti.
b) Norma kesusilaan, sanksi yang diberikan berupa tekanan batin sang pelaku.
c) Norma kesopanan, sanksi yang diberikan yaitu dikucilkan oleh masyarakat.
d) Norma hukum, sanksi yang diberikan berupa kurungan.
Hubungan manusia dan hukum ada dalam setiap sikap dan perilaku termasuk
tutur kta senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan
manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Manusia yang sadar
hukum akan selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Manusia tersebut tidak akan main hakim sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah.

9. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni


a. Makna manusia, sains, teknologi dan seni
1) Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling
sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia
mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal ini
bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal
juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan berkreasi sehingga kerja
sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
2) Sains
Menurut P. Medawar sains dalam istilah Inggris berarti science,
berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan (sains) yang sesungguhnya adalah ilmu yang dapat diuji
kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah-kaidah
tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan yang ada, sehingga

21
pengetahuan yang dipedomani tersebut bisa dipercayai melalui percobaan
secara teori.
3) Teknologi
Teknologi berasal dari kata techne dan logia, kata Yunani
Kuno techne berarti seni kerajinan. Dari kata techne, kemudian lahirlah
perkataan technikos yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu.
Dengan perkembangan keterampilan tersebut menjadi semakin tetap karena
menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti. Sehingga
keterampilan tersebut menjadi teknik.
Dalam kepustakaan, teknologi memiliki berbagai ragam pendapat
yang menyatakan teknologi adalah transformasi kebutuhan (perubaan
bentuk dari alam). Teknologi adalah kenyataan yang diperoleh dari dunia
ide. Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis,
tetapi secara luas juga mencakup teknologi sosial terutama teknologi sosial
pembangunan sehingga teknologi itu menjadi metode sistematis untuk
mencapai tujuan insani. Sedangkan teknologi dalam makna subyektif
adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan. Jadi secara
umum, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
4) Seni
Menurut Janet Woll seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut
Kamus B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang
bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seni dapat
berupa seni rupa, seni musik dll. Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi
menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa
keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang
untuk menghasilkan suatu aktiviti.
Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para
seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan
inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan
dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk
yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.

22
Seni juga merupakan segi batin masyarakat yang juga berfungsi
sebagai jembatan penghubung antar kebudayaan yang beraneka ragam.
Karya seni selalu bersifat sosial karena kehadirannya menggambarkan
masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis dan agung. Memahami seni suatu
masyarakat berarti memahami aktivitas penting masyarakat yang
bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif.
b. Manusia sebagai Subyek dan Obyek bagi Sains, Teknologi dan Seni.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat
serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam
kegiatan kehidupannya tersedia bebagai kemudahan. Hal ini memungkinkan
manusia dapat melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan
teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam
berbagai bidang, antara lain:
1. Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti, traktor, alat
pemotong, dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot
hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan
waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien.
2. Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah menbuat televise, radio, telepon yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat
memperoleh informasi dari dari daerah yang sangat jauh, sehingga
pengguanaan waktu sangat efisien.
3. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir,
bermacam-macam obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan
mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan
segera disembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan moralitas.
Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid yang
mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC.
4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan

23
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat
canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan
baik.
c. Perkembangan Sains, Teknologi dan Seni.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa
manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan
yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah
mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan
iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan
iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan
memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek
terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun
manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda,
terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap
kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia
alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek
hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih
dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
24
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
d. Problematika Pengembangan Sains, Teknologi, dan Seni
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan
man usia makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat
bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan
otonom yang justru 'membelenggu' perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Akibatnya
rasa tanggung jawab sudah pudar terhadap budaya. Masyarakat tidak lagi peduli
dengan budayanya. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang
pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi,
teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian
besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan, perubahan budaya lokal
dan sosial akibat revolusi informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung
terkena pengaruh budaya global.
Media elektronik, khususnya TV yang selalu menayangkan kebudayaan luar,
hal ini dengan mudah mengubah pola pikir masyarakat khususnya para generasi
muda. Mereka cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar.

