Di susun oleh
2119048 Taqiyyah Nazihah 2119058 Lusi Rismawati
2119049 Nurlatifah Meinanda 2119060 Rina Agustina
2119050 Loviana Cantika Aprilia 2119063 Adelia Apriliani
2119051 Elis Suminar 2119064 Dina Yuliana
2119052 Yuni Sulistiawati 2119066 Herawati Cahaya Putri
2119053 Nelsa Aulia 2119067 Nur Azizah Pasaribu
2119054 Keuis Nuriah 2119068 Elsa Andrian
2119055 Sri Utami Sunarya 2119069 Ayu Rima
2119057 Isni Tassyifa Maryanti 2119070 Risma Khoerunnisa
Dosen
Mira Miraturrofiah, S.S.T ., M.Kes.
Makalah disususn sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan mahasiwa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang embangun dari semua pihak agar bisa menjadi
bekal dalam pembuatan makalah kami dikemudian hari dengan lebih baik lagi, kami berharap
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman,
khususnya dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang Meditasi Kebidanan.
Atas perhatian dan kerja sama teman-teman serta para pembimbing kami ucapkan terima kasih.
Kata Pengantar...........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 DEFINISI MEDITASI DALAM KEBIDANAN............................................................................3
2.1.1 Kecemasan ibu hamil................................................................................................................4
2.1.2 Hakekat Meditasi......................................................................................................................5
2.2 TUJUAN MEDITASI......................................................................................................................6
2.2.1 Meditasi Pada Remaja atau sakit Menstruasi........................................................................6
2.2.2 Meditasi Untuk Memutuskan Pikiran.....................................................................................7
2.3 MANFAAT MEDITASI DALAM KEBIDANAN.........................................................................8
2.3.1 Manfaat Meditasi Bagi Kehidupan Manusia..........................................................................8
2.3.2 Implikasi Yang Ditimbulkan Setelah Melakukan Meditasi Ibu Hamil..............................10
2.4 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI MEDITASI PADA KEBDANAN................................11
BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUPAN..........................................................................................................................................13
Simpulan..............................................................................................................................................13
Saran.....................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Meditasi selama kehamilan memainkan peran yang sama penting dalam tumbuh
kembang bayi yang sehat. Semua ibu hamil menginginkan yang terbaik untuk anak-anak
mereka mulai dari makanan dan diet bergizi untuk ibu semua diberikan yang
terbaik.Namun, kebutuhan ibu hamil bukan hanya kebutuhan fisik tetapi juga psikologis.
Emosi memainkan peran penting dalam perkembangan bayi. Anda sering melihat contoh
stres ibu melahirkan bayi dengan suasana hati berfluktuasi, dengan mudah akan berubah
menjadi kemarahan atau depresi. Sangat penting bagi ibu untuk tetap santai, tenang dan
bebas dari kecemasan atau stres. Dengan bantuan meditasi, Anda dapat menanamkan
harmoni dalam diri Anda. Ini akan membantu Anda untuk tetap bebas dari stres dan
depresi, terutama, jika Anda adalah orang yang emosional.
Meditasi Kehamilan adalah kemampuan untuk memfokuskan pikiran untuk
mencapai keadaan damai, keheningan dan relaksasi yang mendalam, melalui teknik
pencitraan dan pernapasan. Bermeditasi selama kehamilan adalah hal yang paling penting
yang dapat Anda lakukan untuk Anda dan bayi Anda karena ketika Anda meluangkan
waktu untuk merasa sepenuhnya santai, ini akan meningkatkan pasokan oksigen ke bayi
Anda. Waktu yang Anda habiskan selama meditasi juga penting dalam membantu Anda
“terhubung” dengan bayi yang belum lahir. Ini adalah waktu pengasuhan,dan Ini adalah
waktu yang Anda tidak berada dalam kontrol. Meditasi Kehamilan anda adalah waktunya
Anda merasakan cinta, refleksi dan perawatan. Lima belas sampai dua puluh menit sehari
untuk merawat seluruh tubuh Anda, pikiran dan semangat, untuk memperbarui dan
melepaskan kekhawatiran dan stres.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Definisi Meditasi dalam Kebidanan
2. Tujuan Meditasi
3. Manfaat Meditasi dalam pelayanan Kebidanan
4. Syarat Indikasi dan Kontraindiasi Meditasi
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI MEDITASI DALAM KEBIDANAN
Seorang ibu pada masa kehamilan akan mengalami perubahan-perubahan baik fisik
