Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT YANG AMAN DAN BENAR

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakologi

Dosen Pengampu: Bapak Achmad Husni, SKM, M.Kep.

Disusun oleh:

Meisya Alieffa Syakir

NIM P17320121424

TINGKAT I
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Pendahuluan
Obat merupakan komponen primer dalam kesembuhan pasien. Pemberian obat pada
pasien merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dilepaskan dari penyakit yang
diderita pasien. Obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serta aturan pakai,
namun bukan berarti tanpa reaksi yang dapat merugikan. Pemberian obat yang tepat dan
sesuai dengan dosis merupakan salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat
terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan di tempat pelayanan
kesehatan seperti halnya Rumah Sakit dan Puskesmas.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien dan membantu klien menggunakannya dengan benar berdasarkan
pengetahuan (Potter, 2010). Peran perawat dan tanggung jawab perawat dalam pemberian
obat serta mengobservasi respon klien. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan
sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar (Dazpecta, 2012).
Prinsip 12 benar merupakan pedoman perawat dalam memberikan obat yang aman
bagi pasien dan menghindari kesalahan pemberian obat serta patient safety tetap terjaga.
Kesalahan dalam pemberian obat meliputi pemberian resep yang tidak akurat, pemberian
obat yang salah, memberikan obat melalui jalur yang tidak tepat dan interval waktu yang
salah serta memberikan dosis yang salah (Potter, 2010). Agar terhindar dari kesalahan
tersebut, Maka dalam penulisan laporan ini akan membahas mengenai 12 prinsip benar
dalam pemberian obat.

B. Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memahami pengertian obat dan mengetahui
prosedur pemberian obat agar dapat menerapkan 12 prinsip pemberian obat yang aman
dan benar.

C. Pembahasan
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau paduan-
paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat
dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Obat memiliki 4
golongan, yaitu Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras dan Obat Narkotika.
Pelaksanaan pemberian obat memerlukan ketrampilan khusus dari perawat yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pemberian obat oleh perawat menurut Kuntarti (2004) terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal perawat yaitu karakteristik perawat yang meliputi tingkat
pendidikan, lama bekerja dan pengetahuan. Faktor eksternal yaitu ketersediaan peralatan,
adanya prosedur tetap di ruangan dan adanya pengawasan dari ketua tim atau kepala
ruang.
Menurut Dermawan, (2015) Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat,
tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respons klien terhadap pemberian obat
tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki
perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan
pengobatan.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama dengan
tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep
obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai
resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar untuk kepentingan terbaik pasien dan
menghindari malpraktik, prinsip 12 pemberian obat, yaitu:
1. Benar klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien dan
meminta klien menyebutkan namanya sendiri dan mencocokan namanya di gelang.
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mencocokkan program pengobatan pada pasien, nama, nomor register, tanggal
lahir, alamat untuk mengidentifikasi kebenaran obat. Hal ini penting untuk
membedakan dua klien dengan nama yang sama, karena klien berhak untuk menolak
penggunaan suatu obat dan berhak untuk mengetahui alasan penggunaan suatu obat.
2. Benar Pengkajian
Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital
(TTV).
3. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang dokter.
Perintah untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter. Komponen dari perintah
pengobatan adalah tanggal saat perintah ditulis, nama obat, dosis obat, rute pemberian
obat, frekuensi pemberian dan tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang tepat,
tetapi jika perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan
harus segera menghubungi dokter untuk mengklarifikasinya.
Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat, menghindari
kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x yaitu pada saat melihat botol
atau kemasan obat, sebelum menuang atau mengisap obat dan setelah menuang atau
mengisap obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi. Kemudian memeriksa apakah perintah pengobatan
lengkap dan sah, mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut dan
memberikan obat-obatan dengan tanda nama obat dan tanggal kadaluwarsa.
4. Benar Dosis
Penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti
alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus
dilengkapi alat tetes. Hal yang harus diperhatikan adalah melihat batas yang
direkomendasikan bagi dosis obat, teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan dengan mempertimbangkan berat badan klien (mg/BB/hari),
dosis obat yang diresepkan dan tersedianya obat. Dosis yang diberikan dalam batas
yang direkomendasikan dan dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
5. Benar Waktu Pemberian
Perawat bertanggung jawab untuk memeriksa jadwal klien dalam pemeriksaan
diagnostik seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
Perawat memberikan obat-obat yang dapat mengiritasi mukosa lambung seperti
aspirin dan kalium bersama-sama dengan makanan. Pemberian obat juga diperhatikan
apakah bersama-sama dengan makanan, sebelum makan atau sesudah makan.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (T ½). Obat yang
memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari dengan selang waktu
tertentu, sedangkan obat yang memiliki waktu paruh panjang diberikan sehari sekali.
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari untuk
mempertimbangkan kadar obat dalam plasma tubuh. Misalnya dua kali sehari, tiga
kali sehari, empat kali sehari, atau enam kali sehari.
6. Benar Cara Pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat kimiawi, fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
Obat dapat diberikan secara inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan
yang memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas sehingga berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya. Kedua, topikal yaitu pemberian obat
melalui membran mukosa atau kulit misalnya tetes mata, spray, krim dan salep.
Ketiga, rektal yaitu pemberian obat melalui rektum berbentuk enema atau
supositoria memiliki efek lebih cepat dibandingkan dalam bentuk oral. Pemberian ini
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti pasien tidak sadar/kejang (stesolid
supp), hemoroid (anusol), konstipasi (dulcolax supp). Keempat, parenteral yaitu
pemberian obat melalui vena (perinfus/perset). Kelima, oral adalah rute pemberian
obat yang paling banyak dipakai karena aman, nyaman, ekonomis dan dapat
diabsorpsi melalui rongga mulut seperti Tablet ISDN.
7. Benar Hak Klien untuk Menolak
Perawat harus memberikan inform consent dalam pemberian obat. Hak klien
mengetahui alasan pemberian obat. Hak ini adalah prinsip dari memberikan
persetujuan setelah mendapatkan informasi (informed concent) yang berdasarkan
pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan. Kemudian
Hak klien untuk menolak pengobatan adalah tanggung jawab perawat untuk
menentukan. jika alasan penolakan itu akan mengambil langkah-langkah yang perlu
untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.
Jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan.
Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer atau dokter harus diberitahu jika
pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti pemberian insulin.
Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan
laboratorium, misalnya pada pemberian insulin atau warfarin.
8. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, perawat diharuskan untuk mendokumentasikan,
dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku di rumah sakit tertentu san selalu mencatat informasi
yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan.
9. Benar Evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja
obat kerja tersebut.
10. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan dengan
chloramphenicol.
11. Benar Reaksi Terhadap Makanan
Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan
mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan,
ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya Indometasin dan ada obat yang
harus diminum sebelum makan misalnya Tetrasiklin yang harus diminum satu jam
sebelum makan.
12. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan kesehatan
khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang
diharapkan setelah pemberian obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, penggunaan obat yang baik dan benar, dan sebagainya.