25
10. Manusia dan Lingkungan
a. Pengertian Manusia dan Lingkungan.
1) Pengertian Manusia.
Manusia adalah Makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati dan seterusnya, serta terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal
balik itu positif maupun negatif.
2) Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah Suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal-balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.
b. Hakikat dan Makna Lingkungan Bagi Manusia.
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan
kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –(Istilah Toynbee)- sebagai akibat dari
kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung
kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati
sungai yang membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari,
dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal
balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia
yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006). Pada
hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat
penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

26
c. Arti Penting Lingkungan Bagi Manusia adalah sebagai berikut:
Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada,
tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan. Lingkungan
memberi sumber-sumber penghidupan manusia. Lingkungan mempengaruhi sifat,
karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya. Lingkungan memberi
tantangan bagi kemajuan peradaban manusia. Manusia memperbaiki, mengubah,
bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
Selain itu ada pula peranan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
melalui cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan.
2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan
pengawasan sosial.
4. Memberikan saran dan pendapat.
5. Menyampaikan informasi dan / atau menyampaikan laporan.
d. Kualitas Penduduk dan Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Manusia.
1) Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan.
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa ada hubungan yang erat antara
lingkungan dengan manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti penting
bagi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat
memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera.
Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian,
lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah Upaya terpadu dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan,
dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan Lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
f. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup
sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
g. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
h. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
i. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang.
27
j. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh Mansusia adalah Bagaimana
manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat
sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang
berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu
meningkatkan kesejahteraan.

B. Pandangan Nilai Masyarakat terhadap Individu,keluarga dan masyarakat terhadap


Perkembangan Nilai Budaya
1. Perkembangan Nilai Budaya terhadap Individu
Nilai budaya yang dianut individu merupakan masukan nilai-nilai yang berasal
dari era global yang sangat luas. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan
pertimbangan seseorang namun tidak menghakimi apakah perilaku itu salah atau
benar. Nilai pada individu akan mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada
pada masyarakat. Sebagai contoh makin maraknya sinetron di televisi yang
menampilkan artis-artis dengan pakaian yang agak terbuka maka akan mempengaruhi
nilai-nilai budaya yang ada pada individu. Dahulu di masyarakat terdapat nilai bahwa
selayaknya mengenakan pakaian yang menutup aurat. Begitu juga pada sapek
lingkungan, bila individu tersebut bergaul di lingkungan yang baik maka sikap baik
juga yang akan ditunjukkan dalam kesehariannya. Kini nilai-nilai itu mengalami
pergeseran atau perubahan yakni wanita telah dianggap lazim mengenakan pakaian
yang mini.
Di era sebelum tahun 1990-an masih banyak wanita yang memliki rambut
yang panjang (sampai lutut) namun pada kenyataannya akhir-akhir ini sudah sedikit
sekali kita dapat menjumpai seorang wanita yang berambut panjang. Hal itu karena
bila seorang wanita berambut panjang maka dianggap tidak fleksibel atau ribet dalam
beraktifitas dan mungkin ada anggapan wanita berambut panjang sudah ketinggalan
jaman.
Selama nilai-nilai itu mengalami perubahan yang masih relative positif maka
tidak berdampak buruk bagi integritas individu itu sendiri dan begitu pula sebaliknya.

28
2. Perkembangan Nilai Budaya terhadap Keluarga
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat yang juga
merupakan suatu system. Sebagai system keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah,
ibu dan anak atau semua individu yang tiunggal di dalam rumah tangga tersebut.
Anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai
tujuan bersama. Keluarga merupakan system yang terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu linkungan dan masyarakat dan sebaliknya
sebagai subsistem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (suprasistem). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi
keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang bernilai
budaya positif.
Keluarga memiliki lima fungsi dasar yang telah diuraikan oleh Friedman
(1986) sebagai berikut:
2) Fungsi afektif: berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan pelaksanaan funsi afektif tampak pada kebahagian
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:
1. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih saying dan dukungan dari anggota yang lain maka kemapuannya
untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam member hubungan
dengan orang lain diluar keluarga.
2. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.

29
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
3) Fungsi sosialisasi: sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar displin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.
4) Fungsi Reproduksi: keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
5) Fungsi ekonomi: fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal
dan lain sebagainya.
6) Fungsi perwatan keluarga: keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau merwat
anggota keluarga yang sakit.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap keluarga lainnya,
yaitu :
1. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada
anggotakeluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dankebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selaluterpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