maupun psikologi seperti kecemasan. Upaya tradisional komplementer yang dilakukan dalam
mengatasi kecemasan pada ibu hamil yaitu dengan meditasi. Meditasi yaitu metode memusatkan
pikiran yang dapa membantu ibu berpikir positif dan memberikan rasa tenang dan bahagia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui meditasi, tata laksana meditasi dan implikasi meditasi
kepada ibu hamil. Jenis penelitian ini kualitatif menggunakan metode snow ball sampling dengan
sasaran ibu hamil yang dilakukan pada tempat pelatihan-pelatihan yoga di Kota Denpasar.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ayurweda menggunakan tiga teori yaitu teori
yoga, teori fenomenologi dan teori fungsionalisme struktural. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa meditasi dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil karena meditasi
merupakan salah satu metode untuk memusatkan pikiran, tata laksana dalam meditasi yaitu :
menyiapakan alat-alat, doa pembuka, melakukan yoga asanas, memulai meditasi dengan
melakukan sikap tubuh meditasi, memfokuskan pada pernapasan pada saat meditasi,
memberikan afirmasi positif selama 10-15 menit, megakhiri meditasi degan menarik napas
panjang tiga kali kembali kekesadaran diri, gerakan jari tangan dan jari kaki, buka kedua mata
perlahan lalu gosokan kedua tangan lalu usapkan dengan lembut pada wajah sampai seluruh
tubuh, doa penutup. Implikasi yang ditimbulkan setelah melakukan meditasi ibu hamil yaitu: ibu
hamil merasakan rasa tenang, nyaman dan mampu berpikir positif pada masa kehamilan.
Kehamilan merupakan satu masa yang sangat diinginkan oleh setiap pasangan suami istri
untuk mendapatkan keturunan, kehamilan ialah suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi
pada setiap wanita, dimana kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma ovum sehingga menjadi
janin yang tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai
42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014:5). Proses kehamilan dibagi menjadi 3 (tiga) trimester,
yaitu trimester I berlangsung selama 12 minggu pertama, trimester II dari minggu ke-13 sampai
minggu ke-28 dan trimester III dari minggu ke-29 hingga minggu ke-40 atau sampai saat ibu
melahirkan (Fauziah dan Sutejo, 2014:4)
Selama proses kehamilan berlangsung ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan,
baik secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena
pengaruh hormon yaitu peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan korpus
luteum yang berkembang menjadi korpus graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh plasenta
setelah terbentuk sempurna mengakibatkan aspek-aspek psikologis sehingga menimbulkan
berbagai permasalahan psikis bagi ibu hamil yang salah satunya adalah kecemasan (Lisa
Rahmawati, 2017:3)
Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal dan suatu rasa yang tidak
terekspresikan karena suatu sumber ancaman atau pikiran yang tidak jelas dan tidak
teridentifikasi, cemas sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam. Semua orang dapat
mengalami kecemasan karena ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi perubahan yang
demikiancepat dan dirasakan semakin bertambah berat dapat menimbulkan perasaan cemas
karena ketidakmampuan atau ketidakberdayaan untuk apa-apa selain mengikuti sajaalur
keputusan yang ada dan berupaya melewati hari demi hari sebagaimana adanya. Banyak faktor
yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar seperti
lingkungan, ekonomi sedangkan faktor dalam yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang
mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi tersebut mengancam atau tidak
memberikan ancaman, serta adanya pengetahuan mengenai kemampuan diri untuk
mengendalikan dirinya seperti keadaan emosi serta fokus kepermasalahannya (Dona Fitri,
2016:96).
Adanya masalah psikis seperti kecemasan yang dialami ibu hamil selama kehamilan,
maka ada beberapa metode penanganan yang dapat mengatasi kecemasan ibu hamil yang
dilakukan sejak dahulu hingaa saat ini, yaitu pengobatan tradisional komplementer hingga
pengobatan konvensional. Pengobatan konvensional adalah dengan cara dan tindakan yang
dilakukan oleh tenaga medis beserta pemberian obat-obatan kimia atau syntetik. Sedangkan
pengobatan tradisional komplementer seperti pijat, akupuntur, akupresur, nutrisi, terapi herbal
dan yang paling populer di masyarakat sampai saat ini yaitu Yoga (Depkes RI :2016)
Kata Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yuj, artinya menghubungkan atau hubungan,
yakni hubungan yang harmoni dengan objek yoga. Maharsi Patanjali dalam kitabnya Yogasutra
mendefinisikan yoga: yogas citta vrtti nirodha. Artinya, yoga adalah cara untuk mengendalikan
tingkah polah pikiran yang cenderung liar, bias, dan lekat terpesona oleh aneka ragam objek.
