Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN ANAK

Komunikasi Pada Neonatus


Tugas ini untuk memenuhui nilai mata kuliah Keperawatan Anak

Dosen pengampu : Ns. Zubaidah,S.Kep,M.Kep,Sp.Kep.An

Disusun Oleh:

Ria Afnenda Naibaho 22020114120010


Siti Aisyah 22020114120049
Muhamad Gumilang 22020114130119
Atik Nila Haqqi S 22020114120051
Ulfa Amalia Fajrin 22020114140082
A 14. 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016

1
KOMUNIKASI PADA NEONATUS

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari


seseorang kepada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal (Supartini,2004).
Neonatus atau bayi baru lahir adalah periode bayi tersingkat dalam masa perkembangan,
yaitu 0-2 minggu setelah kelahiran (Herlina,-). Jadi komunikasi pada neonatus adalah
proses penyampaian pesan pada bayi yang baru lahir.

Sesuai dengan perkembangan proses pikirnya, komunikasi di setiap tahap


perkembangan berbeda-beda. Neonatus tentunya belum memiliki kemampuan untuk
mengekpresikan perasaan dan pikirannya melalui kata-kata, ia lebih menggunakan
komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah, perasaan tidak nyaman lainnya ia
ekspresikan dengan tangisan (Supartini,2004).

Neonatus adalah bayi yang baru mengelami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin( Juarni&
Mulyati, 1995). Neonatus adalah organisme yang berada pada periode selama satu bulan
( 4 minggu atau 28 hari setelah lahir) (Syafrudin dan Hamidah, 2009).Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.Pada
neonates untuk sulit untuk melakukan komunikasi mak dari itu untuk mengatasi
keterbatasan dalam komunikasi maka bayi dibekali reflex dan insting, selain itu dengan
tangisan (Suryanah, 2009).contoh: Bila merasa kehausan, kedinginan, kepanasan, bab,
bak, sakit, semua perasaan tadi dinyatakan dengan menagis. Tangisan bayi mengundang
ibu/orang dewasa untuk mendekat pada bayi dan mencari alasan kenapa bayi menangis ,
bila sudah diketahui penyebabnya, segara ambil tindakan/berikan bantuan sesuai dengan
kebutuhannya atau penyebabnya. Sehingga bayi merasa puas, tapi bila tagisan itu tidak
ditanggapi, bisa membuat bayi menjadi apatis kelak kemudian hari (Suryanah, 2009).

A. Teknik komunikasi pada neonatus


1. Bentuk Komunikasi Pra Bicara.
Sebelum anak siap untuk belajar berbicara, alam telah menyediakan
bentuk komunikasi tertentu yang sifatnya sementara. Sebelum anak

2
mempelajari kata-kata sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan
empat bentuk komunikasi pra bicara atau (prespeech) yakni : tangisan,
celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi prabicara sifatnya
sementara, sehingga bentuk komunikasi pra bicara ini sebaiknya ditinggalkan
apabila kegunaannya sudah berakhir.

a. Tangisan
Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu
cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan
dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti
lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Jika
kebutuhannya segera dipenuhi, bayi hanya akan menangis bila ia merasa
sakit atau tertekan. Perawat harus banyak berlatih mengenal macam-
macam arti tangisan bayi karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
Setelah berusia 2 minggu, kebanyakan kasus disebabkan karena orang
tua yang tidak cepat tanggap terhadap arti tangis bayinya dan tidak
konsisten dalam menanggapinya.
Bayi yang sehat dan normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6 bulan
karena keinginan & kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekwensi tangis
seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.

b. Ocehan dan Celoteh


Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan (Cooing) atau Celoteh
(Babbling). Ocehan timbul karena bunyi ekplosif awal yang disebabkan
oleh perubahan gerakan mekanisme suara. Ocehan ini terjadi pada bulan
awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin,
menangis & mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh
dan sebagian akan hilang.
Nilai celoteh :
Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi perkembangan
gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat
ketrampilan berbicara.
Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.
Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagiandari kelompok
sosial.

