Anda di halaman 1dari 4

Job sheet dan lesson plan penatalaksanaan

Pre eklamsia/Eklamsia

NAMA PEKERJAAN
penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia

UNIT
kegawatdaruratan maternal

REFERENSI
Ika Setiani,Didien dan Suprati . 2016. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

DASAR TEORI
Preeklamsi/eklamsia merupakan suatu penyulit yang timbul pada seorang wanita
hamil dan umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan
ditandai dengan adanya hipertensi dan protein urine.pada eklamsia selain tanda
preeklamsia juga disertai adanya kejang. preeklamsia/eklamsia merupakan salah
satu penyebab utama kematian ibu di dunia. tingginya angka kematian ibu pada
kasus ini sebagian besar disebabkan karena tidak adekuatnya penatalaksanaan di
tingkat pelayanan dasar sehingga penderita dirujuk dala, kondisi yang sudah
parah, sehingga perbaikan kualitas di pelayanan kebidanan di tingkat pelayanan
dsar diharapkan dapat memperbaiki prognosis bagi ibu dan bayinya.

Pengkajian awal kasus kegawatdaruratan kebidanan secara cepat tanyakan


pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, periksakan: tekanan
darah, temperatur. bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan
membiarkan ibu sendirian tanpa pedamping. bila tidak ada petugas lain,
berteriaklah untuk meminta bantuan.jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian
jalan nafas, pernfasan dan sirkulasi dengan cepat. jika dicurigai adanya syok,
mulai segera tindakan mebaringkan ibu miring kiri dengan bagian kaki
ditinggikan, dilonggarkan pakaian ketat seperti BH/bra. ajak bicara ibu dan bantu
ibu untuk tetap tenang.

PETUNJUK
1. Bacalah dan pelajari dengan baik lembaran kerja yang tersedia
2. Perhatikan dan ikut petunjuk dari dosen
3. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang di mengerti atau
dipahami
4. Pengelolaan preeklamsia/eklamsia dilakukan oleh setiap mahasiswi
KESELAMATAN KERJA
1. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati
2. Untuk penolong, tetapkan prinsip pencegahan infeksi, diantaranya cuci tangan
memakai sarung tangan DTT atau steril dan perlengkapan pelindung diri
(celemek yang bersih, penutup kepala atau ikat rambut, jika memungkinkan
pakai masker dan kacamata yang bersih), karena setiap orang (ibu, bayi baru
lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena
infeksi yang terjadi bersifat asimpomatik (tanpa gejala) dan setiap orang harus
dianggap berisiko terkena infeksi.
3. Pastikan bahwa semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan tersedia dan
berfungsi dengan baik, semua peralatan harus dalam keaadan desinfeksi tingkat
tinggi atau steril. permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda
lain yang akan bersentuh dengan kulit tak utuh/selaput mukosa darah, harus
dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan
proses pencegahan infeksi seacara benar.
4. Berhati-htai saat menangani benda tajam dan melakukan dekontaminasi secara
benar, merupakan cara efektif untuk meminimalisir risiko infeksi, tidak hanya
bagi ibu/bayi baru lahir, tapi juga terhadap penolong persalinan dan staff
kesehatan lainnya.
PEKERJAAN LABORATORIUM
1. Peralatan
a. tabung oksigen
b. sungkup dewasa
c. tensimeter
d. jam tangan
e. thermoter
f. stetoskop
g. infus set
h. cairan ringer lactate
i. obat MgSo4
j. akuades
k. spoit

2. Bahan
a. pelindung diri : kacamata, masker, celemek, dan alas kaki yang tertutup
b. sarung tangan DTT 2 pasang
c. tempat sampah basah, nierbeken
d. safetybox
PENYAJIAN
Langkah-langkah
PENATALAKSANAAN SEGERA
1. Pastikan bahwa jalan nafas ibu terbuka/bebas
2. Mulai lakukan tindakan resusitasi, bila diperlukan
3. Berikan oksigen 4-6 liter/ menit melalui sungkup
4. Pasang infus intravena dengan menggunakan larutan RL
5. Lakukan pemeriksaan tekanan darah
KETERAMPILAN/KEGIATAN DIKERJAKAN SESUAI STANDAR
PENGOBATAN ANTI KEJANG (MAGNESIUM SULFAT)
Pemberian Dosis Awal Magnesium Sulfat
1. cuci tangan menggunakan sabun, air mengalir dan keringkan
2. beritahu bahwa ibu akan merasakan panas saat magnesium sulfat diberikan
3. berikan 4 gram larutan MgSo4 (10 ml larutan MgSo4 40%) dan larutan
dengan 10 ml akuades
4. berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 10 menit
5. jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 gram MgSo4 (12,5 ml
larutan MgSo4 40%) IM dibokong kiri da kanan
Pemberian Dosis Rumatan Magnesium Sulfat
6. berikan 6 gram MgSo4 40% (15 ml larutan MgSo4 40%) larutan dalam 500 ml
larutan RL/RA
7. berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang
hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklamsia)
Pemantauan
8. Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam (TD, nadi, pernapasan, reflek patella, dan
jumlah urin)
9. Bila frekuensi pernapasan < 16 x/menit, dan atau tidak didapatkan refleks
tendon patella, dan/atau terdapat oliguria (produksi urin < 0,5 ml/kg BB/ jam),
segera hentikan pemberian MgSo4
10. jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 gram IV (10 ml larutan 10%)
bolus dalam 10 menit
11. selama ibu dengan preeklamsia dan eklamsia dirujuk, pantau dan nilai adanya
perburukan preeklamsia
12. apabila terjadi eklamsia, lakukan penilaian awal dan tatalaksana
kegawatdaruratan.berikan kembali MgSo4 2 gram IV perlahan (15-20 menit)
13. bila setelah pemberian MgSo4 ulangan masih terdapat kejang, dapat
dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg IV selama menit.
14. bereskan alat setelah tindakan, bila digunakan alat suntik sekali pakai buang
dalam tempat sampah yang tahan tusukan.
15. cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk
kering/ pengering udara .

EVALUASI
1. Mahasisqi mengerti tentanga penatalaksaan preeklamsia/eklamsia
2. Setiap langkah dilakukan mahasiswa secara sistematis sesuai degan langkah-langkah
yang ada di daftar tilik.
3. Dosen membimbing dan menilai langkah-langkah penatalaksaan preeklamsia/eklamsia
sesuai dengan daftar tilik.

Anda mungkin juga menyukai