Yoga memiliki depalan tahapan yang disebut astangga yoga yang terdiri atas (1) Yama atau
pengendalian diri tahap awal (2) Niyama atau pengendalian diri tahap lanjut (3) Asana atau
sikap.
Pengakuan dari 28 ibu hamil yang mengitu meditasi disimpulkan bahwa ibu hamil
merasakan kenyamanan pada masa kehamilan, lebih relaks dan aktif dalam beraktivitas sehari-
hari, pikiran ibu lebih poistif, kualitas tidur lebih baik.
Meditasi merupakan pengalihan perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga
masuk ke tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (Matteson,
2006). Herbert Benson (dalam Iskandar, 2008) mengadakan riset klinis, dengan menemukan
bahwa meditasi mampu menghambat efek negative dari system simpatisyang menimbulkan sikap
agresif pada manusia jika terancam. Penelitian yang lain yang dilakukan menunjukan bahwa
kadar melantonin yang lebih tinggi diketemukan pada orang-orang yang rutin melakukan
meditasi (Iskandar, 2008). Kadar melantonin ini bermanfaat untuk membuat orang menjadi lebih
senang dan nyaman dapat menurunkan nyeri (Bock,1995).
Berdasarkan ulasan diatas maka peneliti meneliti tentang pengaruh terapi komplementer
“meditasi” terhadap penurunan nyeri premenstrual syndrom. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis terapi komplementer “meditasi” terhadap penurunan nyeri premenstrual syndrom.
Senam hamil yoga bagi kehamilan memfokuskan perhatian pada ritme nafas,
mengutamakan kenyamanan serta keamanan dalam berlatih sehingga memberikan banyak
manfaat (Krisnandi, 2010). Yoga adalah sejenis olah tubuh, pikiran dan mental yang sangat
membantu ibu hamil melenturkan persendian dan menenangkan pikiran terutama dalam trimester
III. Sedangkan menurut Indiarti (2009), senam hamil yoga memiliki lima cara yaitu latihan fisik
yoga, pernafasan (pranayama), positions (mudra), meditasi dan deep relaksasi yang dapat
digunakan untuk mendapatkan manfaat selama kehamilan yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan kelahiran anak secara alami dan sehat.
Senam hamil yoga selama kehamilan dapat meningkatkan berat lahir dan mengurangi
kejadian prematur dan komplikasi persalinan menurut Narendran (2009) dari Vivekananda Yoga
Research Foundation di Bangalore, dan rekannya yang mempelajari 169 ibu hamil yang dilatih
dalam pendekatan terintegrasi untuk latihan senam hamil yoga dan 166 kelompok kontrol yang
menerima perawatan kehamilan secara rutin dengan memberikan pelatihan yoga termasuk
latihan berbagai teknik postur ("asana"), relaksasi, latihan pernapasan dalam ("pranayama"), dan
meditasi, yang dilakukan selama 1 jam setiap hari. Terdapat 14% kelahiran prematur pada
kelompok yoga dibandingkan dengan 29% kelompok kontrol. Selain itu dalam suatu hasil
penelitian menunjukkan bahwa yoga dan meditasi dapat mengurangi stress psikologis dan cedera
fisik selama masa kehamilan dan persalinan, termasuk kecemasan dan rasa sakit (Amy E. B, et
al, 2009)
2.3.1 Manfaat Meditasi Bagi Kehidupan Manusia
Alam ini adalah nafas bagi setiap makhluk hidup yang ada di bumi. Manusia bisa hidup
karena alam, karena alam menyediakan seluruh kebutuhan manusia. Unsur alam terdiri dari gas,
udara, air, kekuatan, tanah dan panas. Manusia butuh udara, udara adalah nafas bagi manusia.
Nafas memberikan kehidupan. Dengan nafas menjadikan keluarnmasukknya oksigen dan
karbondioksida. Terjadilah perputaran antara energi kotor dan energi bersih. Siklus inilah yang
menjadikan manusia sehat dan sakit. Kalau siklus udara baik, normal dan sesuai dengan
kebutuhan manusia, sehatlah manusia tersebut. Sehat yang adalah jasmani dan rohani. Nafas
adalah bagian kebutuhan pokok. Dikatakan pokok, karena harus ada di dalam tubuh. Makhluk
hidup tanpa nafas akan mati. Jadi sangat wajar bila nafas disebut dengan “nyawa” dan “jiwa”.
