OLEH
Tingkat :1B
NIM : PO530324019474
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Saya Haturkan Kehadirat Tuhan Yang Tuhan Esa Karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mengalami banyak kesulitan namun atas
bantuan dan bimbingan, motivasi yang tiada hentinya disertai harapan yang optimis dan kuatdari
orang tua, dan teman-teman semuanya yang mengarahkan saya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari
makalah ini dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya.Oleh karena itu dengan senanghati
saya menerima segala kritikan dan saran dari pembaca. Akhir kata saya berharap semoga
makalah ini dapat memberkan manfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang peran permpuan dalam dunia kerja
2. Untuk mengetahui tentang peran perempuan dalam penanggulangan bencana
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Kemudian jika di bandingkan berdasarkan provinsi,terlihat bawah tahun
2017,TPAK perempuan tertinggi di bali yaitusebesar 67,70 persen dan TPAK
laki-laki tertinggi berada di lampung yaitu sebesar 86,28 persen .
3. Tingkat pengangguran terbuka
Pada tahun 2017,TPT perempuan lebih renda dari pada TPT laki-laki yaitu
5,44 persen untuk TPT perempuan dan 5,33 persen untuk TPT laki-laki.Namun
bilah di lihat menurut daerah tempat tinggal,khususnya di daerah pendesaan
kondisinya terbalik, lebih besar TPT perempuan di bandingkan TPT laku-laki
yaitu 4,10 persen untuk TPT perempuan dan 3,96 persen untuk TPT laki-laki
sementara itu di daerah perkotaan TPT perempuan lebih kecil di bandingkan TPT
laki-laki yaitu 6,62 persen dan 6,89 persen TPT laki-laki.
Pada tahun 2017,TPT perempuan sedikit lebih rendah di bandingkan laki-
laki yakni sebesar 5,44 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 5,53 persen.Pola
yang sama juga terjadi di kota perkotaan .TPT perempuan dan laki-laki di
perkotaan lebih tinggi di bandingkan di perdesaan, TPT perempuan di perkotaan
sebesar 6,62 persen dan di perdesaan sebesar 4,10 persen dan sementara itu, TPT
laki-laki di perkotaan 6,89 persen dan di perdesaan sebeser 3,96 persen.
4. Penduduk yang bekerja
Pada bab ini akan di gambarkan karakteristik penduduk yang bekerja
berdasarkan tingkat pendidikan,status perkawinan, lapangan pekerjaan utama dan
bekerja di sektor formal dan informal,menurut daerah tempat tinggal dan jenis
kelamin.
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan seringkali di pandang sebagai instrumen kebijakan yang
krusial dalam menagani kemiskinan.Hal tersebut karena pendidikan mungkin
dapat membantu seseorang untuk mengakses pekerjaan yang lebih baik yang
meningkatkan pendapatan,sehingga dapat meningkatkan kehidupan
mereka(lonescu 2012).
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan baik
buruknya kualitas sumber daya manusia.Berkaitan dengan ketenaga
6
kerjaan,pendidikan tertinggi yang di tamatkan penduduk berumur 15 tahun ke
atas yang bekerja selama seminggu yang lalu di gunakan untuk melihat
seberapa jauh kualitas penduduk yang bekerja di suatu daerah.
b. Status perkawinan
Status perkawinan yang dimaksud adalah terdiri atas belum
kawin,kawin,cerai. Pada tahun 2015, mayoritas penduduk berumur 15 tahun
yang bekerja berstatus kawin,baik diperkotaan maupun pedesaan.
Bila dibandigkan berdasarkan jenis kelamin presentase bekerja laki-laki
berumur 15 tahun yang berstatus kawin dan belum kawin selalu lebih tinggi
dibandingkan perempuan baikdi perkotaan maupun pedesaan.Sebaliknya
presentase pekerja perempuan 15 tahun ke atas yang berstatus cerai hidup atau
cerai mati selalu lebih tinggi dibangdingkan laki-laki.
Presentase perempuan berumur 15 tahun ke atas yang bekerja seminggu
yang lalu sebagian besar berstatus kawin.Secara total presentase pekerja
perempua yang berstatus kawin sebesar 15,95 persen cerai hidup sebesar 3,92
persen dan cerai mati sebesar 9,33 persen.
5. Penduduk migrasi indonesia
Migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi
internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain,
migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan
terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan
yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilan yang
diharapkan (expected income).
2.2 Peran perempuan dalam penanggulangan bencana
Berdasarkan data Sunsus penduduk 2014 dan 2015, Badan Pusat Statistik (BPS)
merilis jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 254,9 juta jiwa. Dari data tersebut,
rinciannya adalah penduduk laki-laki berjumlah 128,1 juta jiwa dan perempuan berjumlah
126,8 juta jiwa. Perempuan merupakan kelompok masyarakat yang rentan ketika terjadi
bencana. Jumlah penduduk perempuan yang hampir separuh dari jumlah penduduk Indonesia
7
menjadi aspek penting yang seharusnya mendapat perhatian dalam menghadapi bencana.
Perempuan relatif rentan ketika terjadi bencana, oleh karena itu meningkatkan peran serta
perempuan dalam menghadapi bencana merupakan variabel penting untuk menekan kerugian
sebagai dampak dari bencana.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Semoga kedepanya peran perempuan dalam bekerja dan juga peran perempuan
dalam penanggulangan bencana lebih ditingkatkan lagi seperti menurunkan angka
pengaguran yang tinggi agar masyarakat indonesia terkhusunya perempuan dapat dapat
hidup lebih baik termasuk segi ekonomi perekonomian yang meningkat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I. 2016. Metode Evaluasi Program Pemberdayaan perempuan. Humaniora Utama Press;
Bandung
Anoraga, Pandji. 2015 peran perempuan dalam dunia pekerjaan. Rineka Cipta; Jakarta.
10