Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Etikolegal Kebidanan
“Peran Dan Tugas Bidan Berdasarkan Etik Dan Kode Etik”
Dosen Pengampuh: Dr. Mareta B. Bakoil, SST,.MPH

Kelas : Tingkat I Regular B


Nama kelompok 2:
1. Nurul A. Hasanah 6. Sadianti M. Hasan
2. Niara G.E Napa 7. Wiwin R. Septory
3. Vira Fangidae 8. Maria P. Marut
4. Susanti Kamodo 9. Ariance M. Malo
5. Lusitania Bau 10. Natalia I. Martini

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEBIDANAN

1
TAHUN 2020

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang peran bidan
berdasarkan etika dan kode etik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar,
juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi
penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Kupang, 11 Mei 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Peran Dan Tugas Bidan Berdasarkan Etik Dan Kode Etik Profesi.................3
B. Peran Bidan..........................................................................................................4
C. Tugas Bidan..........................................................................................................7
D. Bidan sebagai tenaga Profesional........................................................................8
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika diperlukan dalampergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun,
tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk
menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang,
tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku
dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang
mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.

Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari
kata Yunani ”ethos” yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.


Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia.

Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi


anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi,

1
tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut
tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode
etik profesi kebidanan.Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat,
khususnya bidang kebidanan telah mempengaruhi peran bidan dalam praktik
kebidanan. Setiap peran mengemban tanggung jawab dan cukup sulit bagi bidan
memikul semua tanggung jawab itu. 

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja peran dan tugas bidan berdasarkan etik dan kode etik?
2. Apa saja peran bidan?
3. Apa saja tugas bidan?
4. Bagaimana bidan menjadi tenaga profesional?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang peran dan tugas bidan berdasarkan etik dan
kode etik
2. Untuk mengetahui tentang peran bidan
3. Untuk mengetahui tentang tugas bidan
4. Untuk mengetahui tentang bidan menjadi tenaga profesional

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Dan Tugas Bidan Berdasarkan Etik Dan Kode Etik Profesi
Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu menyesuaikan
dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.
Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku,
karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.Bidan harus menilai kemampuan
dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang dari prinsip
pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan kelurga.
Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat jadual
pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan pelayanan
KB dan asuhan BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat mencoba
menghasilkan yang terbaik bagi semua orang sesuai kemampuannya.

Sebagai pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang jelas, tidak bias.
Akan tetapi, bidan harus menghindari kecenderungan untuk menciptakan bidan
kaku (tidak mengikuti informasi terkini dari literature yang jelas tentang
perkembangan pelayanan kebidanan) sehingga akan menimbulkan sikap “sok
tau”. Contohnya pada saat menolong persalinan mahasiswa bidan diajarkan untuk
tidak melakukan episiotomi.

Jika pola pengajaran tidak tepat mahasiswa akan sepenuhny menyerap materi
tersebut, akibatnya, ia tidak akan melakukan episiotomi tanpa melihat ada
tidaknya indikasi.

Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang akan


diberikan kepada klien dengan jelas, contohnya seorang ibu datang ke bidan yang
ingin menjadi akspetor KB IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif
yang beredar dimayarakat tentang IUD. Masalah etika yang timbul yaitu ketika
bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik, sehingga pandangan klien tentang
IUD tidak berubah dan mengurungkan niatnya untuk menjadi akseptor KB.

3
Bidan juga dapat berperan sebagai teman, sehingga klien merasa nyaman
ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada kien, namun peran sebagai
teman juga harus memiliki batasannya. Sikap professional terhadap klien harus
dijaga, sehingga klien dan keluarganya memandang bidan sebagai orang yang
berwibawa dan mampu mengendalikan diri sehingga mampu melindungi
kliennya. Peran dosen bidan sebagai teman juga diperlukan, sehingga siswa tidak
merasa sungkan dalam proses belajar mengajar.

Namun lagi-lagi- peran sebagai teman tetap ada batasnya, jangan sampai
penilaian terhadap mahasiswa menjadi subyektif, ketika mahasiswa bidan
melakukan suatu kesalahan dosen bidan menutupi kesalahan mahasiswanya
karena kedekatan yang berlebihan.

Etika berperan dalam penelitian kebidanan, contohnya dahulu praktik


kebidanan masih banyak berdasar kebiasaan atau dogma, dengan kemajuan zaman
praktik yang seperti itu tidak dapat dilaksanakan lagi, tetapi dituntut praktik yang
professional berdasarkan pada hasil penelitian. Bidan mungkin banyak terlibat
dalam penelitian baik sebagai subyek maupun subyek penelitian. Sehingga bidan
perlu mengetahui tentang etika penelitian, demi kepentingan melindungi klien,
institusi tempat praktik dan diri sendiri. Bidan wajib mendukung penelitian yang
bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap mengadakan
penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan pada hasil penelitian.