Disebut nyawa, karena memberikan kehidupan. Disebut jiwa, karena memberikan roh atau
menjiwai. Nyawa artinya yang menyebabkan hidup pada makhluk hidup, sedangkan jiwa adalah
roh manusia, roh yang ada di kehidupan bathin manusia, kejiawaan, keutuhan yang terjadi dari
perasaan bathin, pikiran dan angan-angan. Begitu pentingnya nafas bagi kehidupan, dengan
adanya nafas, nadi pun berdenyut. Nafas tidak hanya untuk hidup, nafas juga memberikan warna
dalam hidup. Nafas memberikan aspek lain, seperti kesehatan, spiritual, kemampuan
menumbuhkan jati diri.
Orang akan merasa tenang apabila dalam tubuhnya sehat. Sehat yang dimaksud adalah
keutuhan antara kondisi fisik dan rohani. Orang sehat akan mampu melakukan aktivitas secara
maksimal sebaliknya, mereka yang sakit-sakitan sangat sulit meraih harapan hidup. Kesehatan
adalah segala-galanya, modal hidup, bahkan jiwa dari kehidupan. Karena dalam badan yang
sehat terdapat jiwa yang sehat, begitu juga jiwa yang sehat akan memberikan pengaruh terhadap
badan (fisik) (Ardika. 2007).
Kita lakukan untuk memperoleh badan jiwa yang sehat, bila dilihat dari kaca spiritual,
maka meditasilah solusinya. Meditasi adalah tuntunan yang bersifat abstrak, tapi penuh dengan
energi halus. Sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk melakukannya. Bila dilakukan
dengan pasrah, ikhlas dan rutin, akan memberikan energi yang luar biasa. Termasuk pengaruh
karma akan menentukan hasil dari meditasi. Karena meditasi bersifat spiritual, yang memberikan
inspirasi adalah jiwa itu sendiri, hendaknya dilakukan dengan penuh keyakinan (Santrock, J. W.
2007).
Setelah sehat dan pikiran menjadi fokus, barulah kita bisa meningkat ke masalah
kesucian. Suci mengandung makna tanpa noda. Noda yang dimaksud adalah kejernihan pikiran,
sesuatu yang diukur dengan kondisi tanpa noda sesuai dengan kemampuan pikiran. Bagi orang
suci, karena pikirannya suci, di tempat kotor pun akan tetap suci. Sebaliknya, bagi orang yang
mempunyai pikiran kotor, ditempat suci pun akan tetap kotor. Kesucian bukan kasat mata, tidak
dapat dirasakan, namun dapat disentuh dengan bathin. Semakin tinggi tingkat bathin seseorang,
maka akan tinggi pula tingkat kesuciannya.
Pusat kesucian adalah ada pada pikiran, bila pikiran diarahkan ke arah negatif, maka
pikiran orang tersebut akan negatif, begitu pula sebaliknya. Dengan meditasi, ada getaran atau
daya tarik antara positif dan negatif. Ada upaya tarik ulur antara kekuatan jahat dengan kekuatan
baik, terlebih lagi kesucian. Kesucian mencerminkan sebuah nilai atau rasa yang tidak pernah
dinodai oleh hal-hal yang bersifat jahat. Menyingkap kesucian lebih dekat dengan rohani atau
kondisi abstrak sulit dibaca oleh mata. Orang sehat lebih dekat dengan fisik. Begitu orang
tersebut sakit, fisik akan langsung memberikan sinyal. Namun kesucian, sangat sulit diraba, sulit
ditentukan oleh perubahan fisik. Namun keduanya mempunyai hubungan yang erat. Jadi
hendaknya antara suci dan sehat dapat diseimbangkan. Suci itu dapat direncanakan, begitu juga
sehat bisa direncanakan dalam memperoleh ketenangan yaitu dengan melakukan meditasi.
Dengan meditasi, orang akan diberikan sentuhan energi yang datang dari alam semesta. Meditasi
itu aura halus yang diberikan Tuhan melalui unsur-unsur alam. Sehat sangat mudah dirasakan,
sedangkan suci sangat sulit dirasakan. Sehat dan suci bisa menyentuh lahir dan bathin.
