DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui. Kami meyadari dalam
penulisan buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan buku ini. Demikian
yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf. atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
A. Definisi Teknik Menyusui
iii
1. Teknik Menyusui Bayi Tunggal
Cara Menyusui
Cara menyusui yang benar Ibu harus
mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif
atau tidak, ibu juga harus mengetahui bagaimana
cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui
bayi, ada beberapa cara yang harus diketahui
oleh seorang ibu tentang cara menyusui yang
benar yaitu:
a. Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
c. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas
pangkuan ibu dengan cara:
1
1) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu.
2) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di
depan.
3) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
5) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas aerola
e. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi di dekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta aerola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
2
g. Usahakan sebagian besar aerola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah aerola.
h. Setelah bayi menghisap payudara tidak perlu dipegang atau di sanggah lagi.
3
j. Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum dikosongkan.
k. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan aerola disekitarnya biarkan kering dengan sendirinya.
B. Posisi Menyusui
Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke
bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan
perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui
sangat penting. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses
menyusui berlangsung. Sebelum ibu menyusui ibu harus mengetahui bagaimana
4
memegang bayi. Dalam memegang bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci
sebagai berikut:
a. Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu, bayi tidak dapat
menghisap dengan mudah apabila kepalanya bergeser atau melengkung.
b. Muka bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting yaitu
seluruh badan bayi menghadap badan ibu. Posisi ini yang terbaik untuk bayi,
untuk menghisap payudara, karena sebagian puting sedikit mengarah ke
bawah
c. Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu.
d. Apabila bayi baru lahir, ibu harus menopang bokong bukan hanya kepala
dan bahu merupakan hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi
lebih besar menopang bagian atas tubuhnya biasanya cukup.
Ada beberapa posisi menyusui yaitu Posisi menggendong (The cradle hold)
posisi menggendong menyilang (cross cradle hold), posisi mengepit (football),
posisi berbaring miring, posisi menyusui dengan kondisi khusus sebagai berikut:
1. Posisi Mengendong (The Cradle Hold)
Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik
untuk bayi yang baru lahir secara persalinan normal Adapun cara menyusui
dengan posisi Madonna (mengendong) :
a. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu.
5
b. Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi diletakan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu
didepan.
d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan wajah
bayi ke puting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi
kecil. Posisi ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi
dengan posisi mengendong menyilang:
a. Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku,
melainkan dengan telapak tangan.
b. Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri
untuk memegang bayi.
c. Peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu.
d. Lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu
dibelakang kepala dan bawah telinga bayi.
e. Ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan.
6
3. Posisi Football (Mengepit)
Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar untuk
menghindari bayi berbaring di atas perut. Selain itu, posisi ini juga dapat
digunakan jika bayi lahir kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusui,
puting susu ibu datar (flat nipple) atau ibu mempunyai bayi kembar. Adapun
cara menyusui bayi dengan posisi football atau mengepit adalah:
a. Telapak tangan menyangga kepala bayi sementara tubuh bayi
diselipkan dibawah tangan ibu seperti memegang bola.
b. Jika menyusui dengan payudara kanan maka memegangnya dengan
tangan kanan, demikian sebaliknya.
c. Arahkan mulut bayi ke puting susu, mula - mula dagunya (tindakan ini
harus dilakukan dengan hati - hati, jika ibu mendorong bayinya dengan
keras kearah payudara, bayi akan menolak mengerakkan kepalanya /
melawan tangan ibu).
d. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.
7
4. Posisi berbaring miring
Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu
merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya pada ibu menyusui yang
melahirkan melalui operasi caesar. Yang harus diperhatikan dari teknik ini
adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu.
Oleh karena itu, harus didampingi oleh orang lain ketika menyusui. Pada
posisi ini kesukaran perlekatan yang lazim apabila berbaring adalah bila
bayi terlalu tinggi dan kepala bayi harus mengarah ke depan untuk mencapai
puting. Menyusui berbaring miring juga berguna pada ibu yang ingin tidur
sehingga ia dapat menyusui tanpa bangun. Adapun cara menyusui dengan
posisi berbaring miring adalah :
a. Posisi ini dilakukan sambal berbaring ditempat tidur.
b. Mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala
dan bahu serta diantara lutut. Hal ini akan membuat panggung dan
panggul pada posisi yang lurus.
c. Muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya
ke puting susu.
d. Jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala
bayi agar bayi tidak perlu menegangkan lehernya untuk mencapai
puting dan ibu tidak perlu membungkukkan badan kearah bayi sehingga
tidak cepat lelah.