3
c. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti
atau pelengkap bicara.
Contoh isyarat umum pada masa bayi :
- Mendorong putting susu dari mulut artinya kenyang/tidak lapar
- Tersenyum dan mengacungkan tangan artinya ingin digendong
- Mengeliat, meronta, menangis, selama berpakaian & mandi artinya tidak
suka akan pembatasan gerak.
Sejak lahir bayi sudah mempunyai kemampuan untuk memberitahu anda apa
yang dia inginkan, dia sukai, dan yang tidak disukai. Upaya yang dilakukan
oleh orang tua untuk berkomunikasi disebut dengan isyarat bayi. Dengan
dekatnya orang tua dengan bayi maka akan mudah untuk menerjemahkan
arti dari isyarat yang diberikan oleh bayi. Meskipun bayi baru lahir belum
dapat berbicara, ia mempunyai cara lain untuk berkomunikasi. Tentusaja
dengan tangisan, atau kerewelannya. Dengan itu si bayi mengisyaratkan apa
yang dia inginkan kepada kita.

Cara bayi memberikan isyarat dengan gerakan lidah, sering terbangun,


atau menghisap tangan. Menangis adalah suatu isyarat bahwa sang bayi lapar
atau merasa tidak nyaman. Menunggu sampai bayi menangis baru
memberikannya makan akan membuat proses menyusui menjadi lebih
sulit.kelopak mata yang sulit dibuka menunjukkan bahwa ia mengantuk.
Akan tetapi, jika bayi anda tenang, bangun dan terdiam ia menggunakan
semua cara yang tersamar untuk mendapat dan mempertahan kan perhatian
anda. Semakin anda mengenali isyarat-isyarat ini, semakin anda terkesan
oleh banyaknya hal yang dapat disampaikan bayi kepada anda.Bayi anda
menggunakan matanya untuk menarik perhatian anda, dan membuat anda
memandang serta berbicara kepada bayi. Matanya akan bersinar dan terbuka
lebar dan dia akan memandang anda dengan intens. Ia akan memandangi
wajah anda yang menurutnya sangat menarik. Jika anda mengabaikan
isyaratnya atau membuang muka ia akan menggunakan suara atau
menggerakkan tanagannya untuk menarik perhatian dari anda. Akan tetapi
jika anda membalas pandangannya sebuah dialog pasif akan dimulai. Ia
mungkin akan memotong dialog tersebut dengan membalikkan atau
memalingkan wajahnya saat ia butuh istirahat atu merasa lelah. Sesudah

4
istirahat singkat ia akan kembali memandang wajah anda. Dengan membalas
pandangannya sewaktu ia ingin menjelajahi wajah anda dan dengan
memberikannya kesempatan untuk berpaling dan beristirahat tanpa memaksa
anda untuk memandang anda. Maka anda akan menunjukkan kepekaan
terhadap kebutuhan sang bayi.

d. Ungkapan Emosional
Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka.
Contoh
Gembira : mengendurkan badan, mengangkat tangan/kaki, tersenyu
& ramah
Marah: Menegangkan badan, gerakan membanting tangan
kaki, roman muka tegang & menangis.

B. Peran Bicara Dalam Komunikasi.


Cara berkomunikasi pada anak belum berusia 1 tahun, adalah menangis dan
menggunakan isyarat-isyarat yang tidak selalu dipahami orang lain. Bicara merupakan
ketrampilan yang harus dipelajari yang terdiri dari kata, yaitu aspek motorik bicara,
kamampuan mengeluarkan bunyi tertentu dalam komunikasi.
Mengakitkan arti dengan kata-kata tersebut, yaitu aspek mental bicara, untuk
mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan koordinasi otot-otot, kemampuan mengait
kata-kata, mempelajari tata bahasa.

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan
komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu
yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan
suara-suara bayi.

Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif
pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik
sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain. Meskipun
neonatus belom bisa berkomunikasi dengan baik, namun ia berespon terhadap tingkah

5
laku orang disekitar yang berkomunikasi dengannya secara nonverbal, misalnya
memberikan sentuhan, mendekap, menggendong, dan berbicara dengan lemah lembut.
Reaksi neonatus terhadap respon tersebut ditunjukkan dengan cara menggerak-gerakkan
anggota badan atau ketika ia nyaman maka ia akan terlihat tenang. (Supartini,2004)

Berikut ini beberapa strategi dalam berkomunikasi dengan neonatus (Sheldon,2010) :

1. Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin


2. Gunakan komunikasi nonverbal : mengelus, menyentuh, menggenggam, dan
gerakan mengayun untuk memberikan kenyamanan dan menenangkan bayi
3. Berbicaralah dengan lembut dan sering tersenyum karena bayi memberi respon
terbaik pada suara nada tinggi yang lembut
4. Usahakan pertahankan rutinitas normal bayi, seperti jam makan, mengganti baju
dan memandikan.

C. Prinsip Komunikasi pada Neonatus


Prinsip komunikasi pada umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non,verbal
menggunakan komunikasi non verbal dengan berprinsip sentuhan seperti mengusap,
menggendong, memangku, dan lain-lain.
a. Penerapan Komunikasi pada Neonatus

Meski di usia ini, bayi hanya bisa menangis, ia sebenarnya sedang aktif belajar
berkomunikasi. Ia sudah dapat meniru ekspresi muka dan akan menggunakan bahasa
tubuh untuk memberitahu apa yang diinginkan. Walau tahu takkan mendapat jawaban,
Anda sebaiknya mulai mengajaknya berkomunikasi.Menangis.Berkomunikasi dengan
bayi baru lahir seperti berjalan menembus kabut.Saat dia menangis, misalnya, ibu
menduga-duga penyebab tangisnya. Bagi telinga yang belum terlatih, semua tangisan
terdengar sama. Padahal, penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bayi
memproduksi suara tangis yang berbeda-beda tergantung apakah dia lapar, tidak
nyaman, lelah atau bosan yaitu sebagai berikut:

1. Tangis lapar biasanya berirama dan teratur


2. Tangis rasa sakit biasanya berupa satu jeritan atau ratapan panjang diikuti engahan
3. Tangis yang sulit direspon adalah tangis bosan atau rewel yang biasanya berupa
rengekan ringan tapi bisa berlangsung lama.

b. Ekspresi muka dan bahasa tubuh

6
Pada rentang usia ini, bayi juga sudah dapat meniru ekpresi muka ibunya. Tanpa
disadari, upaya yang dilakukan bayi akan membantunya memperkuat dan melatih otot-
otot mulut, bibir dan lidahnya untuk mendukung keterampilan bicaranya. Selain itu,
bayi baru lahir juga akan menggunakan bahasa tubuh untuk memberitahu Anda apa
yang dia inginkan. Saat gembira, dia akan bergerak-gerak dari kepala sampai kaki.
Sementara saat mengantuk, dia akan menguap dan menggosok-gosok matanya.

c. Kiat berkomunikasi:

1. Sealami mungkin
Kebanyakan ibu baru dapat menemukan cara yang alami untuk menenangkan atau
menghibur bayinya, antara lain lewat sentuhan dan suaranya. Sentuhan
mengekspresikan cinta, dan cara paling alamiah memberi sentuhan adalah dengan
memeluk dan menyusui bayi. Sementara suara ibunya adalah suara yang sudah bisa
dikenali bayi baru lahir.Ia pun berusaha menolehkan kepala ke arah suara ibunya,
bahkan sebelum dia bisa tersenyum.
2. Lakukan pembicaraan
Walau tahu tidakakan mendapat jawaban, Ibu sebaiknya mulai mengajak bayi
berkomunikasi. Lakukan saat kondisi kesadarannya penuh yaitu ketika dia merasa
nyaman, khususnya seusai minum ASI. Tanyakan padanya, Enak ya ASI Bunda?
Pertanyaan Ini membantunya belajar merespon orang yang bicara padanya.