B. PERAN BIDAN
Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab moral disebut etika dan
selama menjalankan perannya bidan sering kali bersinggungan dengan masalah
etika. Pada umumnya bidan memili tiga peran yang dilakukan berdasa pada etik
dan kode etik profesi bidan yaitu bidan sebagai pengelola atau pelaksana, bidan
sebagai pendidik dan bidan sebagai peneliti. Menurut Jones (2000), bidan secara
menyelSuruh memiliki peran sebagai praktisi, pendidik, konselor, penasihat,
advokat, peneliti dan pengelola.

4
1. Sebagai praktisi

Dalam menjalankan perannya sebagai praktisi selain berpegang teguh pada kode
etik dan standar profesi, ada beberapa hal yang menjadi pegangan bidan, antara
lain:

a) Hati nurani

Bidan harus menjadikan hati nuraninya sebagai pedoman. Hati nurani mengetahui
perbuatan individu yang melanggar etika atau sesuai etika. Pelanggaran etika oleh
bidan dapat bersifat fisik ataupun secara verbal.

b) Teori etika

Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit,bidan dapat berpegang
pada teori etika. Sekalipun teori ini telah tua, namun masih relavan karena selalu
disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti teori Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa sikap menjunjung tinggi prinsip autonomi adalah penting dan
teori ini sangat relavan bila diterapkan dalam praktik kebidanan.

2. Sebagai pendidik

Dalam menjalankan perannya sebagai pendidik, bidan bertanggung jawanb untuk


memberi pendidikan kepada :

a. Orang tua.
Bidan harus berperan aktif dalam mendidik atau menagajarkan
ketrampilan perawatan bayi dan promosi kesehatan kepada ibu, suami
(pasangannya) dan anggota keluarga yang lain
b. Mahasiswa bidan
Bidan bertanggung jawab dalam memberikan pendikan kepada mahasiswa
bidan agar terampil dan memiliki pengetahuan baru

Pada dasarnya, tujuan utama peran pendidik yang dimiliki bidan adalah
memberdayakan mahasiswa dan orang tua agar mereka memilki ketrampilan

5
dalam menerapkan ketrampilan tersebut secara mandiri sehingga terciptanya
autonomi pribadi

3. sebagai konselor

Peran bidan sebagai konselor mencakup pemberian informasi dan penjelasan,


termasuk mendengarkan dan membantu klien dan keluarganya memahami
berbagai masalah yang ingin mereka ketahui. Bidan bertanggung jawab member
informasi terkini dan menyampaikannya dalam bahasa yang dipahami oleh klien
dan keluarganya.

Masalah etika yng biasanya muncul saat bidan menjalankan perannya sebagai
konselor adalah sebagai berikut :

a. Memaksa klien membuka masalah yang enggan ia ceritakan pada saat


konseling
b. Member informasi yang secara tidak langsung “menggiring” klien
mengambil keputusan yang menurut bidan adalah keputusan terbaik

4. sebagai penasihat

Dalam menjalankan peran sebagai penasihat, bidan harus dapat membatasi diri
dengan jika ingin tetap menghargai autonomi klien. Klien membutuhkan
informasi yang memadai agar dapat membuat keputusan dan terus mengendalkan
dirinya sendiri. Akan tetappi, sulit bagi bidan untuk menahan diri tidak memberi
nasihat (sekalipun tidak di minta) berdasarkan pngalamannya menghadapi
berbagai klien dan teman sejawat. Hal ini akan mengahambat klien dalam
menentukan pilihannya sendiri.

5. Sebagai advokat

Peran bidan dalam member advokasi sangat penting, khususnya ketika klien
menolak persetujuan atas tindakan medis yang sebenarnya dapat mencegah
terjadinya kematian atau kesakitan klien itu sendiri. Dalam hal ini bidan harus
berperan sebagai advokat dengan member penjelasan dan dorongan (bukan

6
paksaan) krpada klien mengenai sisi positif dan negatif dari keputusan yang
diambil.

6. Sebagai Peneliti

Peran bidan sebabgai peneliti sejalan dengan salah satu pasal dalam kode etik
bidan yang menyatakan:

“ Bidan harus berkembanag dan memperluas pengetahuan kebidannanya melalu


berbagai proses seperti diskusi dengan rekan sejawat dan penelitian.”

