Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT DENGAN PRINSIP


PATIENT SAFETY

Oleh ;
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

2023/2024
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional dan merupakan tenaga kesehatan

terbesar yang ada di rumah sakit mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mewujudkan keselamatan pasien. Perawat berperan dalam melindungi, melakukan promosi

dan mencegah terjadinya sakit dan injury, mengurangi penderitaan melalui diagnosa dan

pengobatan, serta melindungi dalam perawatan individu, keluarga, komunitas dan populasi

(ANA, 2003). Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan Patient

safety di rumah sakit yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan. Perawat harus mematuhi

semua standar pelayanan dan SOP yang telah dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit serta

tidak luput pula dalam menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan

keperawatan, memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang

diberikan, menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam melakukan penyelesaian

masalah terhadap kejadian yang tidak diharapkan, melakukan pendokumentasian dengan

benar dari semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga serta

komunikasi efektif yang merupakan hal yang sangat berperan terhadap keberhasilan suatau

pelayanan yang diberikan kepada pasien dan keluarganya.

Pengobatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan. Pemberian obat yang aman merupakan perhatian utama ketika

memberikan obat kepada pasien (Kuntarti, 2005) Kesalahan obat adalah setiap kejadian yang

dapat dicegah, yang mengakibatkan penggunaan obat obatan yang tidak seharusnya diberikan

atau yang dapat menimbulkan cedera kepada pasien saat berada dalam kontrol tenaga

kesehatan, pasien dan consumer (World Health Organization, 2016).

Kesalahan obat adalah kejadian pemberian obat yang dapat menimbulkan cedera

kepada pasien yang seharusnya dapat dicegah selama dalam kontrol tenaga kesehatan, dan

pasien itu sendiri. Dari 10 fakta WHO mengenai patient safety pada negara berkembang

tahun 2017 disebutkan bahwa 1 dari 10 pasien yang dirawat di rumah sakit berisiko terhadap

terjadinya medical error dan kesalahan obat yang merugikan. Hal ini tidak sesuai dengan

standar yang diatur oleh Kemenkes RI tahun 2008 yang menyatakan bahwa insiden di rumah

sakit seharusnya zero accident. Kasus kesalahan obat tidak jarang menjadi tuntutan hukum
dan berakhir di pengadilan. mengingat dampak yang ditimbulkan antara lain bertambahnya

biaya perawatan, hari rawat inap yang memanjang bahkan yang terburuk adalah kehilangan

nyawa pasien. Data tentang kesalahan pemberian obat di Indonesia masih belum banyak

ditemukan dan tidak terdata secara jelas karena kejadian tersebut lebih banyak ditutupi.

Penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat bukanlah hal yang mudah untuk

dilaksanakan, hal ini disebabkan oleh beban kerja perawat yang tinggi, jumlah perawat yang

tidak sesuai standar, perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kompetensi yang

dimiliki oleh perawat, sehingga layanan keperawatan terkadang masih mendapat komplen

dari penerima layanan kesehatan, seperti terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien

atau disebut juga medication error. Keselamatan pasien di rumah sakit sangat erat

hubungannya dengan profesionalisme tenaga medis yang terkait, seperti dokter, perawat,

bidan, radiologist, dsb. Profesionalisme disini dapat ditunjukkan dengan 3 hal yang penting

yaitu knowledge, skill, dan attitude para tenaga medis tersebut Perawat yang mengemban

beban kerja terlalu tinggi dilaporkan lebih sering melakukan kesalahan.

ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan jumlah perawat yang bekerja di

rumah sakit tersebut, sehingga perawat mendapatkan beban kerja yang lebih banyak daripada

kemampuan maksimal dari perawat tersebu sehingga perawat mengalami beban kerja mental

dan menimbulkan tindakan tidak aman. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang

efektif dan efisisien adalah tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi,

profesional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel. Salah satu faktor yang dapat

menimbulkan penurun kerja personel adalah keluhan tingginya beban kerja personel. Hal ini

bisa tampak bila terjadi kenaikan jumlah kunjungan pasien dan meningkatnya Bed

Occupancey Rate (BOR) sendangkan jumlah personel tetap dalam periode waktu yang lama.