30
3. Perkembangan Nilai Budaya terhadap Masyarakat
Nilai dan masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan telah lenyap dari
masyarakat itu. Perkembangan nilai dalam suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh
warga masyarakat atau bangsa yang memiliki nilai itu sendiri.
Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan perkembangan
kebudayaan. Suatu tindakan atau perbuatan warga masyarakat dianggap sah apabila
sesuai atau serasi dengan nilai-nilai yang berlaku atau dijunjung tinggi oleh suatu
masyarakat. Misalnya suatu masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, maka
bila terdapat anggota masyarakat yang selalu berbuat jujur dalam berperilaku sehari-
hari di masyarakat maka ia akan di hormati oleh warga masyarakat itu sendiri. Namun
sebaliknya, bila ia suka berbuat curang, tidak berkata sebenarnya maka warga
masyarakat akan menjadikan ia sebagai bahan pergunjingan.Selama nilai-nilai itu
mengalami perubahan yang masih relative positif maka tidak berdampak buruk bagi
integritas masyarakat namun bila di masyarakat yang berkembang adalah nilai-nilai
yang negative maka dapat mengancam kesinambungan masyarakat itu sendiri. Dulu
kita sering mendengar bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kegotongroyongan, namun kini nilai-nilai itu telah bergeser menjadi
nilai-nilai yang mengarah pada individualis, yang lebih mengutamakan kepentingan
pribadi daripada kepentingan bersama. Kita juga punya nilai-nilai kepedulian sosial
yang tinggi, namun kini telah mengalami pergeseran menjadi “cuek is the best”. Hal ini
sangat berbahaya bila kita tidak mengantisipasinya. Jangan sampai integritas
masyarakat terkoyak karena kita tidak mampu mengarahkan perkembangan atau
perubahan nilai yang berlangsung di masyarakat.

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap individu harus memahami nilai dan kebernilaian dirinya,sehingga dia
akan menempatkan diri secara bijak dalam pergaulan hidup serta akan mengakui dan
bijak terhadap keberadaan nilai dan kebernilaian orang lain dalam pergaulan
bermasyarakat. Pandangan nilai masyarakat akan perkembangan Nilai-Nilai Budaya
terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1) Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang namun
tidak menghakimi apakah perilaku itu salah atau benar. Nilai pada individu akan
mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada pada masyarakat. Selama nilai-
nilai itu mengalami perubahan yang masih relative positif maka tidak berdampak
buruk bagi integritas individu itu sendiri dan begitu pula sebaliknya.
2) Nilai dan masyarakat memiliki kaitan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat akan terkoyak bila nilai-nilai kebersamaan telah lenyap dari
amasyarakat itu. Perkembangan nilai dalam suatu masyrakat sangat dipengaruhi oleh
warga masyarakat atau bangsa yang memiliki nilai itu sendiri.
3) Nilai merupakan bagian yang sangat penting di masyarakat dan perkembangan
kebudayaan. Suatu tindakan atau perbuatan warga masyarakat dianggap sah apabila
sesuai atau serasi dengan nilai-nilai yang berlaku atau dijunjung tinggi oleh suatu
masyarakat.
4) Kebudayaan disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia sebagai
warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya. Pengetahuan tentang
suatu kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai kepercayaan
dan perilaku anggotanya. Untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari
kebudayaan sebagai upaya mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut
sehingga dapat turut berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat
tersebut.

B. Saran
Nilai-nilai budaya positif yang sekarang ada dalam masyarakat seharusnya kita
lestarikan dan kita lakukan setiap nilainya dan jangan membawa nilai-nilai budaya yang
berdampak negative kedalam suatu masyarakat, karena dari situlah berkembangnya nilai
budaya terhadap individu dan keluarga atau sebaliknya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Rafieq, M.2011.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Mega Media.


Setiadi, Elly M, dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana Prenada Media
Grop.
Supartono W., M.M.2004.Ilmu Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia.
Tasmuji, dkk, 2011.Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya
Dasar.Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press
Tumanggor, Rusmin, dkk.2008.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Jakarta:Kencana Prenada
Media Group.
Widagdho, Djoko, dkk.2008.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara.
http://www.carinfomu.com/2014/08/makalah-isbd-hubungan-perkembangan.html
http://ithaprastikamyblog.blogspot.co.id/2015/04/isbd-perkembangan-nilai-budaya.html
http://wasitoadi.blogspot.com/2012/10/makalah-manusia-dan-peradaban.html
http://siskadwimeikuri.blogspot.com/2013/11/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia.html
https://sucitriana59.wordpress.com/2015/02/04/manusia-keragaman-dan-kesetaraan/
http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pengertian-manusia-nilai-
moral.html
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/11/makalah-isbd-manusia-sains-teknologi.html
https://arifsyahputrahasibuans90.wordpress.com/2013/07/25/isbd-manusia-dan-
lingkungan/

33

Anda mungkin juga menyukai