Apa itu keselamatan pemakaian obat ? Keselamatan pasien berdasarkan JCI berkaitan dengan pemberian obat merupakan salah satu bentuk pelayanan yang bertujuan agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung pelayanan yang bermutu serta memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas keselamatan pasien. Sebagai perawat sangat penting memiliki pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat. Perawat dituntut tepat dan terampil dalam memberikan obat tidak sekedar memberikan injeksi obat melalui pembuluh darah atau memberikan pil untuk diminum namun juga mengobservasi pemberian obat tersebut dengan respon pasien 1. BENAR PASIEN • Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. Jika pasien meragukan obatnya, maka perawat harus memeriksanya lagi dan perawat harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. • Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. • Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti alat untuk membelah tablet, spuit atau sendok khusus, gelas ukur, obat cair harus dilengkapi alat tetes. Beberapa hal yang harus diperhatikan: a. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu. b. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan dengan mempertimbangkan berat badan klien (mg/BB/hari), dosis obat yang diminta/diresepkan, dan tersedianya obat. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain. c. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan d. Dosis yang diberikan kepada klien sesuai dengan kondisi klien : Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien. a. INHALASI ? b. REKTAL ? c. TOPIKAL ? d. PARENTERAL ? e. ORAL ? Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai dengan prinsip benar waktu yaitu: • Perawat bertanggung jawab untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat. • memberikan obat-obat yang dapat mengiritasi mukosa lambung seperti aspirin dan kalium bersama-sama dengan makanan. • Pemberian obat juga diperhatikan apakah bersama-sama dengan makanan, sebelum makan, atau sesudah makan. • Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (T ½). Obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari dengan selang waktu tertentu, sedangkan obat yang memiliki waktu paruh panjang diberikan sehari sekali. • Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari untuk mempertimbangkan kadar obat dalam plasma tubuh. Misalnya dua kali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari, atau enam kali sehari. • Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Perawat harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja obat kerja tersebut Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital (TTV). Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Untuk memperoleh kadar yang diperlukan, ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya Indometasin dan ada obat yang harus diminum sebelum makan misalnya Tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan. Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan dengan chloramphenicol tidak ada interaksi obat Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat dan klien memiliki hak untuk menolak pemberian obat tersebut Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan kesehatan khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga pasien, dan masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan- perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, penggunaan obat yang baik dan benar, dan sebagainya. Untuk kepentingan terbaik pasien dan menghindari malpraktik, maka 12 Obat Benar atau Prinsip 12 Benar Cara Pemberian Obat harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit. Hak-hak pasien sebagai konsumen harus terlindungi dan jadilah pasien cerdas sehingga dapat mengontrol perawatan yang diberikan.