Stres yang dialami para pendukung sebaya memunculkan gejala-gejala seperti mudah
lelah, tidak bisa istrahat, mudah marah dan tersinggung, tidak konsentrasi, mudah lupa, sering
merasa cemas dan mudah sakit. Hal ini tentunya jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi
pendukung sebaya yang terinfeksi HIV, Brannon dan Feist (2010) mengatakan bahwa stres yang
dibiarkan berkepanjangan akan berdampak ada kesehatan fisik dan mental, serta jika dibiarkan
akan mencapai tingkat keletihan yang akan menimbulkan kegagalan sistem imun. Kegagalan
sistem imun akan mengakibatkan peningkatan CD4 pada ODHA, sehingga akan berdampak
buruk pada kesehatan fisiknya dan jelas akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada
ODHA lainnya. Meditasi pernafasan terbukti mampu mengatasi gejala-gejala stres yang dialami
oleh pendukung sebaya. Hal ini dikarenakan meditasi pernafasan yang dilakukan secara teratur
dapat meningkatkan sirkulasi oksigen ke otak, mengendurkan otot-otot yang menegang dan
melancarkan tekanan darah (Brown & Gerbarg, 2005).
Banyak cara untuk mengelola stres. Alternatif cara mengelola dan menurunkan stres yang
cukup murah dan bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun adalah dengan melakukan meditasi.
Meditasi pada dasarnya mempertahankan kesadaran yang terfokus kepada satu objek dengan
tetap menjaga sikap yang tidak menghakimi dan menghargai diri sendiri (Kristeller & Hallett,
1999). Meditasi merupakan terapi yang paling sering digunakan untuk menurunkan tingkat stres.
Meditasi yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi ketegangan otot dengan menurunkan
respon stres, dan pernafasan yang dalam akan meningkatkan sirkulasi oksigen ke otak,
mengendurkan otot-otot yang menegang dan melancarkan tekanan darah
(Brown & Gerbarg, 2005). Berdasarkan uraian di atas dan minimnya penelitian terkait meditasi
dan stres pada pendukung sebaya ODHA, maka dilakukanlah pelatihan meditasi pernafasan
dalam menurunkan tingkat stres pada pendukung sebaya ODHA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan meditasi pernafasan dalam
menurunkan tingkat stres pada pendukung sebaya ODHA. Selain itu, penelitian ini juga akan
melihat efektivitas pelatihan meditasi pernafasan dalam menurunkan tingkat stres pada
pendukung sebaya ODHA. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan pengaruh
meditasi pernafasan terhadap penurunan tingkat stres antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
BAB III
PENUTUPAN
Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Meditasi dapat mengatasi kecemasan pada ibu hamil karena meditasi dapat memfokuskan
napas yang mampu memusatkan pikiran pada satu objek yang dapat membantu ibu hamil selalu
berpikir positif dalam menghadapi kehamilan sehingga dapat menghilangkan kecemasan pada
masa kehamilan.
2. Tata cara meditasi dalam mengatasi kecemasan pada ibu hamil yaitu :
(4) Memulai meditasi dengan melakukan sikap tubuh meditasi yaitu sukhasana dan
savasana,
(7) Mengakhiri meditasi dengan menarik napas panjang tiga kali kembali ke kesadaran
diri, gerakan jari tangan dan jari kaki, buka kedua mata perlahan lalu gosokan kedua tangan lalu
usapkan dengan lembut pada wajah sampai seluruh tubu,
(1) perasaan ibu hamil menjadi lebih nyaman, tenang dan bahagia
Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Menimbang efektivitas meditasi dalam mengatasi kecemasan pada ibu hamil, untuk lebih
lanjut penting diadakan penelitian yang lebih spesifik terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil
untuk mengetahui jangka waktu mengatasi kecemasan dengan meditasi.
2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih mensosialisasikan tentang manfaat dari meditasi,
sehingga meditasi banyak dimintai dan semakin eksis. Selain itu mengatasi kecemasan pada ibu
hamil sangat efektif dilakukan dengan selalu berpikiran yang positif, untuk itu ibu hamil sangat
diharuskan berpikiran yang postif dan disiplin dalam menghadapi kehamilan agar tidak timbul
kecemasan pada masa kehamilan
3. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang meditasi untuk bisa
menghasilkan karya ilmiah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Fendina, F., Nashori , H., & Sulistyarini, I. (2018). Jurnal Psikologi Integratif Vol 6, Nomor 1.
Suristyawati, P., Yuliari, S. M., & Suta , I. P. (2019). E-jurnal Widya Kesehatan Volume 1.
Tristaningrat, M. A. (2020). Vol 1, No. 1.