Sudah jelas bahwa peneliti bukan lagi merupakan pilihan, namun tanggung jawab
etik bidan. Bidan mungkin banyak terlibat dalam penelitian baik sebagai subyek
maupun objek penelitian.

7. Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola, bidan bertanggung jawab mengambil keputusan sosial dan


etik, memberi rumusan kebijakan dan praktik, membantu pengawasan dan alokasi
sumber pendapatan, memperhatikan aspek kejujuran, perhatian terhadap orang
lain dan mendukung serta berperan penting dalam pilihan etik. Bidan pengelola
juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga biaya pelyanan tetap minimal
secara efisien dan efektif dengan tetap mempertahankan kualitas pelayanan.
Dengan penjabaran diatas, maka dalm kesempatan kali ini akan dipaparkan
mengenai kajian kode etik dan kode etik profesi bidan.

C. Tugas Bidan
Dalam menjalankan praktiknya, ada 3 pengelompkan tugas bidan yang
dilakukan berdasar pada etik dan kode etik profesi, yaitu:

1. Tugas mandiri
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nika dengan
melibatkan klien

7
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada BBL
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien dengan kluarga
g. Memberikan asuhan kebidana pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita ganguan reproduksi dan wanita
dalam masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibtkan
keluarga
2. Tugas koaborasi
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan pada setiap asuhan
kebidana suatu fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Melibatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil denga resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawadaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidana pada ibu dalam masa persalina resiko tinggi
dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dalam
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dengan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dengan pertolongan pertama dalam keadaan gawat yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dengan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidana pada BBL dengan resiko tinggi yang
mengalami komplikasi seerta kegawatan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan rindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dengan
keluarga

8
f. Memberikan askeb pada balita dengan resiko tinggi yang mengalami
komplikasi serta kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan keluarga.
3. Tugas rujukan
a. Menerapkan manajemenkebidanan pada setiap asuhan kebdanan sesuai
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasu dan rujukan pada ibu
hamio dengan resiko tinggi dan kegawadaruratan.
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada pasa
persalinan dengan penyukit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
hami; dalam keadaan nifas dengan resiko tinggi.
e. Memberukan asuhan kebidanan pada BBL kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultas dengan resiko tinggi

D. Bidan sebagai tenaga Profesional


1. Peran bidan Profesional
a. pelaksanaan
b. pengelola
c. pendidik
d. peneliti
2. Pelayan Professional
a. Berdasarkan sikap dan kemampuan professional
b. Ditunjukan untuk kepentingan yang menerima
c. Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi
d. memberikan perlindunganbagi keyakinan profesi
3. Perlakuakan Profesional
a. Bertindak sesuai dengan keahlianya dan didukung oleh pengetahuan
dan pengalaman serta ketrampilan yang tinggi
b. bermoral tinggi

9
c. berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada orang lain
maupun kepada diri sendiri
d. tidak melakukantindakan cob-coba yang tidak didukung ilmu
pengetahuan profesinya
e. tidak membikan janji yang berlebihan
f. tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial
g. Memegang teguh etika profesi
h. Mengenal batas-batas kemampuan
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkalai dianggap sebagai ilmu
yang abstrak dan kurang releven dalam kehidupan sehari-hari . Banyak uraiyan
filsafat dianggap jau dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secra
releven bagi banyak persoalana yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral
mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori
yang berlaku tentang apa yang benar dan salah, baik atau buruk yang secara
umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi
pedoman bagi tindakan manusia.

Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi


kebidanan membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan
perannya bidan tidak dapat memaksakan umtuk harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar
profesi.

B. SARAN
Bagi mahasiswa calon bidan

Sebagai calon bidan sebaiknya harus mendalami etika dank ode etik
profesi terlebih dahulu, agar dapat menerapkannya saat praktik, sehingga dapat
menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan optimal sesuai dengan
wewenang profesinya.

Bagi para bidan

11
Sebagai seorang bidan hendaknay selalu menerapkan dan menjadikan etik
dank ode etik profesi sebagai dalam dalam memberikan setiap pelayanan.
sehingga klien akan merasa nyaman dengan pelayanan bidan dan akan segan
dengan profesi Bidan

DAFTAR PUSTAKA

Arimbi, diah.2017.etikolegal kebidanan.Yogyakarta:Pustaka Rihama

Marmi.2018. etika profesi bidan.yogyakarta:pustaka belajar

Haryani.etikolegal dalam praktik kibidanan.jakarta:trans info media

Notoatmojo,soekidjo.2015.etika dan hukum kesehatan.jakarta:rineka cipta

Puji,wahyuningsi.2015.etika profesi kebidanan.yogyakarta:fitramaya

12

Anda mungkin juga menyukai