Tingginya beban kerja personel kesehatan suatu rumah sakit dapat berefek penurunan

terhadap prestasi kerja. Hal ini dapat terjadi terutama bila naiknya beban kerja tanpa diikuti

dengan peningkatan imbalan. Ada kemungkinan beban kerja yang berat telah mengubah

prilaku perawat dari yang sebelumnya berprilaku aman menjadi prilaku tidak aman. Hal
tersebut dapat mempengaruhi keselamatan pasien. Sehingga prilaku tidak aman tadi dapat

menyebabkan perawat tersebut melakukan kesalahan

Salah satu peran penting perawat di layanan kesehatan yaitu memperhatikan prinsip

tujuh benar obat saat memberikan obat kepada pasien. Tujuh benar itu terdiri dari, benar

pasien, benar obat, benar dosis, benar rute pemberian, benar waktu, benar dokumentasi dan

benar dalam informasi (Sri Lestari, 2016). Dalam menjalankan perannya perawat

menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan prinsip benar pada

pemberian obat. Prinsip 7 benar dalam pemberian obat tersebut adalah benar pasien, benar

obat, benar dosis, benar rute pemberian, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi

(Sri Lestari, 2016)

1. Benar Pasien Perawat memastikan klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan

membedakan dua klien dengan nama yang sama.

2. Benar Obat Untuk menghindari kesalahan sebelum memberi obat kepada pasien, label

obat harus dibaca tiga kali, yaitu pertama saat melihat botol atau kemasan obat, kedua

saat sebelum menuang/menghisap obat dan ketiga setelah menuang/menghisap obat.

3. Benar Dosis Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,

perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep ataau apoteker sebelum

dilanjutkan ke pasien. Jika perawat ragu ragu dalam perhitungan dosis mengenai rasio

dan proporsi maka dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.

4. Benar Rute Perawat diharapkan mampu menilai kemampuan klien untuk menelan obat

sebelum memberikan obat obat per oral dan juga memberikan obat obat pada tempat

yang sesuai. Perawat juga harus tetap bersama klien sampai obat oral telah ditelan. Pada

pemberian obat dengan rute parenteral maka dibutuhkan tehnik steril.

5. Benar Waktu Pemberian obat harus benar benar sesuai dengan waktu yang

diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek

terapi dari obat.


6. Benar Dokumentasi Dalam hal terapi, setelah obat diberikan harus didokumentasikan,

dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum

obatnya atau obat itu tidak dapat diminum harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

7. Benar Informasi Perawat memberikan informasi yang benar tentang obat untuk

menghindari kesalahan dalam menerima obat, memberikan informasi cara kerja dan

efek samping obat yang diberikan.

Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (Hidayat, 2011) terdiri dari

tujuh peran yaitu :

1. Pemberian asuhan keperawatan

Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan memberikan

pelayanan keperawatan salah satunya memberikan obat dengan benar untuk

membantu dalam proses penyembuhan.

2. Advokat (pengacara)

Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien

dan keluarga dan membantu klien dalam pengambilan keputusan tindakan

pengobatan yang akan diberikan dan juga berperan dalam melindungi hak pasien.

3. Edukator (pendidik)

Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, gejala,

dan pengobatan yang akan diberikan bagi klien.

4. Koordinator (mengoordinasi)

Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat saat

mengatur perawatan pasien, serta waktu kerja san sumber daya yang ada di rumah

sakit.

5. Kolaborator (kerja sama)

Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan farmasi
yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat yang tepat untuk

klien.

6. Konsultan (penasihat)

Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait

tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah tepat.

7. Pembaharu

Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan

pemberian obat dengan metode pelayanan keperawatan yang sudah dikonsultasikan

dengan tim kesehatan lain.

Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan

pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan

yang sangat baik agar perawat mengerti mengapa obat itu diberikan dan bagaimana

kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

Perawat perlu memeriksa apakah klien dapat meminum obatnya sendiri,

apakah obat sudah diminum benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat

(Potter & Perry, 2009).

Dengan demikian muncul beberapa saran yang kiranya dapat dipertimbangkan oleh rumah

sakit agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan sesuai dengan prinsip keselamatan

pasien dalam pemberian obat, antara lain:

1. Melakukan proses rekrutmen ketenagaan yang kurang di keperawatan dan farmasi

untuk mengantisipasi meningkatnya BOR pasien rawat inap

2. Menyusun SPO pemberian obat dengan prinsip 7 benar dan melakukan sosialisasi

yang kontinyu kepada perawat

Anda mungkin juga menyukai