Anda di halaman 1dari 5

CASE BASE DISCUSSION

TERAPI LATIHAN INTERAKSI SOSIAL PADA Ny.A DEGAN MASALAH RISIKO


KESEPIAAN DI PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik

Pembimbing Akademik : Megah Andriany, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


Rita Hadi Widiastuti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Oleh :
Nama : Ririn Purwaning Tyas
NIM : 22020118220077

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Kriteria klien:
Nama pasien (Inisial) : Tn. A
TTL/Usia : Semarang, 07 Juli 1954/65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal pengkajian : 29 Juli 2019
Ruang rawat : Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan Semarang
Diagnosa :-
DS:
- Ny. A berkata, “Semua saya anggap teman, tapi memang gak pernah ngobrol karena
bahasanya beda, yang lain make jawa, kalau saya pahamnya indonesia”
- Ny. A berkata, “Saya jarang banget ngobrol sama temen disini, soalnya saya gak bisa
bahasa jawa, jadi susah kalau ngobrol, mending diam saja.”
- Ny. A berkata “ saya disini ga punya siapa – siapa, keluarga ga ada, saudara saya di
Jakarta ga tau sekarang masih hidup apa enggak”
DO:
- Score kesepian skala UCLA = 53 (kesepian sedang)
- Nilai skala depresi = 5 (depresi sedang)
- Klien tersenyum dan terlihat senang ketika ada yang mengajak ngobrol.
- Ny. A kurang interaktif dengan penghuni panti yang lain.
- Menurut pengasuh panti, Ny. A jarang sekali ngobrol dan lebih banyak diam.
Diagnosa keperawatan:
Risiko Kesepian
Intervensi:
Terapi Latihan Ketrampilan sosial dan pendekatan spiritual.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan
1. Pengertian
Terapi Latihan Ketrampilan Sosial adalah suatu upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan
hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. TAKS membantu lansia untuk melakukan
sosialisasi dengan individu yang ada disekitarnya.
pelatihan ketrampilan sosial maksudnya adalah pelatihan yang bertujuan untuk
mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain kepada individu-individu yang
tidak trampil menjadi trampil berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik dalam
hubungan formal maupun informal. (Pambudi, Dewi, & Sulistyorini, 2017)

Prosedur
a. Tahap persiapan
1) Memberikan salam terapeutik
2) Menyediakan lingkungan yang tenang
3) Memvalidasi kondisi pasien
4) Menjaga privasi pasien
5) Mengatur posisi klien agar lebih nyaman
6) Penilaian skor UCLA
b. Tahap kerja
Langkah-langkah
1) Modelling, yaitu tahap penyajian model dalam melakukan suatu keterampilan yang
dilakukan oleh terapis;
2) Role play, yaitu tahap bermain peran dimana klien mendapat kesempatan untuk
memerankan kemampuan yang telah dilakukan oleh terapis sebelumnya;
3) Performance feedback, yaitu tahap pemberian umpan balik. Umpan balik harus
diberikan segera setelah klien mencoba memerankan seberapa baik menjalankan latihan;
4) Transfer training, yakni tahap pemindahan keterampilan yang diperoleh klien kedalam
praktek sehari-hari Tahap terminasi
5) Pendekatan spiritual kepada klien.
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya
3) Akhiri dengan salam
2. Referensi
Pambudi, W. E., Dewi, E. I., & Sulistyorini, L. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi ( TAKS ) terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Lansia dengan Kesepian
di Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( PSLU ) Jember ( The Effects of Socialization Group
Activity Therapy ( SGAT ) toward Ability of Social. E-Journal Pustaka Kesehatan, 5(2),
253–259.

Anda mungkin juga menyukai