3. Batasi kalimat
Bicaralah pada bayi dengan struktur bahasa sederhana, kalimat pendek, kecepatan
bicara diperlambat dan suara lembut, namun jelas. Bila perlu, perpanjang huruf
hidup, misalnya, Dimas cakeeep sekali.
4. Empeng jangan terus menerus
Penelitian dari The University of Washington menemukan bayi-bayi yang diberi
empeng selama 3 tahun berisiko tiga kali lebih besar untuk mengalami kesulitan
berbicara daripada mereka yang tidak diberi empeng.

D. Permainan dan Edukasi Dini yang Dapat Diberikan pada Neonatus

Bermain adalah proses belajar paling penting dalam kehidupan awal anak. Sejak
bayi baru lahir, ia belajar banyak hal dari apa yang ia lihat. Seiring perkembangannya,
kemampuannya bertambah, misalnya kemampuan motorik, sensori, logika, dll. Inilah

7
contoh-contoh mainan anak yang baik. Pada awal kehidupannya, fungsi mata bayi
belum sempurna. Ia hanya dapat melihat hitam putih dengan jarak pandang sekitar 10-
25 cm ketika berusia 0 1 bulan. Cobalah memperlihatkan gambar atau pola hitam
putih yang kontras. Ia akan memperhatikannya dan tertarik dengan gambar tersebut.

Bayi yang baru lahir dilahirkan dengan reflek menggenggam, jadi jika Anda
menyimpan sesuatu ditangannya, mereka akan secara insting mengepalkan jari disekitar
benda tersebut.

Edukasi pertama bagi bayi baru lahir dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

Ikatan batin antara Ibu dan bayi bisa dipupuk melalui tatapan mata,
Caranya: tataplah mata bayi selama menyusui. Berbicaralah dengan
memfokuskan pandangan kepadanya. Biarkan pula jemari mungilnya menyentuh
wajah Ibu untuk lebih mengenal Ibu, orang yang paling dekat dengan dirinya.
Sentuhan berperan sebagai pelengkap pelajaran pertama mengenal dunia di
hari-hari pertamanya.
Caranya: sentuhlah kulitnya yang halus dan lembut sesering mungkin. Sentuhan
indera peraba Ibu pada kulit bayi memungkinkan Anda berdua untuk saling
mengenal lebih dalam satu sama lain. Rangsang ini juga penting untuk
menstimulasi ujung syaraf peraba bayi.
Telinga adalah salah satu dari pintu masuk informasi ke dalam otak bayi. Suara
dan kata-kata lembut bernada positif, akan menjadi sebuah masukan yang baik
dalam benak anak. Semakin banyak data baik yang Anda masukan ke dalam
otak bayi lewat pendengaran, akan semakin kaya pula perbendaharaan bayi
tentang kebaikan
Caranya: ucapkanlah kata-kata positif dengan nada lembut di telinganya, baik
dengan menyebut namanya, maupun doa serta harapan. Nyanyikan lagu
pengantar tidur, atau senandungkan langsung dengan nada lembut saat
memberinya ASI.
Indera penciuman bayi sangat aktif. Indera ini pula yang membantu bayi
mengenali sosok kedua orang tuanya, terutama ibu melalui kegiatan menyusui.
Beberapa peneliti berhasil mengungkap bukti bahwa ibu dan bayinya dapat
saling mengenali melalui aroma tubuh masing-masing. Aroma yang dikenali
oleh bayi, akan membuatnya tenang dan tidak rewel, serta merangsang bayi
untuk minum ASI dengan lancar.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Potter&Perry.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4 Jakarta : EGC


ismansyah muhsin.2013. komunikasi pada anak-anak sampai remaja.
http://ismansyahusin.blogspot.com/2013/03/komunikasi-pada-anak-anak-sampai-
remaja.html

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Juarni I, Mulyati S. 1995.Keperawatan Perinatal. Jakarta: EGC

Suryanah.1996.Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK.Jakarta:EGC

Simkin P, Walley J & Keppler A.2008.Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, &


Bayi.Edisi Revisi.Jakarta:Arcan.

http://www.mothercare.co.id. Diakses pada 21 Februari 2016

http://id.theasianparent.com, Diakses pada 21 Februari 2016

10

Anda mungkin juga menyukai