Prinsip 12 benar obat ini merupakan salah satu poin penting sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit. Jika terjadi kesalahan pemberian obat, dapat dipastikan bahwa
perawat tidak melakukan pengecekan prinsip 12 benar pemberian obat sesuai prosedur,
hal ini akan sangat fatal dan merugikan bagi pasien bahkan dapat menyebabkan
komplikasi atau kematian. Selain itu, perawat juga akan terkena tuduhan malpraktik dan
terancam terkena hukuman penjara yang akan merusak karir dan reputasi perawat. Oleh
sebab itu, perawat diharuskan menegakan konsep patient safety.
D. Kesimpulan
Obat memegang peranan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena
pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
terapeutik obat atau farmakoterapi. Perawat bertanggung jawab untuk memahami cara
kerja obat dan efek sampingnya, memberikannya dengan tepat, memantau respons pasien,
dan membantu klien menggunakannya dengan benar sesuai dengan pengetahuan untuk
kepentingan terbaik pasien dan menghindari malpraktik dalam pemberian obat, terdapat
12 prinsip pemberian obat yang aman dan benar.
12 prinsip pemberian obat tersebut dapat menjaga keselamatan pasien dari hal yang
fatal ataupun komplikasi penyakit dan membuat perawat dapat lebih menjalankan
tanggung jawabnya dengan baik. Dengan begitu, ke-12 prinsip tersebut harus ditegakan
saat menjalankan asuhan keperawatan, yaitu: benar klien, benar pengkajian, benar obat,
benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar hak klien untuk
menolak, benar dokumentasi, benar evaluasi, benar reaksi dengan obat lain, benar reaksi
terhadap makanan dan benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien.

E. Daftar Pustaka

DARMINI, D., Sukardi, S., & Pamungkas, I. Y. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Perawat Tentang Prinsip 12 Benar dengan Pelaksanaan Pemberian Obat di Bangsal
Penyakit Dalam RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Doctoral dissertation,
Universitas Sahid Surakarta). http://repository.usahidsolo.ac.id/1789/1/JURNAL.pdf

Sanjoyo, R. (2006). Obat (Biomedik Farmakologi). Yogyakarta: D3 Rekam Medis FMIPA


UGM. https://www.academia.edu/download/54983456/obat_farmakologi.pdf

Permana, L. (2020). Peningkatan Perilaku Perawat Melalui Pengetahuan Dalam


Menjalankan Prinsip Pemberian Obat Dua Belas Benar. Journal Of Health Science
(Jurnal Ilmu Kesehatan), 5(2), 79-85. https://doi.org/10.24929/jik.v5i2.1126

Nasution, M. I. (2019). Penerapan 12 Benar Obat Sebagai Bentuk Realisasi Mendasar


Sasaran Keselamatan Pasien. https://osf.io/nv32u

Anda mungkin juga menyukai