Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

IDENTIFIKASI 5 ISU MANAJEMEN ASN

Nama : Utfianto Sunu Pamungkas, S.Kep., Ns.


NIP 198710192022031005
Jabatan : Ahli Pertama - Perawat
Instansi : RSUD RA Kartini Kab. Jepara

1. IDENTIFIKASI ISU TERKAIT MANAGEMEN ASN DI RUANG DAHLIA 1 RSUD


RA KARTINI KABUPATEN JEPARA
Manajemn ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Pada manajemen ASN berisi konsep dan kebijakan
manajemen ASN, dan bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan di instansi
pemerintah, dan termasuk di dalamnya adalah hal-hal apa yang harus diperhatikan agar
manajemen ASN dapat mencapai tujuannya yaitu untuk menciptakan profesionalisme ASN.
Berdasarkan pengamatan, ada 5 (lima) isu terkait manajemen ASN di instansi RSUD RA
Kartini Kab. Jepara, antara lain:
A. Kurangnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien terutama
memperkenalkan diri.
B. Kurang optimalnya pemantauan pemberian cairan infus yang diberikan kepada pasien.
C. Kurangnya kebiasan cuci tangan oleh petugas sebelum melakukan tindakan / pelayanan.

D. Kurang optimalnya edukasi pada pasien baru

E. Kurang optimalnya penatalaksanaan terapi non farmakologi pada pasien nyeri

2. DESKRIPSI ISU TERKAIT MANAGEMEN ASN DI RUANG DAHLIA 1 RSUD


RA KARTINI KABUPATEN JEPARA
A. Kurangnya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien terutama
memperkenalkan diri.

Dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berfokus pada kepuasan pasien selama
penanganan, dibutuhkan tenaga kesehatan yang berkemampuan baik dan mempunyai
rasa saling percaya dengan pasien yang dirawat.
B. Kurang optimalnya pemantauan pemberian cairan infus yang diberikan kepada
pasien.
Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung melalui
pembuluh darah Vena. Cairan yang diberikan melalui infus dapat berfungsi sebagai
cairan pemeliharaan atau cairan resusitasi cairan infus akan diberikan ketika pasien
melakukan perawatan di rumah sakit.

C. Kurangnya kebiasan cuci tangan oleh petugas sebelum melakukan Tindakan /


pelayanan.
Hand hygiene adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan air mengalir dengan sabun antiseptik (hand wash) jika tangan terlihat
kotor (lamanya 40-60 detik) dan menggunakan handdrub berbasis alkohol dengan
klorheksidin jika tangan terlihat kotor (lamanya 20-30 detik). Tujuannya yaitu:
menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.
Kebiasaan mencuci tangan pada kalangan medis sangat penting untuk mencegah health
care- associated infection (HAIs). WHO mendefinisikan HAIs sebagai infeksi yang
diperoleh pasien yang dirawat atas indikasi penyakit noninfeksi yang terjadi 48 jam
setelah pasien masuk ke rumah sakit, 3 hari setelah pasien pulang dari rumah sakit, atau
30 hari pasca menjalani operasi. Faktor utama terjadinya HAIs adalah kontak langsung
petugas kesehatan yang terpapar kuman dengan pasien.

D. Kurang optimalnya edukasi pada pasien baru


Edukasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi kesehatan pasien yang belum diketahui pasien dan keluarga.

E. Kurang optimalnya penatalaksanaan terapi non farmakologi pada pasien nyeri.


Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang dapat membatasi kapabilitas dan
kemampuan seseorang untuk menjalankan rutinitas sehari – hari. Sedangkan terapi non
farmakologi yang dimaksud adalah mengatasi nyeri dengan menggunakan terapi
relaksasi nafas dalam atau distraksi. Relaksasi merupakan suatu Tindakan untuk
menurunkan nyeri dengan menurunkan ketegangan otot agar tidak terjadi nyeri yang
lebih berat.
NO. ISU AKTUAL DATA & FAKTA
1 - Beberapa pasien dan keluarga tidak mengetahui nama
Kurangnya komunikasi terapeutik antara
perawat penanggung jawab pasien (PPJP).
perawat dan pasien terutama memperkenalkan
- Beberapa perawat hanya fokus pada Tindakan
diri
keperawatn saja.

2 Kurang optimalnya pemantauan pemberian - Kurangnya koordinasi dan komitmen petugas dalam
cairan infus yang diberikan kepada pasien.
melakukan monitoring pemberian infus.
- Belum tersedianya media pencatatan tetesan infus.
-

3 Kurangnya kebiasan cuci tangan oleh petugas - Seringnya petugas medis tidak melakukan cucitangan
sebelum melakukan tindakan / pelayanan. terutama sebelum melakukan tindakan dalam
memberikan pelayanan.
4 Kurang optimalnya edukasi pada pasien baru. - Pasien dan keluarga tidak mengetahui fasilitas, Dokter
penanggung jawab, Perawat penanggung jawab dan
jam bezuek, dll yang ada di ruangan
-

5 Kurang optimalnya penatalaksanaan terapi - Pasien hanya diberikan terapi farmakologi saja dalam
non farmakologi pada pasien nyeri. mengatasi nyerinya.
- Mayoritas pasien masih menanyakan terapi lain selain
obat.
- Masih adanya jeda waktu pemberian advise dokter
(farmakologis) pada pasien nyeri.
-

Anda mungkin juga menyukai