8
2. Posisi Menyusui bayi kembar
Posisi Menyusui dengan kondisi khusus Adalah posisi menyusui secara
khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dan
menyusui ASI yang berlimpah (penuh).
1. Posisi double football atau mengepit :
Posisi football juga tepatnya untuk bayi kembar dimana kedua bayi
disusui bersamaan kiri dan kanan dengan cara:
a Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti
memegang bola.
b Letakkan tepat dibawah payudara ibu.
c Posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar
d Untuk memudahkan kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang
datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu.
e Dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya
saja
f Cara lain adalah dengan meletakkan bantal diatas pangkuan ibu.
9
B. Kunci Utama Keberhasilan Menyusui
Agar pemberiaan ASI Eksklusif berhasil hal yang paling utama perlu
diperhatikan adalah :
1. Perlekatan Perlekatan merupakan kunci keberhasilan menyusui. Agar terjadi
perlekatan yang benar maka bagian areola masuk kedalam mulut bayi,
sehingga mulut bayi dapat memerah ASI.
2. Perlekatan yang baik :
10
7. Lidah bayi menopang puting dan aerola bagian bawah.
8. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
9. Puting susu tidak terasa nyeri.
10. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
11. Kepala bayi agak menengadah
11
2. Manfaat ASI bagi Ibu
a. Mencegah perdarahan pascapersalinan
b. Mempercepat involusi uterus
c. Mengurangi anemia
d. Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara
e. Memberikan rasa dibutuhkan
f. Mempercepat kembali ke berat semula
g. Sebagai metoda KB sementara
3. Manfaat ASI bagi Keluarga:
a. Mudah pemberiannya
b. Menghemat biaya
c. Anak sehat, jarang sakit
4. Kerugian Susu Formula
a. Komposisi tidak sesuai
b. Tidak praktis
c. Tidak ekonomis
d. Menambah polusi
e. Mudah terkontaminasi
f. Mudah terjadi salah pengenceran
12
dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang
dihasilkan juga banyak.
Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin
yang kerjanya dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu
dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin
sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi
oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, relaks.
Hal-hal yang Memengaruhi Produksi ASI:
1. Makanan
Memproduksi ASI yang baik perlu kondisi kejiwaan dan pikiran yang
tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan
menurunkan volume ASI.
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu
menyusui, perlu diperhatikan agar tidak
mengurangi produksi ASI. Contoh alat
kontrasepsi yang bisa digunakan adalah
kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun
suntik hormonal 3 bulanan.
13
4. Perawatan Payudara
14
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan
pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa
pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI
lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari
selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi
ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8
kali per hari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan
ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar
payudara.
9. Berat Lahir Bayi
15
11. Konsumsi Rokok dan Alkohol
16
5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
dengan grafik pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan
rentang usianya).
17
Amati sebentar, kalau ia masih ingin mengisap kembali, berarti dia masih belum
merasa kenyang.
18
Bila Ibu masih khawatir, coba berikan ASI pada bayi dengan jadwal lebih
teratur. Dekatkan bayi ke dada Ibu, dan Ibu akan tahu apakah si kecil masih
ingin minum ASI. Bila masih mengkhawatirkan, konsultasikan ke dokter atau
klinik laktasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Welan Sari, 2018, Hubungan Teknik menyusui dengan kejadian regurgitas pada
bayi 0-3 Bulan Diklinik Dina Medan, politeknik kesehatan Kemenkes Medan,
Medan.
Nurun Ayati K, Wiwit S, 2017, Asuhan Nifas dan Menyusui, Kekata grup,
Surakarta.
iv
” Menyusuilah Dengan
Keras Kepala.
Sesulit Apapun
Tantangan Menyusui,
Alone, Mom”
20
0