Anda di halaman 1dari 5

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia kesehatan
karena ia merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung dengan
pasien dan membantu atau melayani berbagai kebutuhan pasien, salah satunya
adalah dalam terapi medis dan cara pemberian obat kepada pasien. Perawat
adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Dia
yang lebih mengetahui tentang keadaan pasien sampai pada keluhan-keluhan
pasien.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan yang aman. Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas.  atau dosis yang  
diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab 
jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut
merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah
diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. 
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi
tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan cara kerja obat,
ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual, pendengaran, intelektual,
atau motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk minum obat. Oleh karena itu,
perawat bertanggung jawab bahwa obat itu benar diminum atau tidak. Perawat yang paling
tahu tentang kebutuhan dan respon pasien dalam terapi medis dan cara pemberian obat yang
tepat.
TUJUAN
Agar seorang perawat mengetahui peran apa saja yang harus dimiliki dalam pemberian obat
Supaya perawat dapat menghargai hak-hak pasien dalam pemberian obat

.Agar seorang perawat tidak salah lagi dalam pemberian obat

Agar perawat memahami apa saja yang perlu di perhatikan dalam pemberian obat

PEMBAHASAN
Peran Perawat dalam Pengobatan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum ( oral ) atau injeksi obat melalui pembulu darah ( parental ), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat
dan efek samping obat sangat penting dimilliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut
serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengantenaga
kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resepobat yang
diberikan harus tepat.

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan
harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan
prinsip 12 benar, yaitu:

1. Benar Klien
• Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
• Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
• Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
• Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Benar Obat
• Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
• Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
• Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga
kali:
3. Benar Dosis Obat
• Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
• Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
• Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari),
jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
• Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4.  Benar Waktu Pemberian
• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
• Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua
kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam
plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh
pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
• Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
• Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan.
• Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian (rute)
• Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
• Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat
peroral
• Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral
• Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai
obat oral telah ditelan.
• rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
1. oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
2. sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
3. bukal (diantara gusi dan pipi)
4. topikal ( dipakai pada kulit ) ;
5. inhalasi ( semprot aerosol ) ;
6. instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
7. parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
6.  Benar Dokumentasikan.
            Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah
pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat
dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8.  Hak klien untuk menolak
            Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
Inform consent dalam pemberian obat
9. Benar pengkajianiksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
Perawat selalu memer
10. Benar evaluasi
Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan
            Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus
diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi dengan obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol
penggunaan pada penyakit kronis
HAK – HAK KLIEN

   Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat


Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi
( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat suatu keputusan .
2.      Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat
untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah –
langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu
pengobatan ditolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang
bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan pemberian
obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut  juga
diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada
pemberian insulin atau warfarin (  Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan
fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap
perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan
mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.
Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh
darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan
mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi
mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk
tujuan terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara
lain berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam
laboratorium maupun tubuh manusia.
Peran Perawat dalam Menyimpan, Menyiapkan, dan, Pencatatan
Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu :
1.                  Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil
(rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing
obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi
tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 - 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.
2.                  Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan
terkunci.
3.                  Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan
dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi
keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya rusak.

Anda mungkin juga menyukai